Anda di halaman 1dari 87

(K2)

Konsep Bio-psiko-sosial ; Prinsip-


prinsip pelayanan kedokteran
keluarga
ACHMAD RIDWAN MO, dr,M.Sc
08127134097
Achmad.ridwanmo@yahoo.com
Pendahuluan

• Dokter keluarga adalah dokter yg didik secara


khusus untuk bertugas di lini terdepan sistem
pelayanana kesehatan, bertugas mengambil
langkah awal penyelesaian SEMUA MASALAH
yang mungkin dipunyai pasien (Kolese Dokter
Indonesia, 2003)
Pendahuluan
• Sehat (WHO, 1947)
– Keadaan sempurna secara fisik, mental maupun sosial
dan bukan sekedar tidak adanya penyakit atau xaxat
saja.
• Sehat (WHO, 1957)
– Sehat ada adalah keadaan seimbangnya seseorang
dengan lingkungan biologis, fisik dan sosial serta
produktif dalam kehidupannya.
– Lebih detail lagi sehat adalah suatu keadaan dan
kualitas dari organ tubuh yg berfungsi secara wajar dg
sgl faktor keturunan dan lingkungan yg dimiliki shg dpt
hidup secara optimum dan produktif secara ekonomi.
Manfaat Pelayanan dokter keluarga
Antara lain:
• Akan dapat diselenggarakan pelayanan kasus
penyakit sebagai manusia seutuhnya, bukan
hanya terhadap keluhan yg disampaikan
• Akan dapat diperhitungkan berbagai faktor
yang mempengaruhi timbulnya penyakit,
termasuk faktor sosial dan psikologis.
KONSEP BIO-PSIKO-SOSIAL
KONSEP BIOPSIKOSOSIAL
• Alat utama pelayanan kedokteran keluarga adalah
– diagnosis holistic dan
– diagnosis Keluarga, serta
– penatalaksanaan yang komprehensif pada invididu dan
keluarga.
• Tujuannya adalah pencegahan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
• Penegakkan diagnosis holistik dan keluarga erat
hubungannya dengan konsep biopsikososial.
Konsep Bio-Psiko-Sosial
• TUJUAN PEMBELAJARAN
Menjelaskan konsep Bio psiko sosial untuk
menyusun Anamnesis holistik, Diagnosis
holistik dan diagnosis keluarga dalam rangka
pencegahan dan pemulihan penyakit
Holistic approach
• Pelayanan yg disediakan dr keluarga bersifat
Holistik (menyeluruh), yaitu “peduli bahwa
pasien adalah seorang manusia seutuhnya
yang terdiri dari fisik, mental, sosial dan
spiritual, serta berkehidupan di tengah
lingkungan fisik dan sosialnya”.

Buku Standar Pelayanan Dokter Keluarga , PDKI 2004


Definisi Manusia
• Manusia adalah makhluk bio – psiko – sosial dan
spiritual yang utuh, dalam arti merupakan satu
kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta unik
karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai
tingkat perkembangannya (Konsorsium Ilmu
Kesehatan, 1992).
• Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa
berinteraksi secara tetap dengan lingkungan
eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu
menyeimbangkan keadaan internalnya (homeoatatis),
(Kozier, 2000)
• Manusia memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa
dan raga, mampu beradaptasi dan merupakan
kesatuan sistem yang saling berinteraksi, interelasi dan
interdependensi (La Ode Jumadi, 1999 :40).
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK BIOLOGIS
Manusia adalah mahluk hidup yang lahir, tumbuh dan berkembang sesuai
dengan tuntutan dan kebutuhan. Sebagai mahluk biologi manusia memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
a. Manusia merupakan susunan sel-sel yang hidup yang membentuk satu
jaringan dan jaringan akan bersatu membentuk organ dan system organ.
Dalam pertumbuhan dan perkembangannya manusia dipengaruhi oleh
berbagai macam factor meliputi :
1). Faktor lingkungan, meliputi idiologi, politik, ekonomi, budaya, agama.
2). Faktor social, sosialisasi dengan orang lain
3). Faktor fisik : geografis, iklim/cuaca.
4). Factor fisiologis : system tubuh manusia
5). Faktor psikodinamik : kepribadian, konsep diri, cita-cita.
6). Spiritual : pandangan, motivasi, nilai-nilai.

b. Tunduk terhadap hukum alam


c. Memiliki kebutuhan
Hirarki sistim pada manusia

Society

Community Med
Family, community, culture

Person

Clinic & Surgery


Neuro – endocrine immun
system
Organ system

Tissue

Biomed Cells
Molecules

System hierarchy (level of organization). (After Engel, 1980),


Sumber A Texbook of Fam.Med, Ian Mc Whinney, 2009
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK PSIKOLOGIS

Memiliki struktur kepribadian yang terdiri dari Id


(aspek bio), Ego (aspek psikologi ) dan Super ego
(aspek social).
1. Dipengaruhi perasaan dan kata hati
2. Memiliki daya pikir dan kecerdasan
3. Memiliki kebutuhan psikologis agar pribadi dapat
berkembang
4. Kebutuhan psikologis terdiri dari pengurangan
ketegangan, kemesraan dan cinta, kepuasan
altruistik, kehormatan dan kepuasan ego.
5. Memiliki kepribadian yang unik
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK SOSIAL

1. Sebagai mahluk yang tidak dapat lepas dari orang lain.


manusia memiliki cipta (kemampuan untuk
melakukan sesuatu), rasa (perasaan), dan karsa
(tujuan).
2. Manusia hidup dalam kelompoknya (keluarga,
masyarakat), manusia suci bagi manusia lain
(Homosacra Res Homonim), dan engkau adalah aku
(Tat Twan Asi)
3. Manusia selalu bersosialisasi, berhubungan,
menyesuaikan diri, saling mencintai, menghormati,
dan saling menghargai manusia lain dari masa kanak-
kanak sampai dengan meningal dunia.
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK SPIRITUAL

Manusia diciptakan oleh Allah SWT, dalam


bentuk yang sebaik-baiknya, memiliki jiwa yang
sempurna, untuk menjadi khalifah dibumi. Bukti
manusia mahluk spiritual :
a. Memiliki keyakinan dan kepercayaan
b. Menyembah Tuhan
Bio-psyco-social model of illness
Dasar-dasar pemikiran konsep bio-psikososial:
1. Konsep Epidemiologi dan Ekologi
kedokteran
2. Butterfly Model dari ekosistem
manusia
3. Modifikasi dari The Mandala of Health:
A Model of human Ecosistem
1. Konsep Epidemiologi dan Ekologi
Kedokteran

Host Agent

Environment
Gambar 1 Interaksi Pejamu, Lingkungan dan Agent (Sumber:Evolving models of human
health toward an ecosystem context, 1999)
Komponen yg menyebabkan terjadinya
st penyakit
1. Agent penyakit
2. Lingkungan
3. Pejamu—imunitas, inflammasi kronis ditk
seluler (zat kardiogenik)
4. Perilaku
a. Dpt mempengaruhi berkembangkannyya agent
dan lingkungan
b. Juga merupakan faktor psikososial yg
dikategorikan sbg agent penyakit
Interaksi dari Komponen Perilaku yg dpt menimbulkan
penyakit, Penyebab penyakit ineksi &non infeksi: multi
faktorial (pejamu, lingk dan perilaku)
Gene Physical
tic factors
Host External
Factors Enviroenmant
factors
Experi Social
ence factors
Personal
Beehaviour
Factors

Penyakit hanya akan timbul bila terjadi maladaptasi pejamu thdp


lingkungan dan menyebabkan keseimbangan terganggu

Gambar 2 Model Sosio Ekological (Sumber;Uses of


epidemiology,34, edition 19:5,JN.Morris)
Interaksi pejamu,agent, dan lingkungan, tempat
penampungan,media transmisi,manusia

Contoh: Kejadian DBD


4
Penyakit Cardio Vasc
Lingkungan

Faktor eksternal
6
Faktor internal
Vehicle 3
1
2 Pejamu Faktor internal
Reservoir Agent
5 Faktor eksternal
Vektor

Lingkungan

Gambar 3 Interaksi pejamu,agent, dan lingkungan, tempat


penampungan,media transmisi,manusia (Sumber:Modern Epidemiology,
1973.AKM Kafiludin)
Komponen manusia secara holistik: body
(physical), Mind (emotio-psychological) dan
environment
Body (Physical)

`Mind Environment
(Emotio-psycholo`gical) (socio-geographical))

Gambar 3 Komponen kehudpan manusia secara holistic


Sumber Working people Called patient oleh Milton mBerger
http://www.kidsmatter.edu.au/
2.BUTTERFLY EKOSISTEM MANUSIA
(Van Leuween, 1999)
External Biophysical dev External socio economic dev

Elements
Elements Home/Family
Air,water,soil, Neighbour/firiends
Climate, Microbes Workplace/worker
Plenta, animal Voluntary org, pilitical isnt
Psg Social supprt network
Keluar Health care system
Biopysical ga
SociaEconomic
Environment Biological & Environment
Behaviour
Features Features
Air qualyty,quantity
filters
Early childhood dev
Water quallity &quantyty Personal empowerment
Food quality &quantyty Community attach
Aesthetic quality &quantity Social support

Kesehatan seseorang dlm keluarga dan komunitasnya. Diselimuti barrier biologis


dan perilaku yg merupakan filter thdp lingkungan luar
3. Manusia dan Ekosistemnya
• Sentra dari kehidupan adalah manusia sbg
mahluk biopksikososial.
• Keluarga mempunyai ikatan seumur hidup dlm
kehidupan individu, pola kebiasaan (life style,
budaya (culture) yg akan diwariskan dlm
kehidupan sosial keluarga kemudian.
• Analisis data keluarga adalah faktor penting
dlm upaya pelayanan primer.
,
• Untuk melaksanakan pendekatan holisitik dl
Diagnosis. Dokter perlu memahami ekosistem
manusia.
• Ekosistem manusia : Faktor Internal dan Fak
eksternal dlm kehidupan seseorang.
• Hancock &Perkins(1985) : model eksosistem
manusia dlm bentuk desain sirkuler dari
geometrik yg merupakan simbol dunia.
Gambar 6 The Mandala of Health: A model of human
ecosystem
Mandala of Health
• Dipahami bahwa dokter tdk dapat melihat pasien hanya
fisiknya saja. Karena setiap manusia juga td fisik (body),
jiwa (mind), spiritnya.
• Setiap manusia dipengaruhi 3 lingkaran:
– Keluarga
– Komunitas
– Kultur
• Karena itu pada saat pasien mengeluh gangguan
kesehatan, perlu dikaji faktor-faktor disekitarnya yg
mungkin memicu atau menyebabkan gejala tsb muncul
selain kemungkinan masalah pada biomediknya.
Menurut teori Mandala of Health
• Status Kesehatan Individu dipengaruhi oleh:
– Behavior (Life style)
– Human Biology
– Pysical environment
– Psycho-Socio-Economic environment (PSE)
• Selain kempat determinan kes seseorg maupun
klg ditentukan oleh life style (interaksi antara
Behavior dan PSE). Pekerjaaan adalah contoh
(interaksi PSE dan lingkungan Fisik).
Hub Individu dg keluarga dan
Lingkungan
• Setiap upaya dokter baik pencegahan, pengobatan,
penunjang dan rehabilitasi (rehab fisik dan sosial)
memerlukan upaya partisipasi angota keluarga lain.
• Partisipasi anggota klg dperlukan utk merawat
&membantu penyelesaian mslh anggota klg yg skt.
• Prinsip dasar kerja dokter : Kemitraan dg pasien dan klg.
dlm upaya utk pemberdayaan pasien &klg shg mandiri (self
care).
• Prinsip kemitraan juga diperlukan dlm penyelesaian
masalah keluarga lainnya yg menjadi pemicu terjadinya
penyakit. Juga merupakan bag.tatalaksana pasien &klg.
• Sbg gate keeper dokter mampu melaksanakan manajemen
klinis terpadu dg pasien dan klg.
• Diagnosis holistik memperhitungkan masalah lingkungan
sosial dimana terjadi hubungan erat atau tdk dlm keluarga.
• Pengaruh kedua kondisi ini (keluarga &Lingkungan) sangat
kompleks dlm perkembangan penyakit individu yg dikaji dlm
aspek psikososial pasien.
• Hubungan Psikososial individu dg keluarga dan lingkungan
bersifat timbal balik. Individu dpt mempengaruhi keluarga nya
dan keluarga dpt mempengaruhi individu.
• Pelayanan kesehatan yg holistik dan berkesinambungan dapat
melindungi pasien dan klg thdp risiko penyakit yg dimiliki.
• Dengan contoh tsb para Dokter perlu melakukan self
assesement apakah hanya menilai dari aspek klinis saja, atau
menilai pasien secara keseluruhan dalam kehidupannya
Pendekatan penegakan diagnosis berupa
pendekatan multi aspek:
• Diagnosis holistik:
– aspek 1 (aspek individu) : keluhan utama, harapan,
kekhawatiran pasien ketika datang.
– aspek 2 (aspek klinik): diagnosis klinis dan diagnosis
bandingnya
– aspek 3 (aspek internal): faktor internal pasien yg
memicu penyakit/masalah kesehatannya, (misalnya
usia, perilaku kesehatan, persepsi kesehatan, dsb)

Nitra Nirwani, Diagnosis Holistik,FKUI, 2006


• Diagnosis holistik:
– aspek 4 (aspek eksternal pasien), dokter menulis
(keadaan keluarga , lingkungan psikososial &
ekonomi keluarga, keadaan lingkungan rumah &
pekerjaan yg memicu atau menjadi hazsard pada
penyakit/masalah ini atau kemungkinan dapat
menghaambat penatalaksanaan penyakit/massalah kes
yg ada.
– aspek 5 (aspek fungsional): dokter menilai derajat
fungsional pasien pada saat ini.

Nitra Nirwani, Diagnosis Holistik,FKUI, 2006


Derajat Fungsional
Aktivitas menjalankan score Keterangan
fungsi sosial dalam
kehidupan

Mampu melakukan 1 Mandiri dalam perawatan


pekerjaan seperti sebelum diri, bekerja di dalam dan
sakit luar rumah

Mampu melakukan 2 Mulai mengurangi


pekerjaan ringan sehari-hari aktivitas kerja kantor
di dalam dan luar rumah
Derajat Fungsional
Mampu melakukan perawa-tan 3 Mandiri dalam perawatan
diri, tapi tidak mampu diri, tidak mampu bekerja
melakukan pekerjaan ringan ringan

Dalam keadaan tertentu masih 4 Tidak melakukan akti-


mampu merawat diri, tapi vitas kerja, tergantung
sebagian besar aktivitas hanya pada keluarga
duduk dan berbaring

Perawatan diri oleh orang lain, 5 Tergantung pada pelaku


hanya berbaring pasif rawat
PRINSIP-PRINSIP PELAYANAN KEDOKTERAN
KELUARGA DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH
KESEHATAN INDIVIDU & KELUARGA
TUJUAN PEMBELAJARAN
• Tujuan Pembelajaran Umum
– Setelah mengikuti materi Mhs dapat memahami
prinsip kedokteran keluarga dalam pengelolaan
masalah kesehatan individu dan keluarga di
Pelayanan Primer
• Tujuan Pembelajaran Khusus, Mhs mampu
– Menjelaskan prinsip kedokteran keluarga
Mengapa pada program pendi-
dikan dokter dituntut diajarkan
pelayanan dengan pendekatan
kedokteran keluarga?
Karena
1. Tercantum pada SKDI oleh KKI bahwa dokter yg
diluluskan adalah dokter layanan primer dengan
Karakteristik serupa dengan 9 prinsip dasar
pelayanan dokter keluarga
2. Karakteristik dr.keluarga harus dimiliki oleh semua
dokter walaupun akan menjadi spesialis dibidang
lain
3. Masyarakat menuntut pelayanan dg kualitas yg
lebih baik.
4. Telah terbukti di negara-negara lain bahwa pelaya-
nan dokter keluarga meningkatkan derajat
kesehatan suatu negara.
Prinsip 1.1
Pelayanan Menyeluruh
(Holistic Care)
Holistic approach
• Pelayanan yg disediakandr keluarga bersifat
Holistik (menyeluruh),
• yaitu “peduli bahwa pasien adalah seorang
manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik,
mental, sosial dan spiritual, serta
berkehidupan di tengah lingkungan fisik dan
sosialnya”.

Buku Standar Pelayanan Dokter Keluarga , PDKI 2004


• Dalam standar Pelayanan dr KeluargaPDKI 2006
disebutkan terdapat 3 penerapan holistik yaitu:
– Pasien sebagai manusia seutuhnya
– Pasien sebagai bagian dari keluarga dan lingkungannya dan
– Pelayanan yg menggunakan segala sumber disekitarnya.
• Dengan pengertian dari diagram Mandala of Health
dan system hierarchy (level of organization) yg
diambil dari buku A textbook of Family medicine lan
Mc Whinney, 2009.
The Mandala of Health
A model of human ecosystem
Mandala of Health
• Dipahami bahwa dokter tdk dapat melihat pasien
hanya fisiknya saja. Karena setiap manusia juga td
fisik, jiwa, spiritnya. Setiap manusia tinggal bersama
manusia lain, dan juga berinteraksi dg lingkungannya
(fisik, tempat tinggal, pekerjaan, lingk sosial, budaya
dsb).
• Karena itu pada saat pasien mengeluh gangguan
kesehatan, perlu dikaji faktor-faktor disekitarnya yg
mungkin memicu atau menyebabkan gejala tsb
muncul selain kemungkinan masalah pada
biomediknya.
Pendekatan penegakan diagnosis (dr.Nitra Nirwana
Rifki, FKUI berupa pendekatan multi aspek:
• Diagnosis holistik:
– aspek 1 (aspek individu) : keluhan utama, harapan,
kekhawatiran pasien ketika datang.
– aspek 2 (aspek klinik): diagnosis klinis dan diagnosis
bandingnya
– aspek 3 (aspek internal): faktor internal pasien yg
memicu penyakit/masalah kesehatannya, (misalnya
usia, perilaku kesehatan, persepsi kesehatan, dsb)

Nitra Nirwani, Diagnosis Holistik,FKUI, 2006


• Diagnosis holistik:
– aspek 4 (aspek eksternal pasien), dokter menulis
(keadaan keluarga , lingkungan psikososial &
ekonomi keluarga, keadaan lingkungan rumah &
pekerjaan yg memicu atau menjadi hazsard pada
penyakit/masalah ini atau kemungkinan dapat
menghaambat penatalaksanaan penyakit/masalah
kes yg ada.
– aspek 5 (aspek fungsional): dokter menilai derajat
fungsional pasien pada saat ini.

Nitra Nirwani, Diagnosis Holistik,FKUI, 2006


• Begitu pula pada saat perencanaan
penatalaksanaan masalah kes, dengan
memperhitungkan faktor-faktor disekitar
pasien, dokter perlu memiliki perencanaan
pencegahan mulai dari pencegahan primer,
sekunder, tersier untuk pasien dan
keluarganya.
Contoh diagnosis holistik
kasus: Tn.A.36 th, keamanan di kantor Kelurahan , tidak menikah, tinggal dengan
adiknya yang telah menikah dan memiliki 3 anak
I: - batuk berdahak tanpa darah sejak 1 bulan
- kawatir makin memberat dan berharap dapat diobati
II: - TB paru BTA (+), lesi luar & fibrosis paru kiri
- obesitas
- Suspek Diabetes Mellitus
III: - drop out OAT 1 bulan
- kurang motivasi dan perilaku kesehatan tidak baik
- tidak menikah dan tergantung keluarga adik
IV: - hubungan tidak harmonis dengan adik ipar
- tidak ada turut serta keluarga dalam pengobatan
- risiko tinggi penularan dalam keluarga
- tempat tinggal tidak layak untuk keluarga
V: derajat fungsional 2
Prinsip 1.2
Comprehensive Care
• Pelayanan Komprehensif (paripurna)

• yaitu pelayanan yang mengandung pemeliharaan


dan peningkatan kesehatan (promotif),
pencegahan penyakit dan proteksi khusus
(preventive & specific protection), pemulihan
kesehatan (curative), pencegahan kecacatan
(disability limitation) dan rehabilitasi setelah sakit
(rehabilitation) dengan memperhatikan
kemampuan sosial serta sesuai dengan mediko
legal etika kedokteran

Buku Standar Pelayanan Dokter Keluarga , PDKI 2004


Comprehensive intervention
PELAYANAN KEDOKTERAN STRATA PERTAMA/PELAYANAN DOKTER KELUARGA
MODEL KOMPREHENSIF PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT

Stage of
disease BERESIKO
continuum SEHAT PENYAKIT AKUT PENYAKIT KRONIS

Tahap PENCEGAHAN PRIMER PENCEGAHAN


Pencegahan PENCEGAHAN SEKUNDER & MANAJEMEN
PENCEGAHAN PRIMER PENCEGAHAN
TERSIERTERSIER
PENYAKIT

•Promosi perilaku
dan lingkungan •Skrining
Bentuk •Pelayanan dan
sehat •Penemuan kasus •Continuity care
Intervensi Pengobatan
•Proteksi khusus •Pemeriksaan kesehatan •Pemeliharaan
•Penanganan
(imunisasi, APD) berkala Kesehatan
Komplikasi
•Self Improvement •Intervensi Dini •Rehabilitasi
•Penanggulangan
•Kontrol faktor risiko, •Self
Gawat darurat
gaya hidup dan management
-BLS
pengobatan •Paliatif Care
-ALS
•Perubahan Perilaku •Home Care
•Rujukan

Sektor yang
bertanggung •UKM UKP Strata I UKP Strata II/III UKP Strata I
tajawab •UKP Strata I UKM UKP Str. I UKBM/UKM
•Sektor2 terkait

TUJUAN Cegah pergeseran ke Cegah berkembangnya Cegah komplikasi, gangguan


kelompok beresiko penyakit dan cegah hospitalisasi fungsi, dan cegah readmisi RS
50

Sumber: Retno Asti: Dasar penatalaksanaan individu dan keluarga, program Diploma Dok Kel FKUI, 2013
PENATALAKSANAAN KOMPREHENSIF
• Patient centered (pasien sebagai pusat perhatian)
– Tatalaksana keluhan, harapan dan kekuatiran
– Tatalaksana klinis, penegakkan diagnosis pasti, medikamentosa
dan non medikamentosa
– Konseling persepsi kesehatan dan perubahan gaya hidup

• Family focused (keluarga yg berfokus pada masalah kes pasien)


– Intervensi keluarga dan komunitas
– Motivasi partisipasi keluarga sebagai mitra hingga rehabilitatif
• Community Oriented (orientasi pencegahan penyebaran
penyakit)
– Pencatatan dan pelaporan di komunitas
– Upaya promosi dan pencegahan spesifik bagi lingkungan sekitar
Penatalaksanaan komprehensif

● Comprehensiveness memiliki 3 arti:


¤ menangani masalah fisik, psikologi dan sosial
¤ meliputi promosi kesehatan, preventif, kuratif,
rehabilitatif dan pelayanan palliatif
¤ melayani semua kelompok usia

● harus komprehensif karena di layanan primer:


¤ bekerja di antara kejadian sakit dan penyakit
¤ memadukan aspek kemanusiaan dan etik pada
hubungan dokter pasien pada saat membuat
keputusan klinis

Goh, 2007; Goh et al, 2004; Rakel, 2002; Boelen et al, 2002
2. Prinsip Continuous care
Pelayanan bersinambung
• Adalah pelayanan kedokteran secara efektif efisien, proaktif
dan terus menerus demi kesehatan pasien
• Alasan:
– Merupakan hak pasien untuk memilih dokter keluarganya dan menjadi
kewajiban penyedia pelayanan untuk membuka akses pasien untuk
dapat memilih sendiri dokter yang menanganinya.
– Sistim yang dilaksanakan di tempat praktik bersama diupayakan agar
pasien tidak disudutkan untuk terpaksa tidak dapat memilih dokter
– Walaupun pasien telah memilih dokter keluarganya, penggantian dokter
sangat dimungkinkan, dan harus ditunjang dengan rekam medik yang
baik agar pelayanan tetap bersinambung
– Variasi waktu praktik dan karakter masing-masing dokter dapat menjadi
alternatif dasar pemilihan pasien

Buku Standar Pelayanan Dokter Keluarga , PDKI 2004


Pelayanan bersinambung
Ditekankan untuk berpusat pada pasien dibanding berpusat
pada penyakit, karena hubungan bersinambung didasari oleh
hubungan interpersonal antar dokter-pasien bukan sebatas
penyakitnya sudah sembuh atau belum.

Diimbuhi hubungan jangka panjang yang saling percaya antara


dokter-pasien sehingga penatalaksanaan akan ditaati oleh
pasien

Kesinambungan pelayanan yang baik meliputi:


- peniliaian terhadap risiko penyakit
- skrining masalah kesehatan
- promosi kesehatan untuk mencegah sakit dan kecacatan

Goh, 2007; Lipsky & King, 2006; Rakel, 2002; Boelen et al, 2002
3. Prinsip PREVENTION FIRST
PENCEGAHAN
• Dokter di layanan primer melaksanakan pencegahan
bagi setiap pasien
• Pasien yang sehat ditatalaksana pencegahan primer
• Pasien yang telah memiliki keluhan ditatalaksana
pencegahan sekunder
• Pasien yang sakit dan penyakitnya telah diketahui
ditatalaksana pencegahan tersier
• Pasien yang telah sembuh atau hidup dengan penyakit
ditatalaksana pencegahan kuarterner
• Keluarga dan komunitas pasien ditatalaksana
pencegahan primer dan sekunder
PENDEKATAN PENCEGAHAN PADA TAHAP BERBEDA

Thomas Kuehlein, Quaternary prevention: a task of the general practitioner, http://www.primary-care.ch/docs/primarycare/archiv/fr/2010/2010-18/2010-18-368_ELPS_engl.pdf


Prinsip 4
Coordinative & Collaborative
Pelayanan Kesehatan di Komunitas

DLP
DLP
Dokter Komunitas
Dokter Keluarga

Dimodifikasi dari Professor Leela Karunaratne, Faculty of Medical Science University of Sri
Javawardenepura, India
HUBUNGAN PELAYANAN INDIVIDU DAN PELAYANAN KOMUNITAS

•Anamnesis
•Physical examination •Promotion
•Laboratory •Prevention
•Living & working •Treatment
environment •Rehabilitation
identification

Patient
Individual Comprehensive
holistic
health medical care
diagnostic
•Community entry
•Health
Community

Community •Community healthy


assessment mobilization
medicine •Problem •Inter-sector
individual/co
identification cooperation mmunity

Community
Community Community health
health diagnostic
intervention
•Public health
intervention
•Medical intervention

Dimodifikasi dari : Azwar A. Community Medicine. Lecture internal purposes. Workshop Community Medicine Department
of Faculty of Medicine, Universitas Indonesia. Bandung, Januari 2011.
Pelayanan primer adalah koordinator jaringan kerja antara
pelayanan di komunitas dan mitra lainnya

RUMAH SAKIT
IGD
Unit Kesehatan Instalasi
Jiwa komunitas obgin
PELAYANAN SPESIALISASI Instalasi
Kecelakaan bedah
Pusat pengendalian Laporan konsultasi
lalulintas Plasenta
Tuberkulosis
lainnya previa
Rujukan resistensi obat Herrnia
Klinik
Rujukan
Diabetes Mellitus
komplika
si Tim Layanan
Primer:
Kelompok bersinambung,
pengobat lain komprehensif,
berpusat pada Layanan
PUSAT DIAGNOSTIK pasien sosial

Pemeriksaan penunjang Kader


CT kesehatan komunitas
SCAN lainnya
Anak dan orangtua
Lab terlantar
Pap’s smear
sitologi Pengendalian sampah
Pengobatan kronis Panti
dan bahan berbahaya

Lab AMDAL Mamografi Rumah Singgah


bidang kesehatan
Pusat skrining
kanker
PELAYANAN PENCEGAHAN KHUSUS ORGANISASI NON PEMERINTAH
Fungsi dokter di layanan primer pada kolaborasi

• Siap untuk bekerja dengan tenaga medis lain,


tenaga kesehatan lain dan pekerja sosial lainnya
• Berkontribusi dan berpartisipasi aktif dalam tim
multidisiplin kesehatan primer untuk
melaksanakan tugas multifungsi dengan baik
• Dapat menjadi narasumber utama untuk pasien
dan keluarga serta bekerjasama dengan pasien
dan keluarga untuk penatalaksanaan yang
komprehensif

Boelen, et al 2002
Prinsip 5
PERSONAL CARE
Metoda klinis yang berpusat pada pasien

Menggali pengalaman sakit Memahami pasien sebagai Menyimpulkan hasil


dan penyakit sebelumnya manusia seutuhnya penggalian

Anamnesis, pemeriksaan fisis, lab

Penyakit konteks MASALAH2


Keputusan
Tampilan Individu pasien
pasien yang
Sakit TUJUAN2 bermanfaat
bagi pasien
Sakit Penyakit dan dokter

Gejala, persepsi, pengalaman,


kekuatiran, harapan PERAN2

Hubungan dokter-pasien Melaksanakan promosi


kesehatan dan intervensi Realistis
yang ditingkatkan

Steward, 2003, The Patient-Centered Clinical Method


Membuat keputusan klinis yang berpusat pada pasien

Secara rasional dokter


Clinical Decision Making1 menegakkan diagnosis
dan merencanakan
Medical
Evidence penatalaksanaan
Medical berdasarkan hasil
Patient Health care
Evidence penelitian terkini.
preferences constraints

Patient
preferences Health care
constraints

Sensitif terhadap alasan


kedatangan, kekuatiran, harapan Dokter menjadi manager
dan persepsi berdasarkan latar sumber daya namun berpegang
belakang sosial budaya2 pada sistim kesehatan, fasilitas,
peraturan dan hukum yang
berlaku.
1 Garrison GM, Dupras DM,Merry SP, Smith A. Clinical Decision Making. In: Rakel RE, editor. Textbook of Family Medicine. 7th ed. USA:
Saunders Elsevier Inc; 2007.
2. Nirwani N. Diagnosis Holistik. 2nd ed. Jakarta: Departemen Kedokteran Komunitas FKUI; 2010
Prinsip 6
Family, community, and environment
consideration
The Mandala of Health
A model of human ecosystem
Determinan kesehatan individu
Determinan kesehatan
sosial
Prinsip 7
Etik dan sadar hukum
Peraturan Menkes RI yentang
Standar Pelayanan Kedokteran (SPK)

PNPK=Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran


SPO-Standar Prosedur Operasional
PPK=Panduan Praktik Klniis
Hal seperti ini harus dicegah
Prinsip 8
Pelayanan efektif dan jaminan mutu
Pelayanan berkualitas
• Pada hasil penelitian yang membandingkan
pelayanan berbagai spesialis kedokteran,
pelayanan yang paling berkualitas menurut
pasien dan masyarakat adalah pelayanan yang
mengenal pasien secara individual sepanjang
usianya. Sehingga dokter mengenal betul pasien,
keluarga dan lingkungan hidupnya.
• Pelayanan seperti itu adalah pelayanan yang
mungkin dilakukan oleh dokter layanan primer
dan sulit dilakukan pada pelayanan di sekunder
atau tersier

Rakel, 2002
IMC mendefinisikan Primary Care sebagai berikut
untuk menjaga kualitas pelayanan
• Is the provision of integrated, accessible health care
services by clinicians who are accountable for
addressing a large majority of personal health care
needs, developing sustained partnership with patients,
and practicing in the context of family and community

Primary Care will be


Primary Care will
the logical foundation
remain central to
of an effective health
health care
care system

Primary Care will be essential Primary Care will be an


to achieve the values in health important instrument for
care (quality care, patients achieving health promotion,
satisfaction, efficient use of specific protection, care for
resources) chronic & terminal ill
Institute of Medicine Committee on the Future of Primary Care, Defining Primary Care: an interim report, 1994
Indikator jaminan mutu layanan kesehatan primer
menurut WHO
no Fungsi pelaksana
A. Layanan primer berfungsi sebagai perwujudan keadilan dalam bidang
kesehatan
Mengobati sesuai dengan masalah kesehatannya dokter
Menyediakan kebutuhan pasien dokter
Memberi perhatian lebih banyak pada pasien yang pertama kali dokter
mengunjungi PHC untuk menggali risiko kesehatan lainnya
Mencatat risiko kesehatan yang ada dan menatalaksana sedini dan dokter
setepat mungkin
Pelayanan kesehatan terjangkau oleh masyarakat dari segi jarak, Tim LP
biaya dan bahasa
Bekerjasama dengan lintas sektoral dan sumber daya masyarakat Tim LP
untuk menjaring masyarakat yang memerlukan pelayanan
kesehatan

The WHO Report 2008: Primary Health Care: Now more than ever.
Indikator jaminan mutu layanan kesehatan primer
menurut WHO
no Fungsi Dilakukan
di
B. Memberikan pelayanan yang berpusat pada pasien, bukan berpusat pada petugas atau
layanan
Menyadari bahwa setiap orang berbeda secara bio-psiko-sosio-kultural
Menitik beratkan pada kebutuhan kesehatan
Pelayanan yang komprehensif, bersinambung dan individu
Memahami determinan kesehatan yang terjadi pada pasien Ruang
Menguasai ketrampilan komunikasi efektif dalam suasana lintas budaya praktik &
sekalipun kunjungan
rumah
Menghargai perbedaan persepsi mengenai kesehatan, namun mampu
menyamakan persepsi mengenai penatalaksanaan
Bertanggung jawab pada kesehatan di semua siklus kehidupan
Mengajak masyarakat untuk menatalaksana kesehatan diri dan komunitasnya

The WHO Report 2008: Primary Health Care: Now more than ever.
Indikator jaminan mutu layanan kesehatan primer
menurut WHO
no Fungsi Dilakukan
di
C. Melaksanakan pelayanan pencegahan dalam semua tingkat
Mengidentifikasi dan melaksanakan kegiatan pelayanan pencegahan
primer yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat
Melaksanakan pelayanan pencegahan sekunder pada gejala yang Ruang
timbul praktik &
Melaksanakan pelayanan pencegahan tersier pada penyakit yang telah kunjungan
ada rumah

Melaksanakan pelayanan pencegahan kuartiener pada pasien yang


telah terbebas dari penyakit

The WHO Report 2008: Primary Health Care: Now more than ever.
Prinsip 9
Teraudit dan dapat diandalkan
Pelayanan primer teraudit
• Memiliki rekam medik yang terencana,
lengkap dan rapi
• Memiliki catatan keuangan yang baik
• Memiliki catatan fasilitas, sarana dan
prasarana yang lengkap
Pelayanan kesehatan primer yang dapat diandalkan

Contoh panduan bagi PHC yang ikut dalam Accountable Organization


• Merupakan tim petugas kesehatan
• Terdapat dokter sebagai pimpinan tim yang berfungsi:
– Melaksanakan pencegahan dan menatalaksana wellness
– Menatalaksana penyakit kronis
– Mengurangi angka rujukan
– Meningkatkan kualitas pelayanan dalam masa transisi menghadapi SJSN
– Mengkoordinasi penatalaksanaan pasien yang kompleks dengan petugas medis dan
paramedis lainnya
• Memiliki kemampuan administrasi yang baik
• Mampu mengelola dan mengadakan insentif keuangan
• Menggunakan tekhnologi informasi dan data
• Pasien sebagai member organisasi pelayanan
• Memiliki sejumlah member yang cukup untuk memutarkan roda keuangan
pelayanan
• Dilaksanakan dengan tatakelola yang baik

http://www.aafp.org/practice-management/payment/acos.html
http://www.aafp.org/practice-management/payment/acos.html
Ukuran kinerja penerapan prinsip-prinsip
pelayanan kedokteran keluarga
PRINSIP Ukuran kinerja
1.1. Pelayanan Komprehensif Melaksanakan tindakan
promotif, (ceramah kesehatan, dsb)
preventif, (5 tahap pencegahan)
kuratif, (pengobatan)
rehabilitatif (konseling, dsb
1.2.Pelayanan yang HOLISTIK Membuat dan memanfaatkan pohon keluarga
Mencatat, mempertimbangkan, dan
memanfaatkan latar belakang pasien
Diagnostik holistik (5 aspek)
2. PELAYANAN YG Menyelenggarakan rekam medis yang baik
BERKESINAMBUNGAN Melakukan pelayanan referral untuk konsultasi
dan atau rujukan ke pelayanan sekunder secara
rasional, tepat waktu dan sesuai dengan indikasi
Melakukan perujukan ke laboratorium dan
sarana penunjang diagnosis secara rasional,
tepat waktu dan sesuai dengan indikasi
PRINSIP Ukuran kinerja
3.1.PELAYANAN KORDINATIF Upaya menyertakan keluarga dalam terapi
Upaya mengkoordinasikan layanan dengan staf
klinik lainnya
Mekanisme konsultasi dan rujukan

3.2.PELAYANAN KOLABORATIF Kejasama profesional dengan laboratorium di


luar klinik, perusahaan asuransi, dsb. Untuk
kepentingan pasien

4. PELAYANAN YG Ceramah kesehatan


MENGUTAMAKAN PENCEGAHAN Konseling
Melayani program KB dan KIA
Melaksanakan program vaksinasi lengkap

5. PELAYANAN PERSONAL Membuat dan mempresentasikan sejumlah


laporan penanganan kasus (masing-masing satu
kasus): Neonatus, bayi, balita, remaja,Dewasa,
Ibu Hamil, Lansia
PRINSIP Ukuran kinerja
6. Memandang pasien sebagai Menyampaikan dan mambahas masalah pasien
bagian integral dari keluarga bersama keluarganya
Memanfaatkan kemampuan keluarga dalam
pengelolaan pasien seoptimal mungkin
7. Pelayanan yang sadar biaya Menerapkan dan memanfaatkan program asuransi
dan mutu Menerapkan program jaga mutu
Mempertimbangkan sumber dana dan sumber daya
pasien dan keluarganya
Melakukan survai kepuasan pasien
8. Pelayanan yang dapat Siap dikenai audit medis kapan pun atas hasil kerjanya
diaudit dan akuntable Membuat rekam medis yang komunikatif
Mengikuti sejumlah ”selia bestari” secara rutin
Mendiskusikan kasus sulit secara rutin
Membaca jurnal dan menulis artikel misalnya laporan
kasus dan tunjauan pustaka
Mempublikasikan hasil penelitian kedokteran tingkat
layanan primer
9. Pelayanan yang sadar moral, Seluruh pelayanan di atas dilakukan secara baik sesuai
etika, dan hukum dengan SOP, etika, dan hukum

Anda mungkin juga menyukai