0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
17 tayangan111 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang keseimbangan cairan tubuh dan sistem urogenital. Ia menjelaskan tentang komposisi dan distribusi cairan tubuh, mekanisme penyeimbangan osmolaritas dan volume cairan ekstraseluler, organ-organ sistem urogenital dan fungsinya dalam penyeimbangan cairan tubuh.
Dokumen tersebut membahas tentang keseimbangan cairan tubuh dan sistem urogenital. Ia menjelaskan tentang komposisi dan distribusi cairan tubuh, mekanisme penyeimbangan osmolaritas dan volume cairan ekstraseluler, organ-organ sistem urogenital dan fungsinya dalam penyeimbangan cairan tubuh.
Dokumen tersebut membahas tentang keseimbangan cairan tubuh dan sistem urogenital. Ia menjelaskan tentang komposisi dan distribusi cairan tubuh, mekanisme penyeimbangan osmolaritas dan volume cairan ekstraseluler, organ-organ sistem urogenital dan fungsinya dalam penyeimbangan cairan tubuh.
TUBUH, SISTEM UROGENITAL, SISTEM 1806204184 S1 Reguler Kesehatan PENCERNAAN, DAN METABOLISME Masyarakat 2018 KESEIMBANGAN CAIRAN TUBUH DISTRIBUSI CAIRAN TUBUH Sel-sel di dalam organisme multiselular kompleks hanya dapat bekerja dan berfungsi dengan baik dalam komposisi extracellular fluid yang sempit. Extracellular fluid sendiri adalah lingkungan cairan yang meliputi sel-sel tersebut. Kuantitas dari substansi apapun di dalam tubuh yang disebut internal pool adalah kuantitas substansi yang ada di dalam Extracellular fluid. Substansi ini dapat bertambah karena adanya masukan dari lingkungan eksternal (biasanya lewat menelan) atau diproduksi di dalam tubuh saat metabolisme, di saat yang sama, substansi tersebut dapat berkurang karena adanya ekskresi atau substansi ECF tersebut digunakan untuk proses metabolisme. Ketika substansi yang masuk ke dalam tubuh sama dengan jumlah substansi yang keluar dari tubuh, maka akan terjadi Keseimbangan Stabil. Ketika substansi yang masuk ke dalam tubuh lebih besar daripada jumlah susbtansi yang keluar dari tubuh, maka akan terjadi Keseimbangan Positif. Ketika substansi yang masuk ke dalam tubuh lebih sedikit daripada jumlah subtansi yang keluar dari tubuh, maka akan terjadi Keseimbangan Negatif. Perubahan substansi cairan ekstraseluler sedikit saja dapat mengubah konsentrasi plasma tersebut, sehingga untuk mempertahankan homeostasis, segala perubahan yang ada (input dan output) harus diseimbangkan kembali. Mekanisme untuk menyeimbangkan output dan input substansi cairan ekstraselular adalah dengan meningkatkan ekskresi atau menyimpannya dalam bentuk lain (apabila input lebih besar dari pada output) serta dengan memperbesar asupan substansi (apabila input lebih kecil daripada output). KOMPOSISI CAIRAN TUBUH Tubuh tersusun terutama atas air (Major ECF Compartments), tidak dapat dipungkiri bahwa air merupakan komposisi terbanyak di dalam cairan tubuh yang berjumlah 60% dari berat tubuh individu tersebut dan berkisar antara 40%-80% dari berat tubuh tergantung dari banyaknya jaringan adiposa/lemak tubuh individu tersebut (semakin banyak jaringan adiposa maka persentase air di dalam tubuhnya semakin sedikit, karena jaringan adiposa menolak air.) Kompartemen cairan terbanyak ini tersebar di dalam tubuh sebagai cairan ekstraselular, cairan intraselular, cairan interstitial, dan plasma. Selain kompartemen major tersebut, maka sisa beberapa persennya lagi dari cairan tubuh tersusun atas Cairan Limfa dan Cairan Transcellular. Cairan Limfa adalah cairan yang dikembalikan dari cairan interstisial kembali ke plasma oleh sistem limfa di mana cairan tersebut akan difiltrasi oleh nodus limfa untuk keperluan sistem imunitas. Cairan Transcellular adalah cairan yang terspesialisasi untuk keperluan suatu organ seperti cairan serebrospinal, cairan intraocular, cairan synovial, cairan pericardial, cairan intrapleural, dan cairan-cairan lainnya. Juga terdapat ion-ion yang terdapat dalam cairan penyusun tubuh tersebut. PERPINDAHAN ZAT ANTAR BERBAGAI KOMPARTEMEN Cairan Plasma dan Cairan Interstisial memiliki komposisi yang sama, namun ECF dan ICF memiliki perbedaan komposisi yang sangat mencolok. Terdapat beberapa penghalang/barriers yang memisahkan cairan kompartemen dan membatasi pergerakan air dan zat terlarut di dalam tubuh. Namun untuk mempertahankan homeostasis karena keadaan lingkungan yang selalu berubah, maka terdapat mekanisme perpindahan zat antar berbagai kompartemen cairan Penghalang antara cairan plasma dan cairan interstisial: Dinding pembuluh darah. Cairan plasma dan cairan interstisial dipisahkan oleh dinding pembuluh darah, walaupun begitu, air dan substansi plasma lain kecuali protein plasma dapat berpindah secara leluasa melalui pori-pori kapiler yang terdapat di pembuluh darah tersebut. Ini disebabkan karena cairan plasma dan cairan interstisial memiliki komposisi yang sama, yang membedakan adalah cairan plasma mengandung protein plasma. Penghalang antara cairan ekstraselular dan cairan intraselular: Membran Plasma Selular. Berbeda dengan cairan plasma dan cairan interstisial, cairan ekstraselular dan cairan intraselular memiliki komposisi yang berbeda. Lalu agar zat-zat yang ada di cairan ekstraselular dan cairan intraselular dapat melewati membrane yang sangat selektif ini adalah melalui mekanisme transport pasif dan transport aktif. EDEMA Edema adalah pembengkakan jaringan karena akumulasi cairan interstisial yang berlebihan. Penyebabnya antara lain adalah : Peningkatan tekanan vena (misalnya gagal jantung Peningkatan permeabilitas kapiler yang menyebabkan kebocoran protein plasma ke cairan interstisial (misalnya syok anafilaktik) Penurunan protein plasma (misalnya penyakit hati dan malnutrisi) Drainase limfa yang tidak kuat (misalnya filariasis) KESEIMBANGAN CAIRAN EKSTRASELULAR Keseimbangan cairan ekstraselular/ECF dipertahankan dengan cara mengatur volume dan osmolaritasnya. Untuk menyeimbangkan osmolaritasnya Melalui keseimbangan air Untuk menjaga volumenya Melalui keseimbangan garam. OSMOLARITAS DAN TONISITAS KESEIMBANGAN AIR Kontrol atas air bebas yang ada di dalam tubuh sangat krusial untuk menjaga osmolaritas ECF. Apabila jumlah air terlalu banyak maka akan menyebabkan ECF terlalu encer dan apabila jumlah air terlalu banyak akan menyebabkan ECF terlalu terkonsentrasi. Tekanan Osmosis tinggi (karena jumlah air sedikit) akan menyebabkan sel mengalami krenasi. Tekanan Osmosis rendah (karena jumlah air terlalu banyak) akan menyebabkan sel mengalami pembengkakan. Regulasi keseimbangan air dilakukan melalui mekanisme Vasopressin MEKANISME VASOPRESSIN KESEIMBANGAN GARAM Kontrol atas keseimbangan garam sangat krusial untuk menjaga keseimbangan volume cairan ekstraselular, karena air bergerak mengikuti konsentrasi garam untuk menjaga equilibrium osmotic. Apabila jumlah garam terlalu banyak, maka akan menyebabkan volume cairan ekstraselular meningkat dan menyebabkan tekanan darah semakin tinggi. Apabila jumlah garam terlalu sedikit, maka akan menyebabkan volume cairan ekstraselular menurun dan menyebabkan tekanan darah semakin rendah. Regulasi keseimbangan garam dilakukan melalui mekanisme Renin, Angiotensin, dan Aldosteron. ANGIOTENSIN ALDOSTERON SISTEM UROGENITAL ORGAN URINARIA Terdapat beberapa Organ yang menyusun Sistem Urinaria, yaitu : Ginjal : Merupakan organ penting di sistem urinaria yang berfungsi untuk memproduksi urine untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh. Ureter : Menyalurkan urine dari ginjal menuju kantung kemih. Kandung kemih : Tempat penampungan urine untuk sementara yang nanti akan dikeluarkan melalui uretra. Uretra : Berfungsi untuk mengeluarkan urine ke lingkungan eksternal, dan pada pria juga berfungsi untuk mengeluarkan semen. GINJAL Anatomi Eksternal : Ginjal terdiri dari 3 lapisan jaringan, yaitu renal capsule, adipose capsule, dan renal fascia (dari dalam ke luar). Anatomi Internal : Ginjal terdiri dari Korteks dan Medulla. Nefron merupakan unit fungsional dari ginjal dan membentang dari korteks sampai medulla ginjal. Nefron terdiri dari Glomerulus dan Tubulus (Tubulus proksimal, Lengkung henle, dan Tubulus distal). •Nefron berdasarkan lokasinya dibagi atas nefron kortikal dan nefron justamedullary. Nefron kortikal terletak hamper seluruhnya di korteks, sedangkan nefron juxtamedullary memiliki lengkung nefron (lengkung henle) Panjang yang membentang jauh FUNGSI GINJAL •Regulasi Volume ECF dan Tekanan Darah mealalui mekanisme keseimbangan garam dan air. •Regulasi Osmolaritas melalui mekanisme keseimbangan air. •Menjaga Keseimbangan Ion melalui ion natrium, kalium, dan kalsium •Regulasi Homeostasis pH melalui control ion hydrogen dan bikarbonat •Ekskeresi Sampah/kotoran melalui produksi urine •Produksi Hormon di mana ginjal berperan penting untuk mensintesis erythropoietin (Hormon yang mengatur sintesis sel darah merah) dan Calcitriol (Vitamin D yang aktif dalam meregulasi homeostasis kalsium). Ginjal juga melepas Renin (enzin yang berperan dalam regulasi tekanan darah melalui renin-angiotensin-aldosterone pathway) URETER Dinding ureter tersusun atas 3 lapisan jaringan, yaitu : •Mukosa : Merupakan bagian yang paling dalam, berupa membrane mukosa dengan jaringan sel epitel transisional dan jaringan ikat areolar. Memiliki sel goblet untuk sekresi mucus. •Muscularis : Bagian tengah dinding ureter yang terdiri dari serat otot polos •Adventitia : Bagian paling luar dari dinding ureter yang berfungsi menjaga ureter tetap pada tempatnya. Mengandung pembuluh darah, pembuluh limfa, dan saraf. Fungsi Ureter adalah menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kemih. KANDUNG KEMIH Kandung kemih memiliki dinding yang terdiri atas 3 lapisan, yaitu : •Mukosa : Mengandung epitel transisional yang membuat kandung kemih dapat meregang. •Muscularis/Otot destrusor : Terdiri dari 3 lapisan serat otot polos. Di sekitar bukaan ke uretra, serat otot polos yang melingkar membentuk sfinger internal, di depannya terdapat sfinger eksternal yang terdiri dari otot rangka. •Adventitia : Berupa jaringan ikar areolar yang merupakan lanjutan dari ureter. Permukaan atas adalah serosa (lapisan visceral peritoneum). Fungsi Kandung Kemih ada;ah untuk menampung urin URETRA Terdapat perbedaan struktur uretra antara pria dan wanita •Pria : dibagi menjadi 3 bagian anatomis, yaitu uretra prostat (melewati prostat), uretra intermediet (terpendek, melewati otot perineum), dan spongy (terpanjang, melewati penis). •Wanita : dindingnya terdiri dari 3 lapisan, sama seperti ureter. Lubang uretra wanita berada di antara klitoris dan lubang vagina. Fungsi Uretra adalah untuk mengeluarkan urine ke lingkungan eksternal, pada pria uretra juga berfungsi untuk mengeluarkan semen. ORGAN GENITALIA PEREMPUAN Susunan dari Organ Genitalia Perempuan adalah : •Gonad (Ovarium) •Saluran reproduksi •Genitalia eksternal (Vulva) Fungsi Organ Genitalia Perempuan adalah untuk membentuk ovum, menerima sperma, mengangukut sperma dan ovum ke tempat fertilisasi, memelihara janin pada masa gestasi/kehamilan, melahirkan bayi/patrus, dan memberi makan bayi setelah lahir dengan laktasi. OVARIUM • Berjumlah sepasang, terletak di sebelah lateral rongga panggul • Menghasilkan ovum • Mengeluarkan hormone estrogen dan progesteron SALURAN REPRODUKSI Oviduktus/Tuba Fallopi •Tempat Fertilisasi •Berkaitan erat dengan ovarium •Mengambil ovum saat ovulasi dengan kontraksi fimbria. •Terbagi menajdi 3 bagian, yaitu Infundibulum, Ampula, dan Isthmus Uterus •Berongga dan berdinding tebal •Memelihara janin selama masa kehamilan •Kontraksi ototnya mengeluarkan janin di akhir kehamilan •Dipertahankan agar tetap di posisinya dalam rongga abdominal oleh: Ligamen uterosacral (mencegah gerakan anterior dan posterior) Round ligament (mencegah gerakan posterior) Cardinal ligament (mencegah gerakan inferior). •Dinding Rahim : Perimetrium (paling luar). Miotrium (tebal, dan berotot), dan Endometrium (tipis, di dalam, dan tempat implantasi). Serviks •Bagian terbawah uterus, menonjol ke dalam vagina •Terdapat kanalis servikalis (bukaan kecil sebagai jalur sperma untuk mencapai tempat pembuahan dan jalan keluar bayi saat lahir). Vagina •Lubang vagina terletak di daerah perineum, di antara lubang uretra di anterior dan anus di posterior •Tempat masuk penis dan penampungan sperma saat kopulasi •Saluran lahir saat bayi dilahirkan, memiliki otot yang dapat meregang •Menghubungkan uterus dengan lingkungan eksternal dan ditutupi secara parsial oleh himan, membrane tipis yang robek saat hubungan seks pertama atau karena aktivitas fisik keras. GENITALIA EKSTERNAL : VULVA Lipatan kulit Klitoris •Labia minora : kecil, di •Struktur erotic kecil, terdapat sebelah medial daripada labia banyak ujung saraf sehingga mayora, membatasi bukaan menjadi titik rangsangan vagina dan bukaan uretra seksual yang sensitive •Labia mayora : tebal dan •Terletak di bagian atas labia berlemak, membungkus dan minora melindungi bagian vulva yang •Terdiri dari jaringan serupa lain. dengan penis Mons Pubis •Lapisan jaringan adiposa yang ORGAN GENITALIA LAKI-LAKI Susunan dari Organ Genitalia Laki-laki adalah : •Gonad (Testis) •Saluran Reproduksi •Kelenjar Seks Tambahan •Genitalia Eksternal (Penis) Fungsi Organ Genitalia Laki-laki antara lain adalah untuk menghasilkan sperma dan menyalurkan sperma ke wanita. TESTIS • Sepasang testis tergantung di luar rongga abdomen dalam skrotum di dalam sudut antara kedua tungkai • Menghasilkan sperma dan mengeluarkan testosterone • 80% terdiri dari Tubulus Seminiferus. • Terdapat Sel Leydig yang berfungsi untuk menghasilkan testosterone yang terletak di jaringan ikat antar tubulus seminiferous. • Dibungkus oleh Skrotum yang berfungsi untuk menjaga suhu testis tetap optimal untuk spermatogenesis. SALURAN REPRODUKSI Fungsi Saluran Reproduksi Laki-laki adalah sebagai jalan keluar sperma dari testis, mengangkut, dan menampung sperma. Terdiri dari : Epididimis •Berbentuk koma, berjumlah sepasang, melekat longgar ke permukaan belakang testis •Tempat Pematangan Sperma (Sperma menjadi dapat bergerak dan membuahi, serta memekatkan sperma dengan cara menyerap sebagian besar cairan) •Kontraksi ritmis otot polos mendorong sperma ke vas deverens Vas Deferens •Sepasang ductus besar, berdinding tebal, dan berotot sebagai tempat Penyimpanan Sperma, dapat sampai 2 bulan •Terletak dari epididymis, naik dari skrotum melalui kanalis inguinalis dan berakhir di uretra di leher kandung kemih Duktus Ejakulatorius •Segmen pendek vas deferens yang terdapat setelah vesikula seminalis dan bersatu dengan uretra. KELENJAR SEKS TAMBAHAN Fungsi Kelenjar Seks Tambahan adalah untuk menghasilkan sekresi yang menunjang sperma di saluran reproduksi wanita. Teridiri dari : Vesikula Seminalis •Sepasang kelenjar berbentuk kantung yang mengalirkan isinya ke bagian akhir vas deferens •Menghasilkan fruktosa sebagai sumber energi primer sperma dan mengeluarkan prostaglandin untuk merangsang kontraksi otot polos saluran reproduksi pria dan wanita sehingga mempermudah transport sperma ke tuba fallopi. •Membentuk 60% cairan semen, mengeluarkan clotting protein (untuk mengkoagulasikan semen) dan cairan bersifat basa untuk menetralisir asam uretra di saluran reproduksi wanita. Kelenjar Prostat •Suatu kelenjar tunggal besar yang mengelilingi ductus ejakulatorius dan uretra •Mengeluarkan asam sitrat untuk pruduksi ATP via siklus Krebs dan melepaskan antigen spesifik fosfat (enzim proteolitik) untuk menguraikan fibrin agar sperma dapat bergerak bebas di saluran reproduksi wanita. •Mengeluarkan antibiotic (seminalplasmin) untuk melawan bakteri. Kelenjar Bulbouretra (Cowper’s Gland) •Sepasang kelenjar yang mengalirkan isinya ke uretra setelah kelenjar prostat dan sebelum masuk penis. •Mengeluarkan cairan bersifat basa untuk menetralisasi keadaan asam uretra dan mengeluarkan bahan mirip mucus untuk pelumas saat berhubungan seksual. GENITALIA EKSTERNAL : PENIS •Sebagai alat kopulasi •Tersusun atas jaringan erektil dan jaringan nonerektil. •Jaringan erektil terbagi menjadi 2, yaitu corpus carvenosa dan corpus spongiosum PERSARAFAN SISTEM URINARIA Saraf Simpatis •Saraf simpatik berasal dari saraf thorakolumbal (T11-L2) menuju ganglion mesentarika inferior lalu menuju nervus hipogastrik/nervus pelvikus pada kandung kemih dan uretra •Berfungsi untuk membantu relaksasi kandung kemih saat pengisian urin dan menginisiasi kontraksi sfingter eretra internal untuk mencegah urin masuk ke uretra Saraf Parasimpatis •Saraf parasimpatik berasal dari saraf sacral (S2-S4) menuju ganglia pleksus pelvikus dan dinding kandung kemih •Berfungsi merangsang rasa ingin berkemih atatu pengosongan kandung kemih melalui stimulasi kontraksi otot kandung kemih dan stimulasi relaksasi sfingter uretra internal sehingga urine masuk ke uretra Saraf Somatis •Saraf Somatis N. Pudendus bertugas mengirim sinyal ke sfingter uretra eksternal dengan melepaskan Ach dehingga uretra berkontraksi PERSARAFAN GENITALIA LAKI-LAKI Saraf Simpatik •Serabut simpatik preganglionic (T10-L2) dari pleksus aorticus abdominalis berkoordinasi dengan serabut posganglionik menuju ke viscera pelvis (kelenjar aksesori). •Saraf simpatik yang menuju ke vas deferens (plexus deferentialis): mengaktifkan kontraksi otot polos untuk emisi spermatozoa ke uretra •Serabut simpatik yang berkoordinasi dengan pleksus hipogastrikus superior mempersarafi corpora cavernosa penis, testis, dan epididymis. •Saraf simpatik berfungsi untuk menginisiasi terjadinya emisi. Saraf Parasimpatik •Saraf Parasimpatik sacral (S2-S4) melalui N. Sphlanchnici pelvici menuju pleksus hipogastrikus inferior disinkronkan di pelvis (ganglia pelvica) saraf posganglionik kelenjar aksesori. •Sara parasimpatik berfungsi untuk merangsang terjadinya ereksi. Saraf Somatis •Inervasi saraf somatic melalui N. Pudendus mempersarafi penis •Saraf somatic N. Pudendus berfungsi untuk membantu proses ejakulasi PERSARAFAN GENITALIA PEREMPUAN Saraf Simpatik •Serabut simpatik preganglionic T10-L2) dari pleksus aorticus abdominalis melalui pleksus hypogastricus superior berkoordinasi dengan posganglionik di pleksus hypogastricus inferior menuju Rahim, tuba uterine, dan vagina. •Serabut simpatik posganglionik yang telah disinkronisasi di ganglia aorticorenalia menuju ke ovarium kemudian turun ke pleksus ovaricus. Saraf Parasimpatik •Saraf parasimpatik preganglionic berasal dari saraf sacral (S2-S4) menuju pleksus hypogastricus inferior melalui N. Spanchnici pelvici kemudian menginervasi Rahim, tuba uterine, dan vagina. Saraf Somatis •Inervasi somatic melalui N. Pudendus yang menyampaikan inervasi sensorik bagian bawah vagina, labium minora, dan labium mayora melalui Rr. Labiales Posteriores dan menuju klitoris melalui N. Dorsalis clitoridis. PEMBENTUKAN URINE Pembentukan Urine melalui 3 tahap penting yang terjadi di bagian- bagian ginjal yang berbeda, yaitu : 1. Filtrasi 2. Reabsorbsi 3. Augmentasi FILTRASI Tahapan pertama dari pembentukan urine adalah filtrasi di glomerulus. Glomerulus terdiri dari beberapa lapisan yang menjadi barrier filtrasi. •Endotellum Memiliki pori-pori yang disebut sebagai fenestrae. Walaupun ukuran fenestrae cukup besar, muatan negative yang memiliki protein dari sel endothelium dapat menghalang masuknya protein plasma. •Membran basal Mengelilingi endothelium yang terbentuk dari kolagen dan proteoglycan fibrillae yang dapat memfiltrasi air dan solute berukuran kecil •Lapisan sel epitel (Podocytes) Memberikan restriksi tambahan pada filtrasi protein plasma. Proses dari filtrasi di glomerulus mempertimbangkan 2 hal dari molekul yang akan difiltrasi, yaitu 1. Besar molekul 2. Muatan molekul Molekul yang bermuatan negative tidak dapat melewati fenestrae
3 Gaya yang mempengaruhi GFR:
1. Tekanan darah kapiler glomerulus 2. Tekanan osmotic plasma-koloid 3. Tekanan hidrostatik kapsula bowman Regulasi dari GFR dilakukan secara 1. Autoregulation 2. Neural regulation 3. Hormonal regulation Umumnya 20% plasma yang memasuki glomerulus difiltrasi pada net filtrasi 10 mmHg Normalnya 125 ml/min untuk pria dan 115 ml/min pada wanita Filtrat: Glukosa, asam amino, garam, air, dan ion. REABSORBSI TUBULAR • Reabsorbsi merupakan prose penyerapan kembali zat-zat yang masih diperlukkan tubuh dan menghasilkan urin yang lebih terkonsentrasi. Proses ini terjadi di Tubulus Kontortus Distal, Lengkung Henle, dan Tubulus Kontortus Proksimal. •Dari 125 ml cairan yang difiltrasi, sekitar 124 ml/min direabsorbsi. Tubulus mereabsorbsi 99% dari air yang telah difiltrasi. 100% gula yang terfiltrasi dan 99,5% garam yang terfiltrasi, sisa metabolism lain seperti kreatinin dan kelebihan zat-zat esensial disimpan dalam tubula untuk kemudian dikeluarkan •Sebagian ion dalam plasma seperti , dan bikarbonat direabsorbsi, namun laju reabsorbsinya tergantung dengan kebutuhan tubuh. Agar sebuah zat dapat direabsorbsi, harus ditranspor melalui : 1. Membran epitel tubulus menuju cairan interstisial renal 2. Melalui membrane kapiler peritubular dan kembali masuk ke darah Transpor dilakukan secara : 1. Difusi pasif 2. Transpor aktif 3. Cotranspor Penting untuk reabsorbsi air, air mengikuti molekul yang ditranspor secara aktif seperti Proses Reabsorbsi : •Pada tubulus proksimal semua glukosa pada filtrat direabsorbsi dengan sejumlah konsentrasi ion dan air (melalui proses kotranspor)osmolaritas masih 300 mOsm/L •Pada lengkung henle menurun air direabsorbsi osmolaritas menurun menjadi 120 mOsm/L •Kemudian pada lengkung henle naik yang mereabsorbsi ion-ion osmolaritas menjadi 100- 200 mOsm/L •Pada tubulus distal dan ductus kolectivus sejumlah ion dan air direabsorbsi sesuai dengan stimulus hormone SEKRESI TUBULAR (AUGMENTASI) Sekresi tubular merupakan proses transfer zat yang tidak dibutuhkan dari kapiler
peritubular ke lumen tubular ginjal yang terjadi di lengkung henle ascenden dan TKD. Mekanisme sekresi: 1. Difusi pasif 2. Transpor aktif Zat-zat yang disekresikan ke dalam cairan tubular untuk dikeluarkan diantaranya: 3. Ion 4. Kreatinin 4. Ion 5. Urea 5. Ion Ammonium 6. Beberapa hormone Hasil dari tahapan terakhir merupakan urine sejati yang hanya merupakan 1% dari cairan yang difiltrasi dan hanya berisi air dengan konsentrasi urea, kreatinin, dan ion- ion. SISTEM PENCERNAAN ORGAN-ORGAN DAN SALURAN PENCERNAAN Saluran pencernaan terdiri atas: 1. Mulut; 2. Faring; 3. Esophagus; 4. Lambung; 5. Usus halus; dan 6. Usus besar Selain saluran pencernaan tersebut juga terdapat organ-organ yang mendukung kerja dari sistem pencernaan MULUT Mulut merupakan tempat masuknya makanan dari luar ke dalam tubuh. Bibir dan pipi pada mulut memiliki fungsi untuk menjaga makanan agar tetap di antara gigi. Terdapat palate yang membentuk lengkung yang menjadi bagian atas dari mulut yang memisahkan mulut dengan saluran nafas sehingga bernafas dengan mengunyah dapat terjadi pada saat yang Pada mulut terdapat: •LidahProses mekanik dengan mengompresi, mengarasa, dan mendistorsi; membantu pengunyahan dan penelanan; sensor sentuhan, suhu, dan rasa •Kelenjar salivaTerdaoat 3 kelenjar : kelenjar parotid, sublingual, dan submandibular. Saliva terdiri dari 99,5% air dan 0,5% elektrolit dan protein. Protein saliva: amilase, lysozyme, dan mucus. •GigiProses pencernaan mekanis mastikasi (pengunyahan) FARING DAN ESOPHAGUS Faring merupakan saluran yang Esophagus Memindahkan bolus berfungsi memindahkan bolus dengan gerakan secara dari laringofaring sekaligus peristaltic menuju lambug. Pada menutup saluran udara (glottis saluran ini, tidak terjadi proses dan epiglottis) agar bolus tidak pencernaan secara kimiawi. masuk saluran pernafasan. Tahapan dalam menelan makanan ini dinamakan oropharyngeal stage Proses Menelan : LAMBUNG Fungsi dari lambung meliputi: 1. Mencampur saliva, makanan, dan gastric juice 2. Mewadahi makanan sebelum masuk ke usus kecil/halus, 3. Sekresi gastric juice, yang mengandung HCl, pepsin, dan lipase lambung, serta 4. Sekresi gastrin ke dalam darah. Pada lambung juga terjadi gerakan peristaltic yang berfungsi mencampur HATI DAN KANTUNG EMPEDU Fungsi Hati: •Mengahasilkan bilus seperti bilirubin, untuk mengemulsi lemak (menghancurkan struktur makromolekul lemak sebelum dicerna lebih lanjut oleh getah-getah pencernaan) •Metabolisme karbohidrat: penyimpanan glukosa dalam bentuk glikogen dan pembentukan glukosa dari glikogen (jika dibutuhkan). •Metabolisme lemak: menyimpan trigliserida, mencerna asam lemak, membentuk lipoprotein, menyintesis kolestrol, membentuk garam-garam bilus. •Metabolisme protein, detoksifikasi obat-obatan dan zat kimia yang masuk ke dalam tubuh, ekskresi hormone-hormone seperti aldosterone dan estrogen, ekskresi bilirubin, sintesis garam empedu, fagositosis oleh sel Kupffer, penyimpanan vitamin A, B12, D, E, K, serta aktivasi vitamin D USUS HALUS Usus halus dibagi menjadi: 1. Duodenum sebagai “mixing bowl”, tempat muara berbagai enzim pencernaan. 2. Jejenum Pencernaan kimiawi dan penyerapan nutrisi. 3. IleumPenyerapan sisa nutrisi dan control sphincter iliosekum terhadap mobilisasi makanan ke usus besar. Motilitas yang terjadi di dalam usus halus: 4. SegmentasiMengaduk dan mendorong kim (campuran gastric juice, mucus, dan makanan yang keluar dari lambung). Fungsi dari segmentasi adalah mengaduk kim dengan gastric juice dan memastikan kim terpapar pada lapisan absorbative dari mukosa usus halus. 5. Kompleks motilitas bermigrasi Mengosongkan usus halus yang terjadi dalam 3 fase. Fase 1 40-60 menit, kontraksi sedikit; Fase 2 20-30 menit dengan kontraksi peristaltic; Fase 3 kontraksi gerakan peristaltic yang kuat 5-10 menit, pyloric sphincter di lambung mengalami relaksasi. USUS BESAR Fungsi dari usus besar meliputi: 1. Peristaltik yang mendorong isi colon menuju rectum 2. Memiliki bakteri yang mengubah protein menjadi asam amino, dan memproduksi vitamin B, dan K. 3. Penyerapan air, ion, dan vitamin. 4. Pembentukan fese, dan 5. Defekasi. KELENJAR PENCERNAAN Dalam sistem pencernaan juga terdapat beberapa kelenjar pencernaan yang mensekresikan zat-zat kimia yang membantu dalam proses pencernaan, kelenjar-kelenjar tersebut terdapat pada: 1. Mulut (Kelenjar ludah) 2. Kelenjar pada lambung 3. Kelenjar pada pankreas KELENJAR LUDAH Kelenjar ludahMensekresi air liur encer (enzim) dan kental (lender). Terdiri dari: •Kelenjar parotid: Kelenjar paling besar, terletak di depan telinga. •Kelenjar sublingual: Terletak di bawah lidah; dan •Kelenjar submandibular: Terletak di permukaan dalam mandibular. KELENJAR PADA LAMBUNG Kelenjar lambung •Sel chief: sekresi pepsinogen •Sel parietal: sekresi HCl dan factor intrinsic •Sel mukosa mensekresi mucus/lender yang berfungsi untuk melindungi mukosa dari HCl Kelenjar pylorus •Sel G: mensekresi gastrin •Sel D: mensekresi somastatin KELENJAR PADA PANKREAS • Pulau LangerhansSel endokrinSekresi hormone insulin dan glucagon •Sel asinus dan sel ductus Sel eksokrinSekresi enzim pencernaan dan cairan (mengandung untuk menetralisasi daerah usus dari keasaman HCl). Enzim VASKULARISASI SISTEM PENCERNAAN JALUR VASKULARISASI Dari jantung, darah yang teroksigenisasi keluar melalui aorta. Darah tersebut kemudian melewati aorta abduminalis. Darah lalu dialirkan ke saluran pencernaan melalui 3 cabang utama yang keluar dari aorta abdominalis ini, yaitu arteri seliaka, arteri mesentrik superior, dan arteri mesentrik inferior. ARTERI SELIAKA Cabang: Arteri hepatic (common hepatic artery)untuk mendarahi hati. •Arteri hepatica propriamenuju hati dan bercabang menjadi arteri hepatica kanan dan kiri yang berfungsi mendarahi lobus kanan dan kiri hati. •Arteri gastrica dextramendarahi kurvator minor lambung •Arteri gastroduodenalmendarahi duodenum dan lambung dan bercabang menjadi arteri gastroepiploic kanan yang mendarahi kurbator mayor lambung dan arteri pankreatikduodenal superior yang mendarahi duodenum dan kepala pancreas. Arteri gastrica sinistramendarahi kurvator minor lambung Arteri lienalis (splenic artery) •Arteri pankreatikmendarahi lehger, badan, dan ekor pancreas •Arteri gastroepiploic kirimendarahi kurvator mayor lambung •Arteri gastrica brevismendarahi fundus lambung •Arteri yang mendarahi limpa ARTERI MESENTRIK SUPERIOR Cabang: Arteri pankreatikduodenal inferiormendarahi duodenum dan kepala pancreas Percabangan ileal dan juneal Arteria coliaca dextramendarahi colon ascendens Percabangan ileocolic •Percabangan ileocolic superiormendarahi colon ascendens •Percabangan ileocolic inferiorbercabang menjadi cabang ileal yang mendarahi ilemum, cabang caecal yang mendarahi caecum, cabang appendicular yang mendarahi appendiks, dan Cuban colic yang mendarahi bagian awal colon. Arteria coliaca mediamendarahi 2/3 bagian awal colon transversus. ARTERI MESENTRIK INFERIOR Cabang : Arteria coliaca sinistramendarahi 1/3 bagian terakhir colon transversus dan colon descendans. Arteri sigmoideamendarahi bagian awal sigmoid colon Arteria rectalis/hemorrhoidalis superiormendarahi bagian akhir sigmoid colon dan bagian awal rektum; Memiliki cabang lanjutan yaitu Arteria rectalis/hemorrhodialis media yang mendarahi bagian tengah rectum dan Arteria rectalis/hemorrhoidalis inferior yang mendarahi bagian akhir rektum dan juga kanalis anal Darah dari arteri-arteri tersebut kemudian memasuki pembuluh- pembukuh vena. Vena-vena di bawah ini kemudian bertemu, membentuk vena porta hepatica yang melewati hati VENA PORTA HEPATICA Darah dari lambung dibawa oleh: Vena gastroepiploic kanan (darah dari kurvator mayor) Vena pylorus (darah dari kurvator minor) Vena gastrica brevis (darah dari fundus lambung) Darah dari pancreas dibawa oleh vena lienalis; Perpanjangan dari vena lienalis adalah vena mesentrik superior yang membawa darah dari usus halus, caecum, colon ascendens, dan 2/3 awal colon transversus Darah dari 1/3 akhir colon transversus, colon descendens, sigmoid, rektum, dan kanalis analdibawa oleh vena mesentrik inferior. PERSARAFAN SISTEM PENCERNAAN Terdapat 4 persarafan yang mengatur fungsi dari ssitem pencernaan, yaitu : Fungsi autonom otot polos, pleksus saraf intrinsik, saraf ekstrinsik dan hormone pencernaan. Berikur akan dibahas tentang persarafan pada sistem pencernaan, yaitu pleksus saraf intrinsik dan saraf ekstrinsik. PLEKSUS SARAF INTRINSIK •Persarafan pada sistem pencernaan memiliki saraf intramural (saraf yang terdapat dalam dinding). •Pleksus saraf intrinsik terdiri dari pleksus submucosa dan pleksus mientrikus/pleksus Auerbach. •Gabungan kedua pleksus disebut sebagai sistem saraf enterikb •Pleksus intrinsik memiliki berbagai neuron sensorik, yaitu: Neuron aferen primer intrinsik yang merespon rangsangan local spesifik dalam saluran cerna (dasarnya bersifat sensorik) dan Neuron eferen intrinsik yang mengontrol otot polos, sel endokrin, sel eksokrin dalam saluran cerna. Secara langsung mempengaruhi motilitas saluran cerna, sekresi getah pencernaan, sekresi hormone GI melalui interaksi eksitatorik atau inhibitorik (dasarnya bersifat SARAF EKSENTRIK •Saraf eksentrik merupakan saraf dari kedua cabang saraf autonom yaitu simpatis dan parasimpatis berasal dari luar saluran cerna, namun berkontribusi dalam fungsi saluran cerna. •Saraf autonom bekerja dengan cara : Memodifikasi aktivitas pada pleksus intrinsik, mengubah tingkat sekresi hormone pencernaan, dan berpengaruh pada otot polos dan kelenjar •Fungsi saraf simpatismenghambat atau memperlambat kontraksi dan sekresi saluran cerna. •Fungsi saraf parasimpatisdatang melalui saraf vagus (N.X). Berfungsi meningkatkan motilitas otot polos dan mendorong sekresi enzim, serta hormone pencernaan. Setelah makan, kita butuh mencerna makanan, sehingga tubuh meningkatkan aktivitas pencernaan (kerja saraf parasimpatis meningkat). Namun, peningkatan kerja saraf parasimpatis membuat kita merasakan kantuk. Inilah sebabnya setelah kita makan, kita jadi mengantuk. Ini juga sebabnya saraf parasimpatis memiliki gelar rest and digest. Pada dasarnya saraf enteric dapat bekerja secara independent. Namun, tujuan dari pengaktifan saraf autonom yaitu simpatis dan parasimpatis adalah untuk memadukan aktivitas dari berbagai saluran PROSES DASAR PENCERNAAN Pengolahan makanan melalui sistem pencernaan secara keseluruhan terdiri dari 4 bagian utama, yaitu: 1. Motility 2. Sekresi 3. Digestion 4. Absorbtion MOTILITY •Merupakan kontraksi otot untuk mengaduk dan mendorong makanan bergerak sepanjang saluran pencernaan •Otot polos merupakan poros utama motility. •Otot polos berkontraksi oleh pengaruh potensial aksi •Otot menjaga tonusnya agar tekanan saluran pencernaan tetap, mencegah dinding saluran pencernaan meregang terus menerus. •Melakukan gerakan propulsive (mendorong), makanan berjalan di sepanjang saluran pencernaan. •Melakukan gerakan mixing (mengaduk) makanan dan membantu absorbs (menyebarkan makanan ke permukaan absorbs di sepanjang saluran pencernaan). •Motilitas di bagian awal dan akhir sistem pencernaan dipengaruhi oleh otot rangka (Mulut dan external anal sphincter) SEKRESI •Saluran pencernaan merupakan kelenjar eksokrin sekaligus endokrin. •Kelenjar eksokrin dari saluran pencernaan sel epithelial terspesialisasi dan organ-organ pencernaan aksesori (seperti pancreas). •Sekret diperoleh dari ekstraksi cairan plasma tubuh dalam volume besar yang diproses dengan bantuan energi. •Sekret diserap kembali dalam darah setelah dipergunakan, jika tidak dikembalikan maka cairan plasma akan berkurang jumlahnya (seperti dalam kasus diare). •Kelenjar endokrin dari saluran pencernaan merupakan sel epithelial terspesialisasi yang menghasilkan hormone dan peptide. •Hormon dan peptide diangkut darah menuju organ-organ atau saluran-saluran pencernaan. DIGESTION AND ABSORPSTION Digestion Absorption Tujuan dari digestion adalah Tujuan dari absorption adalah menghancurkan secara kimiawi meyerap molekul-molekul makromolekul dari karbohidrat, sederhana seperti glukosa, protein, dan lemak, menjadi galaktosa, fruktosa, asam amino, molekul yang sederhana agar asam lemak, dan trigliserol serta dapat terserap tubuh. menyerap vitamin, air, dan mineral. FASE-FASE PENCERNAAN Fase Cephalic 1. •Terjadi sebelum makanan masuk ke lambung (melihat, mencium, memikirkan, dsb). •Merangsang lambung untuk mensekresikan enzim dan dirangsang oleh sistem saraf pusat. 2. Fase Gastric •Terjadi saat makanan memasuki lambung, regangan dari makanan memicu kontraksi dinding lambung dan sekresi gastrin dan histamin. •Gastrin dan histamin akan merangsang sel parietal dan sel chief untuk menghasilkan HCl dan pepsin. 3. Fase Intestinal •Terjadi saat makanan meninggalkan lambung, dan sistem saraf simpatik akan menginhibisi kontraksi lambung. •Inhibisi sekresi gastrin •Peningkatan sekresi secretin akibat pH chime yang rendah. Secretin berfungsi untuk merangsang pancreas untuk mengeluarkan untuk meningkatkan pH chyme. •Peningkatan sekresi CCK (Cholecystokinin) akibat dijumpainya lemak chime. CCK akan merangsang vesicle velea untuk mensekresikan getah empedu yang berfungsi untuk mengemulsi lemak. REFLEKS DEFEKASI Defekasi merupakan keluarnya feses dari anus dan rectum. Proes terbentuknya feses: •Setelah selesainya kimus dari usus halus kandungannya hanyalah sisa makanan yang tidak dicerna, cairan, dan komponen empedu yang tidak diserap. •Berikutnya kimus tersebut diterima oleh usus besar •Dipisahkanlah air dan garam dari kimus tersebut sehingga terbentuk kimus tersebut menjadi suatu masa yang padat. PROSES REFLEKS DEFEKASI •Refleks defekasi muncul saat feses berpindah dari kolon ke rectum, sehingga ada tekanan yang memicu reseptor pada rectum sehingga memicu gerak peristaltis agar feses bergerak menuju anus. •Pada saat gerakan peristaltis, massa kolon mendorong isi kolon sigmoid ke dalam rectum, terjadi peregangan rectum yang kemudian merangsang reseptor regang di dinding rectum dan memicu refleks defekasi. Fungsi dari reflex defekasi ini adalah untuk mengosongkan kolon (khususnya daerah descending colon, sigmoid colon, dan rectum) dari feses. JENIS OTOT PADA REKTUM Di rectum terdapat 2 jenis otot, internal dan eksternal anal sphincter •Internal anal sphincter bersifat involuntary yang dikontrol oleh saraf autonom. •Eksternal anal sphincter bersifat voluntary yang dikontrol oleh saraf somatik. •Apabila eksternal anal sphincter tidak berelaksasi, feses akan kembali ke sigmoid colon. •Defekasi terjadi apabila kedua otot tersebut berelaksasi. PEMBAGIAN REFLEX DEFEKASI Refleks defekasi dibagi menjadi 2: •Refleks jangka pendek •Refleks jangka Panjang Short reflex: Stimulasi pleksus mesentrikus untuk memulai gelombang peristaltic yang mendorong feses dari rectum ke canal anus. Long reflex: Stimulasi saraf parasimpatik sehingga menyebabkan relaksasi internal anal sphincter (IAS) secara involunter (IAS tidak dapat digerakan secara volunteer). Selain itu, long reflex juga memicu stimulasi saraf somatik yang menginervasi external anal sphincter (EAS) secara volunteer. Agar proses defekasi dapat terjadi, IAS, dan EAS harus berelaksasi, oleh karena itu, dibutuhkan relaksasi EAS (yang dapat diatur secara sadar) oleh tubuh agar dapat melakukan defekasi. KESEIMBANGAN ENERGI Keseimbangan energi adalah kondisi di mana energi yang masuk sesuai dengan energi yang keluar. Energi tubuh yang tidak seimbang akan diseimbangkan dengan metabolism, selain itu dengan regulasi asupan makanan. Pembagian keseimbangan energi •Keseimbangan netral, yakni ketika energi tubuh sama dengan energi yang dikeluarkan tubuh pada proses eksternal maupun internalnya. •Keseimbangan positif, yakni keadaan ketika asupan energi lebih banyak daripada yang dikeluarkan sehingga menyebabkan energi yang berlebih tersebut disimpan dalam bentuk lemak atau jaringan adiposa. •Keseimbangan negatif, yakni keadaan asupan energi tubuh lebih sedikit jika dibandingkan dengan energi yang dikeluarkan sehingga akibatnya adalah digunakan energi cadangan atau simpanan energi. PANAS TUBUH •Energi yang masuk ke dalam tubuh dari asupan makanan akan diubah menjadi panas •Dalam 100% energi 50% ATP dan 50% panas. •Selama pengeluaran ATP, terdapat 25% energi yang juga diubah menjadi energi panas •Panas yang dihasilkan membantu tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh (homeostasis) •Sebagian besar manusia hidup di lingkungan yang lebih dingin daripada suhu tubuh, untuk itulah peran panas ideal sangat dibutuhkan. •Asupan panas yang masuk kedalam tubuh harus diseimbangkan dengan panas keluar. Sumber input panas adalah panas dari lingkungan luar dan panas dari aktivitas internal •Panas yang dihasilkan akan lebih besar daripada panas yang dibutuhkan untuk mempertahankan suhu tubuh pada kisaran normal. •Pada tubuh terjadi pertukaran panas dari benda yang lebih panas menuju benda kurang panas, melalui 4 cara, yaitu : Radiasi, Konduksi, Konveksi, dan Evaporasi REFLEKS PENGATURAN SUHU TUBUH 1. Suhu lingkungan rendah menyebabkan suhu tubuh rendah yang berpotensi menyebabkan organ tidak berfungsi 2. Sel saraf mendeteksi perubahan temperature 3. Hipotalamus mengirimkan perintah ke otot lurik 4. Otot lurik menggigil, disertai dengan pengecilan pembuluh darah. 5. Tubuh membakar kalori dengan menggigil untuk mengeluarkan panas. 6. Respon dihentikan setelah suhu badan kembali normal. DAFTAR PUSTAKA •Sherwood L. Fundamentals of human physiology. 4th ed. United States: Brooks/Cole; 2012. •Tortora GJ, Derrickdon B. Principles of anatomy and physiology. 14 th ed. USA: Wiley; 2013 Dec 23. •Sherwood L. Human physiology from cells to systems. 9th ed. Boston: Cengage Learning; 2014. •Sherwood L. 2010. Human Physiology: From Cells to Systems. 8th ed. Belmont. USA. Brooks/Cole •Tortora G.J, Derrickson B. Principles of anatomy&physiology 13 th edition. USA: John wiley&sons, inc, 2012 •Martini F, Nath JL. Fundamentals of anatomy & physiology. San Fransisco: Pearson; 2009.