Anda di halaman 1dari 10

AKHLAK DALAM

BERPERGIAN
KELOMPOK 3

ARISYAD SIHAB 192010001


ALFIANI NINDITA ARISNA 192010008
APRILIANI MULIASARI 192010011
NADA NAHDYAH 192010014
FITRICHIA ZHAFIRA A 192010022
NOVA KARMELITA JAMIL 192010031
MUHAMAD MULYADI 192010035
ADITYA ABDUL HAYY 192010039
RAFI FACHRIZA MAULANA 192010098

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


Pengertian Akhlak Dalam Bepergian

Secara etimologi, dalam bahasa Arab Bepergian disebut


dengan rihlah-safrah-masirah. Sedangkan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia Bepergian diartikan perihal (cara, gerakan)
berjalan atau bepergian dari suatu tempat menuju tempat lain untuk
suatu tujuan.
Secara terminologi Bepergian didefinisikan sebagai
"aktivitas seseorang untuk keluar ataupun meninggalkan rumah
dengan berjalan kaki ataupun menggunakan berbagai sarana
transportasi yang mengantarkan sampai pada tempat tujuan dengan
maksud ataupun tujuan tertentu"
Bentuk Akhlak Dalam Bepergian
Melakukan perjalanan yang diajarkan dalam Islam bertujuan
untuk mencari ridha Allah, sebagaimana disinyalir oleh
Rasulullah Saw. dalam sabdanya: "Tidak seorang keluar
meninggalkan rumahnya, kecuali di pintu rumahnya ada panji.
Sebuah di tangan malaikat dan sebuahnya lagi di tengan setan.
Kalau tujuannya kepada apa yang diridhai (disenangi) Allah
Azza wa Jalla, maka dia diikuti malaikat dengan panjinya
sampai dia pulang ke rumahnya. Apalagi tujuannya yang
dimurkai Allah, maka setan dengan panjinya mengikutinya
sampai dia pulang ke rumahnya." (HR.Ahmad).
Terdapat beberapa perjalanan yang dianjurkan oleh Islam, di
antaranya:
a. Pergi Haji
b. Umrah
c. menyambung silaturahmi
d. menuntut ilmu
e. berdakwah
f. berperang di jalan Allah
g. mencari karunia Allah.
Islam telah mengajarkan beberapa tuntunan adab dan etika dalam
melakukan bepergian, yaitu sebagai berikut :

Sebelum Bepergian
a. Bermusyawarah dan Shalat Istikharah. Islam menganjurkan kebapa orang
yang berniat dan hendak melakukan Bepergian (safar), agar melakukan
musyawarah dengan keluarga sebelum ia berangkat.
b. Mengembalikan Hak dan Amanat kepada Pemiliknya. Jika niat melakukan
perjalanan telah menjadi keputusan, maka yang harus dilakukan adalah : Melunasi
hutang-hutang
c. Berpesan kepada keluarga tentang hutang-piutang
d. Mengembalikan hak dan amanat (titipan) kepada yang berhak.
e. Membawa Enam Benda yang Disunahkan Rasulullah Saw., Dalam melakukan
bepergian,, yaitu : gunting, siwak, tempat celak, tempat air untuk minum, istinja'
dan wudhu'.
f. Mengajak Istri ataupun Anggota Keluarga. Dalam ber-safar sebaiknya
mengikutsertakan istri (bila sudah beristri), agar terhindar dari hal-hal yang bisa
menimbulkan godaan setan.
e. Wanita Tidak Boleh Pergi Seorang Diri. Islam melarang
wanita ber-safar seorang diri (dalam jarak jauh), karena
dikhawatirkan akan mengalami kesulitan dan
dikhawatirkan akan menimbulkan fitnah.
f. Memilih Kawan Pendamping yang Shaleh. Untuk ber-
safar dianjurkan membawa teman yang shaleh, agar dia
dapat membantu melakukan hal-hal yang baik dan
menjaga untuk terhindar dari kemungkaran.
g. Mengangkat Pemimpin Rombongan. Apabila ber-safar
dengan rombongan, hendaklah mengangkat seorang
pemimpin yang bijaksana, adil dan mengetahui
permasalahan safar.
h. Berpamitan kepada Keluarga dan Handai Tolan serta
Mohon Do'a. Sebelum berangkat, seoorang musafir
sebaiknya berpamitan dan memberi ucapan selamat
tinggal kepada keluarga atau kawan-kawannya.
i. Memilih hari Kamis dan Shalat Dua Raka'at sebelum
Berangkat. Rasulullah Saw. sering mengawali
perjalanannya pada hari Kamis dan ketika akan
berangkat melakukan shalat dua rakaat
Dalam Bepergian
1. Menolong Kawan Seperjalanan. Rasulullah Saw.
dalam ber-safar selalu mengambil posisi paling
belakang, agar bisa menuntun yang lemah, menaikkan
orang yang lelah berjalan kaki ke atas kendaraan
beliau dan berdo'a untuk seluruh rombongan yang
mengikuti beliau.
2. Tidak Lama Meninggalkan Istri. Bila ber-safar
tidak membawa istri, sebaiknya tidak terlalu lama,
karena dikhawatirkan akan mengancam kejujuran di
antara suami-istri.
Ketika sampai dan Kembali dari
Bepergian
1. Takbir Tiga Kali dan Berdo'a. Setelah melakukan
bepergian atau dari medan perang, Rasulullah Saw.
mengucapkan takbir tiga kali, lalu mengucapkan (artinya) :
"Tiada sembahan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada
sekutu bagi-Nya. Bagi Allah kekuasaan dan pujian dan
Dia mampu melakukan segala sesuatu. Kami pulang
kembali bertobat, beribadah dan kepada Allah kami
bertahmid."
2. Jangan Pulang Mendadak. Rasulullah Saw. bila
pulang larut malam, beliau tidak langsung mengetuk pintu,
tetapi menanti sampai besok pagi.
3. Shalat Dua Raka'at. Sekembali dari bepergian,
Rasulullah Saw. memasuki masjid, shalat dua raka'at dan
baru pulang ke rumah. Ketika memasuki rumah beliau
mengucapkan istighfar (astaghfirullah hal-'azim).
Nilai Positif Akhlak dalam Bepergian
1. Imam Gazali mengatakan bahwa "Bersafarlah, sesungguhnya dal
am safar memiliki beragam keuntungan".
2. bepergian dapat menghibur diri dari kesedihan, kepenatan, keje
nuhan dari rutinitas aktivitas atau me-refresh masalah-masalah yang mem
belenggu.
3. Bepergian merupakan sarana untuk meningkatkan penghasilan. J
ika hanya berdiam di rumah tidak akan menemukan betapa luasnya karu
nia Allah.
4. Bepergian akan menambah ilmu pengetahuan dan wawasan. Bai
k karena pengamatan ataupun karena berjumpa dengan banyak orang.
5. Dengan bepergian, seseorang akan lebih mengenal adab kesopa
nan yang berkembang di suatu komunitas masyarakat.
6. Bepergian akan menambah kawan dan sahabat yang baik serta
mulia, karena dalam Bepergian tentu akan bertemu dengan orang-orang
yang beragam.
Membiasakan Akhlak dalam
Bepergian
Sebelum bepergian biasakan untuk memikirkan tujuannya, apakah perjala
nan itu bernilai ibadah dan bermanfaat atau hanya sia-sia saja. Jika niat m
elakukannya tidak jelas, maka sebaiknya ditangguhkan
ataupun dibatalkan. Segala keperluan dan bekal selama bepergian harus
disiapkan dengan lengkap, jangan biasakan membawa persiapan
alakadarnya, agar nanti tidak menemui kesulitan di perjalanan.

Segala kemungkinan dan resiko yang akan terjadi dalam bepergian harus
diwaspadai dan diantisipasi, apabila hal ini sudah dilakukan, perjalanan ak
an terasa menyenangkan dan tidak membosankan. Biasakan bepergian
dengan perhitungan jadwal yang matang, akurat, rinci dan
dengan agenda yang jelas. Tanpa itu dikhawatirkan bepergian hanya akan
sia-sia dan membuka celah bagi setan untuk menyesatkan.

Jika bepergian telah selesai, bersyukur dan renungkanlah segala hal yang
ditemukan dalam perjalanan. Jadikan semua pengalaman sebagai media
untuk meningkatkan kesadaran diri agar lebih baik dan bermanfaat dalam
menjalani kehidupan selanjutnya.
SYUKRON.......

Anda mungkin juga menyukai