Anda di halaman 1dari 27

Ustadzah

Uli

SISTEMATIKA PENULISAN KARYA


ILMIAH (MAKALAH)

Bagian halaman judul latar belakang


Awal kata pengantar batasan masalah
daftar isi rumusan masalah
daftar gambar/tabel tujuan
Bagian kegunaan/manfaat
Bab Pendahuluan
Isi
Bab Pembahasan
kajian teoretis
Bab Penutup
pembahasan
Bagian daftar pustaka simpulan
Penutup
(lampiran) saran
HALAMAN JUDUL (COVER)
Halaman judul
Pada halaman ini dituliskan judul penelitian dengan
lengkap, sehingga pembaca dapat mengetahui garis
besar isi makalah.

Di bawah judul dapat dicantumkan:


jenis dan tujuan laporan

nama penyusun

logo lembaga

nama lembaga

kota

tahun penyusunan laporan.


KATA PENGANTAR
Kata Pengantar adalah
bagian makalah yang
berfungsi mengantarkan pembaca pada
permasalahan yang akan dibahas dalam
sebuah makalah.

Dalam kata pengantar diuraikan:


 Ungkapan rasa syukur penulis
 Identitas makalah (judul dan tujuan penulisan yang
tercantum dalam lembar judul).
 Uraian singkat isi makalah.
 Ucapan terima kasih.
 Harapan penulis.
 Tempat, bulan, tahun dan Identitas Penulis.
DAFTAR ISI DAN DAFTAR LAMPIRAN
Daftar isi
 Daftar yang menggambarkan keseluruhan isi pokok laporan
dengan mencantumkan secara jelas urutan bab dan subbab
beserta halaman tempat bab atau subbab tersebut
 mencantumkan seluruh lampiran yang ada dengan nomor
halaman masing-masing dimulai dari kata pengantar s.d.
lampiran-lampiran.

Daftar lampiran
 Apabila dalam laporan diperlukan lampiran tabel yang
menunjang isi laporan, semua tabel yang diperlukan harus
dicantumkan dalam daftar tabel.
 Dalam hal ini nomor tabel dan halaman harus dicantumkan
dengan teratur dan jelas (melanjutkan halaman terakhir dari
daftar pustaka
LATAR BELAKANG MASALAH
Latar belakang berisi deskripsi tentang:
 Alasan rasional dan esensial yang membuat peneliti
merasa resah, sekiranya masalah tersebut tidak
diteiliti
 Gejala-gejala kesenjangan yang terdapat di lapangan
sebagai dasar pemikiran untuk memunculkan
permasalahan
 Kerugian-kerugian yang mungkin timbul seandainya
masalah tersebut tidak diteliti
 Keuntungan-keuntungan yang mungkin diperoleh
seandainya masalah tersebut diteliti
 Penjelasan singkat tentang kedudukan/posisi masalah
yang akan diteliti dalam ruang lingkup bidang studi
yang ditekuni oleh peneliti
BATASAN MASALAH DAN RUMUSAN
MASALAH
Batasan Masalah/Ruang Lingkup
Pembatasan masalah (menjelaskan kedalaman ilmu dan
area pembahasan)

Rumusan Masalah
Rumusan masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat
tanya atau pernyataan.
TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan
Tujuan meliputi hal-hal di bawah ini.
Tujuan umum menggambarkan secara singkat apa
yang ingin dicapai melalui penelitian yang
dinyatakan dalam satu kalimat
Tujuan khusus merupakan rincian tujuan umum
yang lebih spesifik dan mengacu kepada
pertanyaan-pertanyaan penelitian

Manfaat
Bagian ini menguraikan manfaat yang dapat
diambil dengan penulisan makalah yang dilakukan.
Manfaat biasanya dirumuskan baik secara praktis
maupun secara teoretis.
CIRI-CIRI KARYA TULIS ILMIAH
1. Reproduktif
Artinya karya ilmiah ditulis oleh peneliti atau penulis harus
diterima dan dimaknai oleh pembacanya sesuai dengan makna
yang ingin disampaikan. Pembaca harus bisa langsung
memahami konten dari karya ilmiah.

2.Tidak Ambigu ( bermakna lebih dari satu sehingga


menimbulkan keraguan)
Ciri ini ada kaitannya dengan reproduktif. Sebuah karya
ilmiah harus memberikan pemahaman secara detil dan tidak
dikemas dengan bahasa yang tidak membingungkan. Dengan
begitu, maksud dari karya ilmiah itu bisa langsung diterima
oleh pembacanya.
3. Tidak Emotif ( Berkenaan dengan emosi )
Artinya, karya ilmiah ditulis tidak melibatkan aspek
perasaan dari penulisnya. Sebab, karya ilmiah harus
memaparkan fakta yang didapatkan dari hasil
analisis penelitian, bukan dari perasaan
subjektif(menurut pandangan/perasaan sendiri) dari
penulisnya.

4. Menggunakan Bahasa Baku


Menggunakan bahasa baku agar mudah dipahami.
Penggunaan bahasa baku itu meliputi setiap aspek
penulisannya. Mulai dari penulisan sumber, teori,
hingga penulisan kesimpulan. Ketidakbakuan pada
tulisan karya ilmiah hanya akan membuat
pembacanya bingung dan apa yang ingin
disampaikan dalam tulisan tidak dipahami pembaca.
5. Menggunakan Kaidah Keilmuan
Penulisan karya ilmiah harus menggunakan kaidah
keilmuan atau istilah-istilah akademik dari bidang penelitian
si penulis. Hal itu bertujuan untuk menunjukkan bahwa
peneliti atau penulisnya memiliki kapabilitas(kemampuan)
pada bidang kajian yang dibahas dalam karya ilmiah.
Penggunaan kaidah atau istilah ilmiah itu juga menjadi
takaran seberapa ahli peneliti pada bidang keilmuannya.

6. Bersifat Dekoratif
Artinya penulis karya ilmiah harus menggunakan istilah atau
kata yang memiliki satu makna. Rasional artinya penulis
harus menonjolkan keruntutan pikiran yang logis dan
kecermatan penelitian. Kedua hal itu penting karena karya
ilmiah harus bisa menyampaikan maksud dari penelitian yang
dilakukan oleh penulis tanpa membingungkan.
7. Terdapat Kohesi
Artinya karya ilmiah harus memiliki kesinambungan antar
bagian dan babnya dan bersifat straight forward maksudnya
ialah tidak bertele-tele atau tepat sasaran. Sebuah karya
ilmiah setiap bagian atau babnya harus memiliki alur logika
yang saling bersambung. Selain itu, penyampaiannya harus
tepat sasaran dengan apa yang ingin disampaikan.

8. Bersifat Objektif
Karya ilmiah harus bersifat objektif. Hal ini sangat
penting karena karya ilmiah tidak dibuat berdasarkan
perasaan penulisnya. Karya ilmiah harus menunjukkan fakta-
fakta dan data-data dari hasil analisisnya. Jadi, tidak
memiliki kecondongan subjektifitas.
9. Menggunakan Kalimat Efektif
Dan, penulisan karya ilmiah harus menggunakan kalimat
efektif. Ciri ini berkaitan dengan semua ciri sebelumnya.
Tujuan penggunaan kalimat dalam karya ilmiah agar pembaca
tidak dipusingkan dengan penggunaan kalimat yang berputar-
putar. Penggunaan kalimat seperti itu hanya akan membuat
pembaca bingung.
empiris/em·pi
·ris/ /émpiris/ a
berdasarkan
pengalaman
(terutama
yang diperoleh
dari
penemuan,
percobaan,
pengamatan
yang telah
dilakukan)
objektif1/ob·je
k·tif/
/objéktif/ a
mengenai
keadaan
yang
sebenarnya
tanpa
dipengaruhi
pendapat
atau
pandangan
pribadi
Analisis adalah aktivitas yang terdiri dari
serangkaian kegiatan seperti, mengurai, Sintesis
membedakan, memilah sesuatu untuk
dikelompokkan kembali menurut kriteria
maksudnyamenghasilk
tertentu dan kemudian dicari kaitannya lalu an suatu hasil baru
ditafsirkan maknanya.

Interpret
asi
(tafsiran)
STRUKTUR TEKS KARYA ILMIAH
Karya ilmiah dapat ditulis dalam berbagai bentuk penyajian. Masing-
masing bentuk itu berbeda dalam hal kelengkapan strukturnya. Secara
umum, bentuk penyajian karya ilmiah terbagi ke dalam tiga jenis.

A. Bentuk Populer
Karya ilmiah bentuk ini sering disebut karya ilmiah populer. Bentuknya manasuka. Karya ilmiah
bentuk ini bisa diungkapkan dalam bentuk karya ringkas. Ragam bahasanya bersifat santai populer).
Karya ilmiah pupuler umumnya dijumpai dalam media massa, seperti koran atau majalah. Istilah
populer digunakan untuk menyatakan topik yang akrab, menyenangkan bagi populus (rakyat) atau
disukai oleh orang kebanyakan karena gayanya yang menarik dan bahasanya mudah dipahami.
Kalimat-kalimatnya sederhana, lancar, namun tidak berupa senda gurau dan tidak pula bersifat fantasi
(rekaan).
B. Bentuk Semiformal
Secara garis besar, karya ilmiah bentuk ini terdiri atas:
a. halaman judul,
b. kata pengantar,
c. dafar isi,
d. pendahuluan,
e. pembahasan,
f. kesimpulan, dan
g. dafar pustaka.
Bentuk karya ilmiah semacam itu, umumnya digunakan dalam berbagai
jenis laporan biasa dan makalah.
C . Bentuk Formal
Karya ilmiah bentuk formal disusun dengan memenuhi unsur-unsur kelengkapan
akademis secara lengkap, seperti dalam skripsi, tesis, atau disertasi. Unsur-unsur karya
ilmiah bentuk formal, meliputi hal-hal sebagai berikut.
a. Judul
b. Tim pembimbing
c. Kata pengantar
d. Abstrak
e. Dafar isi
f. Bab pendahuluan
g. Bab telaah kepustakaan/kerangka teoritis
h. Bab Metode penelitian
i. Bab Pembahasan hasil penelitian
j. Bab Kesimpulan dan rekomendasi
k. Dafar pustaka
l. Lampiran-lampiran
m. Riwayat hidup
BEBERAPA BAGIAN PENTING DARI STRUKTUR
KARYA ILMIAH DIURAIKAN SEBAGAI BERIKUT.
1. Judul
Judul dalam karya ilmiah dirumuskan dalam satu frasa yang jelas
dan lengkap. Judul mencerminkan hubungan antarvariabel. Istilah
hubungan di sini tidak selalu mempunyai makna korelasional,
kausalitas, ataupun determinatif. Judul juga mencerminkan dan
konsistensi dengan ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian,
subjek penelitian, dan metode penelitian.
Dari judul di atas, dapat diketahui bahwa:
1) masalah yang diteliti : aktivitas pergaulan dan prestasi belajar siswa
2) ruang lingkung penelitian : kecerdasan emosi dan intelektual siswa
3) tujuan penelitian : mengetahui ada tidaknya hubungan antara aktivitas
pergaulan dengan
prestasi belajar siswa
4) subjek penelitian : siswa SMA Labschool UPI Bandung
5) meotde penelitian : deskriptif-komparatif
Penulisan judul dapat dilakukan dua cara. Pertama, dengan menggunakan huruf
kapital semua kecuali pada anak judulnya; kedua, dengan menggunakan huruf
kecil kecuali huruf-huruf pertamanya. Apabila cara yang kedua yang akan
digunakan, maka kata-kata penggabung, seperti dengan dan tentang serta kata-
kata depan seperti di, dari, dan ke huruf pertamanya tidak boleh menggunakan
huruf kapital. Di akhir judul tidak boleh menggunakan tanda baca apapun,
termasuk titik ataupun koma.
2. Pendahuluan
Pada karya ilmiah formal, bagian pendahuluan mencakup latar
belakang masalah, identifkasi masalah, pembatasan masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat atau
keguanaan penelitian. Selain itu, dapat pula dilengkapi dengan
defnisi operasional dan sistematika penulisan.

A. Latar Belakang Masalah


Uraian pada latar belakang masalah dimaksudkan untuk
menjelaskan alasan timbulnya masalah dan pentingnya untuk
dibahas, baik itu dari segi pengembangan ilmu,
kemasyarakatan, ataupun dalam kaitan dengan kehidupan pada
umumnya.
B. Perumusan Masalah
Masalah adalah segala sesuatu yang dianggap perlu pemecahan oleh penulis,
yang pada umumnya ditanyakan dalam bentuk pertanyaan mengapa,
bagaimana. Berangkat dari pertanyaan itulah, penulis menganggap perlu untuk
melakukan langkah-langkah pemecahan, misalnya melalui penelitian. Masalah
itu pula yang nantinya menjadi fokus pembahasan di dalam karya ilmiah
tersebut.

C. Tujuan (Penulisan Karya Ilmiah)


Tujuan merupakan pernyataan mengenai fokus pembahasan di dalam
penulisan karya ilmiah tersebut; berdasarkan masalah yang telah
dirumuskan. Dengan demikian, tujuan harus sesuai dengan masalah pada
karya ilmiah itu.

D. Manfaat
Perlu diyakinkan pula kepada pembaca tentang manfaat atau kegunaan
dari penulisan karya ilmiah. Misalnya untuk pengembangan suatu bidang
ilmu ataupun untuk pihak atau lembaga-lembaga tertentu.
3. Kerangka Teoretis
Kerangka teoretis disebut juga kajian pustaka, atau teori landasan.
Tercakup pula di dalam bagian ini adalah kerangka pemikiran dan
hipotesis. Kerangka teoretis dimulai dengan mengidentifkasi dan
mengkaji berbagai teori yang relevan serta diakhiri dengan
pengajuan hipotesis.

Di samping itu, dalam kerangka teoretis perlu dilakukan pengkajian


terhadap penelitian-penelitian yang telah dilakukan para penulis
terdahulu. Hal ini penting dilakukan guna menambah dan
memperoleh wawasan ataupun pengetahuan baru, yang telah ada
sebelumnya.

Di samping akan menghindari adanya duplikasi yang sia-sia,


langkah ini juga akan memberikan prespektif yang lebih jelas
mengenai hakikat dan kegunaan penelitian itu dalam
perkembangan ilmu secara keseluruhan.
4. Metodologi Penelitian
Dalam karya tulis yang merupakan hasil penelitian, perlu dicantumkan pula bagian yang
disebut dengan metode penelitian.Metodologi penelitian diartikan sebagai prosedur atau
tahap-tahap penelitian, mulai dari persiapan, penentuan sumber data, pengolahan, sampai
dengan pelaporannya.
Setiap penelitian mempunyai metode penelitian masing-masing, yang umumnya bergantung
pada tujuan penelitian itu sendiri.
Metode-metode penelitian yang dimaksud, misalnya, sebagai berikut.
A. Metode deskriptif, yakni metode penelitian yang bertujuan hanya menggambarkan
fakta-fakta secara apa adanya, tanpa adanya perlakukan apapun. Data yang dimaksud dapat
berupa fakta yang bersifat kuantiatif (statistika) ataupun fakta kualitatif.
B. Metode eksperimen, yakni metode penelitian bertujuan untuk memperoleh gambaran
atas suatu gejala setelah mendapatkan perlakuan.
C. Metode penelitian kelas, yakni metode penelitian dengan tujuan untuk memperbaiki
persoalan-persoalan yang terjadi pada kelas tertentu, misalnya tentang motivasi belajar,
prestasi belajar siswa dalam kompetensi dasar tertentu.
5. Pembahasan
Bagian ini berisi paparan tentang isi pokok karya ilmiah, terkait dengan
rumusan masalah/tujuan penulisan yang dikemukakan pada bab
pendahuluan. Data yang diperoleh melalui hasil pengamatan, wawancara,
dan sebagainya itu dibahas dengan berbagai sudut pandang, diperkuat oleh
teori-teori yang telah dikemukakan sebelumnya. Sekiranya diperlukan,
pembahasan dapat dilengkapi dengan berbagai sarana pembantu seperti
tabel dan grafk. Sarana-sarana pembantu tersebut diperlukan untuk
menjelaskan pernyataan ataupun data.

Tabel dan grafik merupakan cara efektif dalam menyajikan data dan
informasi. Sajian data dan informasi lebih mudah dibaca dan disimpulkan.
Penyajian informasi dengan tabel dan grafk memang lebih sistematis dan
lebih enak dibaca, mudah dipahami, serta lebih menarik daripada
penyajian secara verbal.
Penulis perlu menggunakan argumen-argumen yang telah dikemukakan
dalam kerangka teoretis. Pembahasan data dapat diibaratkan dengan
sebuah pisau daging. Apabila pisau itu tajam, akan baik pula lah keratan-
keratan daging yang dihasilkannya. Namun, apabila tumpul, keratan
daging itu akan acak-acakan, penuh cacat. Demikian pula halnya dengan
pembahasan data. Apabila argumen-argumen yang dikemukakan penulis
lemah dan data yang digunakannya tidak lengkap, pemecahan
masalahnyapun akan jauh dari yang diharapkan.
6. Simpulan dan Saran
Simpulan merupakan pemaknaan kembali atau sebagai sintesis dari
keseluruhan unsur penulsan karya ilmiah. Simpulan merupakan bagian
dari simpul masalah (pendahuluan), kerangka teoretis yang tercakup di
dalamnya, hipotesis, metododologi penelitian, dan temuan penelitian.

Simpulan merupakan kajian terpadu dengan meletakkan berbagai unsur


penelitian secara menyeluruh. Untuk itu, perlu diuraikan kembali secara
ringkas pernyataan-pernyataan pokok dari unsur-unsur di atas dengan
meletakannya dalam kerangka pikir yang mengarah kepada simpulan.

Berdasarkan hal tersebut seorang peneliti harus pula melihat berbagai


implikasi yang ditimbulkan oleh kesimpulan penelitian. Implikasi
tersebut umpamanya berupa pengembangan ilmu pengetahuan, kegunaan
yang bersifat praktis dalam penyusunan kebijakan. Halhal tersebut
kemudian dituangkan ke dalam bagian yang disebut rekomendasi atau
saran-saran.
7. Dafar Pustaka

Dafar pustaka memuat semua kepustakaan yang digunakan sebagai


landasan dalam karya ilmiah, baik sumber tertulis, baik itu yang
berupa buku, artikel jurnal, dokumen resmi, atau sumber-sumber
lain dari internet. Semua sumber tertulis atau tercetak yang
tercantum di dalam
karya ilmiah harus dicantumkan di dalam dafar pustaka.
Sebaliknya, sumber-sumber yang pernah dibaca oleh penulis, tetapi
tidak digunakan di dalam penulisan karya ilmiah itu, tidak boleh
dicantumkan di dalam dafar pustaka.
Cara menulis dafar pustaka berurutan secara alfabetis, tanpa
menggunakan nomor urut. Sumber tertulis/tercetak yang
memerlukan banyak tempat lebih dari satu baris, ditulis dengan
satu spasi; sedangkan jarak antara sumber yang satu dengan yang
lainnya adalah dua spasi. Susunan penulisan dafar pustaka: nama
yang disusun di balik; tahun terbit; judul pustaka; kota terbit; dan
penerbit.

Anda mungkin juga menyukai