Anda di halaman 1dari 13

1.5.

Representasi Geometris Bilangan Kompleks


Secara geometris, himpunan bilangan real R dapat disajikan dengan garis lurus
yang disebut garis bilangan (garis riil). Setiap bilangan riil diwakili oleh tepat satu titik
pada garis bilangan tersebut, sebaliknya suatu titik pada garis bilangan mewakili tepat satu
bilangan riil.
Bilangan kompleks juga dapat disajikan secara geometris pada suatu bidang yang
disebut bidang kompleks atau bidang (diagram) Argan. Bidang Argan merupakan ide yang
diusulkan Jean-Robert Argand, (1768-1822, matematikawan Swiss) sebagai intepretasi
geometrik bilangan kompleks. Bidang kompleks atau bidang Argan yang dimaksud
merupakan suatu diagram/grafik Cartesius dimana sumbu-𝑥 mewakili komponen riil
bilangan kompleks sehingga disebut sumbu riil, sementara sumbu-𝑦 mewakili komponen
imajinernya, disebut sumbu imajiner.
Bilangan kompleks 𝑧 = 𝑎 + 𝑏𝑖 didefinisikan secara geometris sebagai pasangan
berurutan bilangan riiil (𝑎, 𝑏) yang direpresentasikan sebagai suatu titik pada bidang
bidang kompleks/ bidang Argan. Dengan demikian, setiap bilangan kompleks 𝑧 = 𝑎 + 𝑏𝑖
berkorespondensi satu-satu dengan suatu titik di bidang kompleks dengan koordinat
(𝑎, 𝑏). Ilustrasi pada Gambar 1 menunjukkan representasi geometris bilangan kompleks
𝑧 = 𝑎 + 𝑏𝑖 sebagai suatu titik pada bidang kompleks.

Gambar 1. Bilangan kompleks pada bidang Argan

⃗⃗⃗⃗⃗ di
Suatu bilangan kompleks 𝑧 = 𝑎 + 𝑏𝑖 dapat juga dinyatakan sebagai vektor OP
bidang kompleks dengan titik pangkal O(0, 0) dan P(𝑎, 𝑏) sebagai titik ujung (Gambar
2a). Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian 1.3. bahwa dua bilangan kompleks dapat
dijumlahkan secara aljabar. Hal tersebut juga dapat divisualisasikan secara geometris.

Afrisno Udil – Analisis Kompleks 10


Penjumlahan dua bilangan kompleks dapat disajikan secara geometris sebagai jumlah dua
vector yang merepresentasikan kedua bilangan kompleks tersebut.
Misalkan terdapat dua bilangan kompleks 𝑧1 = 𝑎1 + 𝑏1 𝑖 dan 𝑧2 = 𝑎2 + 𝑏2 𝑖 yang
masing-masing diwakili oleh titik P(𝑎1 , 𝑏1 ) dan Q(𝑎2 , 𝑏2 ) atau oleh vector ⃗⃗⃗⃗⃗
OP dan ⃗⃗⃗⃗⃗
OQ
pada bidang kompleks. Jumlah dua bilangan kompleks tersebut,
𝑧3 = 𝑧1 + 𝑧2 = (𝑎1 + 𝑏2 ) + (𝑏1 + 𝑏2 )𝑖
dapat pula disajikan secara geometris sebagai titik R(𝑎3 , 𝑏3 ) dengan 𝑎3 = (𝑎1 + 𝑎2 ) dan
𝑏3 = 𝑏1 + 𝑏2 atau sebagai vector ⃗⃗⃗⃗⃗
OR (Gambar 2b.).

𝑃
𝑏1

𝑏2 𝑄

𝑎1 𝑎2
Gambar 2a. Bilangan kompleks sebagai Vektor Gambar 2b. Vektor jumlah bilangan kompleks

Interpretasi bilangan kompleks sebagai vector sangat penting untuk memudahkan


pemahaman terhadap konsep nilai mutlak bilangan kompleks. Sebagaimana yang telah
dijelaskan pada bagian sebelumnya, nilai mutlak (modulus) dari suatu bilangan kompleks
𝑧 = 𝑎 + 𝑏𝑖 secara aljabar didefinisikan sebagai bilangan riil non-negatif dari √𝑎2 + 𝑏 2
dan dinotasikan dengan |𝑧| = √𝑎2 + 𝑏 2 . Secara geometris, |𝑧| dapat dipandang sebagai
jarak antara titik (0, 0) dan titik (𝑎, 𝑏).
Misalkan terdapat dua bilangan kompleks 𝑧1 = 𝑎1 + 𝑏1 𝑖 dan 𝑧2 = 𝑎2 + 𝑏2 𝑖, maka
diperoleh 𝑧1 − 𝑧2 = (𝑎1 − 𝑎2 ) + (𝑏1 − 𝑏2 )𝑖. Secara geometris 𝑧1 − 𝑧2 dapat dinyatakan
⃗⃗⃗⃗ . Nilai mutlak (modulus) 𝑧2 − 𝑧1 yaitu
sebagai titik S(𝑎1 − 𝑎2 , 𝑏1 − 𝑏2 ) atau vector OS
|𝑧2 − 𝑧1 | = √(𝑎2 − 𝑎1 )2 + (𝑏2 − 𝑏1 )2, secara geometris merupakan jarak dari titik O ke
⃗⃗⃗⃗ . Karena dua vekto yang sama adalah
titik S(𝑎1 − 𝑎2 , 𝑏1 − 𝑏2 ) yaitu panjang vector OS

Afrisno Udil – Analisis Kompleks 11


̅̅̅̅ = OS
vector yang memilik besar dan arah yang sama, maka vector PQ ̅̅̅̅. Dengan demikian,
|𝑧2 − 𝑧1 | juga dapat dipandang sebagai jarak dari titik P(𝑎1 , 𝑏1 ) ke titik Q(𝑎2 , 𝑏2 ) yakni
̅̅̅̅ (Gambar 3).
panjang vektor PQ

Gambar 3. Interpretasi Geometris Nilai Mutlak Bilangan Kompleks

Contoh 8. Tentukan hasil dari operasi bilangan kompleks berikut secara analitis dan
nyatakan secara geometris pada diagram Argan!

(a) (3𝑖 − 2) + (3 + 𝑖)
1 1
(b) (2 + 3𝑖) − (3 − 𝑖)
2 2

(c) |𝑧2 − 𝑧1 | dengan 𝑧1 = 2 + 𝑖 dan 𝑧2 = 2𝑖 − 3

Penyelesaian:

(a) (3𝑖 − 2) + (3 + 𝑖)

Secara Analitis:

(3𝑖 − 2) + (3 + 𝑖) = (−2 + 3) + (3 + 1)𝑖

(3𝑖 − 2) + (3 + 𝑖) = 1 + 4𝑖

Secara Grafis: (lihat Gambar 4a)


1 1
(b) 2 (2 + 3𝑖) − (3 − 2 𝑖)

Secara analitis:

1 1 3 1
(2 + 3𝑖) − (3 − 𝑖) = 1 + 𝑖 − 3 + 𝑖
2 2 2 2

Afrisno Udil – Analisis Kompleks 12


1 1
(2 + 3𝑖) − (3 − 𝑖) = −2 + 2𝑖
2 2
Secara grafis: (lihat gambar 4b)

(c) |𝑧2 − 𝑧1 | dengan 𝑧1 = 2 + 𝑖 dan 𝑧2 = 2𝑖 − 3

Secara analitis:

𝑧1 = 2 + 𝑖 = (2, 1) dan 𝑧2 = 2𝑖 − 3 = (−3, 2)

|𝑧2 − 𝑧1 | = √(−3 − 2)2 + (2 − 1)2

|𝑧2 − 𝑧1 | = √(−5)2 + (1)2

|𝑧2 − 𝑧1 | = √25 = 5

Secara grafis: (lihat gambar 4c)

1 1
Gambar 4a. Grafik dari (𝟑𝒊 − 𝟐) + (𝟑 + 𝒊) Gambar 4b. Grafik dari (2 + 3𝑖) − (3 − 𝑖)
2 2

Gambar 4b. Grafik dari |𝒛𝟐 − 𝒛𝟏 |

Afrisno Udil – Analisis Kompleks 13


1.6. Bentuk Kutub dan Eksponensial Bilangan Kompleks
Misalkan suatu bilangan kompleks 𝑧 = 𝑎 + 𝑏𝑖 yang dapat dinyatakan dalam bentuk
koordinat titik 𝑃(𝑎, 𝑏). Bilangan kompleks tersebut dapat dinyatakan dalam koordinat
polar (kutub) 𝑃(𝑟, 𝜃). Dalam hal ini 𝑟 merupakan panjang vektor yang mewakili bilangan
kompleks tersebut dan 𝜃 merupakan sudut yang dibentuk oleh bilangan kompleks tersebut
dengan sumbu real positif. Perhatikan gambar berikut.

Gambar 4.5. Bilangan kompleks dalam koordinat polar


Berdasarkan gambar di atas dan dengan menggunakan teorema Pythagoras, dapat
ditemukan hubungan berikut.

𝑟 = √𝑎2 + 𝑏 2
𝑎 = 𝑟 cos 𝜃
𝑏 = 𝑟 sin 𝜃
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, bahwa 𝜃 adalah sudut antara ⃗⃗⃗⃗⃗
𝑂𝑃 dan
sumbu real positif yang dinyatakan dalam radian. Selanjutnya, didefinisikan argument
bilangan kompleks 𝑧, dinotasikan arg(𝒛), merupakan suatu sudut 𝜃 yang memenuhi
sin 𝜃 = 𝑏/𝑟 dan cos 𝜃 = 𝑎/𝑟. Nilai arg(𝒛) tidak tunggal dan dapat ditentukan sebagai
berikut.
arg(𝑧) = 𝜃 + 2𝑘𝜋 (𝑘 = 0, ±1, ±2, …)
Oleh karena itu, perlu ditentukan dan didefinisikan Argumen utama bilangan
kompleks 𝑧 (the principal value of arg z) yaitu suatu nilai argument 𝑧 yang berada pada
selang −𝜋 < Θ ≤ 𝜋. Argumen utama 𝑧 dinotasikan dengan Arg 𝒛 dan bersifat tunggal,
sehingga diperoleh hubungan.
arg(𝑧) = Arg 𝑧 + 2𝑘𝜋 (𝑘 = 0, ±1, ±2, …)

Afrisno Udil – Analisis Kompleks 14


Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat ditentukan bentuk polar (kutub) bilangan
kompleks 𝑧 = 𝑎 + 𝑏𝑖 sebagai berikut.
𝑧 = 𝑟 cos 𝜃 + 𝑟 sin 𝜃 𝑖
𝑧 = 𝑟(cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃)
atau dapat ditulis juga sebagai,
𝑧 = 𝑟 cis 𝜃

dengan 𝑟 = √𝑎2 + 𝑏 2 dan 𝜃 = Arg 𝑧.

Contoh 9. Tentukan bentuk polar dari bilangan kompleks berikut!


(a) 𝑧 = 𝑖
(b) 𝑧 = 1 + 𝑖
Penyelesaian:
(a) 𝑧 = 𝑖

𝑟 = √02 + 12 = 1
0 1 𝜋
cos 𝜃 = = 0 dan sin 𝜃 = = 1, maka 𝜃 = + 2𝑘𝜋
1 1 2
𝜋
Arg 𝑧 =
2
Sehingga bentuk polarnya,
𝜋 𝜋
𝑧 = 1 (cos + 𝑖 sin )
2 2
𝜋
𝑧 = cis
2
(b) 𝑧 = 1 + 𝑖

𝑟 = √12 + 12 = √2
1 1 1 1 𝜋
cos 𝜃 = = √2 dan sin 𝜃 = = √2, maka 𝜃 = + 2𝑘𝜋
√2 2 √2 2 4
𝜋
Arg 𝑧 =
4
Sehingga bentuk polarnya,
𝜋
𝑧 = √2 cis
4

Afrisno Udil – Analisis Kompleks 15


Sifat-Sifat terkait Bentuk Polar dan Argumen Bilangan Kompleks
1. 𝑧 = 𝑟 cis 𝜃 ⇒ 𝑧̅ = 𝑟 cis(−𝜃) dan arg(z̅) = − arg(z).
2. Misalkan 𝑧1 = 𝑟1 cis 𝜃1 dan 𝑧2 = 𝑟2 cis 𝜃2 , maka berlaku:
z1 z2 = 𝑟1 𝑟2 cis(θ1 + θ2 ) dan arg(z1 z2 ) = arg(z1 ) + arg(z2 )

Coba Pikirkan dan Disusikan!


Misalkan 𝑧1 = 𝑟1 cis 𝜃1 dan 𝑧2 = 𝑟2 cis 𝜃2 ,
➢ Bagaimanakah bentuk dari z1 /z2 ?
➢ Bagimanakan hubungan argumennya?

Bentuk Eksponensial Bilangan Kompleks


Telah disajikan sebelumnya bentuk polar dari bilangan kompleks 𝑧. Selanjutnya,
bilangan kompleks 𝑧 juga dapat dinyatakan dalam bentuk eksponensial. Telah dikenal
sebelumnya formula Euler yang mendefinisikan simbol 𝑒 𝑖𝜃 sebagai berikut.
𝑒 𝑖𝜃 = cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃
Berangkat dari bentuk di atas, maka suatu bilangan kompleks 𝑧 = 𝑎 + 𝑏𝑖 dengan bentuk
polar 𝑧 = 𝑟(cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃) dapat dinyatakan dalam bentuk eksponensial sebagai,
𝑧 = 𝑟𝑒 𝑖𝜃 atau 𝑧 = 𝑟 exp(𝑖𝜃)

Contoh 10. Bentuk eksponensial dari bilangan kompleks −1 − 𝑖 dapat ditentukan


sebagai berikut.

3𝜋
𝑧 = −1 − 𝑖 ⇒ 𝑟 = √2; 𝜃 = −
4
3𝜋 3𝜋
Sehingga diperoleh bentuk polar: 𝑧 = √2 (cos (− ) + 𝑖 sin (− )),
4 4

3𝜋 3𝜋
dan bentuk eksponensial: 𝑧 = √2 exp [𝑖 (− )] atau 𝑧 = √2 exp [𝑖 (− ) + 2𝑘𝜋]
4 4

dengan 𝑘 = 0, ±1, ±2, …

Afrisno Udil – Analisis Kompleks 16


1.7. Akar-Akar Bilangan Kompleks
Sebelum membahas akar-akar bilangan kompleks, terlebih dahulu akan
diperkenalkan Formula De Moivre yang akan digunakan untuk membuktikan teorema
terkait akar-akar bilangan kompleks.
Teorema De Moivre. Untuk 𝑛 sebarang bilangan bulat berlaku:
(cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃)𝑛 = cos 𝑛𝜃 + 𝑖 sin 𝑛𝜃
Bukti.
Untuk 𝑛 = 0
(cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃)𝑛 = cos 𝑛𝜃 + 𝑖 sin 𝑛𝜃
(cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃)0 = cos 0 + 𝑖 sin 0
1=1
Untuk 𝑛 > 0.
Misalkan 𝑛 bilangan kompleks 𝑧𝑗 = 𝑟𝑗 (cos 𝜃𝑗 + 𝑖 sin 𝜃𝑗 ) dengan 𝑗 = 1, 2, 3, … , 𝑛, maka
berdasarkan sifat perkalian bilangan kompleks diperoleh:
𝑧1 𝑧2 … 𝑧𝑛 = 𝑟1 𝑟2 … 𝑟𝑛 [cos(𝜃1 + 𝜃2 + ⋯ + 𝜃𝑛 ) + 𝑖 sin(𝜃1 + 𝜃2 + ⋯ + 𝜃𝑛 )]
Jika 𝑧1 = 𝑧2 = ⋯ = 𝑧𝑛 = 𝑧 = 𝑟(cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃), maka diperoleh:
𝑧1 𝑧2 … 𝑧𝑛 = 𝑧 𝑛
𝑧 𝑛 = 𝑟 𝑛 (cos 𝑛𝜃 + 𝑖 sin 𝑛𝜃) ... *)
Sementara menurut bentuk kutubnya, dapat dinyatakan sebagai berikut.
𝑧 𝑛 = 𝑟 𝑛 (cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃)𝑛 …**)
Dari persamaa *) dan **) diperoleh:
𝑧 𝑛 = 𝑟 𝑛 (cos 𝑛𝜃 + 𝑖 sin 𝑛𝜃)
𝑟 𝑛 (cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃)𝑛 = 𝑟 𝑛 (cos 𝑛𝜃 + 𝑖 sin 𝑛𝜃)
(cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃)𝑛 = (cos 𝑛𝜃 + 𝑖 sin 𝑛𝜃)
Untuk 𝑛 < 0.
Misalkan 𝑛 = −𝑚 dengan 𝑚 bilangan asli, maka:
(cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃)𝑛 = (cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃)−𝑚
1
=
(cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃)𝑚
1
=
cos(𝑚𝜃) + 𝑖 sin(𝑚𝜃)
Afrisno Udil – Analisis Kompleks 17
= cos(𝑚𝜃) − 𝑖 sin(𝑚𝜃)
= cos(−𝑚𝜃) + 𝑖 sin(−𝑚𝜃)
(cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃)𝑛 = cos(𝑛𝜃) + 𝑖 sin(𝑛𝜃)
Berdasarkan pemaparan bukti di atas, telah ditunjukan bahwa untuk 𝑛 sebarang bilangan
bulat (𝑛 = 0, 𝑛 > 0, dan 𝑛 < 0) berlaku Teorema De Moivre.
(cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃)𝑛 = cos(𝑛𝜃) + 𝑖 sin(𝑛𝜃)

Contoh 11. Selesaikan soal berikut!


(a) Hitunglah (1 + 𝑖)8 .
(b) Buktikan cos 2𝜃 = cos 2 𝜃 − sin2 𝜃 dan sin 2𝜃 = 2 sin 𝜃 cos 𝜃
Penyelesaian:
(a) Pada Contoh 9(b) di atas telah ditemukan bahwa bentuk kutub dari bilangan kompleks
𝜋
(1 − 𝑖) adalah √2 cis sehingga dengan Formula De Moivre dapat diperoleh:
4

𝜋8
(1 − 𝑖)8 = [√2 cis ]
4
𝜋 𝜋8
= [√2 cos + 𝑖 sin ]
4 4
8 8𝜋 8𝜋
= (√2) [cos ( ) + 𝑖 sin ( )]
4 4
= 16[cos(2𝜋) + 𝑖 sin(2𝜋)]
= 16
Dengan demikian diperoleh (1 − 𝑖)8 = 16.
(b) Akan dibuktikan bahwa cos 2𝜃 = 1 − 2 sin2 𝜃 dan sin 2𝜃 = 2 sin 𝜃 cos 𝜃
Bukti.
Misalkan suatu bilangan kompleks 𝑧 = cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃. Berdasarkan perkalian
bilangan kompleks, maka dapat diperoleh:
𝑧 2 = (cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃)2
𝑧 2 = (cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃)(cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃)
𝑧 2 = (cos 2 𝜃 − sin2 𝜃) + 𝑖(2 sin 𝜃 cos 𝜃) …*)
Sementara itu, berdasarkan Teorema De Moivre, 𝑧 2 dapat dinyatakan sebagai,
𝑧 2 = (cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃)2

Afrisno Udil – Analisis Kompleks 18


𝑧 2 = cos(2𝜃) + 𝑖 sin(2𝜃) …**)
Selanjutnya dengan menggunakan kesamaan bilangan kompleks, maka dari persamaan
*) dan **) dapat diperoleh:
cos(2𝜃) + 𝑖 sin(2𝜃) = (cos 2 𝜃 − sin2 𝜃) + 𝑖(2 sin 𝜃 cos 𝜃)
𝐜𝐨𝐬(𝟐𝜽) = 𝐜𝐨𝐬 𝟐 𝜽 − 𝐬𝐢𝐧𝟐 𝜽 dan 𝐬𝐢𝐧(𝟐𝜽) = 𝟐 𝐬𝐢𝐧 𝜽 𝐜𝐨𝐬 𝜽 QED.

Setelah membahas Teorema De Moivre, selanjutnya akan dibahas akar-akar


bilangan kompleks. Dalam sistem bilangan kompleks, akar-akar dari suatu bilangan
kompleks didefinisikan sebagai berikut.

Definisi Akar-Akar Bilangan Kompleks


Suatu bilangan kompleks 𝑧 merupakan akar pangkat 𝑛 dari bilangan kompleks 𝑤 jika dan
𝑛
hanya jika 𝑤 = 𝑧 𝑛 atau ditulis juga 𝑧 = √𝑤 atau 𝑧 = 𝑤 1/𝑛 .

Akar-akar bilangan kompleks tersebut dapat ditentukan dengan menggunaan Teorema De


Moivre. Misalkan 𝑤 = 𝑟(cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃) dan 𝑧 merupakan akar pangkat 𝑛 dari 𝑤, maka 𝑧
dapat ditentukan sebagai berikut.
𝑧 = 𝑤 1/𝑛
𝑧 = [𝑟(cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃)]1/𝑛
1 𝜃 𝜃
𝑧 = 𝑟 𝑛 (cos + 𝑖 sin )
𝑛 𝑛
1
𝜃+2𝑘𝜋 𝜃+2𝑘𝜋
𝑧 = 𝑟 𝑛 (𝑐𝑜𝑠 + 𝑖 𝑠𝑖𝑛 ) , 𝑘 = 0, 1, 2, … , (𝑛 − 1)
𝑛 𝑛

Jika diberikan bilangan kompleks 𝑤 = 𝑟(cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃) yang tak nol dan 𝑛 adalah
bilangan bulat positif, maka terdapat 𝑛 buah akar pangkat 𝑛 dari 𝑤 yaitu:
1 𝜃 + 2𝑘𝜋 𝜃 + 2𝑘𝜋
𝑧 = 𝑤 1/𝑛 = 𝑟 𝑛 (cos + 𝑖 sin ) , 𝑘 = 0, 1, 2, … , (𝑛 − 1)
𝑛 𝑛

Representasi Geometris Akar-Akar Bilangan Kompleks


Setiap akar-akar bilangan kompleks yang diperoleh dapat disajikan secara geometris pada
bidang Argan. Dalam hal in, akar-akar bilangan kompleks dapat dinyatakan sebagai suatu
titik atau vektor pada bidang Argan dengan titik pangkal (0, 0). Perhatikan kembali bentuk
dari akar-akar bilangan kompleks 𝑤 = 𝑟(cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃) yaitu:
Afrisno Udil – Analisis Kompleks 19
1 𝜃 + 2𝑘𝜋 𝜃 + 2𝑘𝜋
𝑧 = 𝑤 1/𝑛 = 𝑟 𝑛 (cos + 𝑖 sin ) , 𝑘 = 0, 1, 2, … , (𝑛 − 1)
𝑛 𝑛
Bentuk tersebut menunjukkan bahwa modulus dari masing-masing akar selalu sama yaitu
1
|𝑧| = 𝑟 𝑛. Sementara sudut yang terbentuk antara vektor yang mewakili dua akar
2𝜋
berdekatan selalu sama yaitu radian. Hal ini berarti bahwa semua akar-akar tersebut
𝑛

terletak pada suatu lingkaran yang sama yaitu lingkaran dengan titik pusat (0, 0) dan jari-
1
jari |𝑧| = 𝑟 𝑛 (lihat gambar 4.6). Selain itu, jika masing-masing akar tersebut dihubungkan
dengan garis lurus maka akan terbentuk suatu bengun geometri segi−𝑛 beraturan.

Gambar 4.6. Representasi geometris dari akar-akar

Contoh 12. Tentukan semua nilai akar pangkat 6 dari 1 dan gambarkan representasi
geometrisnya!
Penyelesaian:
6
1
√1 = 16
1
= (1 + 0𝑖)6
= (1 cis 0)1/6
0 + 2𝑘𝜋 0 + 2𝑘𝜋
= 1 (cos + 𝑖 sin )
6 6
2𝑘𝜋 2𝑘𝜋
= 1 (cos + 𝑖 sin ) , 𝑘 = 0, 1,2,3,4,5
6 6

Afrisno Udil – Analisis Kompleks 20


Dengan demikian, semua niilai akar pangkat 6 dari 1 adalah:
𝑧1 = cos 0 + 𝑖 sin 0 = 1 𝑧4 = cos 𝜋 + 𝑖 sin 𝜋 = −1
𝜋 𝜋 1 1 4𝜋 4𝜋 1 1
𝑧2 = cos + 𝑖 sin = + 𝑖 √3 𝑧5 = cos + 𝑖 sin = − − 𝑖 √3
3 3 2 2 3 3 2 2
2𝜋 2𝜋 1 1 5𝜋 5𝜋 1 1
𝑧3 = cos + 𝑖 sin = − + 𝑖 √3 𝑧6 = cos + 𝑖 sin = − 𝑖 √3
3 3 2 2 3 3 2 2
Selanjutnya masing-masing nilai akar yang diperoleh dinyatakan sebagai titik dalam
bidang Argan seperti pada gambar 4.7. Dapat dilihat bahwa keenam akar bilangan
kompleks tersebut terletak pada lingkaran lingkaran dengan titik pusat (0, 0) dan jari-jari
1. Selanjutnya, jika titik-titik tersebut dihubungkan dengan garis lurus tampak membentuk
suatu representasi geometris berupa segi enam beraturan.

𝟔
Gambar 4.6. Representasi geometris dari akar-akar 𝒘 = √𝟏

Afrisno Udil – Analisis Kompleks 21


Referensi
Ahlfors, L. V. 1979. Complex Analysis: An Introduction to the Theory of Analytic Functions of
One Complex Variable. New York: McGraw-Hill.
Brown, J. W. & Churchill, R. V. 2009. Complex Variables and Applications. New York: McGraw-
Hill.
Conway, J. B. 1978. Function of One Complex Variable. New York: Springer-Verlag.
Gamelin, T. W. 2000. Complex Analysis. New York: Springer-Verlag.

Afrisno Udil – Analisis Kompleks 22

Anda mungkin juga menyukai