Lengkap
Ringkas
Pertimbangan
Konkrit
Jelas
Sopan
Benar
Fungsi komunikasi tertulis adalah:
Orientasi (Orientation)
Pada fase ini hubungan yang terjadi
masih dangkal dan komunikasi yang
terjadi bersifat penggalian informasi
antara perawat dan pasien. Fase ini
dicirikan oleh lima kegiatan pokok yaitu
testing, building trust, identification of
problems and goals, clarification of roles
dan contract formation.
Kerja (Working)
Pada fase ini perawat dituntut untuk
bekerja keras untuk memenuhi tujuan
yang telah ditetapkan pada fase orientasi.
Bekerja sama dengan pasien untuk
berdiskusi tentang masalah-masalah yang
merintangi pencapaian tujuan. Fase ini
terdiri dari dua kegiatan pokok yaitu
menyatukan proses komunikasi dengan
tindakan perawatan dan membangun
suasana yang mendukung untuk proses
perubahan.
Penyelesaian (Termination)
Paa fase ini perawat mendorong
pasien untuk memberikan penilaian
atas tujuan telah dicapai, agar
tujuan yang tercapai adalah kondisi
yang saling menguntungkan dan
memuaskan. Kegiatan pada fase ini
adalah penilaian pencapaian tujuan
dan perpisahan
Faktor - faktor penghambat komunikasi :
Perkembangan.
Persepsi.
Nilai.
Latar belakang sosial budaya.
Emosi.
Jenis Kelamin.
Pengetahuan.
Peran dan hubungan.
Lingkungan.
Jarak.
CitraDiri.
Kondisi Fisik
Berkomunikasi dengan penderita gangguan jiwa
membutuhkan sebuah teknik khusus, ada beberapa
hal yang membedakan berkomunikasi antara orang
gangguan jiwa dengan gangguan akibat penyakit
fisik. Perbedaannya adalah :
1. penderita gangguan jiwa cenderung mengalami
gangguan konsep diri, penderita gangguan penyakit
fisik masih memiliki konsep diri yang wajar (kecuali
pasien dengan perubahan fisik, ex : pasien dengan
penyakit kulit, pasien amputasi, pasien pentakit
terminal dll).
2. gangguan jiwa cenderung asyik dengan dirinya
sendiri sedangkan penderita penyakit fisik
membutuhkan Penderita support dari orang lain.
3. Penderita gangguan jiwa cenderung sehat secara
fisik, penderita penyakit fisik bisa saja jiwanya sehat
tetapi bisa juga ikut terganggu.
Sebenarnya ada banyak perbedaan, tetapi
intinya bukan pada mengungkap
perbedaan antara penyakit jiwa dan
penyakit fisik tetapi pada metode
komunikasinya.
Komunikasi dengan penderita gangguan
jiwa membutuhkan sebuah dasar
pengetahuan tentang ilmu komunikasi
yang benar, ide yang mereka lontarkan
terkadang melompat, fokus terhadap topik
bisa saja rendah, kemampuan
menciptakan dan mengolah kata – kata
bisa saja kacau balau.
Ada beberapa trik ketika harus berkomunikasi dengan
penderita gangguan jiwa :
1. Pada pasien halusinasi maka perbanyak aktivitas
komunikasi, baik meminta klien berkomunikasi dengan klien
lain maupun dengan perawat, pasien halusinasi terkadang
menikmati dunianya dan harus sering harus dialihkan
dengan aktivitas fisik.
2. Pada pasien harga diri rendah harus banyak diberikan
reinforcement
3. Pada pasien menarik diri sering libatkan dalam aktivitas atau
kegiatan yang bersama – sama, ajari dan contohkan cara
berkenalan dan berbincang dengan klien lain, beri
penjelasan manfaat berhubungan dengan orang lain dan
akibatnya jika dia tidak mau berhubungan dll.
4. Pasien perilaku kekerasan, khusus pada pasien perilaku
kekerasan maka harus direduksi atau ditenangkan dengan
obat – obatan sebelum kita support dengan terapi – terapi
lain, jika pasien masih mudah mengamuk maka perawat dan
pasien lain bisa menjadi korban.
SEKIAN