Anda di halaman 1dari 60

RUAM KULIT

Departemen Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin


Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
Medan - 2016
Makna Ruam Kulit Yang Ada
 Ruam kulit dapat dijabarkan mengenai :
I. Bentuk
II. Ukuran
III. Susunan
IV. Penyebaran dan lokalisasi
I. Bentuk Ruam Kulit
 Ruam Kulit :
◦ Ruam primer :
 Ruam kulit yang pertama muncul pada suatu kelainan
kulit
 Belum terpengaruh oleh perjalanan penyakit,
manipulasi ataupun pengobatan
 Biasanya masih khas untuk suatu kelainan kulit
◦ Ruam sekunder :
Sudah berubah dari ruam awalnya
Bentuk Ruam Kulit Khas
 Ruam Primer :
◦ Makula, papul, nodulus, nodus, vesikel, bula, pustul,
kista, plak, urtika
 Ruam sekunder :
◦ Skuama (jarang sebagai ruam primer), krusta, erosi,
ulkus, sikatriks
 Ruam lain yang sering dijumpai:
◦ Eritema, abses, tumor, vegetasi, ekskoriasi, likenifikasi,
telangiektasi
A. RUAM PRIMER
1. Ruam Primer  Makula :
 Kelainan kulit berbatas tegas
 Setinggi permukaan kulit,
 Berupa perubahan warna kulit semata
 Contoh : melanoderma, leukoderma, purpura, petekie,
ekimosis
2. Ruam Primer  Papul / papel:
 Penonjolan diatas permukaan kulit
 Sirkumskripta
 Diameter < 5 mm
 Berisiskan zat padat
3. Ruam Primer  Nodul / Nodulus:
 Penonjolan padat diatas permukaan kulit
 Terletak di kutan atau subkutan
 Sirkumskripta
 Diameter 5 – 10 mm
4. Ruam Primer  Nodus
 Penonjolan padat diatas permukaan kulit
 Terletak di kutan atau subkutan
 Sirkumskripta
 Diameter > 10 mm
5. Ruam Primer  Vesikel
 Gelembung berisi cairan serum
 Memiliki atap dan dasar
 Ukuran < 5 mm
 Bila berisi darah : vesikel hemoragik
6. Ruam Primer  Bula
 Vesikel yang berukuran lebih besar
 Ukuran > 5 mm
 Bisa berupa bula hemoragik, bula purulen, bula
hipopion
7. Ruam Primer  Pustul
 Vesikel yang berisi nanah
8. Ruam Primer  Kista
 Ruangan berdinding dan berisi cairan, sel maupun sisa
sel
 Dinding kista : jaringan ikat, dilapisi sel epitel atau
endotel
 Terbentuk dari kelenjar yang melebar dan tertutup
9. Ruam Primer  Plak
 Seperti papul yang datar
 Penampang > 10 mm
10. Ruam Primer  Urtika
 Edema setempat
 Timbul mendadak, hilang perlahan-lahan
II. RUAM SKUNDER
1. Ruam Sekunder  Skuama
 Lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit
2. Ruam Sekunder  Krusta
 Cairan badan yang mengering
 Dapat bercampur dengan jaringan nekrotik dan benda
asing (kotoran, obat, dll)
 Warna beragam : kuning (serum), kuning kehijauan
(pus), kehitaman (darah)
3. Ruam Sekunder  Erosi
 Kehilangan jaringan yang tidak melampaui stratum
basale
 Contoh bekas garukan  tidak berdarah, tapi keluar
cairan serosa
4. Ruam Sekunder  Ulkus
 Kehilangan jaringan lebih dari papila dermis
 Punya tepi, dinding, dasar, isi
5. Ruam Sekunder  Sikatriks
 Jaringan tidak utuh
 Relief tidak normal
 Permukaan licin
 Adneksa (-)
 Bisa atrofik atau hipertrofik  bila membesar
melebihi batas luka disebut keloid
III. RUAM LAIN
1. Ruam Lain Eritema
◦ Kemerahan karena pelebaran kapiler
◦ Reversibel
2. Ruam Lain Tumor
 Benjolan yang berdasarkan pertumbuhan sel atau
jaringan
 Ukuran > 25 mm
3. Ruam Lain Vegetasi
 Penonjolan bulat atau runcing yang menjadi satu
4. Ruam Lain Abses
 Kumpulan nanah dalam jaringan
 Kutis atau subkutis
 Batas tidak jelas
 Terbentuk dari infiltrat radang, dinding abses
terbentuk dari jaringan sakit yang belum menjadi
nanah
5. Ruam Lain Ekskoriasi
 Kehilangan jaringan sampai ujung papila dermis
 Keluar darah selain serum
6. Ruam Lain Likenifikasi
 Penebalan kulit
 Relief kulit makin jelas
7. Ruam Lain Telangiektasis
 Pelebaran pembuluh darah kapiler  menetap
8. Ruam Lain Fisura / Rhagades
 Keretakan / belahan kulit  epidermis hingga dermis
 Berbentuk liniar
 Biasanya nyeri
 Terjadi karena tarikan jaringan disekitarnya
9. Ruam Lain Komedo
 Ruam khas pada akne
 Infundibulum folikel rambut yang melebar dan
tersumbat oleh keratin dan lipid
10. Ruam Lain Purpura / Petekie
 Ekstavasasi sel darah merah
 Purpura: besar ; petekie: kecil/halus
II. Ukuran Ruam Kulit
 Milier : sebesar kepala jarum pentul
 Lentikular : sebesar biji jagung
 Numular : sebesar uang logam
 Plakat : lebih besar dari numular
III. Susunan Ruam Kulit
 Liniar : seperti garis lurus
 Sirsinar / anular : seperti lingkaran
 Polisiklik : bentuk pinggiran yang
sambung menyambung
 Korimbiformis : susunan seperti induk ayam
yang dikelilingi anak-anaknya
Liniar

Sirsinar/anular
Polisiklis

Korimbiformis
IV. Penyebaran dan Lokalisasi Khas
Ruam Kulit
 Sirkumskrip : berbatas tegas
 Difus : tidak berbatas tegas
 Generalisata : di sebagian besar tubuh
 Regional : satu daerah tertentu
 Universalis : hampir seluruh tubuh (>90%)
 Soliter : satu lesi
 Herpetiformis : berkelompok seperti herpes
zoster
 Konfluens : > 2 lesi menjadi satu
 Diskret : terpisah satu dengan yang lain
 Serpiginosa : menjalar ke satu jurusan 
penyembuhan pada bagian yang
ditinggalkan
 Irisformis : eritema bulat lonjong dengan
vesikel ditengahnya
 Simetrik : mengenai 2 belah bagian badan
yang sama
 Bilateral : mengenai kedua belah badan
 Unilateral : mengenai sebelah badan
Konfluen : > 2 lesi menjadi 1

Herpetiformis
Irisformis
PROSEDUR
PEMERIKSAAN
PENYAKIT
KULIT

Departemen Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin


Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
Medan - 2016
Pendahuluan
 Penyakit kulit  dapat dilihat langsung
 Bentuk, ukuran, susunan, penyebaran dan
lokalisasi  mengarahkan anamnesis dan
pemeriksaan selanjutnya
Anamnesis
 Identitas atau anamnesis pribadi: nama,
alamat, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status
perkawinan
 Tanyakan keluhan utama :
◦ Bila pasien ingin berobat untuk ekzema, dokter
tidak mengobati penyakit kulit lainnya yang
diderita  boleh memberi nasehat  Keluhan
tambahan
Anamnesis
 KELUHAN UTAMA disusun berdasarkan :
Keluhan Obyektif + Keluhan Subyektif +
Lokalisasi + Sudah berapa lama diderita

 Keluhan obyektif: keluhan yang saat ini terlihat


nyata pada tubuh pasien  dinyatakan dengan
bahasa pasien sendiri  Menurut Domonkos :
◦ Bintik : makula milier, purpura, eritem milier
◦ Bercak : makula, purpura, eritem
◦ Bintil : papul, vegetasi, komedo
◦ Bentol : urtika
◦ Benjolan / tumor : nodul, tumor, kista
◦ Gelembung berisi cairan : vesikel, bula
◦ Bisul : abses
◦ Sisik : skuama
◦ Keropeng : krusta
◦ Lecet : erosi, ekskoriasi
◦ Borok : ulkus
◦ Kudis : papul, krusta, ulkus  skabies
insect bite, prurigo
◦ Parut : sikatriks
◦ Penebalan kulit : plak, likenifikasi, keratosis
 Keluhan subyektif: keluhan yang dirasakan oleh
pasien  gatal, panas, dingin, mencucuk,
menyengat, menjalar, sakit/nyeri/berdenyut,
kebas/kesemutan, kurang / tidak berasa, kepekaan
kulit berlebihan

 Lokalisasi: dimana kelainan kulit tersebut dijumpai

 Sudah berapa lama diderita  kelainan yang


sekarang

 Contoh keluhan utama: Bintil-bintil disertai rasa


gatal di punggung tangan sudah 3 hari
Anamnesis
 Penting ditanyakan :
◦ Riwayat penyakit
◦ Riwayat penggunaan obat  penyakit sekarang
atau penyakit lain
◦ Penyakit keluarga
◦ Penyakit lain yang diderita atau pernah diderita
◦ Kebiasaan atau makanan tertentu yang
berpengaruh
◦ Pekerjaan berpengaruh/tidak
◦ Riwayat berpergian ke suatu daerah
Anamnesis
 Riwayat Perjalanan Penyakit (RPP):
◦ Kronologis waktu ditandai dengan menggunakan garis-
garis petunjuk
◦ Satu alinea dalam 1 garis petunjuk berisi: keluhan awal
 manipulasi  hasil
◦ Apabila lesi mengalami perluasan, dibuat alinea kedua
tanpa mengulang rincian pertama
◦ Jarak waktu tidak boleh terlalu lama
◦ Anamnesis harus mengarah pada diagnosis banding
Anamnesis
◦ Contoh RPP:
 3 hari yang lalu timbul bintil-bintil disertai rasa gatal
dipunggung tangan, lalu oleh pasien diberi balsem, ruam
tidak hilang bahkan semakin merah
 2 hari yang lalu karena ruam memerah, pasien mengoleskan
obat yang dibeli di apotik, rasa gatal dan merah berkurang
namun bintil-bintil masih tetap ada
 1 hari yang lalu, bintil-bintil semakin banyak, lalu pasien
memutuskan untuk berobat ke rumah sakit
Pemeriksaan Umum
 Keadaan umum
◦ Kesadaran
◦ Tekanan darah
◦ Frekwensi nadi / jantung
◦ Frekwensi nafas
◦ Temperatur
◦ Berat badan
Pemeriksaan Umum
 Status generalisata
◦ Kepala
◦ Dada
◦ Punggung
◦ Abdomen
◦ Ekstremitas, dll
Pemeriksaan Fisik Khusus
 Inspeksi
◦ Bila perlu : digunakan kaca pembesar
◦ Mutlak : di ruangan dengan cahaya yang terang
◦ Dilakukan untuk seluruh tubuh  kendala: pasien malu
dan merasa tidak perlu  perlu penjelasan
◦ Perhatikan : ruam  bentuk, lokalisasi, warna, ukuran,
penyebaran, batas

 Palpasi
◦ Tanda radang akut, indurasi
◦ Fluktuasi
◦ Pembesaran kelenjar getah bening
Pemeriksaan Pembantu

 Tes :
◦ Diaskopi :
 Menekan ruam dengan jari lalu menggeser
 Bisa dengan bantuan kaca obyek
 Untuk membedakan eritema dengan purpura /
telangiektasis
 Positif : warna merah hilang (eritema)
 Negatif : warna merah tidak hilang (purpura /
telangiektasis)
Pemeriksaan Pembantu
◦ Tzanck :
 Pada lesi bula/vesikel
 Buang atap bula  ambil bagian dasarnya
 Dilihat dibawah mikroskop

◦ Pemeriksaan langsung untuk skabies :


 Kerok ruam yang dicurigai terowongan skabies  bisa
dengan selotip
 Taruh diatas gelas obyek
 Tetesi imersi
 Lihat dibawah mikroskop
Pemeriksaan Pembantu

◦ Tes tinta untuk mengetahui terowongan skabies


:
 Tetesi ruam yang diduga ada terowongan
 Biarkan 5 menit  hapus
 Lihat dengan kaca pembesar

◦ Tes sensibilitas:
 Untuk kusta
Pemeriksaan Pembantu
◦ Pemeriksaan lampu Wood
 Dilakukan di kamar gelap
 Efluoresensi tertentu untuk kelainan pigmen dan jamur
 merah bata (eritrasma), hijau (Microsporum pada
tinea kapitis), kuning/oranye (tinea versikolor), dll
Pemeriksaan Pembantu
◦ Tes tinta Gunawan:
 Untuk mengetahui respon berkeringat pada penderita
kusta
 Pinsil diaplikasikan ke kulit  pasien beraktifitas 
pada ruam kusta: keringat (-)

◦ Tes goresan lilin


 Untuk mengetahui ruam psoriasis
 Benda tumpul digoreskan ke ruam psoriasis  tampak
seperti menggores tetesan lilin
Pemeriksaan Pembantu
 Pemeriksaan Laboratorium rutin :
◦ Darah dan urine rutin
◦ Kalau perlu: pemeriksaan darah tepi dan kimia darah
 Pemeriksaan mikologik :
◦ Sediaan langsung dengan KOH
◦ Kultur
 Tes serologik  sifilis, frambusia, dll
 Biopsi  untuk pemeriksaan histopatologik 
plong (punch), eksisi, cukur
Diagnosis Banding
 Diagnosis banding dapat ditentukan dari:
◦ Kemiripan jenis ruam
◦ Kemiripan lokalisasi
◦ Kemiripan perjalanan penyakit
Diagnosis
 Keseluruhan pemeriksaan bertujuan untuk
menegakkan diagnosis
 Diagnosis banding pertama dijadikan sebagai
diagnosis sementara atau diagnosis kerja
Rencana
Pengobatan / Penatalaksanaan
 Penatalaksanaan dibagi menjadi:
◦ Umum: berisi anjuran, larangan, edukasi pasien
agar penyakitnya bisa sembuh dan mencegah
penyakitnya kambuh lagi
◦ Khusus: penatalaksanaan berupa medikamentosa
Tata Cara Rujukan
 Rujukan ditujukan bagi kelainan yang :
◦ Tidak dapat ditangani
◦ Tidak respon terhadap penatalaksanaan yang umum
◦ Diluar kompetensi
 Rujukan disertai dengan informasi penyakit yang
sekarang  keluhan utama, riwayat perjalanan
penyakit, riwayat pengobatan yang sudah diberikan,
hasil-hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan
mempermudah pasien dan dokter yang merawat
selanjutnya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai