Potensiometri
Potensiometri
KELEBIHAN
PRINSIP DASAR
1
POTENSIOMETRI
2
ELEKTRODA
1. ELEKTRODA PEMBANDING (REFFERENCE ELECTRODE)
1.1. E. KALOMEL
Setengah sel elektroda kalomel
X menunjukkan konsentrasi KCl dalam larutan dan
potensial sel akan bergantung pada kadar ini bila kalomel
tidak jenuh,
Sehingga yang sering digunakan adalah elektroda kalomel
jenuh (SCE, saturated calomel electrode) see figure.
3
SCE
Saturated calomel electrode
• Sering digunakan
• Konsentrasi klorida tidak mempengaruhi harga potensial
elektroda
• Harga potensial SCE 0,244 V pada suhu 25 oC terhadap
elektroda standard hidrogen.
• Terbuat dari tabung gelas atau plastik dengan panjang 5-15
cm dan garis tengah 0,5 -1 cm. pasta Hg/HgCl terdapat
dalam tabung yang lebih dalam dihubungkan dengan larutan
KCl jenuh melalui lubang kecil.
• Kontak elektroda dengan larutan dari setengah sel lainnya
melalui penyekat terbuat dari porselen/asbes berpori.
4
• 1.2. elektroda perak/ perak klorida
• Mirip dengan E. kalomel
• Elektroda perak dicelupkan ke larutan KCl yang
dijenuhkan dengan AgCl
• Setengah sel elektroda:
• Reaksi setengah sel:
• Kelebihan elektroda ini dibanding E. kalomel
adalah dapat digunakan pada suhu lebih tinggi
5
2. ELEKTRODA INDIKATOR (WORKING ELECTRODE)
• 2.1. elektroda logam
• Jenis pertama : elektroda yang langsung berkeseimbangan
dengan kation logam tsb. Contoh Cu
• Jenis ke 2 : elektroda dengan harga potensial bergantung
pada konsentrasi suatu anion yang dengan ion elektroda
membentuk endapan atau ion kompleks yang stabil
contoh elektroda perak untuk halida, elektroda raksa
• Jenis ke 3 : elektroda logam dengan harga potensial
bergantung pada kadar ion logam lain. Contoh
elektroda redoks (logam mulia platina, emas dan paladium).
6
• 2.2. elektroda membran
• 2.2.1. elektroda selektif ion
• A. membran kristal (tunggal dan polikristalin)
• B. membran non kristalin
• Gelas, contoh gelas silikat untuk Na+ dan H+
• Cairan, contoh cairan penukar ion untuk Ca2+
• Cairan polimer, contoh polivinil klorida
7
8
TITRASI POTENSIOMETRI
Metode ini akan mencapai titik ekivalen bila terjadi perubahan
potensial secara mendadak disaat proses titrasi sedang berjalan
dan jumlah titran yang digunakan bisa diperhitungkan untuk
menentukan kadar analit.
Salah satu elektroda dijaga tetap (konstan), sedangkan elektroda
indikator mengikuti perubahan konsentrasi ion. Selama titrasi
larutan harus diaduk dan kadang perlu dialiri gas N2 untuk
mengusir CO2 terutama larutan bersifat basa.
Elektroda kalomel, sebagai elektroda pembanding yang sering
digunakan
9
10
YANG PENTING PROSES TITRASI
POTENSIOMETRI
• Awal titrasi diukur emf dari larutan,
• selanjutnya perubahan emf selama penambahan titran sedikit
demi sedikit sampai mendekati titik ekuivalen.
• Bila sudah hampir mencapai titik ekivalen, sebaiknya
penambahan titran dalam jumlah kecil 0,05 s/d 0,10 ml agar
elektroda indikator mempunyai kesempatan mencapai
potensial yang stabil (± 1 – 2 milivolt)
11
Potensiometri : metode analisis fisik kimia dengan peralatan
listrik , besarnya potensial elektroda ini tergantung pada
kepekatan ion–ion tertentu dalam larutan, diatur oleh
hukum Nernst :
E = Eo + k log (c)
E = sel potensial yang diukur
Eo = konstan selama pada suhu tertentu
C = konsentrasi yang ditentukan.
12
Potensiometri merupakan aplikasi langsung
dari persamaan Nernst dengan cara
pengukuran potensial dua elektroda tidak
terpolarisasi pada kondisi arus nol.
13
Elektroda pembanding Elektroda indikator
•Elektroda kalomel (Hg- (kerja)
Hg2Cl2, saturated Calomel •Elektroda indikator logam
Electrode) •Elektroda indikator
•Elektroda Perak-Perak membran
Klorida (Ag-AgCl, silver-silver
Chloride Electrode)
Ada 2 macam
elektroda
pada
potensiometri:
14
RUKUN SYARAT ELEKTRODA
Elektrode pembanding(refference electrode) yang memiliki syarat
harga potensial setengah sel yang diketahui, konstan, dan sama
sekali tidak peka terhadap komposisi larutan yang sedang selidiki.
15
ELEKTRODA PEMBANDING
16
Elektroda indikator / kerja tergantung pada
macam reaksi .
Misal: titrasi asam basa, elektroda indikator nya
dapat elektroda hidrogen atau sesuatu elektroda
lain peka akan ion hidrogen,
Titrasi pengendapan halida dengan perak nitrat,
atau perak dengan klorida akan digunakan
elektroda perak, dan
Titrasi redoks (misalnya, besi(II)) dengan dikromat
digunakan kawat platinum semata-mata sebagai
elektroda redoks
17
POTENSIOMETRI DAPAT DIGUNAKAN PADA
REAKSI:
18
JEMBATAN GARAM
19
PENETAPAN KADAR ASAM CUKA DENGAN
LARUTAN NaOH 0,101 M
20
APLIKASI
ANALISIS DENGAN POTENSIOMETRI
Bilangan asam
21
Prinsip reaksi pada analisis Tiamin (Vitamin B1)
dengan titran NaOH 0,1 N adalah reaksi asam-
basa/reaksi netralisasi, sehingga dapat
dilakukan dengan potensiometri.
22
DATA ANALISIS VIT. B1 DENGAN POTENSIOMETRI
23
Grafik V vs mV
Grafik turunan 1
Grafik turunan 2
24
25
Volume=
24,31 mL
26
Berdasarkan data tersebut dicari titik
S
∆2pH/∆V2 = 0 dan dapat dihitung dari volume terjadi lonjakan yaitu:
Vt = volume titran
Nt = normalitas titran
BE = berat ekivalen
27
Keuntungan potensiometri adalah mendeteksi titik akhir pada larutan
berwarna, walaupun perubahan warna tidak begitu jelas dan mendadak.
28
AUTOMATISASI PADA POTENSIOMETRI
29
30
APLIKASI
Metode potensiometri sering digunakan dalam analisis,
diantaranya:
Bidang pertanian seperti analisis nitrat dalam sampel tanah,
Bidang industri seperti analisis klorida dalam pulp dan
kertas,
Bidang minuman seperti penentuan natrium dalam air
olahan .
Untuk memonitoring Na+ dari air hasil destilasi atau
demineralisasi yang mana Na+ sangat rendah yaitu sekitar
10-8 mol/L.
Mengetahui kadar vitamin dalam suatu sampel
Penetapan Kadar obat
31
Bidang kontrol bahan makanan seperti analisis NO3-, F-, Br-,
Ca2+ dalam minuman, susu, daging atau jus buah, dan di
bidang biomedis (Sawyer, 1994).
32
PENETAPAN KADAR VITAMIN C DI DALAM
SAMPEL
Titik ekivalen dalam titrasi ini ditentukan dari potensial
elektroda larutan yang diukur dengan bantuan
potensiometer secara potensiometri, sehingga diperoleh
nilai gaya gerak listrik (ggl).
Titik akhir titrasi pada reaksi tersebut ditandai dengan
terjadinya perubahan potensial yang relatif besar ketika
ditambahkan titran.
(Conventional) Larutan asam askorbat dititrasi dengan
larutan iodium sesuai dengan metoda iodometri dengan
menggunakan indikator amilum dan titik akhir dengan
terbentuknya warna biru kehitaman karena adanya
ikatan kompleks antara iodin dengan amilum.
33
• Pharmaceutical Drug Analysis: methodology-
theory-instrumentation, Ashutosh Kar, 2nd Ed.,
New Age Internasional Publishers, 2005, India
• Pharmaceutical Analysis: A Text Book for
Pharmacy Students and Pharmaceutical
Chemistry, Watson, 2004, Wiley and Sons, New
york.
34
Penetapan Kadar Vitamin B1
Vol. NaOH
(mL) E dE dV dE/dV d2E/dV2
0,00 834 -69 7,00 -9,85714 -7,44898 Grafik antara E dan Volum NaOH
1,00 765 -62 1,00 -62 -4,66667 900
2,00 703 -40 0,60 -66,6667 -5,55556 800
58,3333 700
2,60 663 -21 0,30 -70 3 600
2,90 642 -21 0,40 -52,5 -118,75 500
TE
3,30 621 -20 0,20 -100 -183,333 E
400
3,50 601 -41 0,30 -136,667 -44,4444
300
3,80 560 -30 0,20 -150 -600
200
4,00 530 -27 0,10 -270 -1300
100
4,10 503 -40 0,10 -400 -3900
0
4,20 463 -79 0,10 -790 -7500 3.50 3.60 3.70 3.80 3.90 4.00 4.10 4.20 4.30 4.40 4.50 4.60 4.70 4.80 4.90 5.00
-1000
-1200
-1400 Berdasar grafik d2E/dV2
-1600
-1800
dapat ditentukan vol
Vol. NaOH (mL)
akhir dari titrasi yakni:
=4,2
Grafik Antara d2E/dV2 dengan Volum NaOH −7500
1000
mL+( ) × 0,1
−7500−8300
800
600
=4,2 mL+0,048
400
=4,248 mL
200
d2E/dV2
0
TE
3.50 3.60 3.70 3.80 3.90 4.00 4.10 4.20 4.30 4.40 4.50 4.60 4.70 4.80 4.90 5.00
-200
-400
-600
-800
-1000
Vol. NaoH (mL)
• Day, R.A and Underwood, A.L. (1994). Analisis Kimia
Kuantitatif. Edisi 4. (Penerjemah: Soendoro, Dkk.).
Surabaya: Penerbit Erlangga.
• Suyanta. (2013). Potensiometri. Yogyakarta:Uny Press.
• Sawyer, Clair N, et all. (1994). Chemsitry For Environmental
Engineering and Science. Fifth Edition. Singapore: Mc.
Graw Hill.
KOMPLEKSOMETRI
ELEKTRODA
the silver, mercury, bivalent cation membrane, calcium
membrane and manganese dioxide electrodes
As titrant, EDTA was mostly used, but results with similar
chelating titrants were also obtained.
The practical utility of the electrodes in titrations
depends on their selectivity, magnitude of the end-point
break and precision in determination of the end-point.
For the electrodes studied, in some instances there is
good correlation between the theoretical and
experimental titration curves.
39
SEMOGA SUKSES
40