Anda di halaman 1dari 40

Bedside Teahing

Hordeolum
Oleh :
Sintia Widiawati 1710312054
Hanifa Rahma 1840312006
 
Preseptor :
dr. Havriza Vitresia, Sp.M (K)

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS RSUP DR. M.
DJAMIL PADANG
2018
Laporan Kasus
Identitas Pasien

Nama : An. MA
Jenis kelamin : Laki-Laki
Umur : 5 tahun
No. MR : 01.03.60.28
Negeri asal : Bengkulu
Anamnesis : Alloanamnesis (Ibu)
Anamnesis

Anamnesis
Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun datang ke poli
Mata RS. Dr. M. Djamil Padang diantar keluarganya
pada tanggal 26 Desember 2018 dengan:

Keluhan Utama
Bengkak di kelopak mata atas kiri sejak 4 hari yang lalu
Anamnesis

Keluhan Utama
Bengkak di kelopak mata atas kiri sejak 4 hari yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang


 Awalnya bengkak dirasakan sebesar ujung pentul dan
makin lama makin membesar.
 Bengkak disertai kemerahan, gatal, dan nyeri
 Riwayat keluar nanah atau darah dari pembengkakan
disangkal
 Pandangan kabur tidak ada
 Demam tidak ada
 Karena keluhan tersebut, ibu pasien mengoleskan
bawang putih ke bagian yang membengkak. Pasien
belum ada berobat ke dokter.
Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat dengan keluhan yang sama dan penyakit mata sebelumnya
(-)
 Riwayat penggunaan kacamata (-)
 Riwayat DM (-)
Riwayat Kehamilan Ibu dan Tumbuh-Kembang Anak
 Ibu sehat saat kehamilan anak, DM (-), HT (-)
 Anak lahir cukup bulan secara SC, langsung menangis, BBL 2000 gr
 Tumbuh kembang anak sesuai usia
Riwayat Penyakit Keluarga
 Tidak ada anggota keluarga dengan keluhan yang
sama
 Tidakada anggota keluarga dengan riwayat DM, HT,
maupun dislipidemia
Pemeriksaan Fisik

Umum
 Keadaan umum : Sakit sedang
 Kesadaran : Kurang Kooperatif
 Tekanan Darah : 120/70 mmHg
 Nadi : 92x/mnt
 Napas : 22x/mnt
 Suhu : 36,9°C
 Keadaan Gizi : Baik
TB/BB : 101 cm / 11 kg
Generalisata
 Kulit : dalam batas normal
 KGB : tidak ada pembesaran
 Kepala : normocephal
 Rambut : dalam batas normal
 Mata : status oftalmikus
 THT : dalam batas normal
 Gigi dan mulut : dalam batas normal
 Thoraks : dalam batas normal
 Abdomen : dalam batas normal
 Ekstremitas : dalam batas normal
 Alat kelamin : tidak diperiksa
 Anus : tidak diperiksa
 Anggota gerak : akral hangat, edem -/-
Status Oftalmikus OD OS

Visus tanpa koreksi Refleks mengedip (+) Refleks mengedip (+)


(pasien tidak Following cahaya (+) Following cahaya (+)
kooperatif) Following objek (+) Following objek (+)
Refleks Fundus + +

Silia/supersilia Madarosis (-) Madarosis (-)


Trikiasis (-) Trikiasis (-)
Massa (+) berukuran
ujung jarum pentul,
hiperemis (+)
Palpebra superior Edema (-) Massa (+) ukuran 20x10x3
Massa (-) mm terfiksir
Hiperemis (-) Hiperemis (+)
Nyeri tekan (+)
Palpebra inferior Edema (-) Edema (-)
Massa (-) Massa (-)
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Margo palpebra Intak Intak
Aparat Lakrimalis Dalam batas normal Dalam batas normal
Konjungtiva tarsalis Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Sikatrik (-) Sikatrik (-)
Papil (-) Papil (-)
Folikel (-) Folikel (-)
Konjungtiva forniks Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Sikatrik (-) Sikatrik (-)
Papil (-) Papil (-)
Folikel (-) Folikel (-)
Konjuntiva Bulbi Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Sikatrik (-) Sikatrik (-)
Papil (-) Papil (-)
Folikel (-) Folikel (-)
Sklera Putih Putih
Kornea Bening Bening
Kamera okuli anterior Cukup dalam Cukup dalam
Iris Coklat Coklat
Rugae (+) Rugae (+)

Pupil Bulat Bulat


Rp +/+ Rp +/+
Diameter 3 mm Diameter 3 mm

Lensa Bening Bening


Korpus vitreum Jernih Jernih
Fundus :
- Media Jernih Jernih
- Papil optik Bulat, batas tegas , c/d Bulat, batas tegas , c/d
0,3 0,3
- Retina Perdarahan (-), eksudat(-) Perdarahan (-), eksudat(-)
- Arteri/vena Arteri: Vena 2:3 Arteri: Vena 2:3
- Makula Refleks fovea (+) Refleks fovea (+)

Tekanan bulbus okuli normal (palpasi ) normal (palpasi )

Posisi bola mata Ortho Ortho


Gerak bola mata Bebas Bebas
Pemeriksaan mata khusus : tidak dilakukan
Pemeriksaan lab : -
Diagnosa kerja : Hordeolum Eksternum palpebral superior OS
Folikulitis supersilia OD
Diagnosa banding : Kalazion palpebral superior OS
Anjuran terapi :
 Cendomycetin eo 3x1 OS
 Paracetamol 3x1 125 mg Pulv
 Amoksisilin 3x1 200 mg Pulv
Anjuran edukasi:
 Menjaga higiene
 kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit
 Menghentikan pengolesan bawang putih

Prognosa
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad sanam : dubia ada bonam
Quo ad fungsionam : Bonam
Tinjauan Pustaka
Anatomi palperbra
kelenjar sebasea kecil yang
Gl.
zeiss bermuara dalam folikel rambut
pada dasar bulu mata
anterior
kelenjar keringat yang bermuara
Gl. Moll ke dalam satu baris dekat bulu
mata
Tepian posterior berkontak dengan
Gl. bola mata, dan sepanjang tepian
meibom ini terdapat muara-muara kecil
dari
kelenjar sebasea
Hordeolum

Definisi
• Infeksi akut supuratif pada kelenjar-kelenjar kelopak mata

Epidemiologi
• Data epidemiologi internasional menyebutkan hordeolum jenis penyakit infeksi kelopak mata
yang paling sering ditemukan pada praktek kedokteran
• Insidensi tidak tergantung pada ras dan jenis kelamin

Etiologi
• Staphylococcus dan Streptoccocus
• Staphylococcus aureus (agen infeksi pada 90-95% kasus hordeolum)
Faktor Risiko
Diabete
s

Riw.
Hordeolum
Hiperlipidemia
sebelumny

FR
a

Peradan
Hiegine
gan
dan
kelopak
sanitasi
mata
buruk
kronik
Patogenesis

Staphylococus

Menginfeksi kelenjar (zeis, moll, meibom)

Pembentukan nanah dalam lumen kelenjar

Pengecilan lumen dan statis

Infeksi sekunder
Klasifikasi hordeolum

1. Hordeolum interna
• Hordeolum internum  infeksi gl. Meibom yang terletak di
dalam tarsus dengan penonjolan t.u ke daerah
konjungtiva tarsal.
• biasanya ukuran lebih besar dibandingkan hordeolum
eksternum.
• benjolan menonjol ke arah konjungtiva dan tidak ikut
bergerak dengan pergerakan kulit, serta jarang mengalami
supurasi dan tidak memecah sendiri
Klasifikasi hordeolum

2. Hordeolum Eksternum
 Hordeolum eksternum  infeksi pada gl. Zeiss atau Moll
dengan penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak
 nanah dapat keluar dari pangkal rambut
 Tonjolannya ke arah kulit, ikut dengan pergerakkan kulit
dan mengalami supurasi, memecah sendiri ke arah kulit
Manifestasi Klinis

• Bengkak • Eritema
• Rasa nyeri pada • Edema
kelopak mata • Nyeri bila ditekan
• Perasaan tidak • Seperti gambaran
nyaman dan sensasi abses kecil
terbakar pada kelopak
mata

Gejala Tanda
Stadium Hordeolum

Infiltratif • ditandai dengan kelopak mata bengkak,


kemerahan, nyeri tekan dan keluar
sedikit kotoran

Supurati • ditandai dengan adanya benjolan yang

f berisi pus
Diagnosis

• Diagnosis hordeolum ditegakkan


berdasarkan gejala dan tanda klinis yang
muncul pada pasien dan dengan melakukan
pemeriksaan mata yang sederhana.
Diagnosis Banding

Kalazion Dakriosist
itis

Selulitis Tumor
preseptal palperbra
Hordeolum interna Hordeolum Eksterna

Infeksi kelenjar meibom Infeksi kelenjar moll atau zeis

Penonjolan ke arah konjungtiva tarsal Penonjolan ke arah kulit kelopak

Tidak ikut dengan pergerakan kulit Ikut dengan pergerakan kulit

Hordeolum Kalazion

1. Infeksi kelenjar palpebrae (banyak Inflamasi kronik yang disebabkan


disebabkan oleh Staphylococcus aureus) oleh obstruksi kelenjar meibom

2. Interna : kelenjar meibom Bisa disebabkan oleh hordeolum


Eksterna : kelenjar moll atau zeis internum
3. Ada tanda peradangan, nyeri pada fase Tidak nyeri, konsistensi keras
inflamasi
Dakriosistitis Selulitis preseptal
Obstruksi duktus Infeksi bakteri
nasolakrimal (streptokokus atau
stafilokokus)
Unilateral, nyeri berat, ada Eritema pada kelopak,
epifora nyeri, bengkak, panas,
edema.
Letak benjolan di Edem dan eritem yang
inframedial difus
Tumor palpebra
Pertumbuhan sel yang abnormal pada
kelopak mata
Tidak ada tanda peradangan ataupun nyeri
Ulcer yang tidak sembuh, batas tidak
tegas
Tatalaksana

Sembuh dengan sendiri dalam waktu 5-7 hari


Infiltrate  medikamentosa
Supuratif atau tidak sembuh dengan medikamentosa  bedah

Non kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit


farmakolog
i bersihkan kelopak mata dengan air bersih atau dengan
sabun atau sampo yang tidak menimbulkan iritas
hindari menekan atau menusuk hordeolum

hindari pemakaian makeup pada mata dan hindari


memakai lensa kontak
Tatalaksana

Farmakologi

• Antibiotik  bila dengan kompres hangat selama 24 jam tidak ada perbaikan dan
bila proses peradangan menyebar ke sekitar daerah hordeolum

Antibiotik topikal
• Oxytetrasiklin salep mata atau kloramfenikol salep mata setiap 8 jam.
• Apabila menggunakan kloramfenikol tetes mata sebanyak 1 tetes tiap 2 jam.

Antibiotik sistemik
• tanda bakterimia atau pembesaran kelenjar limfe di preauricular
• cephalexin atau dicloxacilin 500 mg p.o 4x1 selama 7 hari, alergi penisilin atau
cephalosporin  clindamycin 300 mg p.o 4x1 selama 7 hari atau klaritromycin 500 mg 2 x1
selama 7 hari
Tatalaksana

Analgetika seperti asam mefenamat atau paracetamol dapat juga diberikan

Pembedahan
• Untuk membuat drainase pada hordeolum
• Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi
pus, tegak lurus pada margo palpebra
• Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo
palpebra
Konseling & Edukasi

 Penyakit hordeolum dapat berulang sehingga perlu diberi tahu


pasien dan keluarga untuk menjaga higiene dan kebersihan
lingkungan.
Komplikasi

Mata Simblefaro
kering n

Abses Selulitis
Prognosis

Prognosis umumnya baik, karena proses peradangan


pada hordeolum bisa mengalami penyembuhan
dengan sendirinya, asalkan kebersihan daerah mata
tetap dijaga dan dilakukan kompres hangat pada
mata yang sakit serta terapi yang sesuai.
40
/9

Anda mungkin juga menyukai