Anda di halaman 1dari 68

LAPORAN KELUARGA BINAAN

TINEA KORPORIS
ET KRURIS
PRESEPTOR :
dr. Havriza Vitresia, Sp.M (K)
dr. Hj. Sandra Yelli
dr. Nina Kurniasih

Alfioni Parsiska 1740312078


Amelia Welinda 1740312090
Arudita Nuarianti T 1740312124
Sintia Widiawati 1740312054
Ratih Siwi Purnamasari 1740312125
SECTION
01 PENDAHULUAN

02 TINJAUAN PUSTAKA

03 KELUARGA BINAAN

04 PENUTUP

05 DOKUMENTASI
PENDAHULUAN
TINEA KORPORIS ET KRURIS
LATAR
BELAKANG PREVALENSI
Menyerang 20-25% populasi dunia 
salah satu bentuk infeksi kulit tersering.

01 DERMATOFITOSIS

DERMATOFITOSIS
Infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur PREVALENSI 02
Epidermophyton, Mycrosporum dan
Trycophyton.

> 40 spesies dermatofita yang berbeda  yang


menginfeksi kulit
LATAR BELAKANG
Sering terkena Pendekatan keluarga cara
pada negara tropis puskesamas meningkatkan
jangkauan sasaran 
(iklim panas dan
mendekatkan/meningkatkan
kelembaban yang akses pelayanan kesehatan
tinggi) dan sering di wilayah kerjanya dengan
terjadi eksaserbasi mendatangi keluarga.

Tersebar di seluruh Penyebab Menyelenggarakan


dunia  kegiatan di dalam
menyerang semua
tiap negara gedung dan di luar
ras dan kelompok berbeda. gedung
umur
Keluarga sebagai fokus dalam pendekatan pelaksanaan program
Indonesia Sehat terdapat lima fungsi keluarga :

Fungsi Fungsi reproduksi


Fungsi afektif (The
(The Reproduction
Affective Function) sosialisasi Function)

Fungsi perawatan
Fungsi ekonomi atau pemeliharaan
(The Economic kesehatan (The
Function) Health Care
Function)
Pendekatan keluarga yang dimaksud merupakan pengembangan dari kunjungan rumah
oleh Puskesmas dan perluasan dari upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
(Perkesmas), yang meliputi kegiatan berikut :

1. Kesehatan Keluarga dan peremajaan (updating Kunjungan keluarga


untuk pendataan/pengumpulan data Profil ) pangkalan datanya

2. Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya


promotif dan preventif

3. Kunjungan keluarga untuk menindaklanjuti pelayanan kesehatan dalam


gedung

4. Pemanfaatan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga untuk


pengorganisasian/ pemberdayaan masyarakat dan manajemen
Puskesmas.
PENDAHULUAN

TUJUAN PENULISAN
MANFAAT PENULISAN METODE KEGIATAN
- Mengidentifikasi masalah kesehatan pada
keluarga yang menderita penyakit kulit. -Pembinaan langsung keluarga
-Dapat menjadikan masukan pada
-Menentukan solusi untuk menangani binaan yang berobat ke
masyarakat, petugas Puskesmas dan
masalah kesehatan yang ditemukan pada khususnya sebagai upaya untuk puskesmas Seberang Padang
pasien dan keluarganya. mencegah berkembangnya penyakit - Keluarga dikunjungi beberapa
-Memberikan pengetahuan kepada pasien kulit di Indonesia kali dalam 1 bulan
-Sebagai bahan pembelajaran dan - Pembinaan ini meliputi
dan keluarga tentang penyakit kulit,
menambah pengetahuan penulis penatalaksanaan yang
penyebab, cara penularan, cara komprehensif yaitu promotif,
dalam menganalisa dan memberikan
pencegahan dan pentingnya pengobatan preventif, kuratif dan rehabilitatif
solusi pada permasalahan yang
pada penyakit kulit. dihadapi oleh keluarga binaan terhadap masalah penyakit kulit
penulis. di keluarga tersebut
TINJAUAN PUSTAKA
TINEA KORPORIS ET KRURIS
TINEA KORPORIS ET KRURIS

Tinea disebabkan Dermatofita adalah


oleh infeksi jamur golongan jamur yang
golongan menyebabkan
dermatofita. dermatofitosis.

Dermatofita : tiga genus, yaitu Geofilik  M. Gypseum,


Microsporum, Trichophyton, dan golongan zoofilik M. Canis,
Epidermophyton, mempunyai sifat antropofilik  manusia
mencerna keratin. contohnya T. Rubrum
KLASIFIKASI

Tinea Kruris:
Tinea Kapitis: Tinea Barbe: dermatofitosis pada
dermatofitosis dermatofitosis Tinea Pedis:
daerah genitokrural,
pada kulit dan pada dagu dan sekitar anus, bokong, dermatofitosis
rambut kepala jenggot dan kadang sampai pada kaki
perut bagian bawah

Tinea Inkognito:
Tinea Unguium: Tinea Korporis: dermatofitosis
Tinea Manus:
dermatofitosis dermatofitosis dengan bentuk klinis
dermatofitosis tidak khas karena
pada kuku jari pada kulit
pada tangan telah diobati dengan
tangan dan kaki glabrosa
steroid topikal kuat

11
PATOGENESIS

Infeksi dermatofita melalui tiga proses, yaitu perlekatan


ke keratinosit, penetrasi melewati dan di antara sel, dan
perkembangan respon pejamu.
Faktor host yang berperan pada dermatofitosis yaitu
genetik, jenis kelamin, usia, obesitas, penggunaan
kortikosteroid dan obat-obat imunosupresif.
Infeksi dapat ditularkan melalui kontak langsung
dengan individu atau hewan yang terinfeksi, benda-
benda seperti pakaian, alat-alat dan lain-lain.
Kulit di lipat paha yang basah dan tertutup menyebabkan terjadinya
peningkatan suhu dan kelembaban kulit sehingga memudahkan infeksi.
Faktor lingkungan, berupa higiene sanitasi merupakan faktor predisposisi
terjadinya penyakit jamur.

12
GEJALA KLINIS

Tinea Kruris
• Efloresensi : polimorfik baik primer maupun sekunder
• lesi yang khas berupa plak eritematosa berbatas
tegas. Lesi disertai skuama selapis dengan tepi yang
meninggi.
• gatal dan Nyeri
• Peradangan di bagian tepi lesi lebih terlihat dengan
bagian tengah tampak seperti menyembuh (central
clearing)

13
GEJALA KLINIS

Tinea Korporis
• bisa mengenai bagian tubuh manapun meskipun lebih
sering terjadi pada bagian yang terpapar. Pada penyebab
antropofilik biasanya terdapat di daerah yang tertutup atau
oklusif atau daerah trauma.
• lesi yang khas berupa plak eritematosa berbatas tegas.
Lesi disertai skuama selapis dengan tepi yang meninggi.
• Lesi yang berdekatan dapat membentuk pola gyrate atau
polisiklik
• gatal dan Nyeri
• Peradangan di bagian tepi lesi lebih terlihat dengan bagian
tengah tampak seperti menyembuh (central clearing)
14
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Untuk menegakkan diagnosis


tinea dibutuhkan uji diagnostik
untuk mengisolasi dan
mengidentifikasi jamur

Spesimen kerokan kulit diambil


dari daerah pinggir lesi yang
meninggi atau aktif. Hasil
pemeriksaan mikroskopik secara
langsung dengan KOH 10-20%

Selain pemeriksaan dengan menggunakan KOH 10-20% dapat juga dilakukan pemeriksaan
kultur dan histopatologi

15
DIAGNOSIS BANDING

Tinea kruris
Kandida

Eritrasma

Dermatitis seboroik

Psoriasis intertriginosa

16
DIAGNOSIS BANDING

Tinea korporis
dermatitis kontak,

dermatitis numularis,

dermatitis seboroik,

ptiriasis rosea, dan psoriasis


17
PENATALAKSANAAN
1
Menggunakan handuk tersendiri untuk daerah yang
terifeksi

Tatalaksana Umum 2
Daerah yang terinfeksi dijaga agar tetap
PROMOTID DAN kering dan terhindar dari sumber infeksi
PREVENTIF serta mencegah pemakaian peralatan
mandi bersama.

3
Pengurangan keringat dan penguapan
denggan menggunakan pakaian yang
menyerap keringat
OBAT PILIHAN
ANTI JAMUR 4
Pencucian rutin pakaian, sprei, handuk yang
terkontaminasi menggunakan air panas

5
penurunan berat badan pada seorang dengan obesitas
TATALAKSANA KHUSUS

Lesi yang ringan dan tidak luas cukup diberikan terapi topikal saja
Tatalaksana

19
TATALAKSANA KHUSUS

Terapi sistemik diberikan untuk lesi yang lebih luas dan meradang, sering kambuh dan tidak
Tatalaksana sembuh dengan obat topikal yang sudah adekuat.

Terapi sistemik diberikan untuk lesi yang lebih luas dan meradang, sering kambuh
dan tidak sembuh dengan obat topikal yang sudah adekuat.

20
TATALAKSANA KHUSUS

21
TATALAKSANA

22
KELUARGA BINAAN
TINEA KORPORIS ET KRURIS
IDENTITAS KELUARGA
NAMA KEPALA KELUARGA : ALAMAT :
PONIRAN Ranah Banuarang
RT04 RW01 No13 C
Data Demografi Keluarga
Tabel 1. Anggota keluarga yang tinggal serumah
NO NAMA KEDUDUKAN DALAM GENDER UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN
KELUARGA
1 Poniran Kepala Keluarga (suami Laki-laki 74 SD Wiraswasta
pasien)

2 Umi Kalsum Pasien Perempuan 69 SD IRT

3 Lisa Susanti Anak pasien Perempuan 29 SMA IRT

4 Budi Eka Putra Menantu pasien Laki-laki 30 SMA Buruh

5 Khairunnisa Salsabila Cucu pasien Perempuan TK pelajar


6
ECO-MAP
SCREEM
Social
• Interaksi keluarga dengan masyarakat sekitar cukup baik. Pasien dan keluarganya sering berinteraksi
dengan berkumpul bersama tetangga sekitar rumah ketika waktu senggang.

Culture
• Keluarga memiliki perilaku dan tatakrama yang sesuai dengan adat minangkabau.

Religious
• Keluarga ini beragama Islam dan menjalankan ibadah sesuai syariat agama Islam.

Economic
• Keluarga dapat memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dan dapat memenuhi sekunder hal ini dibuktikan
dengan adanya kendaraan bermotor di rumah.

Educational
• Kepala keluarga merupakan lulusan SD dan sekarang bekerja sebagai wiraswasta. Pasien memiliki
pendidikan terakhir SD

Medical
• Anggota keluarga bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai. Seluruh anggota keluarga telah
menjadi anggota BPJS kesehatan. Akses terhadap pelayanan kesehatan juga mudah.
Family Lifeline

Year Life Event


1968 Pasien menikah

1969 Anak pertama lahir

1971 Anak kedua lahir

1973 Anak ketiga lahir

1975 Anak keempat lahir

1981 Anak kelima lahir

1983 Anak keenam lahir

1988 Anak ketujuh lahir

1989 Anak kedelapan lahir

2018 Pasien dirawat di Rumah Sakit selama 2 hari untuk operasi abses pada payudara
kanan
Fungsi-fungsi dalam keluarga
Kesimpulan pembina untuk
Fungsi Keluarga Penilaian
fungsi keluarga yang
bersangkutan
Biologis: Untuk permasalahan kesehatan Dalam penilaian fungsi biologis
dalam keluarga, keluarga binaan pada keluarga ini dinilai cukup
Adalah sikap dan perilaku
keluarga selama ini dalam menyikapinya dengan berobat ke baik.
menghadapi risiko masalah Puskesmas Seberang Padang.
biologis, pencegahan, cara Untuk penyakit kulit yang diderita,
mengatasinya dan beradaptasi pasien sudah ketiga kalinya
dengan masalah biologis (masalah datang ke Puskesmas Seberang
fisik jasmaniah) Padang untuk berobat.
Psikologis: Keluarga mampu membangun Dalam penilaian fungsi psikologis
hubungan antar anggota keluarga, pada keluarga ini dinilai cukup
Adalah sikap dan perilaku
memelihara kepuasan anggota baik.
keluarga selama ini dalam
keluarga, dan bisa menyelesaikan
membangun hubungan psikologis
masalah dengan baik apabila
internal antar anggota keluarga.
terjadi perbedaan pendapat
Termasuk dalam hal memelihara
diantaranya.
kepuasan psikologis seluruh
Komunikasi antar anggota
anggota keluarga dan manajemen
keluarga juga cukup baik.
keluarga dalam mengahadapi
masalah psikologis Walaupun pasien beserta anak
dan cucunya tinggal berjauhan,
anak-anak pasien sering datang
berkunjung ke rumah orang
tuanya, begitu pula sebaliknya.

31
Sosial: Dalam fungsi sosial didapatkan:
Adalah sikap dan perilaku keluarga selama ini
dalam mempersiapkan anggota keluarga untuk  Keluarga bisa berbaur dengan baik di tengah
terjun ke tengah masyarakat. Termasuk didalamnya masyarakat, komunikasi keluarga dengan
pendidikan formal dan informal untuk dapat mandiri. tetangga baik. Anggota keluarga juga selalu
menghadiri acara yang diadakan warga
setempat
 Pasien sadar akan pentingnya pendidikan bagi
anak-anaknya. Kedelapan anak pasien
menempuh pendidikan formal sampai bangku
sekolah menengah atas, dengan dua
diantaranya tamat S1.
Ekonomi dan pemenuhan kebutuhan: Keluarga mampu memenuhi kebutuhan harian dan
Adalah sikap dan perilaku keluarga selama ini berusaha untuk melengkapi kebutuhan primer dan
dalam usaha pemenuhan kebutuhan primer, sekunder. Dalam memenuhi kebutuhannya,
sekunder dan tertier keluarga memiliki penghasilan yang cukup dengan
berjualan makanan.
Gaya hidup keluarga sederhana dan prioritas
pengguanaan uang telah dialokasikan dengan baik
dengan mengutamakan pemenuhan kebutuhan
primer terlebih dahulu

33
Data Risiko Internal Keluarga
Perilaku Sikap dan perilaku keluarga yang Kesimpulan pembina untuk
menggambarkan perilaku perilaku keluarga
tersebut

Kebersihan pribadi dan Tampilan individual pasien cukup rapi, akan Secara umum, kebersihan pribadi
tetapi kebersihan dan kerapian rumah kurang
lingkungan: terjaga .
pasien dan keluarga kurang baik.
Apakah tampilan individual dan Kebiasaan pasien dalam merawat diri kurang Pasien disarankan untuk membuka
lingkungan bersih dan terawat, baik. Pasien mandi dua kali sehari, namun pintu dan jendela setiap hari supaya
bagaimana kebiasaan perawatan pasien tidak pernah mengeringkan badannya cahaya matahari dan sirkulasi udara
setelah mandi. Badan pasien dibiarkan basah
kebersihannya lalu langsung mengenakan pakaian. Pasien bagus.
mengaku menyukai kebiasaan tersebut
dengan alasan merasa lebih segar jika .
badannya dibiarkan basah. Hal ini menjadi
faktor risiko kelembaban pada pasien.
Keseharian pasien menjual makanan. Rumah
pasien lembab karena pencahayaan dari
jendela kamar kurang, sehingga cahaya
matahari hanya sedikit yang masuk. Sirkulasi
udara kurang bagus. Jendela ada namun tidak
pernah dibuka.
Pencegahan spesifik: Pasien tidak mengetahui tentang Perhatian pasien dan keluarga
Termasuk perilaku imunisasi penyakit kulit pada dirinya, akan terhadap pencegahan penularan
anggota keluarga, ANC, gerakan tetapi pasien dan keluarga penyakit dinilai baik.
pencegahan penyakit lain yang memiliki rasa keingintahuan
telah dianjurkan (baik penyakit tentang bagaimana penularan Pasien dan keluarga belum
menular maupun tidak menular) penyakit tinea yang dialami mengetahui pencegahan
pasien, serta pencegahan nya. penularan penyakit, namun
memiliki rasa ingin tahu dan
Di dalam anggota keluarga bersedia diberikan intervensi.
terdapat anak pasien yang sedang
hamil dan sudah rutin melakukan
ANC di Puskesmas.

35
Gizi Keluarga Setiap hari pasien memasak Pasien dan keluarganya
Pengaturan makanan keluarga, makanan sendiri di rumah mengkonsumsi makanan
mulai cara pengadaan, kuantitas dengan jenis dan jumlah makan seimbang. Pemenuhan gizi
dan kualitas makanan serta tidak terlalu bervariasi namun keluarga tercukupi.
perilaku terhadap diet yang cukup untuk memenuhi
dianjurkan bagi penyakit tertentu kebutuhan sehari-hari
pada anggota keluarga
Latihan jasmani/aktifitas fisik Tidak ada kegiatan olahraga rutin Perhatian keluarga terhadap
Kegiatan keseharian untuk dari keluarga. Pasien terkadang latihan jasmani/ aktifitas fisik
menggambarkan apakah jalan-jalan sore di sekitar rumah, dinilai kurang.
sedentary life cukup atau teratur namun hanya dalam jarak yang
dalam latihan jasmani. Physical dekat saja. Untuk mobilisasi jarak
exercise tidak selalu harus jauh, pasien menggunakan
berupa olahraga seperti sepak sepeda motor.
bola, badminton, dsb
Penggunaan pelayanan Dalam penggunaan layanan Penilaian terhadap penggunaan
kesehatan kesehatan, keluarga ini selalu pelayanan kesehatan pada
Perilaku keluarga apakah datang berobat ke Puskesmas Seberang pasien dan keluarganya cukup
ke posyandu, puskesmas, dsb Padang. baik.
untuk preventif atau hanya kuratif, Pasien rutin ke pelayanan
atau kuratif ke pengobatan kesehatan jika ada keluhan yang
komplimenter dan alternatif dirasakan. Keluhan gatal pada
(sebutkan jenisnya dan berapa kulit sudah dirasakan pasien
keseringannya) sejak tahun 2017. Setelah
diberikan pengobatan, keluhan
hilang. Hingga tahun 2019,
pasien sudah 3 kali berkunjung
ke Puskesmas dengan keluhan
yang sama.

37
Kebiasaan / perilaku lainnya Pasien tidak memiliki riwayat Dalam menjaga
yang buruk untuk kesehatan merokok, minum-minuman kebiasaan/perilaku disimpulkan
Misalnya merokok, minum alkohol, ataupun gangguan tidur. kurang baik karena masih ada
alkohol, bergadang, dsb. Suami pasien bekas perokok dan anggota keluarga di rumah yang
Sebutkan keseringannya dan telah berhenti sejak 1 tahun ini. memiliki kebiasaan merokok
banyaknya setiap kali dan jenis Menantu pasien juga merokok
yang dikonsumsi ±1bungkus /hari

38
Data Sarana Pelayanan Kesehatan dan Lingkungan Keluarga

Kualitas pelayanan kesehatan tersebut  Sangat baik Baik


dirasakan  Baik
 Biasa
 Tidak memuaskan
 Buruk
Kualitas pelayanan kesehatan tersebut  Sangat baik Baik
dirasakan  Baik
 Biasa
 Tidak memuaskan
 Buruk
Kualitas pelayanan kesehatan tersebut  Sangat baik Baik
dirasakan  Baik
 Biasa
 Tidak memuaskan
 Buruk
Kualitas pelayanan kesehatan tersebut  Sangat baik Baik
dirasakan  Baik
 Biasa
 Tidak memuaskan
 Buruk
Kepemilikan rumah : milik sendiri
Daerah perumahan : padat
Karakteristik rumah dan lingkungan Kesimpulan pembina untuk lingkungan tempat
tinggal
Luas rumah : 5x9m2 Sempit
Jumlah orang dalam satu rumah: 5 orang Ramai
Luas halaman rumah : - Halaman rumah tidak ada
Bertingkat Tidak
Lantai rumah : semen
Dinding rumah : kombinasi
Penerangan didalam rumah Jendela rumah kurang, rumah tampak agak
Jendela: jumlah kurang gelap, keadaan rumah menjadi lembab dengan
Listrik : ada sirkulasi udara yang kurang baik.
Ventilasi kurang
Kelembapan rumah : lembab
Bantuan ventilasi di dalam rumah : ada
Bila ada yaitu : kipas angin
Kebersihan dalam rumah Kurang
Tata letak barang dalam rumah Tata letak barang tidak rapi.
Kamar mandi : ada Kurang bersih
Jamban : permanen, tidak terpisah
Kamar mandi: Di dalam
Saluran pembuangan dengan sumber air bersih :
dekat

41
Pengkajian masalah internal dan eksternal

Masalah internal Masalah eksternal keluarga

Kurangnya perhatian terhadap


Pasien berumur 69 tahun
kebersihan rumah

Pengetahuan pasien terhadap


Lingkungan rumah pasien padat
penyakitnya kurang
Pasien tidak mengetahui bahwa pasien Banyaknya kucing liar yang keluar
memiliki kebiasaan yang menjadi risiko
terhadap terjadinya penyakitnya masuk rumah pasien
Pasien tidak mengetahui cara
pemakaian obat salap yang harus
dioleskan melebihi luas lesi pada kulit

Olahraga rutin tidak ada


42
Faktor-Faktor yang Berperan dalam Penyelesaian Masalah Kesehatan

Faktor pendukung

• Keluarga cukup kooperatif dan memiliki rasa ingin tahu yang besar
dalam penyelesaian masalah kesehatan pasien

• Akses ke pelayanan kesehatan terjangkau dan transportasi yang


dimiliki mendukung

• Pasien mau terbuka mengenai keluhan penyakitnya

• Dukungan keluarga pasien untuk memotivasi pasien dalam pengobatan


pasien cukup baik.

43
Faktor-Faktor yang Berperan dalam Penyelesaian Masalah Kesehatan

Faktor penghambat

• Pengetahuan pasien mengenai


penyakit, faktor risiko, tatalaksana,
maupun pencegahan penyakit
tinea masih kurang.

44
Rencana Pembinaan Kesehatan

Melalui pendekatan komprehensif dan holistik

Preventif

• Tidak menggunakan pakaian bersama dengan anggota


keluarga lainnya.
• Memakai handuk milik sendiri, tidak dipakai bersama
• Tidak memakai pakaian berlapis dan ketat yang menyebabkan
lembab
• Memakai pakaian yang mudah menyerap keringat, seperti
bahan katun

45
Rencana Pembinaan Kesehatan

Promotif

• Tetap menjaga kebersihan diri dengan mandi 2 kali sehari


ditambah dengan mengeringkan badan sebelum
menggunakan pakaian dan mengganti pakaian bila basah
karena hal tersebut akan menjadi media yang cocok untuk
jamur tumbuh..
• Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit ini disebabkan
oleh jamur yang harus diobati untuk mencegah penyebaran
lebih luas. Pengobatan yang diberikan berupa anti jamur
yaitu krim ketokonazol, tablet griseofulvin, dan antihistamin
yaitu tablet chlorpheniramin untuk mengurangi gatal.

46
Promotif cont...

• Menjelaskan kepada pasien bahwa


penularan penyakit ini melalui 3 media,
yaitu: sesama manusia, media tanah, dan
hewan. Sebaiknya gunakan sarung
tangan saat berkebun, dan hindari kontak
dengan hewan yang botak atau kurapan.

47
Rencana Pembinaan Kesehatan

Kuratif

• Pasien diberikan krim antijamur ketokonazol


2% dipakai di daerah lesi 2 kali sehari
sesudah mandi, krim dioleskan 2 cm lebih
luas dari lesi. Obat minum berupa antijamur
griseofulvin 1x500 mg selama 2 minggu, dan
anti histamin Chlorpheniramin maleate 1x10
mg selama 3 hari.
48
Kuratif cont...

• Jelaskan pada pasien bahwa pengobatan yang diberikan


untuk 2 minggu, namun saat pengobatan 1 minggu pasien
diminta kontrol kembali untuk melihat keefektifan
pengobatan dan obat dilanjutkan kembali untuk 1 minggu
selanjutnya. Obat krim tetap diberikan kepada pasien
hingga 1-2 minggu setelah lesi hilang untuk mencegah
rekurensi.
• Menjelaskan kepada pasien apabila lesi tidak berkurang
atau semakin luas setelah 2 minggu, pasien dianjurkan
berobat kembali untuk dirujuk ke ppk yang lebih tinggi.

49
Rencana Pembinaan Kesehatan

Rehabilitatif

•Menjelaskan pada pasien


bahwa lesi bisa hilang dan
tidak meninggalkan bekas
50
Jadwal kegiatan

51
52
53
54
55
56
PENUTUP
TINEA KORPORIS ET KRURIS
DAFTAR MASALAH
• Kurangnya pengetahuan pasien tentang
penyakit Tinea, perjalanan penyakit,
pengobatannya, serta pencegahannya agar
tidak menular ke orang lain.
• Kurangnya kebersihan dan kerapian rumah.

• Ventilasi dan pencahayaan rumah dirasa kurang


sehingga kelembaban tinggi.

• Pasien sering tidak mengganti pakaian saat


berkeringat banyak..

• Pasien sering tidak mengeringkan badan


sehabis mandi dan langsung saja memakai baju
sehingga menjadi lembab.

• Pasien pernah menggunakan pakaian yang


sama dengan anak pasien.

• Infeksi jamur pada pasien ini merupakan yang ketiga


kalinya.
INTERVENSI
• Memberikan motivasi • Memberikan edukasi
untuk menyelesaikan mengenai penyakit tinea,
pengobatan dan perjalanan penyakit,
menerapkan cara pengobatannya, serta
pencegahan terhadap Option D Option A pencegahannya agar tidak
infeksi yang dialami menular ke orang lain.
pasien agar tidak
terinfeksi kembali
Text Here
• Memberikan edukasi tentang
kebersihan dan kerapian
• Memberikan edukasi rumah.
untuk tidak
menggunakan pakaian Option E
yang sama dengan anak
pasien. • Memberikan edukasi
untuk meningkatkan
sirkulasi udara dan
• Memberikan edukasi untuk pencahayaan rumah
mengeringkan badan sehabis Text Here dengan cara membuka
mandi sebelum memakai jendela dan pintu rumah.
baju. Option F
• Memberikan edukasi untuk
mengganti pakaian saat
berkeringat banyak.
SARAN
Pihak puskesmas mengadakan
kunjungan rumah untuk
A memberikan penyuluhan
terhadap pasien-pasien infeksi
kulit berulang
DOKUMENTASI
TINEA KORPORIS ET KRURIS
DOKTER MUDA PUSKESMAS
SEBERANG PADANG
E G
D 2019H
B N
A A
W I
B N
I N
E A
N A

Anda mungkin juga menyukai