Anda di halaman 1dari 13

Deteksi Dini dan

Komplikasi KALA III


Komplikasi Persalinan Kala III

1. Atonia Uteri

2. Retensio Plasenta

3. Robekan / Perlukaan Jalan


Lahir
1. Atonia Uteri
Atonia uteri merupakan penyebab
terbanyak perdarahan pospartum dini
(50%), dan merupakan alasan paling
sering untuk melakukan histerektomi
postpartum. Kontraksi uterus merupakan
mekanisme utama untuk mengontrol
perdarahan setelah melahirkan. Atonia
terjadi karena kegagalan mekanisme ini.
Faktor Penunjang
1. Overdistention uterus seperti: gemeli
makrosomia, polihidramnion, atau paritas
tinggi.
2. Umur yang terlalu muda atau terlalu tua.
3. Multipara dengan jarak kelahiran pendek
4. Partus lama / partus terlantar
5. Malnutrisi.
Gejala Klinis :
1. Uterus tidak berkontraksi dan lunak
2. Perdarahan segera setelah plasenta dan
janin lahir (P3).
Pencegahan Atonia Uteri
Atonia uteri dapat dicegah dengan Managemen
aktif kala III, yaitu pemberian oksitosin segera
setelah bayi lahir (Oksitosin injeksi 10U IM,
atau 5U IM dan 5 U Intravenous atau 10-20 U
perliter Intravenous drips 100-150 cc/jam.
Pemberian oksitosin rutin pada kala III dapat
mengurangi risiko perdarahan pospartum lebih
dari 40%, dan juga dapat mengurangi
kebutuhan obat tersebut sebagai terapi.
(Enter your own creative tag line above)
2. Retensio Plasenta

Keadaan dimana plasenta belum


lahir selama 1 jam setelah bayi
lahir. Epidemiologi 16-17 % dari
kasus perdarahan postpartum.
Penyebab
1. Plasenta belum terlepas dari dinding rahim
karena melekat dan tumbuh lebih dalam.
2. Plasenta sudah terlepas dari dinding rahim
namun belum keluar karena atoni uteri atau
adanya lingkaran konstriksi pada bagian
bawah rahim (akibat kesalahan penanganan
kala III) yang akan menghalangi plasenta
keluar (plasenta inkarserata).
Jenis-jenis retensio
Plasenta :
1. Plasenta adhesiva
adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion
plasenta sehingga menyebabkan kegagalan
mekanisme separasi fisiologis.
2. Plasenta akreta
adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga
memasuki sebagian lapisan miomentrium.
3. Plasenta inkreta
adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga
mencapai/memasuki miomentrium.
Jenis-jenis retensio
Plasenta :
4. Plasenta perkreta
adalah implantasi jonjot korion plasenta yang
menembus lapisan otot hingga mencapai lapisan
serosa dinding uterus.
5. Plasenta inkaserata
adalah tertahannya plasenta didalam kavum uteri,
disebabkan oleh kontriksi ontium uteri.
3. Robekan / Perlukaan
Jalan Lahir
Perdarahan dalam keadaan dimana
plasenta telah lahir lengkap dan
kontraksi rahim baik, dapat
dipastikan bahwa perdarahan
tersebut berasal dari perlukaan
jalan lahir.
Perlukaan jalan lahin terdiri dari
:
1. Robekan Perinium
Robekan perineum terjadi pada hampir semua
persalinan pertama dan tidak jarang juga pada
persalinan berikutnya.
2. Rupture Uteri
Ruptur uteri merupakan peristiwa yang paling gawat
dalam bidang kebidanan karena angka kematiannya
yang tinggi. Janin pada ruptur uteri yang terjadi di luar
rumah sakit sudah dapat dipastikan meninggal dalam
kavum abdomen.

Anda mungkin juga menyukai