Anda di halaman 1dari 19

Perawatan bayi dalam

inkubator
Inkubator bayi merupakan
salah satu alat medis
yang berfungsi untuk
menjaga suhu tetap
konstan/ stabil
Tujuan perawatan dengan Inkubator adalah:
Menciptakan suhu kamar yang optimal sesuai dengan
kebutuhan bayi
Mencegah infeksi
Menciptakan konsentrasi oksigen yang sesuai dengan
kebutuhan bayi
Memenuhi kelembaban yang dibutuhkan untuk
lingkungan bayi
Untuk memudahkan penanganan, pelayanan, dan
pengawasan
Ditinjau dari sistem perawatan bayi,
ruangan Inkubator dibedakan
menjadi 2 (dua) macam yaitu:
a. Inkubator Sistem Terbuka
inkubator yang memerlukan
pembukaan ruangan jika akan
melakukan perawatan bayi
(perawatan tidak dilakukan secara
otomatis dari dalam ruangan
inkubator).
Peralatan ini biasanya digunakan untuk
bayi yang lahir prematur dengan
kebutuhan perawatan normal.
b. Inkubator Sistem Tertutup
inkubator bayi yang selalu tertutup,
hanya dibuka dalam keadaan
darurat untuk keperluan
pernafasan. Perawatan dan
pengobatan pada bayi prematur
dalam ruangan inkubator melalui
lubang khusus untuk tangan
perawat yang tersedia pada
inkubator sehingga kebersihan
bayi dapat lebih dijaga.
Indikasi pasien (bayi) dirawat dalam inkubator
antara lain:
Bayi dengan hipotermi.
BBLR
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi
dengan berat lahir kurang dari 2500 gram
tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat
terjadi pada bayi kurang bulan (< 37 minggu)
atau pada bayi cukup bulan (intrauterine
growth restriction)
Berdasarkan derajatnya, BBLR diklasifikasikan menjadi
tiga kelompok, antara lain :
1. Berat bayi lahir rendah (BBLR) atau low birth weight
(LBW) dengan berat lahir 1500 – 2499 gram.
2. Berat bayi lahir sangat rendah (BBLSR) atau very
low birth weight (VLBW) dengan berat badan lahir
1000 – 1499 gram.
3. Berat bayi lahir ekstrem rendah (BBLER) atau
extremely low birth weight (ELBW) dengan berat
badan lahir < 1000 gram (Meadow & Newell, 2005).
Penyebab
Faktor ibu:
a. Penyakit berhubungan dengan toksemia gravidarum,
perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis,
infeksi akut, serta kelainan kardiovaskular
b. Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah kehamilan
pada usia < 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
c. Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang
dari 1 tahun).
d. Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.
e. Keadaan sosial ekonomi
Faktor janin:
hidramnion, plasenta previa, solutio plasenta,
sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom
parabiotik), ketuban pecah dini.
Penatalaksanaan BBLR:
a. Dukungan respirasi
b. Termoregulasi
c. Perlindungan terhadap infeksi
d. Hidrasi
e. Nutrisi
f. Penghematan energi
g. Stimulasi Sensori
Hipotermi
Hipotermi pada neonatus adalah suatu
keadaan dimana terjadi penurunan suhu
tubuh yang disebabkan oleh berbagai
keadaan terutama karena tingginya
konsumsi oksigen dan penurunan suhu
ruangan.
Mekanisme Terjadinya Hipotermi
a. Evaporasi
Adalah kehilangan panas karena penguapan cairan ketuban yang
melekat pada permukaan tubuh bayi yang tidak segera
dikeringkan.
b. Konduksi
Adalah kehilangan panas karena panas tubuh melalui kontak
langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin
seperti : meja, tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya
lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi
melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakan di atas
benda tersebut.
c. Konveksi
Kehilangan panas tubuh yang terjadi pada saat
bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin.
d. Radiasi
Kehilangan panas tubuh yang terjadi karena bayi
ditempatkan di dekat benda-benda yang
mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh
bayi karena benda tersebut akan menyerap
radiasi panas tubuh bayi
Banyak faktor resiko dari hipotermi, (Departemen
Kesehatan RI, 1998). antara lain:
Bayi baru lahir tidak segera dikeringkan,
Terlalu cepat dimandikan,
Setelah dikeringkan tidak segera diberi pakaian,
Tidak segera didekap pada tubuh ibu,
Bayi baru lahir dipisahkan dari ibunya,
Tidak segera disusui ibunya,
Berat badan bayi baru lahir rendah,
Bayi tidak segera dibungkus dan bayi sakit
Gejala Hipotermi
a. Bayi tidak mau menetek.
b. Bayi tampak lesu atau mengantuk saja.
c. Tubuh bayi teraba dingin.
d. Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun
dan kulit tubuh bayi mengeras (sklerema).
e. Bayi menggigil.
f. Suhu (aksila) bayi turun dibawah 360 C
g. Kulit pucat.
Hipotermi dapat disebabkan oleh :
a. Kehilangan panas yang berlebihan seperti
lingkungan atau cuaca dingin basah atau bayi
telanjang.
b. Luas permukaan tubuh pada bayi baru lahir
relatif besar sehingga penguapannya bertambah.
c. Kurangnya metabolisme untuk menghasilkan
panas tubuhnya masih rendah.
d. Otot bayi masih lemah (Manuaba, 1998).
Pencegahan Hipotermi
a. Keringkan bayi dengan seksama.
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih
dan hangat, serta segera mengganti handuk
atau kain yang dibasahi oleh cairan ketuban.
c. Selimuti bagian kepala
d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui
bayinya
f. Jangan segera menimbang atau memandikan
bayi baru lahir.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai