Anda di halaman 1dari 41

Peredam Energy

Peredam Energi
Bila kita membuat bendung pada aliran sungai baik pada palung maupun pada
sodetan, maka pada sebelah hilir bendung akan terjadi loncatan air. Kecepatan pada
daerah itu masih tinggi, hal ini akan menimbulkan gerusan setempat (local scauring).

Secara garis besar konstruksi peredam


energi dibagi menjadi 4 (empat) tipe, yaitu :
 Ruang Olak tipe Vlughter
 Ruang Olak tipe Schoklitsch
 Ruang Olak tipe Bucket
 Ruang Olak tipe USBR
Pemilihan tipe peredam energi tergantung
pada
 Keadaan tanah dasar
 Tingi perbedaan muka air hulu dan hilir
Ruang olakan tipe Vlughter

• Ruang olak ini dipakai pada tanah aluvial dengan aliran sungai tidak membawa batuan besar.
• Bentuk hidrolis kolam ini akan dipengaruhi oleh tinggi energi di hulu di atas mercu (He), dan
perbedaan energi di hulu dengan muka air banjir hilir (Z).
• Sebagai batasan tipe ini maka daam lantai olakan dari mercu bendung  8,00 m dan Z  4,50
m
Perhitungan hidrolisnya sebagai berikut :
Untuk 1/3  Z/He  4/3  D = L = R 0,6 = He + 1,4 Z
 a = 0,20 He He/ Z
Untuk 4/3  Z/He  10  D = L = R = He + 1,1 Z
 a = 0,15 He He/ Z
dengan :
D = kedalaman kolam diukur dari puncak mercu sampai permukaan kolam
L = panjang kolam yang diukur dari perpotongan bidang miring dan horizontal
R = jari-jari kolam, dengan titk pusat sejajar dengan elevasi mercu.
a = end sill
Ruang olakan tipe Vlughter

L
Ruang olakan tipe Schoklitsch
Peredam tipe ini mempunyai bentuk hidrolis yang sama sifatnya dengan peredam energi tipe
Vlughter. Berdasarkan percobaan, bentuk hidrolis kolam peredam energi ini dipengaruhi oleh
faktor-faktor :
• Tinggi energi di atas mercu
• Perbedaan tinggi energi di hulu dan muka air banjir di hilir (Z).
Perhitungan hidrolis :
Tipe ini adalah sama sifatnya dengan tipe Vlughter dan dipakai apabila pada tipe Vlughter
besarnya D, L, R lebih besar dari atau sama dengan 8,00 m, atau apabila Z ≥ 4,50 m.
Ruang olakan tipe Vlughter

Grafik. Schoklitsch
Ruang Ruang olakan tipe Bucket

Kolam peredam energi ini terdiri dari 3 tipe, yaitu :


• Solid bucket
• Slotted Rooler bucket atau dentated Roller bucket
• Sky jump

Ketiga tipe ini mempunyai bentuk hampir sama dengan tipe Vlughter, perbedaannya sedikit
pada ujung ruang olakan.
Umumnya peredam ini digunakan bilaman sungai membawa batuan (boulder). Untuk
menghindarkan kerusakan lantai belakang maka dibuat lantai yang melengkung sehingga
bilamana ada batuan yang terbawa kan melanting ke arah hilirnya.
a. Solid bucket
Dibuat bilamana material hanyutan batuan akan menghancurkan lantai olakan. Ruang lantai dibuat
melingkar sampai bagian depan cut off. Bentuk hidrolisnya sbb :
V1 = 2.g(H  Hd)
R = 0,305 . 10p  (VT. Chow)
p = (V1 + 6,4 Hd + 4,88)/(3,6 Hd + 19,5)
R = 0,6 H.Hd  (Varshney)
Untuk menentukan elevasi dasar lantai peredam :
H/hc  2,4  Tmin / hc = 1,88 ( H/hc)0,215
H/hc> 2,4  Tmin / hc = 1,7 ( H/hc)0,33
Slotted Roller bucket
Peredam ini digunakan bila loncatan air rendah maupun tinggi dan deras akan lebih baik karena di ujung olakan
dibuat pemecah arus.

Sky Jump
Jenis bucket ini digunakan bila keadaan loncatan air sangat tinggi dan keadaan air di belakang kolam kecil. Tipe
ini akan lebih baik digunakan bila letak kolam pada daerah batuan yang sangat kokoh. Selain itu lantai olakan ini
akan lebih tahan terhadap terjangan banjir yang membawa batu-batuan.

Perhitungan hidrolis :
V1 = 2.g(H  0,5Hd)
R = 0,305 . 10p  (VT. Chow)
R = 0,5. H.Hd
p = (V1 + 6,4 Hd + 4,88)/(3,6 Hd + 19,5)
R = 0,6 H.Hd  (Varshney)
F1 = 0,09.R/D + 1,95
F1 = 13.R1/2 – 19,5

Untuk jarak loncatan air (x) dan tinggi loncatan air terhadap lip (y) adalahsebagai berikut :
x = (V2 sin 2 )/g
y = h sin 2
Ruang Ruang olakan tipe USBR
Type ini biasanya dipakai untuk head drop yang lebih tinggi dari 10 meter. Ruang olakan ini mempunyai berbagai variasi dan
yang terpenting ada empat type yang dibedakan oleh rezim hidraulik aliran dan konstruksinya.
a. Ruang olakan USBR I
 Ruang olakan datar, peredaman terjadi akibat benturan langsung dari aliran dengan permukaan dasar kolam.
 Ruang olakan /kolam menjadi panjang.
 Cocok untuk debit kecil, dengan kapasitas peredaman yang kecil.
b. Ruang olakan USBR II
• Ruang olak tipe ini memiliki blok-blok saluran tajam (gigi pemencar) di ujung hulu dan di dekat ujung hilir (end sill).
• Cocok untuk aliran dg tekanan hidrostatis > 60 m
• Q > 45 m3/det
• Bilangan Froud > 4,5
c. Ruang olakan USBR III
• Dipasang gigi pemencar di ujung hulu, pada dasar ruang olak dibuat gigi penghadang aliran, dan di ujung
hilir dibuat perata aliran.
• Cocok untuk mengalirkan air dengan tekanan hidrostatis rendah
• Q < 18,5 m3/det
• V < 18,0 m/det Bilangan Froud > 4,5
d. Ruang olakan USBR IV
• Dipasang gigi pemencar di ujung hulu, dan di ujung hilir dibuat perata aliran.
• Cocok untuk mengalirkan air dg tekanan hidrostatis rendah
• Bilangan Froud antara 2,5 - 4,5
 Yang paling penting dalam perencanaan ruang olak tipe USBR adalah menghitung rating jump dan tail water
serta mencari bilangan Froud.
Selanjutnya dilakukan uji model pada tipe ruang olak yang terpilih.
Langkah perhitungan :

1. Menghitung kec. Aliran di kaki bending V =


dengan : V = kec. Aliran di kaki bendung
H = beda tinggi antara Muka Air banjir dengan dasar ruang olak
Y1 = tinggi muka air di kaki bendung

  Karena Y1 belum diketahui maka kecepatan di kaki bendung dianggap sbb: V1 =


dengan : V1 = kec. aliran di kaki bendung
H = tinggi terjunan
Hd = tinggi muka air di atas mercu

2. Menghitung ketinggian muka air di kaki bendung :

3. Menghitung kecepatan aliran sebenarnya dengan rumus pertama.

4. Menghitung bilangan Froud : F1 =


 5. Menghitung rating jump : Y2/Y1 = - 1)

6. Atau dengan menggunakan grafik hubungan antara F1 dengan Y2/Y1

7. Menghitung tail water (Y2’) dengan menetapkan elevasi ruang olak sedemikian sehingga memenuhi
syarat Y2’>Y2.

8. Penentuan panjang ruang olak diperoleh dari gambar. Ketentuan lain dapat dilihat dari gambar menurut
tipe masing-masing
5. The SAF Stilling Basin (SAF = Saint Anthony Falls)
Kalau bukaan pada hilir kolam olakan type yang lain melebar, maka bentuk dari type SAF ini berbentuk
trapezium.

Bentuk hidrolis type ini mensyaratkan Fr ( bilangan Froude ) berkisar antara 1,7 sampai dengan 17. Pada
pembuatan kolam ini, dapat di perhatikan bahwa panjang kolam dan tinggi loncatan dapat di reduksi sekitar 80%
dari seluruh perlengkapan. Kolam ini akan lebih pendek dan ekonomis akan tetapi mempunyai beberapa
kelemahan yaitu faktor keselamatan rendah ( Open Chanel Hidraulics, V.T.Chow : 417 – 420 )

- LB = 4,5y2/Fr 0,76
- Tinggi chute blocks = Y1
- Lebar dan jaraknya kira-kira 0,75 Y1
- Jarak dari akhir upstream dengan floor blocks = 1/3 LB
- Jarak floor blocks terhadap dinding tegak 3Y1/8
- Total lebar floor blocks yang di gunakan sebesar 40 – 50% dari lebar kolam olakan ( peredam energi ).
- Tinggi end sill = C = 0,07 Y1
- Tinggi air di atas kolam peredam = Y2 di pengaruhi oleh bilangan Froude.
Untuk Fr = 1,7 – 5,5  Y2` = ( 1,1 – Fr2/120 ) Y2
Untuk Fr = 5,5 – 11  Y2` = 0,85 Y2
Untuk Fr = 11 – 17  Y2 = ( 1,0 – Fr2/800 ) Y2
- Tinggi dinding tegak hilir minimum di tambah dengan z = Y2/3
Contoh Soal:
Diketahui Qd = 350 m3/det, Be = 41,88 m , p = 2,50 m, He = 2,435 m, Rencanakan ruang olakan tipe Vlughter.

Z = 50 + 2,435 – 48,50 = 3,935 m


Z/He = 3.935/2,435 = 1,616 > 4/3
D = L = R = He + 1,1 Z = 6,7635 ≈ 6,80 m
a = 0,15 2,435 2,435/3,935 = 0,30 m.
Contoh Soal:
Seperti soal di muka, elevasi MAB hilir + 47,00 m, elevasi dasar sungai + 45,00 m. Rencanakan kolam peredam energinya.

Z = 52,435 – 47,00 = 5,435 m


He = 2,435 m
Z/He = 5,435/2,435 = 2,232 > 4/3
D = L = R = 2,435 + 1,1 . 5,435 = 8,41 m
→ Kolam olakan tipe Vlughter tidak dapat digunakan, dan dipilih tipe Schoklitsch.

Adaikan elevasi dasar r3 = + 43,50 m


W’ = 52,435 – 43,50 = 8,935 m
R3 = 0,15 . W’ = 1,13 m → ambil r3 = 1,50 m
Dari grafik : pilih ε = 0,06
β = 0,28, ambil ά = 0,80, ρ = 0,15
s = 0,28.8,361/2.(8,935/9,8)1/4 = 0,80 m
t = 0,06 . 8,935 = 0,55 m
l = ½ . 0,15 9,435 = 0,67 m
L = 0,80 . 8,935 = 7,20 m
Contoh
  soal :
Diketahui : elevasi mercu = +50,00 m
Hd = 2,289 m
He = 2,435 m, hc = 1,925 m
Elevasi MAB di hilir = +48,50 m
Elevasi dasar sungai di hilir = +46,50 m
Hitung radius kolam olakam olakan tipe bucket.!

ΔH = Z = 50 + 2,435 – 48,50 = 3,935 m


Δ H/hc = 3,935/1,925 = 2,044 < 2,4
Tmin/hc = 1,88 (Δ H/hc) 0,215 = 2,19
Tmin = 2,19 . 1,925 = 4,215 m → ambil 4,50 m
Elevasi kolam olakan = 48,50 – 4,50 = +44,00
H = 50 – 44 = 6 m
R = 0,6 = 2,22 m
V1 = 2.9,8 = 9,755 m/det
p = (9,755 + 6,4 . 2,289 + 4,88)/(3,6 . 2,289 + 19,5) = 1,005
R = 0,305 . 101,005 = 3,462  ambil R = 3,70 m
Tinggi cut off = 0,6 . 3,70 = 2,22 m
Diketahui :
Debit banjir rancangan = 320 m3/detik
Lebar bendung dan kolam olak = 20 meter
El. M.a. di hilir bendung = +66.30 meter
El. Mercu bendung = +65.00 meter
Tinggi m.a. diatas mercu = 3.6 meter
El. Ruang olak = + 57.5 meter (direncanakan)
Pertanyaan : Rencanakan kolam olak tersebut

JAWAB :

Z = (65.00 +3.60) – 57.50 = 11.10 meter

Kecepatan aliran di kaki bendung :


Kedalaman aliran di kaki bendung :

Kecepatan aliran di kaki bendung sebenarnya :

Bilangan Froude :

Tinggi rating jump (kedalaman konjugasi) :

-1)
Tinggi tail water :

Oleh karena Y2’ > Y2  OK !


Bila nilai ini tidak terpenuhi, maka turunkan elevasi lantai kolam !!!!

 Digunakan kolam olak USBR TIPE II

Dimensi kolam olak dapat ditentukan:


Analisa Stabilitas Bendung
• Tekanan air : luar dan dalam, hidrostatik dan hidrodinamik.
• Tekanan lumpur : menekan horizontal dan membebani vertikal
• Gaya gempa : tergantung peta gempa di Indonesia. Minimum 0,1g.
• Berat sendiri bangunan : berat tubuh bendung
• Reaksi pondasi : gaya tekan ke atas terhadap bendung dari reaksi
pondasi
Gaya Tekan Air
Gaya Tekan Air
Gaya Angkat Pada Pondasi
Bendung
Gaya Angkat Pada Pondasi
Bendung
Gaya Gempa
Tekanan Tanah
Tekanan Tanah Horizontal Lindeburg

Koefisien tanah pasif horizontal untuk pasir (C = 0)


Tekanan Lumpur Pada Muka Hulu
Bendung
Ketahanan Pada Gelincir
Penentuan Faktor Keamanan
Bendung
Ketahanan Pada Guling
Perkiraan Daya Dukung Izin
Ketahanan Pada Erosi Bawah
Tanah (Piping)
Faktor Keamanan Terhadap
Rekah Bagian Hilir Bangunan

Anda mungkin juga menyukai