TEGUH PAMBUDI
012096034
LUAR
HIDUNG
DALAM
Hidung Luar
Berbentuk piramid,
bagiannya (dari atas
ke bawah) :
Pangkal hidung
(bridge)
Dorsum nasi
Puncak hidung
Ala nasi
Kolumela
anterior)
Hidung dalam :
Vestibulum
Refleks
nasal
JALAN NAFAS
Inspirasi : udara masuk dari nares anterior naik setinggi konka media
turun ke nasofaring
PENYARING UDARA
Membersihkan udara inspirasi dari debu dan bakteri ( oleh : rambut /
vibrissae, silia, mucous blanket, lisozym), dibantu oleh adanya refleks bersin
untuk mengeluarkan partikel yang besar
PENGATUR KONDISI UDARA
pengatur kondisi udara perlu untuk mempersiapkan udara yang
akan masuk ke dalam alveolus
1. mengatur kelembapan oleh palut lendir (mukous blanket)
2. suhu ( oleh banyaknya pembuluh darah dibawah epitel ,
permukaan konka dan septum yang luas) < 37◦C
INDRA PENGHIDU
Adanya mukosa olfaktorius pada atap rongga hidung, konka
superior dan sepertiga bagian atas septum
PROSES BICARA
Proses pembentukan kata dengan konsonan nasal (m,n,ng) dimana
rongga mulut tertutup dan rongga hidung terbuka, palatum molle turun
untuk aliran udara.
REFLEKS NASAL
Mukosa hidung reseptor refleks yang berhubungan dengan saluran
cerna, kardiovaskuler dan pernafasan. Contoh : iritasi mukosa hidung
menyebabkan refleks bersin dan nafas terhenti. Rangsang bau tertentu
menyebabkan sekresi kelenjar liur, lambung dan pankreas
PEMERIKSAAN HIDUNG
Pemeriksaan Luar
Perhatikan bentuk luar
hidung :
- Ada deviasi atau depresi
tulang hidung
- Apakah ada pembengkakan
di daerah hidung
Palpasi :
- Krepitasi tulang
hidung
- Nyeri tekan pada
peradangan hidung
Pemeriksaan Dalam
Alat :
Rinoskopi Anterior Spekulum
hidung, head
lamp
Cara pemakaian spekulum :
- Spekulum dimasukkan ke dalam
rongga hidung secara hati-hati dan
dibuka setelah spekulum ada di
dalam
Dimasukkan tampon
kapas adrenalin pantokain
Kadang rongga beberapa menit
hidung sempit mengurangi edema
karena edema mukosa & menciutkan
konka rongga hidung
lebih jelas terlihat
Mukosa
normal merah muda, apakah pucat , kebiruan, merah
Septum
biasanya di tengah, apakah ada deviasi, krista, spina,
perforasi, hematom, abses, dll
Konka
besarnya normal (eutrofi), hipertrofi, hipotrofi
Sekret
banyaknya, sifatnya, lokalisasinya
Massa
polip & tumor
Rinoskopi Posterior
Cara Pemeriksaan :
- Perkenalkan diri
- Melakukan informed consent
- Kaca nasofaring dihangatkan dengan api lampu spiritus untuk
mencegah udara pemanasan mengembun pada kaca
- Suhu kaca dites dengan menempelkan kulit belakang tangan
kiri pemeriksa
- Lakukan anestesi dengan lidocain
- Pasien diminta membuka mulut, , lidah 2/3 anterior ditekan
dengan spatula lidah
- Pasien bernafas melalui mulut
- Kaca nasofaring (menghadap ke atas) dimasukkan sampai di
bawah uvula-nasofaring
- Pasien bernafas melalui hidung
- Uvula akan turun kembali & rongga nasofaring terbuka kembali
Alat :
Spatula lidah, kaca
nasofaring, lampu
spiritus
Awalnya diperhatikan bagian belakang
septum & koana
Kaca diputar ke lateral sedikit untuk melihat
Molekul harus
dilarutkan agar
Pengikatan suatu
molekul odoriferosa Potesial aksi di
ke tempat perlekatan serat
khusus di silia aferen(tergantung
konsentrasi molekul
Pembukaan saluran zat kimia yang
Na+-K+ terstimulasi)
keadaan sebaliknya
Karena banyaknya pembuluh darah di bawah
Membentuk MHC II
Presentasi ke sel Th 0
Aaktivasil limfosit B
Produksi IgE
REAKSI CEPAT
Histamin
REAKSI LAMBAT
Eosinofil
Kongesti hidung
PATOFISIOLOGI
EPISTAKSIS
Merupakan perdarahan hidung,
bukanlah merupakan suatu
penyakit, melainkan sebagai
gejala dari suatu kelainan
Etiologi :
Trauma,infeksi,
neoplasma, kelainan Epistaksi
kongenital, penyakit s
kardiovaskular,
kelainan darah,
infeksi sistemik,
gangguan endokrin,
perubahan tekanan
atmosfer
2 sumber perdarahan
Epiktaksis
Trauma nasal
Epitaksis
TERIMAKASIH
TERIMAKASIH