Anda di halaman 1dari 29

KONSEP

KELUARGA ISLAM
& MAWARIST
KELOMPOK 14
Arti Keluarga Dalam Islam ?
Keluarga dalam islam merupakan rumah tangga yang dibangun dari suatu pernikahan
antara seorang pria dan wanita yang dilaksanakan sesuai syariat agama islam yang
memenuhi syarat pernikah dan rukun nikah yang ada. Pernikahan juga awal membangun
rumah tangga islam dan keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah. Adapun hal ini
disebutkan dalam firman Allah SWT berikut ini

َ ُ ‫ف سك‬ َ ‫خلَق لَكُم م‬ َ


ْ ُ ‫ل بَيْنَك‬
‫م‬ َ َ‫سكُنُوا إِلَيْهَا و‬
َ َ‫جع‬ ْ َ ‫جا لِت‬ً ‫م أ ْزوَا‬ْ ِ ُ ْ ‫ن أن‬ ْ ِ ْ َ َ ‫ن‬ ْ ‫ن آيَاتِهِ أ‬ ْ ‫م‬ ِ َ‫و‬
‫ن‬َ ‫ِقَوْم ٍ يَتَفَك َّ ُرو‬I‫ت‬
‫ك آليَا ٍ ل‬ َ ِ ‫ن فِي ذَل‬
َّ ِ ‫ة إ‬ً ‫م‬ َ ‫ح‬
ْ ‫موَدَّة ً وَ َر‬َ

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya, ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri


dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikanNya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu, benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (Qs.Ar-Ruum : 21)
DOA
‫اما‬ َ ‫اج َعلْنَا لِل ُْمتَّ ِق‬
ً ‫ين ِإ َم‬ ْ َ ‫بلَنَا ِم ْن أ َ ْز َواجِ نَا َوذ ِ ُّريَّا ِتنَا ق َُّر َة أ‬
ْ ‫عيُ ٍن َو‬ ْ ‫َربَّنَا َه‬
KELUARGA
Arab-Latin: Rabbanā hab lanā min azwājinā wa SAKINAH
żurriyyātinā qurrata a'yuniw waj'alnā lil-muttaqīna imāmā
ARTINYA :
“Ya Tuhan kami,
anugrahkanlah
kepada kami
isteri-isteri kami
dan keturunan
kami sebagai
penyenang hati
(kami), dan
jadikanlah kami
imam bagi orang-
orang yang
bertakwa”. (Qs.Al-
Furqon : 74)
Keluarga Sakinah ?
• Dalam bahasa Arab, kata sakinah di dalamnya terkandung arti
tenang, terhormat, aman, merasa dilindungi, dan memperoleh
pembelaan.

 • Menurut kaidah bahasa Indonesia, sakinah mempunyai arti


kedamaian,ketentraman, ketenangan, kebahagiaan.

• Jadi keluarga sakinah mengandung makna keluarga yang diliputi


rasa damai, tentram, keberkahan, terhormat, dan dirahmati oleh Allah
SWT yang terbentuk berlandaskan Al-Quran dan Sunnah untuk
mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat
Keluarga Mawaddah ?
 • Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata mawadah bermakna kasih
sayang.

• Kata mawaddah juga berasal dari bahasa Arab. Mawaddah adalah jenis cinta
membara, perasaan cinta dan kasih sayang yang menggebu.

 • Mawaddah adalah perasaan cinta yang muncul dengan dorongan nafsu


kepada pasangan lawan jenisnya, atau muncul karena adanya sebab-sebab
yang bercorak fisik. Seperti cinta yang muncul karena kecantikan, ketampanan,
kemolekan dan kemulusan fisik atau muncul karena harta benda, kedudukan,
pangkat, dan lain sebagainya.
Keluarga Warrahmah ?
• Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata rahmah atau rahmat bermakna
belas kasih; kerahiman; karunia (Allah); dan berkah (Allah).

 • Rahmah berasal dari bahasa Arab. yang berarti ampunan, anugerah,


karunia, rahmat, belas kasih, juga rejeki. Rahmah merupakan jenis cinta dan
kasih sayang yang lembut, terpancar dari kedalaman hati yang tulus, siap
berkorban, siap melindungi yang dicintai, tanpa pamrih “sebab”.

 • Rahmah adalah perasaan cinta dan kasih sayang yang sudah berada di luar
batas-batas sebab yang bercorak fisik.
Pemimpin dalam keluarga ?
◦ Di dalam sebuah keluarga juga dibutuhkan adanya seorang pemimpin keluarga
yang tugasnya membimbing dan mengarahkan sekaligus mencukupi kebutuhan
baik itu kebutuhan yang sifatnya dhohir maupun yang sifatnya batiniyah di dalam
rumah tangga tersebut supaya terbentuk keluarga yang sakinah, mawaddah wa
rahmah. Di dalam al-Qur’ān disebutkan bahwa suami atau ayahlah yang mempuyai
tugas memimipin keluarganya karena laki-laki adalah seorang pemimpin bagi
perempuan. Seperti yang terungkap dalam Al-Qur’an sebagai berikut :

َ ِّ ‫ن عَلَى الن‬
‫ساء‬ ُ ‫ل قَوَّا‬
َ ‫مو‬ ُ ‫جا‬
َ ‫الر‬
ِّ
Artinya : “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita.” (QS. An Nisaa : 34)
Peranan ayah sebagai kepala
keluarga…
Kewajiban-kewajiban dan peran suami dalam keluarga
Kebutuhan-kebutuhan yang wajib dipenuhi seorang ayah sebagai kepala
keluarga meliputi :

◦Kebutuhan yang berhubungan dengan  jasādiyah


◦Kebutuhan yang berhubungan dengan rūhiyah, dan
◦Kebutuhan yang berhubungan dengan aqliyahnya
a.Kebutuhan yang berhubungan dengan  jasādiyah
◦ Yang berhubungan dengan jasādiyah atau yang identik dengan
kebutuhan lahiriyah antara lain seperti: kebutuhan sandang, kebutuhan
pangan, kebutuhan tempat tinggal, dan kebutuhan yang sifatnya sosial seperti
kebutuhan berinteraksi dengan sesamanya dan lain sebagainya.

b.Kebutuhan yang berhubungan dengan rūhiyah,


◦ Kebutuhan yang berhubungan dengan rūhiyah seperti: Kebutuhan beragama,
kebutuhan aqidah atau kebutuhan tauhid, dsb.

c.Kebutuhan yang berhubungan dengan aqliyahnya.


◦ Kebutuhan aqliyah  adalah kebutuhan yang bersifat aqliyah yaitu kebutuhan
akan pendidikan.
Namun dari semua kebutuhan yang tersebut di atas, kebutuhan ruhiyah lah yang
paling penting. Yaitu apa saja yang berhubungan dengan aqidah islamiyah.
Karena masalah ini berlanjut sampai kehidupan kelak di akherat.
 Allah SWT berfirman [at-Tahrîm(66:6)]

‫ارا‬ ‫ن‬ ‫م‬ُ ‫يك‬‫ل‬‫ه‬َ ‫أ‬ ‫و‬ ‫م‬ُ ‫ك‬ ‫س‬‫ف‬ُ ‫ن‬َ ‫أ‬ ‫وا‬ُ ‫ق‬ ‫وا‬ ‫ن‬‫م‬ ‫آ‬ ‫ين‬‫ذ‬َّ ‫ال‬ ‫ا‬ َ
ً َ ْ ِ ْ َ ْ َ ْ ُ َ َ ِ َ ُّ ‫يَا أ‬
‫ه‬ ‫ي‬

“Hai orang-orang yang beriman jagalah diri mu dan keluargamu dari api neraka”
Peran ibu dalam keluarga ?
 Ibu harus mengenali berbagai kekhususan anak agar bisa mendidiknya

Qabiliyah, siap menerima.


Anak yang masih kecil ibarat lembaran putih yang belum tertulis apapun. Dia siap menerima arahan yang dimaukan
oleh pendidiknya. Semisal ranting yang lunak, ia mengikuti tekukan ke arah mana pun yang diinginkan oleh orang
membentuknya.
Oleh karena itu, seorang ibu harus bersiap mengisi lembaran putih tersebut dengan kebaikan.
 Madiyah fit Tafkir
Anak kecil belum bisa memahami dengan baik karena akalnya belum sempurna.
Oleh karena itu, seorang ibu tidak boleh merasa galau ketika anaknya tidak memahami beberapa hal. Sebab, anak
menyerap apa yang ada di hadapannya dengan pikirannya yang belum sempurna.
Andai ibu mengatakan kepada anaknya, “Tiga ditambah tiga berapa?”
Bisa jadi, si anak tidak paham. Akan tetapi, apabila si ibu meletakkan tiga pena dan menambahkan tiga pena lagi,
barulah si anak bisa menjawab, “Enam.”
Karena pikirannya belum sempurna, anak tidak dibebani syariat kecuali setelah baligh. Mendidik anak di atas sifat-sifat
yang terpuji haruslah dikaitkan dengan amaliah (amal nyata) yang bisa disaksikannya.
Misalnya, ibu hendak mendidik anak agar memiliki sifat suka memberi. Dalam hal ini, ibu memberi contoh di hadapan
anak dengan menyedekahkan uang, makanan, atau pakaian kepada fakir miskin
Al-Fardiyah wal Ananiyah, egois mau menang sendiri.
Ibu harus mengetahui bahwa sifat seperti ini ada pada anak-anak. Dengan demikian, ibu berusaha mengarahkannya
◦ Hadis Rasullullah SAW. :
◦ Rasullullah SAW. Bersabda : ‘ Istri-istri kalian yang tebaik ialah istri yang peranak ( Banyak
anak ), besar cintanya, pemegang rahasia, kesatria membela keluarga, patuh kepada
suaminya, membentengi diri dari laki-laki lain, taat pada perintah suaminya, bila
bersendirian dengan suaminya, ia pasrahkan dirinya sepenuhnya sesuai dengan keinginan
suaminya dan tidak bersikap kepada suaminya laksana sesama laki-laki.”
( HR.Thusi )
◦ Ciri istri yang bertanggung jawab terhadap suaminya adalah sebagai berikut :
1. Banyak Anaknya
2. Besar cintanya kepada suaminya
3. Kuat memegang rahasia suami
4. Tabah menghadapi penderitaan keluarga
5. Menyerahkan diri kepada suaminya lahir dan batin
6. Pandai bersolek untuk suaminya
7. Membentengi dirinya dari laki-laki lain.
◦ Seorang istri muslimah wajib membatasi dirinya dalam bergaul dengan orang lain, ia
hanya boleh menampakkan dirinya secara bebas hanya kepada suaminya, walaupun ia
berada dalam rumah, tetapi bila ada orang lain bukan mahramnya, ia tetap harus
menutup dirinya dengan pakain muslimah dan terhadap anak kandungnya sendiri,
tidaklah dibenarkan menampakkan auratnya yang dapat menimbulkan rangsangan.
Mengetahui Peraturan Berumahtangga

• Dalam Surat An-Nisa’4] : 34 yang artinya :

“Kaum lakilaki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena
Allah Telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian
yang lain (wanita), dan Karena mereka (laki-laki) Telah menafkahkan
sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh,ialah
yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak
ada, oleh Karena Allah Telah memelihara (mereka). Maka nasehatilah
mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah
mereka.Kemudian jika mereka mentaatimu. Maka janganlah kamu
mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha
Tinggi lagi Maha besar”.
DAFTAR PUSTAKA

◦ Rafi Baihaqi, Ahmad, Membangun Surga Rumah Tangga, (surabayah:gita mediah


press, 2006)
◦ At-tihami, Muhammad, Merawat Cintah Kasih Menurut Syriat Islam, (surabayh :
Ampel Mulia, 2004)
◦ Muhammad  ‘uwaidah, Syaikh Kamil, Fiqih Wanita, (Jakarta:pustaka al-kautsar,
1998)
◦ Muhammad At-tihami, Merawat Cintah Kasih Menurut Syriat Islam, (surabayh :
Ampel Mulia, 2004) hal. 18
◦  http://blog.re.or.id/konsep-keluarga-sakinah-dalam-pandangan-islam.htm
◦ [10] DEPAG RI, Al-Quran dan Terjemahnya, Al-Hikmah, Dipenogoro, Bandung, 2008
Pembagian
Harta Waris
Menurut Islam
Secara etimologis Mawaris adalah bentuk jamak dari
kata miras ‫ث‬(I‫وار‬I‫) م‬, yang merupakan mashdar (infinitif)
dari kata : warasa –yarisu – irsan – mirasan. Maknanya
menurut bahasa adalah ; berpindahnya sesuatu dari
seseorang kepada orang lain, atau dari suatu kaum
kepada kaum lain
Sedangkan maknanya menurut istilah yang dikenal
para ulama ialah, berpindahnya hak kepemilikan dari
orang yang meninggal kepada ahli warisnya yang
masih hidup, baik yang ditinggalkan itu berupa harta
(uang), tanah, atau apa saja yang berupa hakmilik
yang legal secara syar’i.

16
Penyebab Seseorang Berhak
Mendapat Warisan
✢ Nasab atau kekerabatan
✢ Pernikahan dengan akad yang sah
✢ Memerdekakan budak
✢ Islam

17
Tiga Hal yang Harus Dilakukan
Sebelum Pembagian Warisan

2. 3.
1.
Peluna- Mengelu
Tajhizul
san -arkan
Janazah
utang wasiat

18
Ahli Waris
Dzawil Furudl
Mendapat bagian tertentu

Ashabah
Pembela atau pelindung

Dzawil Arham
Mendapatkan warisan atas nama keluarga

19
Istilah-istilah dalam Mawarist
Wasiat Furudl Hajib
Pemberian seseorang
menyerahkan
Muqaddar Ahli waris yang
menghalangi ahli
sebagian dari Bagian (persentase) waris lain untuk
hartanya dan yang telah ditetapkan memperoleh harta
pelaksanaanya adalah oleh Al-Qur'an dan Al- waris.
setelah orang tersebut Hadits bagi ahli waris.
meninggal dunia.

Mahjub Hijab Rad


Ahli waris yang tidak ✢ Hijab Hirmaan mengembalikan sisa
memperoleh harta ✢ Hijab harta waris kepada
waris karena terhalang ahli waris dikarenakan
Nuqshaan
oleh ahli waris lain. ahli waris yang ada
hanya yang
mendapatkan bagian
tertentu saja.
20
Pembagian warisan
menurut al-quran

21
Ahli waris dari laki- Ahli waris dari
laki perempuan
- Anak laki-laki - Anak perempuan
- Cucu laki-laki dari anak - Cucu perempuan dari
laki laki anak laki-laki
- Ayah - Ibu
- Kakek - Nenek
- Saudara laki- laki - Saudara perempuan
- Anak laki-laki dari - Istri
saudara laki-laki - Majikan perempuan yang
- Paman memerdekakan

22
Yang pasti mendapat warisan Tidak bisa memberi waris
1. Suami 1. Hamba sahaya atau amat
2. Istri 2. Abid mudabar
3. Ibu 3. Ummu walad
4. Bapak 4. Abid mukatab
5. Anak kandung 5. Orang yang membunuh
6. Orang yang murtad
7. Orang yang punya 2 agama

23
Ahli waris yang tertulis dalam al-quran
½ ¼
1. Anak tunggal perempuan 1. Suami bersama Ayah
2. Cucu perempuan tunggal 2. Istri kalau tidak ada Anak
dari anak laki-laki
3. Saudara perempuan se
ayah se ibu
4. Saudara perempuan se
ayah
5. suami
1/8 2/3
1. Istri bersama anak atau 1. Dua anak
cucu dari anak Laki-laki Perempuan
2. Dua cucu
perempuan dari
anak laki-laki
3. Dua saudara
perempuan se
ayah dan se ibu
4. Dua saudara
perempuan se
Ayah
1/6
1/3
1. Ibu bersama anak atau cucu
1. Ibu apabila tidak dua atau lebih saudara laki-laki
terhalang atau prerempuan
2. Dua atau lebih saudara 2. Nenek apabila ibu tidak ada
Laki-laki atau perempuan
3. Cucu perempuan dari anak
dari Ibu
laki-laki bersama anak
perempuan
4. Saudara perempuan se ayah
bersama
5. Ayah bersama anak atau cucu
6. Kakek apabila tidak ada ayah
7. Anak ibu yang sendiri
Yang terhalang atau 5. Saudara laki-laki yang se ayah
gagal menerima terhalang oleh:
warisan: 1. Ayah
1. Nenek terhalang ibu 2. Anak laki-laki
2. Kakek terhalang 3. Cucu Lki- laki
ayah
4. Saudara laki-laki se ayah se
3. Cucu laki-laki ibu
terhalang oleh anak
5. Saudara perempuan se ayah,
laki-laki
ketika dapat asobah
4. Saudara se ibu atau
6. Anak saudara se ibu se ayah
se bapak terhalang
terhalang oleh:
oleh:
 Ayah
 Anak laki-laki
1. Ayah 1. Ayah
2. Anak laki-laki 2. Anak laki-laki
3. Cucu Lki- laki 3. Cucu Lki- laki
4. Saudara laki-laki se ayah 4. Saudara laki-laki se
se ibu ayah se ibu
5. Saudara perempuan se 5. Saudara perempuan se
ayah, ketika dapat ayah, ketika dapat
asobah asobah
6. Saudara se ayah 6. Saudara se ayah
7. Saudara se perempuan se 7. Saudara se perempuan
ayah atau ibu ketika se ayah atau ibu ketika
mendapat asobah mendapat asobah
7. Anak saudara se ayah 8. Anak saudara laki-laki
8. saudara atau saudari Yang tidak bisa memberi
se ibu terhalang oleh: waris:
1. Ayah 1. Hamba sahaya atau amat
2. Kakek 2. Abid mudabar (abid yang
3. Anak laki-laki merdeka jika majikannya
meninggal)
4. Cucu laki-laki dari
anak laki-laki 3. Ummu walad
5. Anak perempuan 4. Abid mukatab ( abid yang
mencicil kemerdekaan
6. Cucu perempuan dari
dengan hutang)
anak laki-laki
5. Orang yang membunuh
6. Orang yang murtad
7. Orang yang punya dua

Anda mungkin juga menyukai