Anda di halaman 1dari 22

Hukum tentang Orang

Subyek Hukum

Subyek Hukum
:segala sesuatu yg mempunyai hak &
kewajiban / penyandang hak & kewajiban
• Macam:
• - Manusia (Naturlijke Persoon)
• - Badan Hukum (Rechtspersoon)
Kapan manusia disebut sbg
Subyek Hukum ?
• Sejak dilahirkan sampai meninggal dunia.
* Pengecualian: Pasal 2 KUHPerdata 
• - Anak dlm kandungan Ibu dpt disebut sbg
Subyek Hukum, jika ada kepentingan yg
menghendaki, khususnya dlm hal
pewarisan.
• - Jika dia dilahirkan meninggal, maka
dianggap tidak pernah ada.
Pengecualian Subyek Hukum Orang
Ny. A

Pewaris

Tuan A

Tuan A dengan Ny. A telah menikah pada Januari 2010. Pada Juli
2010, Tuan A meninggal dunia dan pada saat itu Ny. A sedang
mengandung 5 bulan. Bayi yang ada di dalam kandungan Ny. A
dapat dianggap sebagai subyek hukum, dalam hal ada kepentingan
yg menghendaki yaitu: pembagian warisan dari alm. ayahnya (Tuan
A).
Hub.Pasal 2 KUHPerdata – Pasal 836 KUHPerdata
• “Dengan mengingat akan ketentuan dlm Pasal 2
Kitab ini, supaya dpt bertindak sbg waris, seorang
harus telah ada, pada saat warisan jatuh
meluang.”
Hub.Pasal 2 KUHPerdata – Pasal
1679KUHPerdata
• “Agar seorang cakap untuk menikmati keuntungan
dari suatu hibah, diperlukan bahwa si penerima
hibah itu sudah ada pada saat terjadinya
penghibahan, dengan mengindahkan aturan yg
tercantum dlm Pasal 2”
Kecakapan Bertindak
• Orang yang cakap bertindak dalam
hukum: mampu melakukan perbuatan
hukum sendiri.
• Orang yang tidak cakap dalam hukum 
1330 KUHPerdata
– Orang yang belum dewasa
– Orang yang berada dibawah pengampuan (curatele)
– Istri dalam hubungan dengan harta kekayaan  telah
dicabut dengan SEMA No. 3/1963 & UU No.1/1974
Dewasa
• Pasal 330 KUHPerdata : 21 th / sudah menikah
 membuat perjanjian
• UU Perkawinan :
– Laki-laki: 19 th
– Perempuan: 16 th (menjadi 19 th) - UU No. 16/2019
• Perkawinan  Ps 29 KUHPerdata
– Laki-laki: 18 th
– Perempuan: 15 th
• UU Lalu Lintas : 17 th
• UU Ketatanegaraan : 17 th
Orang yg di bawah pengampuan
• Pasal 433KUHPerdata:
• Orang dewasa yang dungu
• Orang dewasa yang sakit otak/mata gelap
• Orang dewasa yang kadang2 cakap
menggunakan pikirannya
• Orang dewasa yang boros
Istri dalam hubungan dengan
harta kekayaan
• Lihat Pasal 105,106,108,109,110 KUHPerdata 
intinya: istri tidak boleh bertindak sendiri
khususnya tentang harta kekayaan, misal
membuat perjanjian berkaitan dengan harta
kekayaan (walaupun harta pribadi) tanpa seijin
suami.
• Telah dicabut melalui:
• SEMA No.3/1963 dan UU Perkawinan, karena
Kedudukan serta Hak & Kewajiban Suami –
Istri adalah SAMA.
Kedudukan Badan Hukum
Sebagai Subyek Hukum
Pengaturan Badan Hukum
• Istilah Badan Hukum tidak dikenal di
KUHPerdata.
• Di KUHPerdata hanya ada istilah “perkumpulan”
(Pasal 1653-1665 KUHPerdata)  Buku III
• Seharusnya Badan Hukum diatur di Buku I
bukan di Buku III, karena Badan Hukum
merupakan salah satu subyek hukum seperti
halnya manusia (Hukum tentang Orang  Buku
I KUHPerdata).
Istilah Badan Hukum
• Rechtspersoon (Belanda)
• Persona Moralis (Latin)
• Legal Persons (Inggris)
• Zedelijk Lichaam (Belanda)
• Purusa Hukum (Oetarid Sadino)
• Awak Hukum (St.K.Malikul Adil)
• Pribadi Hukum (Soerjono Soekanto,
Purnadi Purbacaraka).
• Badan Hukum sebagai subyek hukum
mempunyai hak & kewajiban dalam
hukum  kewenangan hukum
• Badan Hukum: badan yang diakui sebagai
pendukung hak & kewajiban seperti
halnya manusia.
• Badan Hukum dapat melakukan
perbuatan hukum, sama seperti manusia,
misalnya: membuat perjanjian, tapi tidak
bisa melakukan: perkawinan, perceraian,
kelahiran, kematian.
Pengertian Badan Hukum
• Wirjono Prodjodikoro: suatu badan yang di
samping manusia perorangan juga dapat
bertindak dalam hukum & mempunyai hak,
kewajiban, kepentingan2 hukum terhadap orang
lain atau badan lain.
• Badan Hukum: kumpulan orang2 yg bersama-
sama mendirikan suatu badan (perhimpunan) &
kumpulan harta kekayaan yang disendirikan
untuk tujuan tertentu  Buku Hukum Perdata I
APTIK.
Kapan lahirnya Badan Hukum?
Syarat materiil:
• Kekayaan terpisah
• Tujuan tertentu
• Kepentingan sendiri
• Organisasi teratur
Syarat formil : disahkan Menteri Kehakiman
 saat lahirnya Badan Hukum
Teori-teori ttg Badan Hukum
• Teori Fiksi/Fictie :pandangan tentang Badan Hukum
sebagai subyek hukum hanya dianggap bayangan/fiksi
saja, yang sebenarnya tidak ada, tetapi manusia
menghidupkannya, sehingga Badan Hukum mampu
melakukan perbuatan hukum seperti halnya manusia.
Badan Hukum merupakan buatan Negara, bukan lahir
karena kodratnya seperti manusia. Tokoh: Freidrich
Carl Von Savigny.
• Teori Organ: Badan Hukum merupakan suatu organ
sama seperti manusia, yang dapat menyatakan
kehendak melalui alat2nya (contoh: PT  RUPS,
direksi, komisaris). Badan Hukum merupakan
realita.Tokoh: Otto Von Gierke.
• Teori Harta Kekayaan
Bertujuan/Doelvermogens Theorie: Badan
Hukum merupakan kekayaan yang sifatnya
bukan perseorangan, yang mempunyai tujuan
tertentu, pengurus, sehingga dapat
berkehendak.Tokoh: Holder&Binden.
• Teori Kekayaan Bersama/Proprieti Collective:
kekayaan Badan Hukum dianggap milik bersama
para anggotanya. Tokoh: Planiol & Molengraaff.
• Teori Kenyataan Yuridis/Juridisbhe
Realiteitsleer: Badan Hukum merupakan
kenyataan/realita/riil/konkrit secara yuridis.
Manusia & Badan Hukum sama dalam hal
hukum saja. Tokoh: Meijers & Paul Scholten.
Macam-macam Badan Hukum
• Badan Hukum Publik/Publiek Rechtspersoon,
yaitu: badan hukum yang didirikan oleh kekuasaan
umum/pemerintah, contoh

: Negara, propinsi,
kabupaten, Bank Indonesia, Perusahaan Negara.
• Badan Hukum Privat/Privaat Rechtspersoon, yaitu:
badan hukum yang didirikan oleh perseorangan,
contoh: Perseroan Terbatas (PT), koperasi, yayasan,
Pengaturan Badan Hukum
• PT : UU No.40 Tahun 2007
• Yayasan: UU No.16 Tahun 2001 dan UU
No.28 tahun 2004
• Koperasi : UU No.17 Tahun 2012 tentang
Perkoperasian
Perseroan Terbatas
• UU No.40 Tahun 2007
• PT : badan hukum yang merupakan
persekutuan modal, didirikan berdasarkan
perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan
modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam
saham, & memenuhi persyaratan yang
ditentukan dalam UU.
• Organ PT : RUPS, Direksi, Dewan Komisaris
• Modal dasar minimum: Rp.50 juta
Yayasan
• UU No.16 Tahun 2001 & UU No.28 Tahun 2004
• Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas
kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk
mencapai tujuan tertentu di bidang sosial,
keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak
mempunyai anggota.
• Organ Yayasan: Pembina, Pengurus, dan Pengawas
.
• Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk
menunjang pencapaian maksud dan tujuannya
dengan cara mendirikan badan usaha dan/atau ikut
serta dalam suatu badan usaha.
Lanjutan Yayasan…
• Yayasan tidak boleh membagikan hasil kegiatan
usaha kepada Pembina, Pengurus, dan
Pengawas.
• Kekayaan Yayasan baik berupa uang, barang,
maupun kekayaan lain yang diperoleh Yayasan,
dilarang dialihkan atau dibagikan secara
langsung atau tidak langsung kepada Pembina,
Pengurus,Pengawas, karyawan, atau pihak lain
yang mempunyai kepentingan terhadap
Yayasan.
Koperasi
• UU No.17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian
• Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang
perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan
pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal
untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan
kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan
budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi.
• Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan
Anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang
demokratis dan berkeadilan.

Anda mungkin juga menyukai