Anda di halaman 1dari 19

HUKUM PERUSAHAAN

TOPIK X
MERGER, AKUISISI DAN PEMBUBARAN

RUSLI PANDIKA

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
KARAWACI
2021
PENGGABUNGAN, PELEBURAN DAN AKUISISI

Pengaturan:
• UUPT: Bab VIII
• PP No.27 Tahun 1998 tentang Penggabungan, Peleburan
dan Pengambilalihan.
PENGGABUNGAN

Penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satuPerseroan atau lebih untuk
menggabungkan diri dengan Perseroan lain yang telah ada dan mengakibatkan aktiva dan pasiva dari
Perseroan yang menggabungkan diri beralih karena hukum kepada Perseroan yang menerima
penggabungan dan selanjutnya status badan hukum Perseroan yang menggabungkan diri berakhir
karena hukum [v. Pasal 1 angka 9 UUPT];
SYARAT DAN CARA PENGGABUNGAN

• Penggabungan harus mendapat persetujuan RUPS [v. Pasal 127 UUPT];


• Ringkasan Rancangan Penggabungan harus diumumkan paling sedikit dalam 1 srat
kabar dan diberitahukan secara tertulis kepada karyawan sebelum RUPS [v. Pasal 127
UUPT];

• Rancangan Penggabungan yang telah disetujui RUPS dimuat di dalam Akta


Penggabungan yang dibuat oleh Notaris [v. Pasal 128 UUPT];
• Akta Penggabungan diminta Persetujuan atau Diberitahukan kepada Menteri. [v.
Pasal 129 UUPT];

• Direksi wajib mengumumkan dalam 1 atau lebih surat kabar hasil


Penggabungansetelah persetujuan atau pemberitahuan kepada Menteri [v. Pasal
133(1) UUPT]
AKIBAT PENGGABUNGAN

Perseroan yang menggabungkan;


Aktiva dan pasiwa Perseroan yang menggabungkan;
Pemegang saham Perseroan yang menggabungkan.
PELEBURAN

Peleburan: Perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua


atau lebih Perseroan untuk meleburkan diri dengan cara
mendirikan satu Perseroan baru yang karena hukum
memperoleh aktiva dan pasiva Perseroan yang
meleburkan diri dan status badan hukum yang
meleburkan diri berakhir karena hukum [v. Pasal 1 angka 10
UUPT].
PENGAMBILALIHAN

Pengambilalihan (akuisisi): perbuatan hukum


yang dilakukan oleh badan hukum atau orang
perorangan untuk mengambilalih saham
Perseroan yang mengakibatkan beralihnya
pengendalian Perseroan tersebut [v. Pasal 1 angka 11
UUPT]
PEMISAHAN

Pemisahan: perbuatan hukum yang dilakukan oleh


Perseroan untuk memisahkan usaha yang
mengakibatkan seluruh aktiva dan pasiva
Perseroan beralih karena hukum kepada dua atau
lebih Perseroan atau sebagian aktiva dan pasiva
Perseroan beralih karena hukum kepada satu atau
lebih Perseroan [v. Pasal 1 sub.12 UUPT]
KEPENTINGAN YANG PERLU DIPERHATIKAN

• Kepentingan yang harus diperhatikan dalam Penggabungan, Peleburan,


Pengambilalihan dan pemisahan:
a. kepentingan Pemegang saham minoritas dan karya-
wan Perseroan;
b. kreditor dan mitra usaha lain;
c. kepentingan masyarakat dan persaingan sehat.
[v. Pasal 126 (1) UUPT]
• Pemegang Saham minoritas yang tidak setuju thdp keputusan RUPS
Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan Pemisahan dapat meminta
agar sahamnya dibeli dengan harga yang wajar sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 62 [v. Pasal 126 (2) UUPT].
KAITAN DENGAN LARANGAN MONOPOLI

• Ketentuan Pasal 28 dan Pasal 29 UU No.5 tahun 1999 tentang Larangan


Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat mengatur tentang
Penggabungan, Peleburan dan Akuisisi.
• Penggabungan, Peleburan dan Akuisisi yang mengakibatkan monopoli atau
persaingan usaha tidak sehat dilarang;
• Tindakan Penggabungan, Peleburan dan Akuisisi yang mengakibatkan nilai
asset atau nilai penjualan mencapai jumlah tertentu harus disampaikan
kepada Komisi pengawas Persaingan Usaha untuk mendapat notifikasi agar
tidak melanggar UU No.5 tahun 1999.
PROSEDUR PENGGABUNGAN DAN PELEBURAN

Direksi menyusun rancangan Penggabungan atau Peleburan;


Setelah mendapat persetujuan komisaris meminta persetujuan
RUPS;
Perseroan tertentu perlu meminta persetujuan instansi yang
berwenang;
Mekanisme ini berlaku bagi Perseroan Terbuka (kecuali
ditentukan lain dalam UU Pasar Modal)
[v. Pasal 123 dan Pasal 124 UUPT]
MEKANISME PENGAMBIALIHAN

• Pengambilalihan saham yang telah atau akan dikeluarkan kepada


direksi atau pemegang saham yang mengakibatkan beralihnya
pengendalian;
• Yang mengambilalih badan hukum atau perseorangan;
• Pengambilalihan oleh Badan Hukum PT maka direksi PT tsb sebelum
melakukan pengambilalihan harus meminta persetujuan RUPS
berdasarkan Pasal 89 UUPT;
• Pengambilalihan melalui direksi, maka direksi yang akan mengambil
alih harus menyampaikan kepada direksi Perseroan yang akan diambil
alih, kemudian masing-masing direksi membuat rancangan
pengambilalihan untuk memperleh persetujuan dewan komisaris.
[v. Pasal 125 UUPT]
TIPE PEMISAHAN

• Pemisahan dapat dilakukan dengan Pemisahan Murni dan


Pemisahan Tidak Murni;
• Pemisahan Murni: mengakibatkan seluruh aktiva dan pasiva
Perseroan beralih karena hukum kepada 2 (dua) atau lebih
Perseroan dan Perseroan yang melakukan pemisahan berakhir
karena hukum;
• Pemisahan Tidak Murni: mengakibatkan seluruh aktiva dan
pasiva Perseroan beralih kepada satu atau lebih Perseroan
dan Perseroan yang melakukan pemisahan tetap ada.
[v. Pasal 135 UUPT]
HAK PEMEGANG SAHAM

• Hak Berkenaan dengan RUPS [v. Pasal 75 (2); Pasal 79 (2); Pasal 79 (7);
Pasal 80(1); dan Pasal 85 (1) UUPT];
• Hak Suara;
• Hak atas Deviden [v. Pasal 71 (2) UUPT];
• Hak agar sahamnya dibeli dengan harga wajar [v. Pasal 62 UUPT];
• Hak Memeriksa [v. Pasal 100 (3) UUPT];
• Hak Mohon Pemeriksaan oleh Pengadilan [v. Pasal 138 UUPT]
• Hak Pembubaran [v. Pasal 144 dan Pasal 146 UUPT];
• Hak mengajukan gugatan terhadap Perseroan, Direksi dan
Komisaris [v. Pasal 61; Pasal 97; dan Pasal 114 UUPT].
HAK DERIVATIF

1. Menggugat anggota direksi yang melakukan kesalahan


dan kelalaian yang merugikan perseroan [v. Pasal 97 ayat 3 dan
6 UUPT];
2. Menggugat anggota Dewan Komisaris yang melakukan
kesalahan dan kelalaian yang merugikan perseroan [v.
Pasal 114 (3) dan (6) UUP];
3. Hak meminta penyelenggaraan RUPS;
4. Hak Mohon agar Pengadilan memeriksa apabila PT atau
Dewan Komisaris atau Direksi melakukan perbuatan
melawan hukum yang merugikan PT [v. Pasal 138 UUPT];
5. Hak mengajukan usul pembubaran PT [v. Pasal 144 & Pasal
146 UUPT]
PERLINDUNGAN TERHADAP PEMEGANG SAHAM
MINORITAS
- Hak mengajukan gugatan kepada PT karena keputusan
RUPS, Dewan Komisaris dan/atau Direksi yang tidak adil
dan tanpa alasan wajar [v. Pasal 61 UUPT];
- Hak meminta saham dibeli dengan harga wajar apabila
perbuatan perseroan merubah anggaran dasar,
melakukan penjualan, penjaminan atau pertukaran
sebagian besar atau seluruh asset PT atau
penggabungan, peleburan atau pengambilalihan [v. Pasal 62
UUPT];
SEBAB-SEBAB BUBARNYA PT

Keputusan RUPS;
Jangka waktu berakhir;
Penetapan pengadilan;
Dicabut kepailitan berdasarkan putusan pengadilan
niaga dimana harta pailit perseroan tidak cukup
untuk membayar biaya kepailitan;
Harta pailit perseroan yang dinyatakan pailit berada
dalam keadaan insolvensi.
PEMBUBARAN PT
• Pembubaran wajib dilakukan likuidasi oleh likuidator
atau kurator, jika tidak ditunjuk likuidator maka
direksi sebagai likuidator;
• Perseroan tidak boleh melakukan perbuatan hukum
kecuali dalam rangka likuidasi dan jika dilanggar? [v.
Pasal 142 (5) UUPT];
• Satus badan hukum pada bubarnya perseroan [v. Pasal
143 UUPT];
• Pembubaran harus diumumkan di surat kabar dan
diberitahuklan kepada Menteri dalam waktu 30 hari,
jika lalai? [v. Pasal 147 dan Pasal 148 UUPT]?
BEBERAPA ISSUE DALAM PEMBUBARAN

• Apa kewajiban likuidator? [v. Pasal 149 UUPT];


• Hak tagih kreditur [v. Pasal 150 UUPT];
• Penggantian likuidator [v. Pasal 151 UUPT];
• Kepada siapa likuidator bertanggung jawab? [v. Pasal 152
UUPT];

• Tanggung jawab pidana direksi dan komisaris [v. Pasal 155


UUPT].

Anda mungkin juga menyukai