Anda di halaman 1dari 33

ANGGARAN BISNIS

“PENGANGGARAN MODAL”

KELOMPOK 9 :

1. ARISTA APRILIA (1710421


2. IQBAL AFIF AMRULLAH (1710421055)
3. MIFTAHUL HUDA (1710421066)
4. MUHAMMAD MUFARIHUL F (1710421107)
Pengertian Investasi dan Penganggaran Modal
Investasi modal merupakan berkaitan dengan
penggunaan dana (kas) untuk mendapatkan aktiva
operasional yang akan membantu memperoleh
penghasilan atau mengurangi biaya biaya di masa
depan yang akan datang. Oleh karena itu investasi
harus diputuskan pada sesuatu waktu, sementara
investasi berlaku untuk beberapa tahun kemudian,
maka keputusan yang harus ditentukan sekarang ini
akan menentukan berhasil tidaknya perusahaan
selama beberapa periode waktu kemudian.
Tujuan Perusahaan dan Penganggaran Modal
Tujuan ialah memberi kesempatan kerja yang
kontinu, memberikan kesejahteraan pada karyawan
dan pihak pihak yang terlibat dalam pengusahaan
perusahaan (stakeholders), memberikan service
kepada masyarakat.
Pendekatan Penilaian Investasi Modal
a. Pendekatan Langsung (Share Price Modal)
•Harga saham di pasar ditentukan langsung oleh
ketepatan keputusan yang diambil perusahaan dalam
melakukan pilihan investasi, sumber permodalan
serta kebijaksanaan pembagian keuntungan.
•Rumus yang digunakan ialah : VF = f ( I, F, E )
•Keterangan : VF = Nilai dari suatu perusahaan
(Value of The Firm)
I = Keputusan pilihan investasi
F = Sumber sumber permodalan
E = Kebijaksanaan tentang
penggunaan keuntungan perusahaan
b. Pendekatan Tidak Langsung (Discounted Cash
Flow Modal)
•Untuk mengantisipasi kesulitan pada metode pertama,
maka digunakan pendekatan lain yakni Discounted
Cash Flow Model. Dalam pendekatan ini mencoba
menilai setiap proyek investasi yang diajukan dengan
cara menghitung keseluruhan penerimaan serta
pengeluaran yang diharapkan terjadi selama usia
proyek investasi yang bersangkutan. Oleh karena pada
umumnya proyek investasi bersifat jangka panjang,
sementara nilai uang selama jangka waktu yang
bersangkutan tidaksama (baik karena perubahan
situasi moneter, maupun karena nilai uang itu sendiri)
maka investasi harus selalu dihubungkan dengan nilai
waktu uang (time value of money).
Proses Investasi Modal
• Langkah-langkah yang diperlukan dalam
investasi modal :
Langkah-langkah dalam pengambilan
keputusan investasi
1. Keputusan investasi meliputi langkah-langkah berikut ini :
•Mencari peluang investasi, baik yang berupa :
•Diversifikasi usaha
•Diversifikasi produk
•Perluasan usaha
•Perluasan keuangan
•Program – program riset yang menghasilkan produk baru,
cara memproses yang lebih baik, meningkatkan mutu hasil
produksi dan sebagainya
2. Memilih alternatif investasi yang memiliki peluang paling baik
dan layak untuk dilaksanakan, baik dari segi spek teknis,
komerserial, keuangan, manajemen, maupun aspek ekonomi
makro.
3. Menyusun rancangan pelaksanaan dalam bentuk cetak biru
dari proyek investasi itu.
Bentuk Investasi Pengeluaran Modal antara lain :
• Pendirian usaha baru ( unit bisnis baru ),seperti cabang
baru,outlet baru.
• Melakukan perluasan usaha atau perluasan keuangan.
• Merehalibitasi mesin yang telah turun efisiennya.
• Membangun kembali mesin-mesin.
• Merubah saluran distribusi dari distribusi lewat perantara
menjadi distribusi melalui agen / cabang milikperusahaan
sendiri.
• Melakukan riset untuk pengembangan produk baru,
menemukan proyek yang lebih efisien, menciptakan produk
produk baru, memperbaiki siste informasi manajemen.
• Melakukan ekspansi keuangan ( menambah modal kerja &
aktiva tetap).
• Eksplorasi, eksploitasi baru untuk unit bisnis bidang
pertambangan.
• Menambah armada baru untuk unit jasa transportasi.
Aspek Penting Perencanaan dalam Investasi
Pengeluaran Modal
• 1. Investasi pada aktiva tetap akan mengikat perusahaan untuk
jangka waktu lama, sehingga keputusan yang keliru memberi
dampak beban tetap jangka panjang dalam bentuk :
• A. Biaya depresiasi yang berat.
• B. Beban bunga modal pinjaman bila pembelanjaan aktiva itu
sebagian atau seluruhnya berasal dari pinjaman bank yang
memiliki pengaruh besar terhadap arus kas. Keduanya merupakan
beban tetap yang tidak terpengaruh oleh tingkat kegiatan.

• 2. Apabila kapasitas mesin yang dipilih terlalu besar dan tidak


dapat dimanfaatkan secara memandai, maka akibatnya biaya
tetap per unit produk akan meningkat. Hal itu jelas berpengaruh
terhadap kemampuan bersaing produk perusahaan itu di pasar.
Sehingga secara luas pula pengaruhnya terhadap prospek
perusahaan selama bertahun-tahun.
Lanjutan...
• 3 .Adanya kesulitan untuk menjual kembali aktiva tetap dipakai
karena tidak tersedianya pasar aktiva tetap bebas pakai.
• 4. Investasi aktiva tetap umumnya membutuhkan dana dalam
jumlah besar, sehingga memengruhi kebutuhan dana secara
keseluruhan. Oleh karenanya akan memengaruhi struktur
permodalan perusahaan, yang ada akhirnya akan memengaruhi
usaha maupun resiko keuangan yang dihadapi perusahaan.
• 5. Oleh karena investasi membutuhkan tambahan modal yang
besar, kerapkali tidak dapat sipenuhi oleh sumber internal (modal
sendiri).
• 6. Kekeliruan pemilikan kapasitas yang tepat akan membawa
akibat yang lama dan panjang terhadap biaya (cost) per unit
produk, harga jual, dan daya saing perusahaan.
• Berdasarkan alasan-alasan tersebut diperlukan perencanaan
yang teliti dan cermat sebelum keputusan investasi akan diambil.
Langkah ke 2 :

menilai arus kas yang diperkirakan dengan cara tertentu .


• Kasus 1 : transaksi utang piutang
• Pengusaha Adi memberikan pinjaman dana pengusaha Budi sebesar Rp.
20.000.000,- dengan kesepakatan akan dikembalikan sekaligus pada akhir
tahun sebesar Rp. 22.000.000. besar pinjaman sebesar Rp. 20.000.000,-
merupakan capital outlay. Bagi pengusaha Adi jumlah piutangnya
merupakan kekayaannya, karena itu harus dikapitalisir. Oleh karena itu
pengeluaran uang sebesar Rp. 2.000.000,- kepada pengusaha Budi
merupakan pengeluaran modal bagi pengusaha Adi. Dalam contoh
sederhana ini uang sebesar Rp. 2.000.000,- selain sebagai capital
expenditure, sekaligus juga dapat dianggap sebagai revenue expenditure.
Oleh karenaitu untuk memperoleh uang sebesar Rp. 22.000.000,- pada akhir
tahun harus dikorbankan terlebi dahulu uang sebesar Rp. 2.000.000,- pada
awal tahun. Penerimaan sebesar Rp. 22.000.000,- adalah procceds. Dana
sebesar Rp. 2.000.000,- merupakan pendapatan/keuntungan,sedangkan
dana sebesar Rp. 20.000.000,-merupakan pengambilan modal pokok. Jumlah
ini juga dapat dianggap sebagai pendapatan, dan sekaligus juga sebagai
penghasilan karena jumlah itu merupakan keseluruhan penerimaan dari
penjualan jasa meminjamkan uang kepada pengusaha Budi. Dalam hal ini
kita anggap pengusaha Adi tidak harus membayar pajak, karena transaksi
utang piutang terjadi di bawah tangan.
• Kasus 3 : investasi bidang industri

• Permodalan yang dibutuhkan Rp 300 juta terbagi menjadi


Rp 100 juta aktiva lancar dan Rp 200 juta aktiva tetap,
dengan usia investasi 10 tahun dari investasi ini diperoleh
data operasi sebagai berikut :

• Omzet bersih Rp 500 juta


• Biaya material,TK,dll Rp 380 juta
• Depresiasi Aktiva tetap Rp 20 juta Rp 400 juta
• EBIT Rp 100 juta
• Bunga Rp 25 juta
• EBT Rp 75 juta
• Pajak (33,3%) Rp 25 juta
• EAT Rp 50 juta
• Dari investasi ini dapat diketahui :
• Pengeluaran Modal = Rp 200 juta + Rp 100 juta = Rp 300 juta

• Penghasilan = Rp 500 juta


• Biaya = Rp 400 juta
• Proceed = EAT + Depreasiasi + Bunga setelah pajak
• = Rp 50 juta + 20 juta + 25 juta (1-33,3%)
• = Rp 86,7 juta.
• Seandainya tidakada hutang maka :
• Omzet bersih Rp 500 juta
• Biaya material,TK,dll Rp 380 juta
• Depresiasi Aktiva tetap Rp 20 juta Rp 400 juta
• EBIT Rp 100 juta
• Bunga Rp 0
• EBT Rp 100 juta
• Pajak (33,3%) Rp 33,3 juta
• EAT Rp 66,7 juta
• Proceed = EAT + Depresiasi
• = Rp 66,7 juta + 20 juta
• = Rp 86,7 juta
Perbedaan Pola Arus Kas
• Berdasar kedua kasus investasi tersebut dapat diketahui
dapat diketahui bahwa setiap jenis investasi memiliki pola
arus kas tersendiri. Berdasarkan perbedaan arus kas ini
dapat kenal 3 macam pola arus kas :

• 1. Investasi dengan single outlay-single procced seperti yang


tercemin pada contoh kasus 1 dengan pola sebagai berikut :
• 0 = 20.000.000
• P = 22.000.000
• 2. Investasi dengan single outlay – multiple procceds seperti
pada kasus 2
• 0 = 13 juta
• 250.000 250.000 250.000
• P= + 15 juta
3. Investasi dengan single outlay – multiple outlay
dan multiple procceds seperti pada kasus 3

0 = -200 juta ( pengeluaran modal)


-100 juta ( modal kerja )
- 300 juta

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
P = 86,7 86,7 86,7 86,7 86,7 86,7 86,7 86,7 86,7 86,7

+ 100 jt

186,7 jt
Jenis kegiatan yang dilakukan pada masing-masing tahap
secara terinci adalah sebagai sebagai berikut :
T Tahun Kegiatan yang dilakukan
t-3 2A04 Dilakukan studi kekayaan untuk menjajagi layak tidaknya investasi itu dilaksanakan. Ternyata
hasilnya positif/layak. Biaya studi sebesar Rp 30 juta.

t-2 2A05 Dilakukan pembelian tanah dan persiapan pemasangan dengan investasi sebesar Rp 10 juta.
Pemesanan mesin pada pabrik pembuatnya dengan uang muka sebesar Rp 500 juta (50% dari harga
mesin).

t-1 2A06 Dilaksanakan pembangunan pabrik bernilai Rp 100 juta.


Ditandatangani dan diterima pinjaman dari bank senilai Rp 500 juta dengan bunga 20% setahun
untuk jangka 5 tahun.
Pelunasan harga mesin sebesar Rp 500 juta pada tahun itu juga mesin diterima.
Dilakukan pemasangan mesin dan sekaligus produksi percobaan dengan biaya Rp 20 juta.

t-0 Awal 2A07 Peralihan dari tahun 2006 -2007

t+1 2A07 Dilaksanakan proses produksi komersial yang pertama pada kapasitas 30% dari kapasitas mesin
sebenarnya.
Penjualan hasil produksi, ternyata perusahaan menderita rugi Rp 10 juta.

t+2 2A08 Proses produksi pada kapasitas 60% menghasilkan laba Rp 50 juta.
t+3 s/d 2A09 s/d Proses produksi pada kapasitas 90% menghasilkan laba Rp 100 jutasetiap tahun.
t+10 2A16
Data keuangan yang relevan :
1. Pengeluaran modal berupa :
2. Biaya penelitian/studi kelayakan Rp 30 juta
3. Pembelian tanah Rp 100 juta
4. Pembelian dan pemasangan mesin Rp 1000 juta
5. Biaya percobaan mesin Rp 20 juta
6. Bunga pinjaman bank 2A16 Rp 100 juta
7. Biaya pembangunan pabrik Rp 200 juta
Rp 1450 juta

Amortisasi dan depresi aktiva tetap


1. Tanah : Rp 100 juta (underpreciable asset)
2. Depresiasi : pabrik = Rp 200 juta :10 tahun = Rp 20 juta setahun
Mesin = Rp 1020 juta :10 tahun = Rp 102 juta setahun
3. Amortisasi : biaya penelitian dan bunga pinjaman selama 3 tahun
Sebesar Rp 130 juta : 3 = Rp 43,33 juta setahun
Maka biaya depresiasi + amotisasi = Rp 20 juta + 102 juta + 43,3 juta
= Rp 165,3 juta
4. Beban bunga per tahun = 20% x Rp 500 juta = Rp 100 juta
Bunga setelah pajak : 100 x (1 – 33,3%) = 66,7
Catatan : Procceds = EAT + Deprisiasi + bunga ( 1-pajak )
2A07 = -10 + 165,3 + 66,7 = 222
2A08 = 50 + 165,3 + 66,7 = 282
2A09 = 100 + 165,3 + 66,7 = 332
2A10 = 100 + 122 + 66,7 = 288,7
2A11 = 100 + 122 + 66,7 = 288,7
2A12 = 100 + 122 = 222
2A16 = 100 + 122 = 222
 
Sehingga pola aliran kas investasi tersebut adalah :

Tahun N Waktu Jenis Arus Kas Jumlah


2A07 (awal) 0 10 Outplay -1.450 juta
2A07 (akhir) 1 11 Proceed +222 juta
2A08 2 12 Proceed +282 juta
2A09 3 13 Proceed +332 juta
2A10 4 14 Proceed + 288,7 juta
2A11 5 15 Proceed + 288,7 juta
2A12-2A15 6-9 t6-t9 Proceed + 222 juta
2A16 10 t10 Proceed + 222 juta
• Asumsi Dasar Yang Digunakan Dalam Penganggaran Modal
1. Risiko investasi/proyek adalah sama dengan risiko perusahaan secara
keseluruhan. Dengan diambilnya proyek tersebut risiko perusahaan tidak
akan berubah.
2. Manajemen menetapkan patokan dalam investasi. Patokan tersebut akan
digunakan sebagai membandingan untuk menentukan apakah proyek
tersebut menarik atau tidak.
3. Biaya modal (cost of capital) perusahaan adalah konstan dan tidak
dipengaruhi oleh jumlah dana yang diinvestasikan dalam proyek. Asumsi
ini menghilangkan masalah dari terbatasnya modal dan bervariasinya
tingkat bunga dipasar.
4. Peluang investasi yang ada bebas (independent) satu sama lain.jadi proyek
yang mutually exclusive, tergantung pada proyek lain dan komplementer
dianggap tidak ada.
5. Tingkat pinjaman dan deposito adalah sama. Asumsi ini diperlukan untuk
memastikan bahwa perusahaan dapat melakukan reinvestasi tambahan
harus kas yang diperoleh dari penggunaan aktiva pada tingkat yang sama
dengan tingkat yang digunakan untuk mendiskontokan tambahan harus kas
kembali ke nilai ke sekarang.
6. Pasar modal adalah sempurna. Hal ini berarti (a) tidak ada pemberi pinjaman
dan meminjam yang dapat memengaruhi harga, (b) semua peserta dalam
pasar dapat meminjam atau meminjamkan sebanyak mungkin tanpa
memengaruhi harga sekuriti, (c) tidak ada biaya transaksi dan biaya
kebangkrutan, (d) semua peserta dapat memperoleh informasi gratis,
dimana informasi tersebut langsung tercermin pada harga kertas berharga,
dan (e)tidak ada pembatasan modal (capital rationing).
• Kriteria Penilaian Investasi (teknik digunakan untuk
mengevaluasi investasi)

• Payback
• Teknik ini mengukur lamanya waktu yang diperlukan untuk
memperoleh kembali modal suatu proyek, atau dengan kata
lain menunjukkan lamanya waktu dimana arus kas masuk
kumulatif sama dengan arus kas keluar kumulatif.

• Rumus : Capital Outlay


• Net Cash Proceeds

• Konsep ini didasarkan pada pertimbangan tentang


pentingnya mempertahankan likuiditas perusahaan, dan juga
berusaha sejauh mungkin mengurangi unsur ketidakpastian
yang ada pada sesuatu investasi, dengan menganggap
bahwa semakin pendek usia sesuatu investasi, maka
semakin kecil pula resiko ketidakpastian yang mungkin
ditimbulkannya.
Manfaat payback dapat digunakan untuk :
•Menunjukkan proyek-proyek yang memerlukan waktu lama untuk
dapat mengembalikan modal.
•Sederhana dan mudah dimengerti.
•Mengukur likuiditas suatu proyek jika keadaan likuiditas
merupakan faktor penting bagi perusahaan.
•Sesuai untuk proyek dengan tingkat ketidakpastian dan resiko di
luar kontrol yang tinggi.
•Keadaan dimana tingkat bunga sangat tinggi sehingga faktor
kembali modal (captal recorver) menjadi sangat penting.
•Proyek yang tergantung pada perubahan model, teknologi,
citarasa dan sebagainya.
Kelemahan Payback :
•Tidak melihat arus kas masuk yang terjadi diluar periode payback
yang ditetapkan perusahaan.
•Tidak memperhatikan adanya time value of money dan cost of
fund. Kelemahan ini dapat dihindari dengan mendiskontokan arus
kas tahunan kembali ke nilai sekarang.
•Tidak membedakan proyek dengan kebutuhan investasi yang
berbeda.
1. Payback dengan arus kas masuk tahunan yang sama
Contoh : arus kas keluar pada proyek = Rp 100 juta
Arus kasmasuk tahunan selama 10 tahun = Rp 20 juta

•Penyelesaian :
Payback periode = arus kas keluar = 100 juta = 5 juta
Arus kas masuk tahunan 20 juta
•Jika patokan ditetapkan sebesar 4 tahun, maka proyek
tersebut ditolak.

2. Payback dengan arus kas masuk tahunan yang berbeda


beda
Periode payback dihitung dengan mengakumulasikan arus
kas masuk sehingga besarnya sama dengan arus kas
keluar, atau kas kumulatif sama dengan nol.
Contoh :
Arus kas keluar pada awal tahun adalah 100 juta rupiah
Tahun Arus kas masuk Kas kumulatif
0 - -100
1 30 -70
2 30 -40
3 25 -15
4 25 10
5 25 35

Kolom kas kumulatif menunjukkan bahwa payback berada


diantara tahun ketiga dan keempat karena diantara kedua
tahun tersebut arus kas masuk kumulatif sama dengan arus
kas keluar (kas kumulatif sama dengan nol).
Jika diasumsikan arus kas masuk terjadi merata sepanjang
tahun maka kas kumulatif mencapai nol, pada :

Payback periode = 3 + 0-(-15) = 3,6 tahun


10-(-15)
 
 
 

Anda mungkin juga menyukai