Anda di halaman 1dari 46

Kerangka Dasar

Penyajian LK
LINGKUNGAN AKUNTANSI KEUANGAN

Teori Faktor Faktor


Akuntansi Politik Ekonomi

Pembuat
Kebijakan
Akuntansi
Fungsi Audit :
Kepatuhan
Praktek terhadap prinsip
Akuntansi atau standar
akuntansi
keuangan
Pemakai
Sumber : Wolk dkk,
Informasi
Akuntansi Sebagai Pengetahuan

Ilmu-ilmu Teknologi Ilmu-ilmu Pengetahuan


sosial informasi dan filsafat dan bahasa
komunikasi sains

Pengetahuan-
pengetahuan
lainnya

Seperangkat Pengetahuan Akuntansi


(Accounting Body of Knowledge)

Tujuan Ekonomik dan Sosial


Informasi
Akuntansi menghasilkan informasi yang dituangkan dalam
bentuk laporan keuangan. Informasi merupakan data yang
disajikan dengan cara tertentu sehingga mempunyai makna
bagi pemakainya. Untuk menjadi informasi data harus
mengandung nilai dan kualitas tertentu.

Informasi dikatakan bernilai bila meningkatkan


pengetahuan dan keyakinan pemakai dalam mengambil
keputusan.
Kualitas informasi berkaitan dengan intensitas informasi
dalam memenuhi nilai informasi. Kualitas yang tinggi akan
memberi kepuasan (utility) yang tinggi pula bagi
pemakainya.
Kualitas Informasi

Agar informasi keuangan dapat dipergunakan users sebagai dasar


pengambilan keputusan (investasi dan kredit), maka kualitas informasi
menjadi bahan pertimbangan penting.
Relevansi dan reliabilitas merupakan unsur utama pembentuk kualitas
informasi.
Relevansi ditentukan oleh nilai prediktif, nilai balikan, dan ketersediaan
informasi pada waktunya.
Reliabilitas informasi ditentukan oleh keterujian, kenetralan, dan
ketepatan penyimbolan makna ekonomik yang ingin diungkapkan.

Komparabilitas atas penyajian informasi merupakan kualitas kedua, dan


menjadikan informasi lebih bermakna karena tendensinya dapat
diinterpretasikan oleh para pemakai.
Agar komparabilias dapat dijalankan maka, perlakuan akuntansi untuk
setiap periode harus konsisten.
Pengukuran dalam
Akuntansi
Peran Pengukuran dalam
Akuntansi
Pengukuran didifinisikan sebagai penetapan angka-angka
sebagai suatu atribut atau sifat-sifat dari objek-objek yang
diukur, persis seperti yang dilakukan oleh para akuntan.
Akuntansi tidak menggunakan ukuran phisik tapi
mempergunakan satuan moneter.
Pengukuran merupakan aspek penting dalam akuntansi.
Larson memandang pengukuran terpisah dari teori dalam
kaitannya dengan alasan-alasan teknis dan prosedur-
prosedur dari proses pengukuran itu sendiri.
Bagaimanapun, proses suatu pengukuran dan teori akuntansi
merupakan suatu kesatuan yang utuh dan tidak dapat
dipisahkan dalam akuntansi.
Pengukuran Langsung dan Tidak
Langsung

Angka yang ditentukan dari suatu objek merupakan


pengukuran yang sesungguhnya dan pengukuran ini
disebut dengan pengukuran langsung.
Pengukuran tidak langsung merupakan suatu atribut yang
diinginkan,dan biasanya diperoleh dengan membuat
makna terbebih dahulu dari objek yang bersangkutan.
Pengukuran ini sering disebut dengan pengukuran yang
berputar.
Pengukuran atas Dasar
Penilaian dan Pengukuran
Prediksi

Assessment Measure (pengukuran atas dasar penilaian)


memfokuskan pada bukti-bukti nyata dari suatu objek.
Penilaian ini erat hubungannya dengan fungsi pembiayaan
atau pembebanan.
Prediction Measure (pengukuran prediksi) lebih menekankan
pada faktor-faktor yang dapat mengindikasikan suatu kondisi
dimasa yang akan datang. Oleh sebab itu, pengukuran ini
merupakan fungsi hubungan antara pengukur dengan
kondisi dimasa yang akan datang.
Proses Pengukuran
Pengukuran dalam akuntansi didasarkan beberapa faktor
yaitu,
 Objek itu sendiri.
 Atribut yang diukur.
 Alat yang dipergunakan untuk mengukur.
 Hasil perhitungan atau penjumlahan.
 Instrument yang tersedia untuk melakukan perhitungan.
 Keterbatasan alat yang dipergunakan untuk melakukan
pengukuran.

Objek dan atribut sangat berbeda dilihat dari jenis dan


kompleksitasnya.
Jenis-Jenis Pengukuran
 Skala Nominal yaitu skala yang bernilai klasifikasi. Misal, laki,
perempuan atau gender.
 Skala Ordinal yaitu skala yang bernilai klasifikasi dan order (ada
urutannya). Misalnya penilaian (kurang, baik, sangat baik).
 Skala Interval yaitu skala yang bernilai klasifikasi, order (ada
urutannya), dan berjarak (perbedaan dua nilai berarti). Misalnya
skala likert 1 sampai dengan 5, dengan jarak 1 sampai dengan 2
memiliki jarak yang sama dengan 2 sampai dengan 3 dan
seterusnya).
 Skala Rasio, yaitu skala yang bernilai klasifikasi, order, berjarak
dan memiliki nilai awal (origin). Misalnya unit waktu sebesar 20
menit yang memiliki nilai awal 0
Prinsip Akuntansi Berterima Umum
(PABU)
APB Statement 4 menyatakan bahwa PABU dapat dilihat dalam
pengalaman, alasan, kebiasaan penggunaan dan kebutuhan praktis, dan
PABU mencakup konvensi, aturan dan prosedur-prosedur yang perlu
untuk mendifinisi prinsip akuntansi yang berterima umum pada suatu
waktu tertentu.
Karakteristik PABU
 Merupakan hasil suatu proses evolusioner yang diharapkan dapat
berjalan terus dimasa yang akan datang dan perubahan dapat terjadi
pada setiap tingkat sebagai tanggapan atas perubahan lingkungan.
 Perubahan prinsip terjadi akibat adanya penyesuaian masalah
akuntansi yang sedang timbul, dan sebagai suatu usaha merumuskan
suatu kerangka teoritis disiplin ilmu tersebut.
 Terdapat hubungan yang nyata antara teori dan praktek akuntansi
dalam arti bahwa proses pembentukan teori berusaha membenarkan
atau menyangkal praktek yang ada.
 Proses pembentukan teori akan diahiri oleh pembuktian atau
pengesahan teori.
Kerangka Kerja
Konseptual
Yang Mendasari
Akuntansi Keuangan
Kerangka Kerja Konseptual

Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) serupa


dengan konstitusi, merupakan suatu sistem yang koheren
yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling
berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan
standar yang konsisten dan penentual sifat, fungsi serta
batas-batas dari akuntansi keuangan dan pelaporan
keuangan.
Kebutuhan akan
Kerangka Konseptual
Mengapa kerangka kerja konseptual diperlukan?
 Penetapan standar harus berlandaskan dan
berhubungan dengan serangkaian konsep serta tujuan
fundamental. Kerangka konseptual yang baik akan
memungkinkan FASB menerbitkan standar-standar yang
lebih berguna dan konsisten dari waktu kewaktu.
 Masalah-masalah praktis yang baru akan dapat
dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka
teori dasar yang telah ada.
Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual
 SFAC No.1, “Objectives of Financial Reporting By Business Enterprises” yang
menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi.
 SFAC No. 2, “Qualitative Characteristics of Accounting Information” yang
menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.
 SFAC No. 3. “Elements of Financial Statement of Business
Enterprises,” yang memberikan difinisi dari pos-pos yang terdapat dalam
laporan keuanga, seperti aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.
 SFAC No. 5, “Recognation and Measurement in Financial Statement of
Business Enterprises,” yang menetapkan kriteria pengakuan dan
pengukuran fundamental serta pedoman tentang informasi apa yang biasanya
harus dimasukkan dalam laporan keuangan dan kapan waktunya.
 SFAC No. 6, “Element of Financial Statement” yang menggantikan SFAC No.3
dan memperluas skup SFAC No.3 dengan memasukkan organisasi nirlaba.
 SFAC No. 7, “Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting
Measurements,” yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas
masa depan yang diharapkan dan nilai sekarang (present value) sebagai
dasar pengukuran.
Kerangka Kerja Konseptuan utk Pelaporan
Keuangan

Konsep Pengakuan dan Pengukuran


Asumsi: Prinsip
-Biaya historis Kendala:
-Entitas Ekonomi
-Pengakuan -Biaya-manfaat
-Kelangsungan
pendapatan -Materialitas
hidup
-Penandiang -Praktek Industri
-Unit Moneter
-Pengungkapan -Konservatisme
-Periodisitas
penuh

Karateristik Unsur Lporan


kualitatif Keuangan

Tujuan
LK
Tujuan LK (SFAC 1)
Menyediakan informasi
 yang berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman
yang memadai tentang aktivitas bisnis dan ekonomi
untuk membuat keputusan investasi dan kredit,
 untuk membantu investor yang ada dan yang
potensial, kreditor yang ada dan yang potensial, serta
pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu, dan
ketidakpastian arus kas masa depan,
 tentang sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber
daya tersebut, dan perubahan didalamnya.
Qualitative Characteristics (SFAC 2)
Pemakai Informasi Pembuat keputusan dan
Akuntansi karakteristiknya.

Benefit > Cost Materiality


(Batasan Pervasive) (Pedoman pengakuan)

Kualitas khusus pemakai Dapat dipahami

Decision usefulness
Kualitas khusus
keputusan primer

Relevan Reliabel
Isi kualitas
primer Tepat waktu

Dapat di Penyajian
Nilai prediksi Nilai umpan verifikasi Netral yg jujur
balik

Kualitas
sekunder Dapat dibandingkan Konsistensi
Unsur-unsur LK (SFAC 6)
 Assets
 Liabilities
 Equity
 Invesment by owners
 Distribution to owners
 Comprehensive Income
 Revenue
 Expenses
 Gains
 Losses
Recognition and
Measurement Concepts
Recognition Criteria
Pengakuan merupakan proses pencatatan atau
penggabungan suatu item dalam laporan keuangan
sbg suatu entitas spt asset, kewajiban, penghasilan,
biaya, atau sejenisnya.

Suatu item & informasi seharusnya memenuhi 4 kriteria


pengakuan yaitu.
 Definisi
 Kemampuan mengukur
 Relevansi
 Reliabilitas
Measurement Attributes
Item2 yg dilaporkan dlm lap keu diukur dgn atribut yg berbeda,
tergantung sifat item & relevansi serta reliability dr atribut yg diukur. Ada
5 atribut yg berbeda dr asset( & utang) :

 Historical Cost: aktiva & utang diakui sebesar jml kas, ato
ekuivalennya yg dibyrkan untuk memperoleh aktiva ato terjadinya
hutang.
 Current (replacemant) Cost : aktiva & utang diakui sebesar jml
kas, atau ekuivalennya yg hrs dibyr jk asset yg sama atau
ekuivalen diperoleh skrg.
 Current Market Value : aktiva & utang diakui sebesar jml kas
atau ekuivalennya yg akan diterima jk aktiva itu dijual.
 Net Realizable (settlement) Value : jml kas atau ekuivalennya
yg tdk didiskon dmana aktiva & utang diharapkan untuk
dikonversi dgn jml tsb dimasa yg akan dtg.
 Present (discounted) Value of Future Cash Flows : nilai arus
kas msk dimasa dtg yg didiskontokan yg akan digunakan sbg
dasar konversi aktiva & utang.
Asumsi Dasar Struktur
Akuntansi Keuangan
1. Entitas Ekonomi
2. Kelangsungan Hidup
3. Unit Moneter
4. Periodisitas
Economic Entity
Asumsi economic entity diartikan sebagai aktivitas
ekonomik yang dapat diidentifikasi dengan tanggung jawab
tertentu.
Kegiatan suatu entitas dapat dipisahkan antara kegiatan
pribadi pemilik dengan kegitan suatu unit bisnis atau
dengan kata lain secara akuntansi kegiatan bisnis suatu
entitas dipisahkan dengan kegiatan pribadi pemilik entitas
yang bersangkutan.
Going Concern
Banyak metoda-metoda akuntansi didasarkan pada asumsi
kelangsungan usaha (going concern) – bahwa kegiatan bisnis
suatu entitas akan berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
Pengalaman mengindikasi bahwa, kendati banyak terjadi
kegagalan bisnis, going concern menjadikan perusahaan memiliki
suatu nilai wajar yang tinggi.
Asumsi tersebut berdampak pada prinsip kos historis yang
memiliki manfaat terbatas jika diasumsikan terjadi likuidasi.
Dibawah asumsi likuidasi, nilai aset-aset lebih baik dilaporkan
dengan net realizable value (harga pasar dikurangi dengan kos-
kos penjualan) dibanding dengan kos perolehan.
Kebijakan penyusutan dan amortisasi merupakan bentuk
penyesuaian dan hanya cocok jika asumsinya cocok dengan
keadaan perusahaan.
Monetary Unit
Asumsi monetary unit diartikan bahwa uang merupakan alat
pengukur yang sesuai dengan aktivitas ekonomi dan
menyediakan suatu dasar yang sesuai dengan pengukuran dan
analisis secara akuntansi.
Asumsi ini memiliki implikasi bahwa unit moneter sangat tepat
digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan baik dalam
hal kepemilikan, maupun dalam hal penjualan barang dan jasa.
Asumsi monetary unit sangat relevan, simpel, universal mudah
mudah dicerna dan sangat bermanfaat.
Periodicity
Langkah yang paling akurat untuk mengukur kinerja
perusahaan yaitu dengan melakukan pengukuran dalam
satuan waktu.
Asumsi ini memiliki implikasi bahwa aktivitas ekonomi dari
suatu perusahaan dapat dibedakan dalam satuan waktu,
apakah bulanan, kuartalan ataukah tahunan.
Fenomena ini menyediakan contoh penting suatu trade-of
antara relevan dan reliability dalam menyediakan data-data
keuangan.
BASIC PRINCIPLES OF
ACCOUNTING digunakan
untuk mencatat transaksi
adalah:
1. Biaya Historis
2. Pengakuan Pendapatan
3. Penandingan
4. Pengungkapan Penuh
Prinsip Biaya Historis

Prinsip-prinsip akuntansi mengharuskan bahwa semua


aset-aset dan kewajiban-kewajiban dicatat dan dilaporkan
dengan dasar kos perolehan. Dasar pengakuan dan
pelaporan kos ini disebut dengan kos historis.
Kos ini sangat penting dan memiliki keunggulan untuk
tujuan pengukuran yaitu andal.
Pada saat perolehan barang dan jasa nilai kos historis
dengan nilai wajar adalah sama dan jika pasar dengan
kondisi ekonomi berubah maka, kos historis dan nilai wajar
menjadi berbeda.
Pengakuan Pendapatan

Akhir Saat
produksi Penjualan

Saat Kas
Selama
Pendapatan harus diakui dlm periode diterima
produksi
akuntansi dimana pendapatan itu di
hasilkan (biasanya pada titik penjualan)
• Pendapatan diakui jika
• Telah direalisasi atau dapat direalisasi
• Ditukar dengan kas/aktiva lain
• Dipertukarkan pada pasar aktif pada
harga tertentu
• Telah dihasilkan
• Perusahaan telah melakukan apa yang
harus dilakukan untuk mendapatkan
hak atau manfaat yang
direpresentasikan dengan pendapatan.
• Pendapatan diakui pada
• Selama produksi, akhir produksi, saat
penjualan, saat kas diterima
Prinsip Penandingan
Dalam mengakui biaya, pendekatan yang dipergunakan yaitu,
biaya diakui seiring dengan pengakuan revenues.
Praktek ini didasarkan pada pertimbangan bahwa usaha (biaya)
ditandingkan dengan hasil (revenues) dalam satuan waktu.
Beberapa kos sulit untuk ditandingkan secara rasional dengan
revenue, sehingga harus dikembangkan pendekatan yang lain
yaitu alokasi secara sistematik dan rasional.
Cara ini menggunakan alokasi dengan pendekatan kebijakan
yang diperkirakan untuk mengaplikasikan prinsip penandingan.
Prinsip pengungkapan
penuh
Dalam menyajikan jenis informasi apa yang akan dilaporkan,
akuntansi keuangan menyediakan informasi yang bersifat
general purposes. Para pemakai informasi keuangan harus
mengetahui dan memahami akuntansi sehingga arti penting
suatu informasi dapat dipergunakan untuk mempengaruhi
pertimbangan dan keputusan yang mereka buat.
Pengungkapan penuh (full disclosure) merupakan bentuk solusi
yang diharapkan dapat memecahkan permasalahan penyajian
informasi.
Informasi posisi keuangan, kinerja, arus kas dan laporan
investasi harus nampak dalam laporan utama, catatan atas
laporan keuangan dan informasi tambahan (supplementary
information).
Kendala
Cost - Benefit
Banyak pihak menyatakan bahwa informasi merupakan barang
bebas (cost-free commodity). Namun kondisi tersebut tidak
berlaku dalam hubungannya dengan penyediaan informasi
keuangan, karena secara akuntansi penyediaan informasi
akuntansi melibatkan pertimbangan cost-benefit.
Kos yang dikeluarkan untuk menyediakan informasi harus
mempertimbangkan manfaat dari penggunaan informasi yang
bersangkutan.
Dewan standar dan agen pemerintah juga menggunakan analisis
cost-benefit sebelum mereka memutuskan suatu informasi.
Materialitas
Materialitas berhubungan dengan perkiraan-perkiraan operasi
yang dimiliki perusahaan. Dikatakan material bila perubahan
kebijakan menyebabkan terjadinya pemasukan (penambahan)
atau kehilangan (berkurangnya) nilai suatu perkiraan dengan nilai
yang cukup besar.
Praktek industri
Salah satu kontrain yaitu kebiasaan-kebiasaan yang
dipergunakan dalam suatu perusahaan. Sifat ganjil dari
beberapa industri dan konsentrasi bisnis sewaktu-waktu
memerlukan dukungan yang bebasis teori.
Konservatisme
Beberapa kebiasaan-kebiasaan dalam akuntansi sepertinya
salah dipahami yaitu konstrain konservatisme.
Konservatisme diartikan sebagai, ketika terdapat keraguan dalam
memilih suatu solusi maka solusi yang akan diambil kecil
kemungkinannya menekankan pada aset dan pendapatan.
Dikatakan menerapkan konservatisme bila menyediakan suatu
pemandu (guide) yang sangat layak di dalam situasi sulit; tidak
mengeluarkan (menahan) pernyataan berlebihan dalam
hubungannya dengan pendapatan netto dan aktiva bersih
Prinsip-prinsip
pengungkapan penuh
Prinsip pengungakapan penuh berlaku bagi
pelaporan keuangan atas setiap fakta yang cukup
signifikan untuk mempengaruhi pertimbangan
pembaca yang menerima informasi itu.
Masalah dalam pengungkapan  biaya
pengungkapan dan informasi yang berlebihan
(information overload).
Profesi masih dalam proses pengembangan
petunjuk mengenai:
• Apakah suatu transaksi tertentu harus
diungkapkan
• bentuk format apa yang semestinya dipakai
Catatan atas laporan
keuangan
1. Catatan merinci atau menjelaskan pos-pos yang
disajikan dalam batang tubuh laporan keuangan.
2. Suatu laporan yang mengidentifikasi kebijakan
akuntansi suatu entitas harus diungkapkan (ikhtisar
kebijakan akuntansi yang signifikan).
3. Beberapa catatan yang umum (utama) :
• Persediaan
• Pajak tangguhan, pensiun, dan leasing
• Gedung, pabrik, dan peralatan
• Klaim kredit dan klaim ekuitas
• Kontinjensi dan komitmen
• Perubahan kebijakan akuntansi
Pengungkapan transaksi
khusus atau masalah-
masalah khusus
Transaksi-transaksi pihak yang
terkait
Pengungkapan yang disyaratkan:
• Sifat hubungan yang terlibat
• Uraian deskripsi
• Jumlah uang dalam setiap transaksi
• Jumlah terhutang dari atau kepada
pihak terkait pada setiap tanggal
neraca.
Peristiwa setelah tanggal
neraca
Catatan atas laporan keuangan
harus menjelaskan setiap
peristiwa keuangan signifikan
yang terjadi setelah tanggal
neraca formal, tetapi sebelum
laporan keuangan akhir
diterbitkan
Perioda laporan keuangan Perioda peristiwa kemudian

Tanggal Tanggal
neraca penerbitan
Jenis-jenis transaksi yang
diungkapkan
2 jenis peristiwa setelah tanggal
neraca yang harus diungkapkan:
1. Peristiwa-peristiwa yang
menyediakan bukti tambahan
mengenai kondisi yang terjadi pada
tanggal neraca yang memerlukan
penyesuaian.
2. Peristiwa-peristiwa yang muncul
setelah tanggal neraca, yang tidak
memerlukan penyesuian.
Pelaporan oleh usaha
konglomerat
• Investor memerlukan informasi
mengenai laporan laba rugi, neraca, dan
laporan arus/aliran kas.
• Investor juga memerlukan informasi
mengenai segmen untuk menilai
profitabilitas.
• Informasi segmental mungkin
melanggar pelaporan perusahaan
(pengungkapan data yang bermanfaat
bagi pesaing).
Pelaporan oleh usaha
konglomerat
 Tujuan pelaporan informasi segmental
adalah menyediakan informasi
mengenai berbagai jenis aktivitas
bisnis dan berbagai lingkungan
ekonomi dimana perusahaan
beroperasi.
 Memahami dan menilai dengan lebih
baik  kinerja perusahaan, prospek
arus kas mendatang, dan kinerja
perusahaan secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai