Anda di halaman 1dari 10

Silogisme Hipotetik

Disusun oleh :
Khusnul Khotimah
(1904046007)
Zumala Laila
(1904046029)
Pengertian
• Silogisme hipotetik adalah argumen yang premis mayornya
berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah
proposisi kategorik yang menetapkan atau mengingkari term
antecedent atau term konsekuen premis mayornya.
• Sebenarnya silogisme hipotetik tidak mempunyai premis
mayor maupun premis minor karena kita ketahui premis mayor
itu mengandung term predikat pada konklusi, sedangkan premis
minor itu mengandung term subyek pada konklusi.
• Pada silogisme hipotetik term konklusi adalah term yang
kesemuanya dikandung oleh premis mayornya, namun bagian
antecedent dan mungkin pula bagian konsekuennya tergantung
oleh bagian yang diakui atau dipungkiri oleh premis minornya
Empat macam tipe silogisme
hipotetik
1 2

1.Silogisme hipotetik yang 2. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian
premis minornya mengakui konsekuennya, seperti :
bagian antecedent; seperti: Bila hujan, bumi akan basah.
Jika hujan, saya naik becak. Sekarang bumi telah basah.
Sekarang hujan. Jadi hujan telah turun
Jadi saya naik becak
3
4
Slide 3

3.Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent, seperti:


Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul.
Politik pemerintah tidak dilaksanakan dengan paksa, jadi kegelisahan tidak akan timbul

4. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya,


seperti:
Bila mahasiswa turun kejalanan,pihak pengusaha akan gelisah.
Pihak pengusaha tidak gelisah.
Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan
Hukum-hukum
silogisme hipotetik

Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan kosekuen


dengan B, jadwal hukum silogisme hipotetik adalah
1. Bila A terlaksana maka B juga terlaksana
2. Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana.(tidak
sah=salah)
3. Bila B terlaksana, maka A terlaksana.(tidak sah=salah)
4. Bila B tiidak terlaksana maka A tidak terlaksana
Kebenaran hukum di atas menjadi jelas dengan penyelidikan berikut:
Bila terjadi peperangan harga bahan makanan membumbuung tinggi.
Nah,peperangan terjadi.
Jadi harga bahan makanan membumbung tinggi

Di sini di akui bahwa bila pecah perang ,harga bahan makanan melambung tinggi,
Merupakan suatu hubungan kausalitas yang di akui kebenarannya. Bila peperangan terjadi, berati
antecedent terlaksana, maka konsekwensinya juga akan terlaksana. Ini sesuai dengan patokan
pertama,sehingga kesimpulan harga bahan makanan membumbung tinggi adalah benar .
Sekarang bagaimana bila peperangan terjadi ? Bila peperangan tidak
terjadi harga barang bisa naik oleh sebeb lain yang mendahukuinya.
Dalam hal ini berlaku kemungkinan ke dua.
Bila terjadi peperaangan harga bahan makanan membumbung tinggi.
Nah , peperangan tidak terjadi , jadi:
Harga bahan makanan tidak membumbung tinggi.(tidak sah = salah)
Sekarang, bila harga bahan makanan membumbung tinggi, apakah peperangn
bisa terjadi? Membumbungnya harga bahan makanan tidak bisa hanya di sebabkan
oleh terjadinya peperangan. Karena itu harga bahan naik tidak hanya di sebabkan
oleh terjadinya peperangan, tetapi mungkin sebab lain.
Disini berlaku kemungkinan ketiga,
Bila terjadi peperanggan harga bahan makanan membumbung tinggi,
nah sekarangg harga bahan makanan membubung tinggi.
Jadi :
Peperangan terjadi .(tidak sah=salah)
Sekarang bagaimana jika harga bahan makanan tidak membumbung tinggi?
bila harga makanan tidak membubung tinggi berarti tidak ada sebab yang
mendahuluinya, termasuk peperangan yang menjadi salah satu sebabnya.Di sini
terjadi kemungkinan ke empat:
Bila peperangan terjadi harga bahan makanan membumbung tinggi.
Nah, harga bahan tidak membumbung tinggi, jadi: peperangan tidak terjadi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai