Anda di halaman 1dari 5

LOGIKA

TUGAS 3

Nama : HARIR KARUNIA ROBBI


NIM : 041758593

Pada Tugas 3 ini merupakan evaluasi tentang Penalaran Oposisi dan Silogisme Beraturan.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan penalaran oposisi dan bentuk penalaran oposisi
sebagai penyimpulan langsung?
2. Lalu, berikan dua contoh setiap bentuk peralaran oposisi?
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan silogisme beraturan dan bentuk silogisme beraturan
sebagai penyimpulan tidak langsung?
4. Lalu, berikan dua contoh setiap bentuk silogisme beraturan?

JAWABAN
Soal 1
Penalaran Oposisi adalah “pertentangan antara dua proposisi yang memiliki term subyek dan
term predikat yang sama, tapi berbeda kuantitas dan/atau kualitasnya”. Oposisi terjadi dalam
bentuk hubungan logis, bukan fisik. Sebagai bentuk Penyimpulan langsung, dalam penalaran
oposisi bisa ditentukan nilai benar dari sebuah proposisi (kesimpulan) jika proposisi lain
(premis) telah terbukti benar atau salah.
4 bentuk penalaran oposisi:
1. Oposisi kontraris: Oposisi antara proposisi A-E, menurut beda kualitasnya. Hukum nilai
kebenarannya:
a) Jika proposisi yang satu terbukti benar, maka proposisi yang lain pasti salah.
b) Jika proposisi yang satu terbukti salah, maka proposisi yang lain tidak pasti (bisa
benar, bisa salah).
2. Oposisi subkontraris: Oposisi antara proposisi I-O, menurut beda kualitasnya. Hukum nilai
kebenarannya:
a) Jika proposisi yang satu terbukti salah, maka proposisi yang lain pasti benar.
b) Jika proposisi yang satu terbukti benar, maka proposisi yang lain tidak pasti (bisa
benar, bisa salah).
3. Oposisi kontradiktoris: Oposisi antara proposisi A-O dan E-I, menurut beda kuantitas dan
kualitasnya. Hukum nilai kebenarannya:
a) Jika proposisi yang satu terbukti benar, maka proposisi yang lain pasti salah.
b) Jika proposisi yang satu terbukti salah, maka proposisi yang lain pasti benar.
4. Oposisi subalternasi: Oposisi antara A-I (superimplikasi) dan E-O (subimplikasi), menurut
beda kuantitasnya. Hukum nilai kebenaran superimplikasi:
a) Jika proposisi universal terbukti benar, maka proposisi partikular pasti benar.
b) Jika proposisi universal terbukti salah, maka proposisi partikular tidak pasti (bisa
benar, bisa salah).
Sedangkan, hukum nilai kebenaran subimplikasi:
a) Jika proposisi partikular terbukti salah, maka proposisi universal pasti salah.
b) Jika proposisi partikular terbukti benar, maka proposisi universal tidak pasti (bisa
benar, bisa salah).

Soal 2
Contoh Setiap Bentuk Peralaran Oposisi
Oposisi kontraris
apabila pernyataan “semua anggota dewan perwakilan rakyat korupsi” diakui benar maka
pernyataan “semua anggota dewan perwakilan rakyat tidak korupsi adalah salah”. apabila
pernyataan “semua anggota dewan perwakilan rakyat korupsi” di akui salah maka pernyataan
“semua anggota dewan perwakilan rakyat tidak korupsi” mungkin benar mungkin juga salah,
jadi dapat juga kedua-duanya salah, dalam arti ada kemungkinan ketika, yaitu hanya sebagian
anggota dewan perwakilan rakyat yang korupsi dan ada bagian lain yang tidak korupsi

Oposisi subkontraris
Apabila pernyataan “ada sebagian pejabat pemerintah yang korupsi” diakui salah maka
pernyataan “ada sebagian pejabat pemerintah yang tidak korupsi” adalah benar atas dasar
sebagian yang telah diketahui. Apabila pernyataan “ada sebagian pejabat pemerintah yang
korupsi” diakui benar maka pernyataan “ada sebagian pejabat pemerintah yang tidak
korupsi”, mungkin benar mungkin juga salah, jadi dapat juga kemungkinan kedua-duanya
benar dalam arti pernyataan “ada sebagian pejabat pemerintah yang tidak korupsi”,
dinyatakan benar juga.
Oposisi kontradiktoris
jika “semua bangsa Indonesia berketuhanan yang maha esa” dinyatakan benar maka “ada
bangsa Indonesia yang tidak berketuhanan yang maha esa” pasti salah karena “semuanya
berketuhanan yang maha esa”. demikian sebaliknya jika “semua bangsa Indonesia
berketuhanan yang maha esa” diakui salah karena mungkin “hanya sebagian yang
berketuhanan yang maha esa” maka pernyataan “ada bangsa Indonesia yang tidak
berketuhanan yang maha esa” adalah benar. Oleh karena “semua bangsa Indonesia
berketuhanan yang maha esa” diakui salah maka mungkin juga yang benar adalah “semua
bangsa Indonesia tidak berketuhanan yang maha esa” yang berarti juga “ada bangsa
Indonesia yang tidak ber ketuhanan yang maha esa” sesuai dengan kaidah super implikasi.
Jika semua tidak berketuhanan yang maha esa maka sebagiannya pun tidak berketuhanan
yang maha esa

Pernyataan “semua rakyat Indonesia tidak beraliran komunis” diakui benar maka pernyataan
“ada rakyat Indonesia yang beraliran komunis” pasti salah, demikian sebaliknya apabila
pernyataan “semua rakyat Indonesia tidak beraliran komunis” dinyatakan salah maka
pernyataan “ada rakyat Indonesia yang beraliran komunis” dinyatakan benar

Oposisi subalternasi
pernyataan “sebagian rakyat Indonesia ikut serta bela negara” terbukti salah maka pernyataan
“semua rakyat Indonesia ikut serta bela negara” pasti salah juga. baru sebagian sudah salah
apalagi semua karena terbukti pada pernyataan pertama “hanya sebagian rakyat Indonesia
ikut serta bela negara”. apabila pernyataan “sebagian rakyat Indonesia ikut serta bela negara”
diakui benar maka pernyataan “semua rakyat Indonesia ikut serta bela negara” mungkin
benar mungkin juga salah karena ada kemungkinan bagian yang lain yang belum diketahui
itu tidak ikut serta bela negara. Jika bagian yang lain terbukti tidak ikut serta bela negara
berarti pernyataan semua rakyat Indonesia ikut serta bela negara adalah salah
apabila pernyataan “sebagian rakyat Indonesia tidak berpaham liberalis” terbukti salah maka
pernyataan “semua rakyat Indonesia tidak berpaham liberalis” pasti salah juga. Apabila
pernyataan “sebagian rakyat Indonesia tidak berpaham liberalis” diakui benar maka
pernyataan “semua rakyat Indonesia tidak berpaham liberalis” mungkin benar mungkin juga
salah karena ada kemungkinan bagian yang lain yang belum diketahui itu berpaham
liberalistik jika bagian yang lain terbukti berpaham liberalis berarti pernyataan “semua rakyat
Indonesia bertahan liberalis” adalah salah.

Soal 3
Silogisme beraturan adalah bentuk penyimpulan yang terdiri dari tiga proposisi: proposisi
kesimpulan, proposisi premis mayor, dan proposisi premis minor, (serta term tengah). Ada 4
bentuk silogisme beraturan:
1. Silogisme Sub-Pre, yaitu: Bentuk silogisme, di mana term tengah sebagai term subyek
dalam premis mayor, dan sebagai term predikat dalam premis minor.
Dalam 7 hukum dasar penyimpulan, ada 13 macam silogisme Sub-Pre yang berkesimpulan
pasti.
Misalnya,
*Premis mayor : Korupsi adalah kejahatan extraordinari bagi rakyat Indonesia.
*Premis minor : Salah satu anggota DPR melakukan tindak korupsi.
*Kesimpulan : Salah satu anggota DPR adalah penjahat extraordinari bagi rakyat
Indonesia.
2. Silogisme Bis-Pre, yaitu: Bentuk silogisme, di mana term tengah sebagai term predikat
dalam premis mayor dan minor.
Dalam 7 hukum dasar penyimpulan, ada 13 macam silogisme Bis-Pre yang berkesimpulan
pasti.

3. Silogisme Bis-Sub, yaitu: Bentuk silogisme, di mana term tengah sebagai term subyek
dalam premis mayor dan minor.
Dalam 7 hukum dasar penyimpulan, ada 13 macam silogisme Bis-Sub yang berkesimpulan
pasti.
4. Silogisme Pre-Sub, yaitu: Bentuk silogisme, di mana term tengah sebagai term predikat
dalam premis mayor, dan sebagai term subyek dalam premis minor.
Dalam 7 hukum dasar penyimpulan, ada 13 macam silogisme Pre-Sub yang berkesimpulan
pasti.

Soal 4
Contoh Setiap Bentuk Silogisme Beraturan
Silogisme Sub pre
• semua yang berakal budi adalah manusia dan semua yang berbudaya berakal budi maka
semua manusia berbudaya
• semua warga negara Indonesia adalah rakyat Indonesia dan sebagian keturunan asing
adalah warga negara Indonesia maka sebagian rakyat Indonesia adalah keturunan asing

Silogisme bis pre


• Semua manusia berakal budi dan semua yang berakal berbudaya berakal budi maka
semua manusia berbudaya
• semua rakyat Indonesia adalah warga negara Indonesia dan sebagian keturunan asing
adalah warga negara Indonesia maka sebagian rakyat Indonesi a adalah keturunan asing

Silogisme bis sub


• semua yang berakal budi adalah manusia dan semua yang berakal budi berbudaya ya
maka semua manusia berbudaya
• semua warga negara Indonesia adalah rakyat Indonesia dan sebagian negara Indonesia
adalah keturunan asing maka sebagian rakyat Indonesia adalah keturunan asing

Silogisme pre sub


• Semua manusia berakal budi dan semua yang berakal budi berbudaya maka semua
manusia berbudaya
• semua rakyat Indonesia adalah warga negara Indonesia dan sebagian warga negara
Indonesia adalah keturunan asing maka sebagian rakyat Indonesia adalah keturunan asing

Anda mungkin juga menyukai