Anda di halaman 1dari 58

Gangguan Pemenuhan

CAIRAN ELEKTROLIT & DARAH


Oleh. Iwan Purnawan
TOPIK UTAMA
• Aterosklerotik
• Trombosis
• Emboli
• Kongesti & Edema
• Ganggauan Keseimbangan Asam Basa
• Dehidrasi
• Syok
ATEROSKLEROTIK
ATEROSKLEROTIK
Definisi

Kondisi pengerasan dinding arteri yang


diakibatkan oleh pembentukan endapan lemak,
kolesterol, dan substansi lain
Proses berlangsung bertahun-tahun
ATEROSKLEROTIK
Definisi
ATEROSKLEROTIK
Proses Terjadinya
ATEROSKLEROTIK
Proses Terjadinya
ATEROSKLEROTIK
Faktor yang berpengaruh

Gaya Hidup
- Merokok
- Kurang olahraga
- Stress
- Makanan tinggi lemak
ATEROSKLEROTIK
Dampak / Komplikasi

- Hipertensi
- Stroke
- Serangan jantung
- Kerusakan berbagai organ lain, seperti ginjal.
TROMBOSIS
TROMBOSIS
Definisi

Proses PEMBEKUAN DARAH yang berlebihan


dalam pembuluh darah sehingga menimbulkan
SUMBATAN

Dapat terjadi pada Arteri maupun Vena


TROMBOSIS
Penyebab

Tiga faktor utama :


1. Perubahan dinding pembuluh darah
2. Perubahan aliran darah
3. Perubahan komposisi darah
TROMBOSIS
Penyebab
Perubahan DINDING PEMBULUH DARAH
• Terkait dg kerusakan pd lapisan endotel
arteri/vena
• Luka miroskopik akibat hipertensi
• Trauma akibat pemasangan kateter
• Luka aterosklerosis
• Peradangan vena atau arteri
• Endokarditis,
TROMBOSIS
Penyebab
Perubahan DINDING PEMBULUH DARAH
TROMBOSIS
Penyebab
Perubahan ALIRAN DARAH
• Kondisi aliran darah statis
• Turbulensi aliran darah
TROMBOSIS
Penyebab
Perubahan ALIRAN DARAH
• Kondisi Statis
• Posisi tubuh yang menghambat aliran darah
dlm jangka waktu lama (duduk sambil
menyilangkan kaki)
• Varises
TROMBOSIS
Penyebab
Perubahan ALIRAN DARAH
• Turbulensi aliran darah
• Peningkatan pergerakan darah tanpa aliran
• Aliran dari penampang luas, memasuki celah
sempit
• Misal: kelainan katup jantung, tumor yang
menekan pembuluh darah, dll
TROMBOSIS
Penyebab
Perubahan ALIRAN DARAH

Deep Vein Thrombosis


DVT
TROMBOSIS
Penyebab
Perubahan KOMPOSISI DARAH
• Peningkatan kekentalan darah
• Misal: polositemia, makroglobulinemia
• Kecenderungan eritrosit untuk melekat
• Anemia sel sabit
• Kehamilan
• Konsumsi kontrasepsi oral
TROMBOSIS
Dampak
• Dipengaruhi oleh
• Ukuran trombus
• Semakin besar, semakin berat dampaknya
• Lokasi sumbatan
• Pembuluh darah yg memperdarahi organ vital (jantung & otak)
dampaknya fatal
• Pembuluh darah yang terlibat
• Sumbatan pd arteri lebih berbahaya daripada vena
• Keberadaan pembuluh darah kolateral
• Semakin banyak pd kolateral, semakin kecil dampaknya
TROMBOSIS
Sirkulasi kolateral
EMBOLI
EMBOLI
Definisi
• Benda asing yang mengikuti aliran darah
• Menimbulkan sumbatan pada pembuluh darah dengan
diameter lebih kecil
• Bentuk emboli:
• Padat (thrombus)
• Cair (amnion)
• Gas (udara yang terjebak dlm pembuluh darah)
EMBOLI
Jenis
• Emboli trombosit
• Transient ischemic (< 24 jam)
• Emboli sel tumor
• Fragmen/pecahan yang hanyut terbawa aliran
darah
• Emboli korpus alienum
• Benda asing (dari luar tubuh) yang masuk ke
dalam aliran darah. Misal. Serbuk obat pd pecandu
narkoba
• Emboli infeksi
• Vegetasi pada kelanan katup jantung bisa
mengandung kuman akibat infeksi
EMBOLI
Dampak
• Dipengaruh oleh beberapa faktor
• Jenis pembuluh darah
• Ukuran
• Organ yang dipengaruhi h ji ka
dal a i
• Keberadaan sirkulasi kolateral y a a a h d
ah a d a r
b erb b u lu h
o t ak
g
Palin anai pem aru dan
en g a ru -p
m g , P
nt un
Ja
HIPEREMI
HIPEREMI
Definisi
• Peningkatan volume darah pada jaringan atau bagian
tubuh y’ mengalami proses patologi
• Ada 2 jenis hiperemi :
• Hiperemi aktif
• Hiperemi pasif
HIPEREMI
Definisi
Hiperemi aktif
• Timbul akibat dilatasi arteri dan arteriol di jaringan
tersebut
• Ditandai dengan KEMERAHAN pada permukaan
kulit jaringan yang terkena.
• Faktor yang berpengaruh
• Pelepasan zat-zat vasoaktif
• Aktivitas otot
• Demam
HIPEREMI
Definisi
Hiperemi Pasif
• Dikenal pula sebagai KONGESTI
• Disebabkan oleh penurunan aliran darah vena dan
dilatasi kapiler
• Keberadaan pembuluh darah kolateral menentukan
berat-ringannya dampak dari hiperemi pasif ini.
• Misal pada gagal jantung kanan/kiri.
EDEMA
EDEMA
Definisi
• “Penumpukan cairan berlebihan pada sel-sel jaringan atau rongga
tubuh”
• Cairan edema dibagi menjadi 2:
• Eksudat
terjadi akibat proses peradangan
Berat jenis > 1,20
Banyak mengandung protein  kental
• Transudat
bukan berasal dari proses peradangan
Berat jenis < 1,15
Sedikiy mengandung protein  encer
EDEMA
Penyebab
• Peningkatan Tekanan Hidrostatik Plasma
• Penurunan Tekanan Osmotik Plasma
• Obstruksi saluran limfe
• Peningkatan permebilitas kapiler
EDEMA
Penyebab
Peningkatan Tekanan Hidrostatik Plasma
• Terjadi pada kondisi kongesti
• Mendorong cairan darah keluar dari
pembuluh darah menuju ruang interstitial
• Peningkatan cairan di ruang interstitial =
EDEMA
EDEMA
Penyebab
Obstruksi saluran limfatik
• Fungsi saluran limfatik adalah untuk
mengembalikan kelebihan cairan interstitial
kembali ke vaskular
• Sumbatan saluran limfatik = EDEMA
EDEMA
Penyebab
Peningkatan permebailitas kapiler
• Penyebab: toksin
• TEK OSMOTIK

EDEMA
MENURUN IV
MENURUN CAIRAN
TOKSIN PROTEIN PLASMA • TEKANAN PLASMA
KELUAR OSMOTIK KELUAR
INTERSTITIAL
MENINGKAT
EDEMA
Penyebab
Hipopreteinemia

Tekanan Cairan plasma ke


osmotik luar dr pembuluh EDEMA
menurun darah ke ruang
interstitial
KETIDAKSEIMBANGAN ASAM BASA
GANGGUAN ASAM BASA
Definisi

Keseimbangan Asam Basa tubuh terutama


dipengaruhi oleh kadar CO2 dan HCO3-
• CO2  respiratoris
• Semakin tinggi semakin asam
• HCO3  metabolik
• Semakin tinggi semakin basa
GANGGUAN ASAM BASA
Definisi

NILAI NORMAL
• Ph = 7,35 -7,45
• PCO2 = 35-45 mmHg
• HCO3- = 22 – 26 mmol/L
GANGGUAN ASAM BASA
Jenis Gangguan
1. Metabolik
• Berdasarkan pd nilai HCO3-
• Peningkatan produksi HCO3- sebagai respon adanya peningkatan
pCO2
• Dapat dibagi lagi menjadi asidosis dan alkaliosis
2. Respiratorik
• Berdasarkan pada nilai PaCO3-
• Ketidakseimbangan antara produksi CO2 dengan eksresinya melalui
paru-paru
• Dibedakan menjadi asidosis dan alkaliosis
GANGGUAN ASAM BASA
Asidosis Respiratorik

• PENYEBAB : gangguan ventilasi alveolar


dimana pengeluaran CO2 terhambat
• Ditandai dengan HIPERKAPNIA  u/
mengeluarkan kelebihan CO2 dalam darah
• Hasil Lab
• pH : < 7,45
• pCO2 : > 45 mmHg
• HCO3 - : Normal
GANGGUAN ASAM BASA
Asidosis Respiratorik
• Faktor yang berpengaruh
a) Inhibisi pusat pernafasan
Obat-obatan sedative, Kelebihan CO2 pd hiperkapnia
b) Penyakit neuromuskular
Poliomyelitis, Guilane Bare Syndrome, Hipokalemi,
distropi muscular
c) Obstruksi jalan nafas
Asma, PPOK, aspirasi, spasme laring
GANGGUAN ASAM BASA
Asidosis Respiratorik
• Faktor yang berpengaruh
d) Kelainan restriktif
Pleura (Efusi pleura, empiema, pneumothorak), kelainan
dinding dada (kiposkoliosis, obesitas), parenkim paru
(peneumonia, edema)
GANGGUAN ASAM BASA
Alkaliosis Respiratorik
• Hiperventilasi alveolar jika dibiarkan menyebabkan penurunan
pCO2 sehingga berujung pada alkaliosis respiratorik
• Beberapa PENYEBAB alkaliosis reespiratorik:
 Rangsangan hipoksemik
Gagal jantung dg edema paru, kelainan jantung right to left
shunt, anemia gravis.
GANGGUAN ASAM BASA
Asidosis Metabolik

• pH : < 7,35
• pCO2 : Normal
• HCO3- : < 22 mmol/L
GANGGUAN ASAM BASA
Asidosis Metabolik
• Beberapa PENYEBAB Asidosis metabolik:
 Pembentukan asam y berlebihan dlm tubuh
Asidosis laktat, ketoasidosis, intoksikasi salisilat,
intoksikasi etanol
 Penurunan kadar ion HCO3-
Diare, renal tubular acidosis
GANGGUAN ASAM BASA
Asidosis Metabolik
• Beberapa PENYEBAB Asidosis metabolik:
 Retensi ion H di dalam tubuh
Penyakit ginjal kronik
GANGGUAN ASAM BASA
Alkaliosis Metabolik

• pH : > 7,45
• pCO2 : Normal
• HCO3- : > 26 mmol/L
GANGGUAN ASAM BASA
Alkaliosis Metabolik

• Penyebab:
Terbuangnya ion H mll saluran cerna atau ginjal
Masuknya ion H ke dalam sel
Pemberian bikarbonat berlebihan
AGD

• Analisa gas darah (AGD) : pemeriksaan laboratorium untuk mengukur kadar


oksigen, karbon dioksida, dan tingkat asam basa (pH) di dalam darah.
• Meliputi pemeriksaan :
PO2, PCO3, PH, HCO3, dan saturasi O2.
HASIL YANG DIDAPAT :
• PH darah arteri, menunjukkan jumlah ion hidrogen dalam darah.
pH < 7,35 disebut asam  CO2 TINGGI
pH > 7,45 disebut basa (alkali)  Bikarbonat (HCO3) tinggi
INDIKASI PEMERIKSAAN AGD

1. Pasien dengan penyakit obstruksi paru kronik


2. Pasein dengan edema pulmo
3. Pasien akut respiratori distress sindrom (ARDS)
4. Infark miokard
5. Pneumonia
6. Pasien syok
HASIL NORMAL

 pH darah arteri: 7,38 - 7,42.


 Tingkat penyerapan oksigen (SaO2) : 94-100%.
 Tekanan parsial oksigen (PaO2) : 75-100 mmHg.
 Tekanan parsial karbon dioksida (PaCO2) : 38-42 mmHg.
 Bikarbonat (HCO3) : 22-28 mEq/L.
PENJELASAN HASIL TES
1 . Lihat hasil pH
•normal pH darah adalah 7. 35 – 7. 45
•Apabila pH < 7. 35 maka kita sebut asidosis
•Apabila pH > 7. 45 maka kita sebut alkaliosis
2. Lihat hasil CO2
• Kadar normal CO2 dalam darah arteri adalah 35 – 45 mmHg
• Apabila kadar CO2 < 35 mmHg, maka kita sebut alkaliosis
• Apabila kadar CO2 > 45 mmHg, maka kita sebut asidosis
PENJELASAN HASIL TES

3. Lihat hasil  HCO3-


• Kadar normal HCO3- adalah 22 – 26 mEq/L
• Apabila kadar HCO3- < 22 mEq/L, maka kita sebut asidosis
• Apabila kadar HCO3- > 26 mEq/L, maka kita sebut alkaiosis
4.  Perhatikan nilai CO2 dan HCO3-, mana yang cocok dengan pH
• Apabila nilai pH menunjukkan asidosis (pH < 7. 35), mana diantara
CO2 dan HCO3- yang juga asidosis
Contoh

• Apabila pH asidosis dan CO2 juga asidosis (CO2 > 45 mmHg), maka kita
sebut pasien mengalami asidosis respiratorik.
• Apabila pH asidosis dan HCO3- juga asidosis ( < 22 mEq/ L), maka kita
sebut pasien mengalami asidosis metabolik. Ingat bahwa kadar CO2
dalam darah ditentukan oleh fungsi pernafasan atau respiratory dan kadar
HCO3- ditentukan oleh fungsi metabolisme tubuh termasuk fungsi ginjal.
5. Perhatikan apakah mekanisme kompensasi sudah terjadi
• Tubuh akan selalu melakukan mekanisme kompensasi apabila terdapat
gangguan keseimbangan asam basa.
• Apabila pH asidosis (< 7. 35) dan CO2 juga asidosis (> 45 mmHg) maka
kondisi ini kita sebut asidosis respiratorik, yang mana gangguan
keseimbangan asam basa nya disebabkan oleh masalah pada fungsi paru.
Dalam kondisi seperti ini, tubuh akan melakukan kompensasi untuk
menyeimbangkan kadar asam basa dengan menaikkan kadar HCO3- atau
menaikkan kadar basa didalam tubuh. Karena itu, apabila kita menerima hasil
AGD yang menunjukkan pH asidosis dan CO2 asidosis, kita juga harus
melihat apakah HCO3- sudah alkaliosis (sudah mulai naik menjadi > 26
mmEq).
6. Lihat hasil PO2 dan SaO2 (Oxygen saturation) dan hitung ratio paO2 /
FiO2
• Nilai normal PO2 dalam darah arteri adalah 80 – 100 mmHg
• Nilai normal SaO2 adalah 95 – 100 %
• Apabila nilai PO2 < 80 mmHg, kita sebut hipoxemia atau kondisi
kekurangan oxygen didalam tubuh dan pasien seharusnya sudah diberikan
oksigen.
Terimakasih
Referensi

1. Durand DJ., Philips BL., Blood gases technical aspeces and


interpretation. Dalam Goldsmith Jp.Karotkin EH, penyunting. Assisted
ventilation of the neonate. Edisi ke5. Philadelphia : WB Saunders.1996.
hal 257-71.
2. Malley WJ. Clinical blood gases, application and noninvasive
alternative. Philadelpia : WB Sounders, 1990. Hal 257-78.

http://yankes.kemkes.go.id/read-pemeriksaan-analisa-gas-darah-5708.html

Anda mungkin juga menyukai