Disusun oleh:
Azzah Azaria Wulandari 180106014
Fitrianingsih 180106004
Nanda Farah Feliska 180106009
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
izin, rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah dengan judul “Bencana Alam NTT”. Makalah ini disusun dengan tujuan
agar kami dan pembaca mampu memahami tentang manajemen bencana alam
khususnya pada korban bencana alam.
o 82 unit rumah RB
o 34 unit rumah RR
o 97 unit rumah terdampak
o 8 unit fasum RB
Kabupaten Malaka
Kabupaten Ngada
o 4 unit rumah RB
o 2 unit rumah RS
o 1 fasum terdampak
o 7 fasum terdampak
o 12 unit rumah RB
Kabupaten Alor
o 21 unit rumah RB
o 106 unit rumah RS
o 6 fasum RB
o 1 fasum RR
o 11 fasum terdampak
Sumber : https://news.detik.com/berita/d-5521716/update-korban-bencana-
alam-ntt-128-meninggal-72-hilang
B. Apa yang terjadi pada korban
Update Korban Bencana Alam NTT (Selasa, 06 Apr 2021 10:42 WIB). Kepala
Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, menyebut
berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Senin
(5/4/2021), pukul 23.00 WIB, total warga meninggal dunia berjumlah 128 warga
selama cuaca ekstrem berlangsung di beberapa wilayah tersebut, dengan rincian
Kabupaten Lembata 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12. Total korban hilang
mencapai 72 orang, dengan rincian Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23, dan
Lembata 21.
Sebanyak 2.019 kartu keluarga (KK) atau 8.424 warga mengungsi serta 1.083
KK atau 2.683 warga lainnya terdampak. Pemerintah daerah terus memutakhirkan
data dari kaji cepat di lapangan," kata Raditya dalam keterangan tertulis, Selasa
(6/4/2021).
Siklon tropis ini berdampak di delapan wilayah administrasi kabupaten dan
kota. Di antaranya di Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata,
Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao, dan Alor.
Bencana cuaca ekstrem di beberapa wilayah tadi juga berdampak pada
sejumlah kerugian. Total ada 1.962 unit rumah terdampak, 119 unit rumah rusak berat
(RB), 118 unit rumah rusak sedang (RS), dan 34 unit rumah rusak ringan (RR).
Sedangkan fasilitas umum (fasum) 14 unit RB, 1 RR, dan 84 unit lain terdampak.
Kota Kupang Kabupaten Sumba Barat
o 10 unit rumah RS
o 657 unit rumah terdampak o 54 unit rumah terdampak
Kabupaten Flores Timur
Kabupaten Sumba Timur
o 82 unit rumah RB
o 7 fasum terdampak
o 34 unit rumah RR
o 97 unit rumah terdampak Kabupaten Rote Ndao
o 8 unit fasum RB
o 12 unit rumah RB
Kabupaten Malaka
Kabupaten Alor
o 1.154 unit rumah
terdampak o 21 unit rumah RB
o 65 fasum terdampak o 106 unit rumah RS
o 6 fasum RB
Kabupaten Ngada o 1 fasum RR
o 11 fasum terdampak
o 4 unit rumah RB
o 2 unit rumah RS
o 1 fasum terdampak
C. Survivor
Bencana adalah sesuatu yang mengakibatkan suatu kerugian baik jiwa ,
material, maupun social. Setelah bencana kita di wajibkan untuk bisa
mempertahankan hidup kita apabila material dan alam telah rusak. Ada beberapa
aspekl yang harus di perhatikan pasca bencana yaitu :
Aspek psikologis (panik, takut, cemas, sepi, bingung, tertekan, bosan)
Aspek fisiologis (sakit, lapar, haus, luka, lelah)
Aspek lingkungan (panas, dingin, kering, hujan)
1. Aspek psikologis (panik, takut, cemas, sepi, bingung, tertekan, bosan)
Dampak dari bencana pasti akan meninggalkan sebuah tekanan
kejiwaan bagi korban –korbannya. Aspek ini bisa menggagu dalam proses
kelangsungan hidup mereka. Setidaknya hal yang bisa di lakukan adalah rasa
empati dari masyarakat yang tidak terkena bencana dari pemerintah sangat
penting. Akan tetapi apabila daerah bencana sulit di jangkau relawan, maka
pelatihan pasca bencana pun perlu diadakan agar mereka bisa saling
menenangkan satu sama lain.
2. Aspek fisiologis (sakit, lapar, haus, luka, lelah)
Suatu upaya untuk bertahan hidup saat bencana pasti membutuhkan
suatu pengorbanan, kerugian material pasti akan terjadi. Kelaparan , lelah ,
sakit , luka , haus pasti akan terjadi di saat pasca bencana karena dampak dari
kerusakan yang di timbulkan, apabila hal ini tidak bisa di atasi maka akan
berdampak pada kejiwaan seseorang.
3. Aspek lingkungan (panas, dingin, kering, hujan)
Disebut bencana alam karena terjadi dari alam dan menimbulkan
kerusakan alam. Maka dari itu kondisi lingkungan akan berubah setelah terjadi
lingkungan. Begitupula ada dampak yang akan di timbulkan oleh alam
(perubahan). Tergantung jenis dan sumber bencana tersebut. Ketiga aspek di
atas adalah landasan mengapa kita harus melakukan survival pasca bencana.
Survival sendiri berarti suatu upaya untuk mempertahankan diri yang identik
dengan pemanfaatan alam secara langsung dalam kondisi terdesak ( genting ).
Survival berasal dari kata survive yang berarti bertahan hidup. Survival adalah
mempertahankan hidup di alam bebas dari hambatan alam sebelum mendapat
pertolongan.
Pada kasus bencana alam ini. Menteri Sosial Tri Rismaharini
mengatakan, kebutuhan mendesak yang diperlukan para penyintas bencana
banjir bandang dan tanah longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT) berupa
makanan dan alat berat. Menurut Risma, selain kebutuhan pangan, warga yang
terdampak bencana akibat dampak Siklon Tropis Seroja itu juga membutuhkan
alat berat untuk mencari jenazah yang belum ditemukan.
Terkait alat berat, Risma mengatakan akan dicari cara agar bisa segera
dikirimkan ke lokasi bencana termasuk gergaji mesin untuk memotong pohon-
pohon yang tumbang yang menutup akses jalan utama. Kebutuhan mendesak
lainnya berupa obat-obatan karena cukup banyak korban yang luka-luka akibat
bencana tersebut.
Sampai pada Selasa, 6 April 2021 untuk data korban masih fluktuatif, ini data
yang dihimpun dari pemerintah daerah kabupaten dan provinsi dan juga dari Polri
sehingga kemungkinan ada perubahan setiap waktu. Untuk sementara korban jiwa
yang meninggal sekitar 81 orang tapi data akan berubah setiap jam dan yang masih
dalam pencarian 103 orang. Masih ada sejumlah korban hilang dan belum
ditemukan, sementara yang rusak berat baik dari Alor, kemudian Lembata dan
Adonara total jumlahnya mendekati 500 unit. Barusan pak bupati mengatakan di
Lembata rumah yang rusak berat di Lembata berjumlah 224 unit, rusak sedang 15
unit, rusak ringan 75 unit.
BAB III
KESIMPULAN
Update Korban Bencana Alam NTT (Selasa, 06 Apr 2021 10:42 WIB). Kepala Pusat
Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, menyebut berdasarkan
data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Senin (5/4/2021), pukul 23.00 WIB,
total warga meninggal dunia berjumlah 128 warga selama cuaca ekstrem berlangsung di
beberapa wilayah tersebut, dengan rincian Kabupaten Lembata 67 orang, Flores Timur 49,
dan Alor 12. Total korban hilang mencapai 72 orang, dengan rincian Kabupaten Alor 28
orang, Flores Timur 23, dan Lembata 21.
Sebanyak 2.019 kartu keluarga (KK) atau 8.424 warga mengungsi serta 1.083 KK
atau 2.683 warga lainnya terdampak. Pemerintah daerah terus memutakhirkan data dari kaji
cepat di lapangan," kata Raditya dalam keterangan tertulis, Selasa (6/4/2021).
Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan, kebutuhan mendesak yang diperlukan
para penyintas bencana banjir bandang dan tanah longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT)
berupa makanan dan alat berat. Menurut Risma, selain kebutuhan pangan, warga yang
terdampak bencana akibat dampak Siklon Tropis Seroja itu juga membutuhkan alat berat
untuk mencari jenazah yang belum ditemukan.
Terkait alat berat, Risma mengatakan akan dicari cara agar bisa segera dikirimkan ke
lokasi bencana termasuk gergaji mesin untuk memotong pohon-pohon yang tumbang yang
menutup akses jalan utama. Kebutuhan mendesak lainnya berupa obat-obatan karena cukup
banyak korban yang luka-luka akibat bencana tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
https://news.detik.com/berita/d-5521716/update-korban-bencana-alam-ntt-128-
meninggal-72-hilang diakses pada 6 april 2021
https://kabar24.bisnis.com/read/20210407/15/1378102/dua-hal-mendesak-
dibutuhkan-warga-terdampak-banjir-di-ntt diakses pada 6 april 2021