Anda di halaman 1dari 3

Prilokain

Prilokain adalah obat anestesi lokal yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit
atau efek mati rasa pada bagian tubuh tertentu untuk sementara waktu. Umumnya prilokain
digunakan untuk anestesi kulit atau rongga mulut selama penanganan masalah gigi dan
mulut.

Prilokain memiliki kemampuan mirip dengan Lidokain yaitu menghambat impuls di


membran saraf yang menyebabkan informasi rasa sakit tidak sampai ke otak atau tulang
belakang. Setelah beberapa waktu obat ini akan terdifusi dari sel saraf, menyebabkan
hilangnya hambatan dan memulihkan kembali fungsi impuls saraf dalam mengirimkan sinyal
rasa sakit.

o Ringkasan

Jenis obat Anestesi lokal

Kategori Obat keras

Kegunaan Anastesi lokal topikal pada kulit

Konsumen Dewasa dan anak-anak

Kehamilan Kategori B (boleh dengan syarat)

Cairan injeksi: 20 mg/ml. Krim: 25 mg/gr (kombinasi dengan


Sediaan Lidokain)

Merek Emla, Takipril, Topsy, Lidopril, Estesia, Dolones

o Cara Kerja
Fungsi Prilokain pada tubuh adalah mengurangi rasa sakit atau sebagai
anestesi lokal pada kulit dan jaringan mukosa. Hal ini dilakukan Prilokain dengan
berikatan pada permukaan intraseluler kanal natrium yang menyebabkan natrium sulit
masuk ke dalam sel. Akibatnya pengiriman impuls saraf yang melibatkan natrium
tidak dapat dilakukan dan menyebabkan mati rasa.
Ketika Prilokain mulai terdifusi menjauhi sel saraf maka aktivitas pengiriman
impuls rasa sakit melalui sel saraf kembali dapat dilakukan. Prilokain merupakan
anestesi lokal dengan toksisitas rendah namun jika digunakan dalam dosis tinggi
dapat meningkatkan risiko methemoglobinemia, terutama jika digunakan pada bayi.

o Indikasi
Prilokain digunakan sebagai anestesi topikal pada kulit sebelum melakukan tidakan
penyuntikan atau pembedahan. Obat ini juga digunakan untuk bius lokal pada area
gigi dan mulut sebelum operasi pencabutan gigi.

o Kontraindikasi
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui
memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:
 Orang yang memiliki riwayat hipersensitivitas/alergi terhadap
prilokain atau jenis anestesi amide lainnya.
 Pasien penderita kongenital atau idiopatik methemoglobinemia.
 Terdapat peradangan dan sepsis pada area yang akan diberikan obat
o Dosis
Dosis Prilokain untuk anestesi local
 Dosis dewasa: dalam bentuk campuran Lidokain 2,5% dan Prilokain 2,5%
untuk prosedur kecil seperti intravena kanulasi atau venapunktur, aplikasikan
2,5 gr pada area kulit seluas 20-25 cm persegi paling tidak selama 1 jam.
Untuk prosedur kulit yang lebih besar yang mengenai area kulit yang cukup
luas gunakan 2 gr per 10 cm persegi pada kulit dan biarkan selama paling
sedikit 2 jam. Untuk anestesi pada area mukosa organ genital gunakan 1 gr per
10 cm persegi pada kulit selama 15 menit.
 Dosis anak-anak: dosis sangat tergantung pada usia dan berat badan anak
 0 – 3 bulan dengan BB <5 kg maksimal 1 gr diberikan tidak lebih dari
10 cm persegi kulit dan tidak lebih dari 1 jam.
 3 – 12 bulan dengan BB >5 kg maksimal 2 gr diberikan tidak lebih dari
20 cm persegi kulit dan tidak lebih dari 4 jam.
 1 – 6 tahun BB > 10 kg maksimal 10 gr tidak lebih dari 100 cm persegi
kulit dan tidak lebih dari 4 jam.
 7 – 12 tahun BB > 20 kg maksimal 20 gr tidak lebih dari 200 cm
persegi kulit dan tidak lebih dari 4 jam.
 Dosis Lansia: perlu penyesuaian dari dosis dewasa.

o Efek Samping
Prilokain umumnya ditoleransi baik oleh tubuh. Namun, beberapa efek
samping mungkin muncul dan perlu diperhatikan. Efek samping Prilokain tersebut
meliputi:
 Hiperpigmentasi.
 Eritema.
 Gatal.
 Ruam.
 Rasa terbakar di kulit.
 Edema.
 Urtikaria.

o Peringatan :
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah
ini:
 Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika pernah mengalami reaksi
alergi saat menggunakan Prilokain atau obat anestesi golongan amide lainnya.
 Perhatian perlu diberikan pada pemberian di area kulit yang cukup luas lebih
dari dua jam.
 Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita gangguan fungsi hati berat,
pasien yang menerima obat antiaritmia golongan I dan II.
 Hindari penggunaan pada luka terbuka atau area di sekitar mata.
 Penyesuaian dosis perlu dilakukan pada pasien yang sakit parah, lemah dan
lanjut usia.
 Perhatian perlu diberikan untuk penggunaan pada ibu hamil atau menyusui.

o Interaksi Obat :
Hati-hati saat menggunakan Prilokain bersamaan dengan obat lain. Interaksi
dapat terjadi antara Prilokain dengan obat-obat berikut:
 Obat yang menyebabkan methemoglobinaemia, meningkatkan risiko
toksisitas.
 Antiaritmia kelas III (amiodaron, sotalol), dapat memicu efek samping pada
jantung.
 Antiaritmia kelas I, efek toksik dapat berubah menjadi aditif.

Anda mungkin juga menyukai