Anda di halaman 1dari 16

Studi Kasus KGD

Nama : Magdalena Oktari Samangun


KASUS 11
Seorang pasien laki-laki usia 22 thn, masuk UGD dengan sesak napas
berat (RR: 38 x/menit), PaO2 menurun (PaO2: 75 mmHg) dan PCO2
meningkat (PaCO2: 54 mmHg), terdapat fraktur pada Costae 3,4,5 yang
berbentuk segmen, kondisi ini terjadi akibat KLL sepeda motor.
Tutor Guide
1. Melihat tanda dan gejala yang dirasakan pasien diatas apakah kemungkinan diagnose medis pasien
tersebut?
2. Jika anda sudah menentukan diagnose pasti pasien tersebut, apakah yang dimaksud dengan
diagnose medis tersebut (pengertiannya)?.
3. Bagaimanakah mekanisme terjadinya PaO2 menurun dan PCO2 meningkat tersebut?
4. Guna menegakkan diagnose medis pasti pasien tersebut pemeriksaan penunjang apakah yang
harus dilakukan dan bagaimana hasilnya?
5. Tataklaksana medis apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah pasien tersebut dan
bagaimana caranya?
6. Bila masalah pasien tersebut tidak segera diatasi kemungkinan buruk apa yang akan terjadi?
7. Selain tanda dan gejala yang ada pasien tersebut, Data tanda dan gejala apalagi yang perlu anda
tambahkan guna menegakkan diagnose keperawatan yang akan mucul pada pasien tersebut?
8. Apakah diagnosa keperawatan yang paling utama pada pasien tersebut?
9. Apakah intervensi keperawatan mandiri dan kolaborasi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah prioritasnya?
1. Melihat tanda dan gejala yang dirasakan pasien diatas apakah
kemungkinan diagnose medis pasien tersebut?

Jawaban :
Diagnosa Medis Flail Chest
2. Jika anda sudah menentukan diagnose pasti pasien tersebut,
apakah yang dimaksud dengan diagnose medis tersebut
(pengertiannya)?.
Flail Chest adalah area toraks yang “melayang” (flail) oleh sebab adanya
fraktur iga multipel berturutan = 3 iga , dan memiliki garis fraktur = 2
(segmented) pada tiap iganya. Akibatnya terbentuk area “flail” yang akan
bergerak paradoksal (kebalikan) dari gerakan mekanik pernapasan dinding
dada.
flail chest adalah kondisi dimana tulang iga patah pada 2 tempat pada
lebih dari 2 iga sehingga ada satu segmen dinding dadayang tidak ikut pada
pernafasan. Pada ekspirasi segmen akan menonjol keluar pada inspirasi
justru masuk ke dalam yang di kenal dengan pernafasan paradoksal
3. Bagaimanakah mekanisme terjadinya PaO2 menurun
dan PCO2 meningkat tersebut?
Jawaban :
Gagal napas hiperkapnia karna kadar PCO2 yang cukup tinggi dalam
alveolus menyebabkan pO2 alveolus dari arteri turun. Hal tersebut
dapat disebabkan oleh gangguan di dinding dada, otot pernapasan,
atau batang otak.
4. Guna menegakkan diagnose medis pasti pasien tersebut
pemeriksaan penunjang apakah yang harus dilakukan dan
bagaimana hasilnya?
Jawaban :
Pemeriksaan laboratorium secara umum tidak begitu berguna
untukmengevaluasi pada kasus trauma toraks. Pemeriksaan urinalisis
pada kasus patahtulang costa bagian bawah diindikasikan pada trauma
ginjal. Tes fungsi paru sepertianalisa gas darah digunakan untuk
mengetahui adanya kontusio paru tetapi bukan pemeriksaan untuk
patah tulang toraks itu sendiri.
1. Radiologi
Pemeriksaan pertama pada pasien adalah foto polos toraks. X-ray
hanyamembutuhkan sedikit waktu sesudah terjadinya cedera. Deteksi
dini adanyakontusio paru, hematom, laserasi sangat penting untuk
mengetahui kelainan patologis dan perencanaan perawatan. Angka
kematian dapat diturunkan dengankerja sama antara radiologis dengan
dokter emergensi.
2. Foto Toraks
Pemeriksaan foto toraks sangat berguna untuk mengetahui cedera
lainnyaseperti adanya hemotoraks, pneumotoraks, kontusio paru,
atelektasis, pneumoniadan cedera pembuluh darah. Adanya patah
tulang sternum dan skapula dapatmenjadi kecurigaan adanya patah
tulang costa. Cedera aorta tampak ada pelebaran> 8 cm dari
mediastinum pada bagian atas kanan dari hasil foto polos toraks
3. Computed Tomography (CT)
ScanCT scan toraks lebih sensitif daripada foto polos toraks untuk
mengetahuifraktur costa. Jika dicurigai adanya komplikasi dari fraktur
costa pada pemeriksaanfoto polos toraks, CT scan toraks dapat
dilakukan untuk mengetahui cedera yangspesifik sehingga dapat
membantu penanganan selanjutnya. Foto polos toraks dapatmenjadi
tidak efektif pada beberapa kondisi sehingga diperlukan CT scan
toraksyang dapat mencegah dari kondisi yang serius
4. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
MRI bisa digunakan untuk melihat jaringan lunak dan organ di sekitar
tulangcosta untuk mengetahui apakah ada kerusakan. Ini juga bisa
membantu dalammendeteksi fraktur tulang rusuk yang lebih halus. MRI
menggunakan gelombangmagnet yang kuat untuk menghasilkan
gambar cross-sectional.
5. Tataklaksana medis apa yang harus dilakukan untuk
mengatasi masalah pasien tersebut dan bagaimana caranya?

1. Anamnesa
2. Lakukan inspeksi, paplpasi, perkusi, auskultasi
3. Lakukan pemeriksaan tekanan darah
4. Lakukan pemasangan infus
5. Periksa kesadaran
6. Pemeriksaan sirkulasi perifer
7. Kalau perlu intubasi bantuan
8. Lakukan foto thorax AP kalau keadaan memungkinkan
9. Pemeriksaan darah lengkap dan AGD
6. Bila masalah pasien tersebut tidak segera diatasi kemungkinan
buruk apa yang akan terjadi?

Jawaban :

Bisa terjadi syok dan gagal napas


7. Selain tanda dan gejala yang ada pasien tersebut,Data tanda
dan gejala apalagi yang perlu anda tambahkan guna
menegakkan diagnose keperawatan yang akan mucul pada
pasien tersebut?
Jawaban :
1. Hasil ph darah
2. PQRST pada nyeri
3. Hasil foto thorax AP
4. Saturasi O2
5. Oraksentesis : menyatakan darah/cairan
8. Apakah diagnosa keperawatan yang paling utama pada pasien
tersebut?

Jawaban :

Pola napas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru yang tidak
maksimal karena trauma
9. Apakah intervensi keperawatan mandiri dan kolaborasi yang dapat
dilakukan untuk mengatasi masalah prioritasnya?
Jawaban :
1. Berikan posisi nyaman
2. Lakukan ttv
3. Pertahankan perilaku tenang bantu pasien untuk kontrol diri dengan menggunakan
pernapasan lebih lambat dan dalam
4. Perhatikan alat bullow drainase berfungsi baik
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk :
- Pemberian antibiotika
- Pemberian analgetika
- Fisioterapi dada
- Konsul poto toraks

Anda mungkin juga menyukai