ANTIINFEKSI
1) Eritromisin
•Indikasi: sebagai alternatif untuk pasien yang alergi penisilin
untuk pengobatan enteritis campylobacter, pneumonia,
penyakit legionnaire, sifilis, uretritis non gonokokus, prostatitis
kronik, acne vulgaris, dan profilaksis difteri dan pertusis.
•Dosis oral 250-500 mg setiap 6 jam. Anak, oral 30-50
m/kg/hari dalam dosis terbagi (setiap 6 jam).
2) Azitromisin
• Indikasi: infeksi saluran napas, otitis media, infeksi Chlamidia
daerah genital tanpa komplikasi.
• Dosis : 1 dd 500 mg 1 jam ac atau 2 jam pc selama 3 hari.
7. Polipeptida
• Kelompok ini terdiri dari polimiksin B, polimiksin E (= kolistin),
basitrasin dan gramisidin.
• Polimiksin hanya aktif terhadap basil Gram-negatif termasuk
Pseudomonas, basitrasin dan gramisidin aktif terhadap
bakteri Gram positif.
• Khasiatnya berupa bakterisid berdasarkan aktivitas
permukaannya (surface-active agent) dan kemampuannya
untuk melekatkan diri pada membran sel bakteri,
• Polimiksin B sulfat digunakan untuk mengatasi infeksi telinga.
8. Golongan Antimikobakterium
• Golongan antibiotika ini aktif terhadap kuman mikobakterium.
• Termasuk di sini adalah obat-obat antituberculosis seperti
isoniazid (INH), rifampisisn, ethambutol, pirazinamid dan obat
lepra, seperti dapson.
OBAT TUBERKULOSTATIKA
A. PENGERTIAN
• Tuberkulosis atau TB adalah penyakit menular yang paling
sering terjadi di paru yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis. Penyakit TB tersebar diseluruh dunia.
• Penyakit ini ditularkan dari orang ke orang terutama melalui
saluran pernafasan, lewat percikan dahak (droplet infection).
• Penularan perlu diwaspadai dengan mengambil tindakan-
tindakan pencegahan, salah satu diantaranya adalah batuk
dan bersin sambil menutup hidung.
• Obat anti TB (OAT) dibagi menjadi dua:
– obat pilihan pertama (first line) yang terdiri dari isoniazid,
rifampisisn, pyrazinamid, ethambutol dan streptomicin
– second line terdiri atas para aminosalisilat acid (PAS),
kanamicin, ciprofloxacin dimana kelompok ini tidak
seefektif obat first line.