Anda di halaman 1dari 20

Tujuan Tindakan Hemodialisis

1. Mengembalikan keseimbangan cairan intraseluler dan


ekstraseluler yang terganggu akibat dari fungsi ginjal
yang rusak (Himmelfarb & Ikizler, 2010)
2. Membersihkan nitrogen sebagai sampah hasil
metabolisme, membuang kelebihan cairan, mengoreksi
elektrolit dan memperbaiki gangguan keseimbangan basa
pada penderita PGK (Levy, dkk., 2004).
3. Hemodialisis tidak mengatasi gangguan kardiovaskuler
dan endokrin pada penderita PGK.
Prinsip dalam Proses Hemodialisa
Secara sederhana proses dialisis hanya memompa darah dan
dializat melalui membran dializer (Levy,dkk., 2004)
Komponen Hemodialisa
a. Mesin Hemodialisa
b. Ginjal Buatan (dialyzer)
c. Dialysate
d. Blood Line (BL) atau
Saluran Darah
e. Fistula Needles
Monitoring HD
Monitoring HD
Indikasi Hemodialisis pada pasien GnGA
 Oliguria (output urin <200 cc per 12 jam)
 Anuria/oliguria berat (output urin < 50 cc per 12 jam)
 Hiperkalemia (K+ > 6,5 mmol/L)
 Asidosis berat (pH< 7,1)
 Azotemia (urea > 30 mmol/liter)
 Gejala klinik berat (terutama edema paru)
 Ensefalopati uremik
 Perikarditis uremik
 Neuropati/miopati uremik
 Disnatremia berat(Na >160atau <115 mmol/L)
 Hipertermia/hipotermia
 Overdosis obat -obatan yang terdialisis jika kadar asam
urat<15 mg/dl
Antikoagulasi

 Diperlukan antikoagulan dalam dialisis agar tidak terjadi


koagulasi diluar tubuh.
 Heparinisasi konvensional : Menggunakan reguler
heparin intra vena ,dosis inisial 1500-3000 IU (25-30
IU/kg BB) dilanjutkan dengan 1000-2500 IU/kgBB per jam
secara kontinyu.
 Bila ada tanda perdarahan , diberikan dosis rendah 20-
25 IU/kgBB (inisial dose) dilanjutkan 0-500 IU per 30
menit atau tanpa heparin (diberikan NaCl 0,9% 50-100 cc
setiap 30 menit sebelum dializer)
Akses vascular
Akses temporer:
dibutuhkan untuk rentang waktu yang tidak terlalu lama
(beberapa jam - bulan)
dilakukan dengan melakukan insersi kateter
perkutaneus kedalam vena besar (vena jugularis
interna, femoralis, subklavia)
Akses permanen
dibutuhkan untuk waktu yang lebih lama (bulan -
tahun)
termasuk anastomosis subkutan dari arteri ke vena
(fistula arteriovenosa) dan penempatan suatu tabung
graft antara arteri dan vena
KANULA MELALUI VENA PERKUTANEUS

Merupakan akses temporer


yang paling sering
digunakan :
 Kanula lumen tunggal :
 memakai pipa
berbentuk Y.
 darah bergantian masuk
dan keluar mesin dialisis
(dilengkapi timer dan
klep)

 Kanula lumen ganda :


 Terdapat sekat pemisah
didalam kanula
FISTULA ARTERIOVENOSA
Antisipasi kebutuhan akan fistula :
 Minimalisasi menusuk pembuluh darah pada
lengan non dominan pada pasien GGK
 Fistula AV dikerjakan 2 - 6 bulan sebelum HD
 Pada pasien CAPD (contineus Ambulatory
Peritoneum Dyalisis) perlu dilakukan fistula AV
Serat dialyzers
Terdiri dari beribu-ribu
serat halus yg mirip
dengan struktur kapiler
manusia
Tipe membran
Cellulose
Substituted cellulose
Synthetic
Adekuasi Dialisis
Ada dua cara untuk mengukur efektivitas proses
HD, yang dijalani pasien GGT, yaitu dengan
menghitung
Tingkat pengurangan urea (URR, urea
reduction rate)
Tingkat pengurangan urea dari tiap volume
cairan tubuh pasien selama HD (biasa disebut
dengan tingkat Kt/V).
Komplikasi selama dialysis
Sering Jarang tapi serius
Hypotensi(20-50%) Dialysis disequilibrium
Kram otot(5-20%) sindrom
Mual (5-15%) Arrhythmia
Sakit kepala (5%) Perdarahan intrakranial
Gatal (5%) Hemolisis
Nyeri dada/punggung
Emboli Udara
(2-5%)
Demam dan
menggigil(<1%)
Manajemen hipotensi intradialisis
Posisis Trendelenberg
Bolus of 0.9% saline
Turunkan UFR
Albumin, mannitol, hypertonic saline dapat digunakan
sebagai alternative
Dialysis disequilibrium syndrome

Gejala neurologiscerebral edema


Gejala dini
Headache, mual, disorientasi, lemas,penglihatan
kabur
Gejala lanjut
Bingung, kejang, coma, dan kematian
Pencegahan
Inisial dialysis dimulai dosis kecil, tapi sering
diulang
Komplikasi serius dialisis
 Arithmia
Terutama pada pasien yg menggunakan Digoxin
 Perdarahan intrakranial
Didasari adanya CVD karena pemakaian heparin
 Hemolisis
Berhubungan dengan obstruction aliran darah dan problem
dialysis solutions
 Emboli Udara
Masuk ke system vena otak
Masuk ke ventricle kiri
Nutrisi pada Pasien Hemodialisis

Nutrien yang diberikan sbb:


 Energi: 35 kkal/kg/hr. Pada CAPD energi dari cairan dialisat
diperhitungkan
 Protein: 1-1,2 g/kg/hr (HD), 1,3 g/kg/hr (CAPD) (50% dari protein bernilai
biologis tinggi)
 Karbohidrat: 55-60% dari total kalori
 Lemak: 30% dari total kalori
 Air: jumlah urin 24 jam + 500 mL (kenaikan BB diantara waktu HD <5%
BB kering). Pada CAPD air disesuaikan dengan jumlah dialisat yang keluar
 Natrium: individual, umumnya dibatasi 3-5 g NaCl/hr
 Kalium: pada keadaan hiperkalemia asupan kalium dari buahbuahan
dibatasi
 Ca dan P: Ca 1000 mg/hr, P 17 mg/hr. Pengikat P diberikan jika kadar P di
atas nilai normal
 Evaluasi status gizi dinilai tiap 6 bulan melalui pemeriksaan lab.,
antropometri, SGA

Anda mungkin juga menyukai