Anda di halaman 1dari 11

Senjata Nuklir

Aman Abdul Rohman


Ima Ismatul Maula
Luthfi Nurfalah
Windi Nurjanah
PENGERTIAN
Senjata nuklir adalah senjata yang mendapat tenaga
dari reaksi nuklir dan mempunyai daya pemusnah
yang dahsyat - sebuah bom nuklir mampu
memusnahkan sebuah kota.
Senjata nuklir dapat dilancarkan melalui berbagai cara,
seperti melalui pesawat pengebom, peluru kendali, 
peluru kendali balistik, dan 
Peluru kendali balistik jarak benua.
Senjata nuklir telah digunakan hanya dua kali dalam
pertempuran - semasa Perang Dunia II oleh 
Amerika Serikat terhadap kota-kota Jepang, Nagasaki.
Pada masa itu daya ledak bom nuklir yang dijatuhkan di 
Hiroshima dan Nagasaki sebesar 20 kilo (ribuan) ton TNT.
Sedangkan bom nuklir sekarang ini berdaya ledak lebih
dari 70 mega (jutaan) ton TNT
Negara pemilik senjata nuklir yang dikonfirmasi adalah 
Amerika Serikat, Rusia, Britania Raya, Prancis, 
Republik Rakyat Tiongkok, India, Korea Utara dan 
Pakistan. Selain itu, negara Israel dipercayai mempunyai
senjata nuklir, walaupun tidak diuji dan Israel enggan
mengkonfirmasi apakah memiliki senjata nuklir ataupun
tidak..
TOKOH
Julius Robert Oppenheimer (1904-1967) dikenal sebagai
ahli fisika dari Amerika Serikat. Robert juga merupakan
salah satu tokoh Proyek Manhattan selama Perang Dunia II
 yang bertugas untuk memproduksi bom atom pertama.[1]
Dilahirkan di New York, New York dan belajar di Harvard, 
Cambridge, dan Goettingen. Ia menerima gelar Ph.D. pada 
1927 dibimbing Max Born di Gottingen yang saat itu
merupakan pusat pengembangan mekanika kuantum. 2
tahun kemudian membangun sekolah fisika teoretis di 
Institut Teknologi California dan di Berkeley secara bergilir.
Julius Robert Oppenheimer
TIPE SENJATA NUKLIR
Senjata nuklir mempunyai dua tipe dasar. Tipe pertama
menghasilkan energi ledakannya hanya dari proses reaksi fisi.
Senjata tipe ini secara umum dinamai bom atom (atomic bomb, A-
bombs). Energinya hanya diproduksi dari inti atom.
Pada senjata tipe fisi, masa fissile material (uranium yang
diperkaya atau plutonium) dirancang mencapai supercritical
mass - jumlah massa yang diperlukan untuk membentuk reaksi
rantai- dengan menabrakkan sebutir bahan sub-critical terhadap
butiran lainnya (metode gun), atau dengan memampatkan
bulatan bahan sub-critical menggunakan bahan peledak kimia
sehingga mencapai tingkat kepadatan beberapa kali lipat dari
nilai semula. Metode implosion, metode yang kedua dianggap
lebih canggih dibandingkan yang pertama. Dan juga penggunaan
plutonium sebagai bahan fisil hanya bisa di metode kedua.
Tantangan utama di semua desain senjata nuklir adalah untuk
memastikan sebanyak mungkin bahan bakar fisi terkonsumsi sebelum
senjata itu hancur. Jumlah energi yang dilepaskan oleh pembelahan
bom dapat berkisar dari sekitar satu ton TNT ke sekitar 500.000 ton
(500 kilotons) dari TNT.

Tipe kedua memproduksi sebagian besar energinya melalui reaksi 


fusi nuklir. Senjata jenis ini disebut senjata termonuklir atau bom
hidrogen (disingkat sebagai bom-H), karena tipe ini didasari proses fusi
nuklir yang menggabungkan isotop-isotop hidrogen (deuterium dan
tritium). Meski, semua senjata tipe ini mendapatkan kebanyakan
energinya dari proses fisi (termasuk fisi yang dihasilkan karena induksi 
neutron dari hasil reaksi fusi.) Tidak seperti tipe senjata fisi, senjata fusi
tidak memiliki batasan besarnya energi yang dapat dihasilkan dari
sebuah sejata termonuklir.
Senjata termonuklir bisa berfungsi dengan melalui sebuah bomb fisi
yang kemudian memampatkan dan memanasi bahan fisi. Pada desain
Teller-Ulam, yang mencakup semua senjata termonuklir multi
megaton, metode ini dicapai dengan meletakkan sebuah bomb fisi dan
bahan bakar fusi (deuterium atau lithium deuteride) pada jarak
berdekatan di dalam sebuah wadah khusus yang dapat memantulkan
radiasi. Setelah bomb fisi didetonasi, pancaran sinar gamma dan 
sinar X yang dihasilkan memampatkan bahan fusi, yang kemudian
memanasinya ke suhu termonuklir. Reaksi fusi yang dihasilkan,
selanjutnya memproduksi neutron berkecepatan tinggi yang sangat
banyak, yang kemudian menimbulkan pembelahan nuklir pada bahan
yang biasanya tidak rawan pembelahan, sebagai contoh depleted
uranium. Setiap komponen pada design ini disebut stage (atau tahap).

Tahap pertama pembelahan atom bom adalah primer dan fusi wadah
kapsul adalah tahap sekunder. Di dalam bom-bom hidrogen besar,
kira-kira separuh dari yield dan sebagian besar nuklir fallout, berasal
pada tahapan fisi depleted uranium. Dengan merangkai beberapa
tahap-tahap yang berisi bahan bakar fusi yang lebih besar dari tahap
sebelumnya, senjata termonuklir bisa mencapai yield tak terbatas.
Ada juga tipe senjata nuklir lain, sebagai contoh boosted fission weapon,
yang merupakan senjata fisi yang memperbesar yield-nya dengan sedikit
menggunakan reaksi fisi. Tetapi fisi ini bukan berasal dari bom fusi. Pada
tipe boosted bom, neutron-neutron yang dihasilkan oleh reaksi fusi terutama
berfungsi untuk meningkatkan efisiensi bomb fisi. contoh senjata didesain
untuk keperluan khusus; bomb neutron adalah senjata termonuklir yang
menghasilkan ledakan relatif kecil, tetapi dengan jumlah radiasi neutron
yang banyak. Meledaknya senjata nuklir ini diikuti dengan pancaran radiasi
neutron. Senjata jenis ini, secara teori bisa digunakan untuk membawa
korban yang tinggi tanpa menghancurkan infrastruktur dan hanya
membuat fallout yang kecil. Membubuhi senjata nuklir dengan bahan
tertentu (sebagain contoh kobalt atau emas) menghasilkan senjata yang
dinamai salted bomb. Senjata jenis ini menghasilkan kontaminasi radioaktif
yang sangat tinggi. Sebagian besar variasi di disain senjata nuklir terletak
pada beda yield'" untuk berbagai keperluan, dan untuk mencapai ukuran fisik
yang sekecil mungkin.
UJI COBA PERTAMA
Rencana untuk membuat bom uranium oleh negara-negara Sekutu dimulai
sejak tahun 1939 ketika Albert Einstein menulis surat kepada Presiden AS
Franklin D. Roosevelt dan menyampaikan teori bahwa reaksi rantai nuklir
yang tidak terkontrol memiliki potensi besar untuk dijadikan senjata
pembunuh massal. Pada 1940, pemerintah AS menyetujui dana sebesar 6.000
dolar untuk membiayai pembuatan bom atom itu. Proyek yang disebut
sebagai proyek Manhattan itu akhirnya mencapai hasil lima tahun kemudian
dengan dana yang membengkak hingga dua juta dolar. Bom akan dijatuhkan
kepada Jerman. Namun, karena Jerman telah menyerah dalam Perang Dunia
II, pada Agustus 1945 Jepang menjadi korban dari serangan bom atom
generasi pertama tersebut.
CARA MEMBUAT SENJATA NUKLIR

Anda mungkin juga menyukai