Anda di halaman 1dari 14

BAB III Aplikasi Teknologi Nukir Pada Bidang Militer

3.1 Senjata Nuklir

Senjata Nuklir adalah senjata yang mendapat tenaga dari reaksi nuklir dan mempunyai
daya pemusnah yang dahsyat - sebuah bom nuklir mampu memusnahkan sebuah kota. Senjata
nuklir telah digunakan hanya dua kali dalam pertempuran - semasa Perang Dunia
II oleh Amerika Serikat terhadap kota-kota Jepang, Nagasaki.Pada masa itu daya ledak bom
nuklir yg dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki sebesar 20 kilo(ribuan) ton TNT. Sedangkan
bom nuklir saat ini berdaya ledak lebih dari 70 mega (jutaan) ton TNT

Negara pemilik senjata nuklir yang dikonfirmasi adalah Amerika Serikat, Rusia, Britania
Raya (Inggris), Prancis, Republik Rakyat Tiongkok, India, Korea Utara dan Pakistan. Selain itu,
negara Israel dipercayai mempunyai senjata nuklir, walaupun tidak diuji dan Israel enggan
mengkonfirmasi apakah memiliki senjata nuklir ataupun tidak. Lihat daftar negara dengan
senjata nuklir lebih lanjut.

Fat man, bom nuklir plutonium yang dijatuhkan pada 9 Agustus 1945 di Nagasaki.
Senjata nuklir kini dapat dilancarkan melalui berbagai cara, seperti melalui pesawat
pengebom, peluru kendali, peluru kendali balistik, dan Peluru kendali balistik jarak benua.
Tipe senjata nuklir

Dua tipe desain dasar


Senjata nuklir mempunyai dua tipe dasar. Tipe pertama menghasilkan energi ledakannya
hanya dari proses reaksi fisi. Senjata tipe ini secara umum dinamai bom atom (atomic bomb, A-
bombs). Energinya hanya diproduksi dari inti atom.
Pada senjata tipe fisi, masa fissile material (uranium yang diperkaya atau plutonium)
dirancang mencapai supercritical mass - jumlah massa yang diperlukan untuk membentuk reaksi
rantai- dengan menabrakkan sebutir bahan sub-critical terhadap butiran lainnya (the "gun"
method), atau dengan memampatkan bulatan bahan sub-critical menggunakan bahan peledak
kimia sehingga mencapai tingkat kepadatan beberapa kali lipat dari nilai semula. (the
"implosion" method). Metode yang kedua dianggap lebih canggih dibandingkan yang pertama.
Dan juga penggunaan plutonium sebagai bahan fisil hanya bisa di metode kedua.
Tantangan utama di semua desain senjata nuklir adalah untuk memastikan sebanyak
mungkin bahan bakar fisi terkonsumsi sebelum senjata itu hancur. Jumlah energi yang
dilepaskan oleh pembelahan bom dapat berkisar dari sekitar satu ton TNT ke sekitar 500.000 ton
(500 kilotons) dari TNT.
Senjata termonuklir bisa berfungsi dengan melalui sebuah bomb fisi yang kemudian
memampatkan dan memanasi bahan fisi. Pada desain Teller-Ulam, yang mencakup semua
senjata termonuklir multi megaton, metode ini dicapai dengan meletakkan sebuah bomb fisi dan
bahan bakar fusi (deuterium atau lithium deuteride) pada jarak berdekatan di dalam sebuah
wadah khusus yang dapat memantulkan radiasi. Setelah bomb fisi didetonasi, pancaran sinar
gamma and sinar X yang dihasilkan memampatkan bahan fusi, yang kemudian memanasinya ke
suhu termonuklir. Reaksi fusi yang dihasilkan, selanjutnya memproduksi neutron berkecepatan
tinggi yang sangat banyak, yang kemudian menimbulkan pembelahan nuklir pada bahan yang
biasanya tidak rawan pembelahan, sebagai contoh depleted uranium. Setiap komponen pada
design ini disebut "stage" (atau tahap). Tahap pertama pembelahan atom bom adalah primer dan
fusi wadah kapsul adalah tahap sekunder.
Di dalam bom-bom hidrogen besar, kira-kira separuh dari 'yield' dan sebagian besar
nuklir fallout, berasal pada tahapan fisi depleted uranium. Dengan merangkai beberapa tahap-
tahap yang berisi bahan bakar fusi yang lebih besar dari tahap sebelumnya, senjata termonuklir
bisa mencapai "yield" tak terbatas. Senjata terbesar yang pernah diledakan (the Tsar Bomba dari
USSR) merilis energi setara lebih dari 50 juta ton (50 megaton) TNT. Hampir semua senjata
termonuklir adalah lebih kecil dibandingkan senjata tersebut, terutama karena kendala praktis
seperti perlunya ukuran sekecil ruang dan batasan berat yang bisa di dapatkan pada ujung kepala
roket dan misil.
Ada juga tipe senjata nuklir lain, sebagai contoh boosted fission weapon, yang
merupakan senjata fisi yang memperbesar 'yield'-nya dengan sedikit menggunakan reaksi fisi.
Tetapi fisi ini bukan berasal dari bom fusi. Pada tipe 'boosted bom', neutron-neutron yang
dihasilkan oleh reaksi fusi terutama berfungsi untuk meningkatkan efisiensi bomb fisi. contoh
senjata didesain untuk keperluan khusus; bomb neutron adalah senjata termonuklir yang
menghasilkan ledakan relatif kecil, tetapi dengan jumlah radiasi neutron yang banyak.
Meledaknya senjata nuklir ini diikuti dengan pancaran radiasi neutron. Senjata jenis ini, secara
teori bisa digunakan untuk membawa korban yang tinggi tanpa menghancurkan infrastruktur dan
hanya membuat fallout yang kecil. Membubuhi senjata nuklir dengan bahan tertentu (sebagain
contoh cobalt atau emas) menghasilkan senjata yang dinamai "salted bomb". Senjata jenis ini
menghasilkan kontaminasi radioactive yang sangat tinggi. Sebagian besar variasi di disain
senjata nuklir terletak pada beda "yield" untuk berbagai keperluan, dan untuk mencapai ukuran
fisik yang sekecil mungkin.

Negara-negara yang pernah memiliki program nuklir

Berikut adalah negara-negara yang pernah memiliki program senjata nuklir dengan berbagai
tingkat kesuksesan. Negara-negara tersebut sekarang ini tidak lagi mengembangkan atau
memiliki program nuklir. Semua negara yang ada di bawah ini telah menandatangani Perjanjian
Nonproliferasi Nuklir.

 Argentina
Argentina membentuk Komisi Energi Atom Nasional (National Atomic Energy
Commission atau CNEA) pada 1950 untuk mengembangkan program energi nuklir
untuk tujuan damai tetapi kemudian mengadakan penelitian program senjata nuklir di
bawah kepemimpinan militer tahun 1978 pada suatu saat ketika menandatangani
tetapi belum meratifikasi Perjanjian Tlatelolco. Program ini kemudian ditinggalkan
setelah proses demokrasi pada 1983. Beberapa laporan tidak resmi dan intelijen AS
kemudian melaporkan bahwa Argentina meneruskan beberapa jenis program senjata
nuklir pada 1980-an (salah satunya adalah uji coba membuat sebuah kapal selam
nuklir), terutama dikarenakan rivalitas dengan Brasil, tetapi akhirnya program
tersebut dibatalkan. Pada awal 1990-an, Argentina dan Brasil membentuk sebuah
badan inspeksi bilateral bertujuan untuk melakukan verifikasi kegiatan kedua negara
dalam penggunaan energi nuklir dengan tujuan damai. Argentina
menandatangani Perjanjian Nonproliferasi Nuklir pada 10 Februari 1995.
 Australia
Setelah Perang Dunia II, kebijakan pertahanan Australia membentuk kerjasama
pengembangan senjata nuklir dengan Britania Raya. Australia menyediakan uranium,
wilayah untuk uji coba senjata dan roket, serta ilmuwan. Canberra juga secara aktif
terlibat dalam program peluru kendali Blue Streak. Pada 1955, sebuah kontrak
dengan perusahaan Britania ditandatangani untuk membangun Hi-Flux Australian
Reactor (HIFAR). HIFAR dianggap sebagai langkah pertama dari rencana untuk
membangun reaktor yang lebih besar yang berkemampuan untuk memproduksi
plutonium yang lebih banyak bagi kebutuhan senjata nuklir. Ambisi nuklir Australia
akhirnya ditinggalkan pada 1960-an. Australia kemudian menandatangani NPT pada
1970 dan meratifikasinya pada 1973.
 Brasil
Rejim militer Brasil membentuk program penelitian senjata nuklir (dengan
kode "Solimões") pada tahun 1978, walaupun telah meratifikasi Perjanjian
Tlatelolco pada 1968. Program tersebut kemudian ditinggalkan ketika sebuah
pemerintahan terpilih berkuasa pada 1985. Pada 13 Juli 1998 Presiden Fernando
Henrique Cardoso menandatangani dan meratifikasi Perjanjian Nonproliferasi Nuklir
dan Traktat Pelarangan Ujicoba Nuklir Komprehensif, mengakhiri ambisi senjata
nuklir Brasil.
 Mesir
Mesir pernah memiliki program senjata nuklir antara 1954 dan 1967. Mesir
menandatangani NPT.
 Jerman
Selama Perang Dunia II, Jerman di bawah kekuasaan Nazi, mengadakan
penelitian untuk pengembangan senjata nuklir, akan tetapi tidak didukung sejumlah
sumber daya, program tersebut akhirnya ditemukan masih jauh dari keberhasilan
ketika Perang Dunia II selesai. Fasilitas penelitiannya juga disabotase oleh mata-mata
Britania dan Norwegia sehingga menghambat penelitian Jerman. (lihat Sabotase air
berat Norwegia). Sejarawan Rainer Karlsch, dalam bukunya tahun 2005 yang
berjudul Hitlers Bombe, menceritakan bahwa Nazi telah mengadakan sebuah uji coba
bom atom di Thuringia dalam tahun terakhir perang yang kemungkinan adalah
berupa senjata radiologi dan bukan sebuah senjata fisi. (Baca pula: Proyek energi
nuklir Jerman).
 Irak
Irak telah menandatangani Perjanjian Nonproliferasi Nuklir. Mereka memiliki
sebuah program riset senjata nuklir pada 1970-an sampai 1980-an.
Pada 1981, Israel menghancurkan reaktor nuklir Irak Osiraq. Tahun 1996, Hans
Blix melaporkan bahwa Irak telah melucuti atau menghancurkan semua kemampuan
nuklir mereka. Tahun 2003, sebuah koalisi multinasional yang dipimpin oleh
Amerika Serikat menginvasi Irak berdasarkan laporan intelijen yang melaporkan
bahwa Irak memiliki senjata yang dilarang oleh Dewan Keamanan PBB. Karena Irak
menolak untuk bekerja sama dengan inspeksi PBB, Irak dicurigai oleh banyak
anggota Dewan Keamanan PBB memiliki program nuklir. Akan tetapi, tahun
2004, Laporan Duelfer menyimpulkan bahwa program nuklir Irak telah ditutup pada
1991.
 Kerajaan Jepang
Jepang pernah mengadakan penelitian senjata nuklir selama Perang Dunia II
walaupun tidak kurang banyak mengalami kemajuan. (lihat program senjata nuklir
Jepang). Jepang menandatangani Perjanjian Nonproliferasi Nuklir. Belum ada bukti
yang mengindikasikan Jepang mengembangkan program senjata nuklir walaupun
secara kemampuan teknologi, Jepang dianggap mampu mengembangkan senjata
nuklir dalam waktu singkat. Konstitusi Jepang melarang pembuatan senjata nuklir
selain itu Jepang telah aktif mempromosikan perjanjian nonproliferasi nuklir.
Beberapa kecurigaan muncul bahwa senjata nuklir mungkin berada dalam pangkalan
Amerika Serikat yang berada di Jepang.
 Libya
menandatangani Perjanjian Nonproliferasi Nuklir. Pada 19 Desember 2003,
setelah invasi ke Irak yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan pencegahan
pengiriman suku cadang yang dirancang Pakistan yang dikirim dari Malaysia (bagian
dari jaringan proliferasi A. Q. Khan, Libya mengakui memiliki sebuah program
senjata nuklir dan secara sekaligus juga mengumumkan maksud mereka untuk
mengakhirinya serta melucuti semua senjata pemusnah massal untuk diverifikasi oleh
tim inspeksi tanpa syarat.
 Polandia
Riset nuklir di Polandia dimulai pada awal 1960-an, ketika tercapainya reaksi fisi
nuklir terkontrol pertama pada akhir 1960-an. Pada 1980-an, riset difokuskan pada
pengembangan reaksi mikro-nuklir di bawah kontrol militer. Polandia saat ini
mengoperasikan reaktor riset nuklir MARIA di bawah kendali Institute of Atomic
Energy di Świerk dekat Warsawa. Polandia telah menandatangani Perjanjian
Nonproliferasi Nuklir dan secara resmi mengumumkan tidak memiliki senjata nuklir.
 Rumania
menandatangani Perjanjian Nonproliferasi Nuklir pada 1970. Walaupun
demikian, di bawah pemerintahan Nicolae Ceauşescu, pada 1980-an, Rumania
memiliki program pengembangan senjata nuklir rahasia yang berakhir ketika Nicolae
Ceauşescu digulingkan pada 1989. Sekarang ini Rumania mengoperasikan sebuah
pembangkit listrik tenaga nuklir dengan dua buah reaktor yang dibangun dengan
bantuan Kanada. Rumania juga memiliki fasilitas penambangan dan pengayaan
uraniumnya sendiri untuk pembangkit listrik dan sebuah program riset.
 Korea Selatan
memulai program senjata nuklirnya pada awal 1970-an, yang diperkirakan
ditinggalkan ketika Korea Selatan menandatangani NPT pada 1975. Akan tetapi
banyak laporan yang mengatakan program tersebut kemudian dilanjutkan oleh
militer. In late 2004, the South Korean government disclosed to the IAEA that
scientists in South Korea had extracted plutonium in 1982 and enriched uranium to
near-weapons grade in 2000. (see South Korean nuclear research programs)
 Swedia
Swedia secara serius mempelajari pengembangan senjata nuklir antara 1950-
an dan 1960-an. Swedia diperkirakan memiliki pengetahuan yang cukup yang
memungkinkan negara itu untuk membuat senjata nuklir. Sebuah fasilitas penelitian
senjata dibangun di Studsvik. Saab pernah membuat rencana untuk sebuah pesawat
pengebom nuklir berkecepatan supersonik yang berkode A36. Swedia kemudian
memutuskan untuk tidak melanjutkan program senjata nuklirnya dan menandatangani
Perjanjian Nonproliferasi Nuklir.
 Swiss
Swiss pernah memiliki sebuah program nuklir rahasia antara 1946 dan 1969.
Swiss kemudian memiliki proposal teknis mendetail, senjata-senjata tertentu dan
perkiraan biaya untuk persenjataan nuklir Swiss pada 1963. Program ini kemudian
ditinggalkan dikarenakan masalah finansial dan ditandatanganinya NPT pada 27
November 1969.
 Taiwan
memiliki sebuah program penelitian senjata nuklir rahasia dari tahun 1964 sampai
1988 ketika mendapat tekanan dari Amerika Serikat. Taiwan menandatangani
Perjanjian Nonproliferasi Nuklir pada 1968
 Yugoslavia
memiliki ambisi nuklir sejak awal 1950-an ketika ilmuwan Yugoslavia memulai
proses pengayaan uranium dan plutonium. Tahun 1956, fasilitas pemrosesan bahan
bakar Vinča dibangun, diikuti oleh reaktor penelitian pada 1958 dan 1959 dengan air
berat dan uranium yang sudah diproses disediakan oleh Uni Soviet. Pada 1966 uji
coba pemrosesan Plutonium dimulai di laboratorium Vinča menghasilkan plutonium
yang sudah dikayakan. Selama periode 1950-an dan 1960-an, Yugoslavia dan
Norwegia mengadakan kerjasama dalam pemrosesan ulang plutonium. Tahun
1960 Tito menghentikan program nuklir untuk alasan yang tidak diketahui tetapi
kemudian memulainya kembali setelah uji coba nuklir India yang pertama pada 1974.
Program nuklir masih berlangsung setelah kematian Tito pada 1980 yang terbagi atas
program nuklir untuk senjata dan untuk energi. Program senjata nuklir kemudian
dihentikan pada Juli 1987. Program nuklir untuk energi kemudian menghasilkan
dibangunnya pembangkit listri tenaga nuklir Krško tahun 1983, yang sekarang
dimiliki oleh Slovenia dan Kroasia.
 Serbia dan Montenegro
kemudian mewarisi laboratorium Vinča dan 50 kilogram uranium yang sudah
dikayakan yang disimpan di fasilitas tersebut. Selama pengeboman NATO atas
Yugoslavia tahun 1999, Vinča tidak pernah menjadi sasaran karena NATO
mengetahui tentang uranium yang tersimpan disitu. Setelah pengeboman NATO
berakhir, pemerintah Amerika Serikat dan Nuclear Threat Initiative memindahkan
uranium tersebut ke Rusia - tempat dimana Yugoslavia pertama kali memperolehnya.
Negara-negara yang mempunyai nuklir lainnya
Secara teori, negara industri manapun sekarang ini memiliki kemampuan teknis untuk
mengembangkan senjata nuklir dalam beberapa tahun jika memang negara tersebut bermaksud
demikian. Negara yang telah memiliki teknologi nuklir serta industri persenjataan yang cukup,
malah dapat melakukannya dalam satu atau dua tahun atau bahkan dalam hitungan bulan jika
mereka bermaksud demikian. Negara-negara industri besar seperti Jepang, Jerman, Italia,
Australia dan Kanada contohnya, dapat membangun persenjataan untuk menyaingi negara-
negara yang telah memiliki senjata nuklir dalam beberapa tahun. Daftar di bawah ini adalah
negara-negara yang telah memiliki kemampuan untuk mengembangkan persenjataan nuklir.
Daftar berikut hanya berisi negara-negara yang telah memiliki kemampuan nuklir bukan negara-
negara yang secara politik bermaksud mengembangkannya. Semua negara dalam daftar di
bawah ini telah menandatangani Perjanjian Nonproliferasi Nuklir.

 Kanada
Kanada memiliki pengetahuan untuk pengembangan teknologi nuklir,
cadangan uranium dalam jumlah besar dan memasarkan reaktor untuk keperluan sipil.
Kanada memiliki plutonium dalam jumlah besar yang dihasilkan reaktor-reaktor
pembangkit tenaga listrik. Kanada dapat mengembangkan senjata nuklir dalam waktu
singkat. Walaupun tidak memiliki program senjata nuklir sekarang ini, Kanada secara
teknologi telah mampu memiliki program tersebut sejak 1945. Kanada merupakan
kontributor penting dari keahlian dan bahan baku program nuklir Amerika di masa
lalu dan juga turut serta dalam Proyek Manhattan. Pada 1959, NATO mengusulkan
RCAF (Angkatan Udara Kanada) untuk membangun sebuah kekuatan nuklir di
Eropa, pada 1962, enam skuadron CF-104 Kanada ditempatkan di Eropa untuk
membangun RCAF Nuclear Strike Force yang dipersenjatai dengan bom
nuklir B28 (aslinya adalah Mk 28) di bawah program nuklir NATO; kesatuan tersebut
kemudian dibubarkan pada 1972 ketika Kanada memutuskan untuk tidak
menggunakan cara-cara serangan nuklir. Kanada kemudian menerima pengontrolan
bersama atas hulu ledak nuklir Amerika W-40 dalam teritorial Kanada pada 1963
untuk digunakan pada rudal BOMARC Kanada. Angkatan Udara Kanada juga
menyimpan sejumlah roket nuklir udara ke udara AIR-2 Genie sebagai senjata utama
dari pesawat tempur CF-101 Voodoo setelah 1965. Perdana Menteri Pierre
Trudeau mendeklarasikan Kanada menjadi negara bebas senjata nuklir pada 1971,
dan hulu ledak Amerika terakhir ditarik pada 1984. Kanada memberikan reaktor riset
pertama India, CIRUS, pada 1956.
 Jerman
memiliki industri nuklir yang mampu memproduksi reaktor, fasilitas pengayaaan
uranium, fasilitas produksi bahan bakar nuklir dan fasilitas pemrosesan ulang bahan
bakar nuklir serta mengoperasikan 19 reaktor untuk sepertiga kebutuhan listrik negara
itu. Jerman sejak 1945 belum melakukan upaya serius untuk mengembangkan sistem
pengiriman senjata strategisnya, tetapi sejumlah senjata nuklir telah ditempatkan di
Jerman Barat dan Jerman Timur selama Perang Dingin dimulai pada 1955. Dibawah
skema penggunaan bersama nuklir, tentara Jerman Barat memiliki wewenang untuk
menggunakan senjata nuklir AS ketika menghadapi serangan besar-besaran dari Pakta
Warsawa. Beberapa lusin senjata tersebut masih tetap berada di beberapa fasilitas
militer di Jerman bagian barat. Jerman sejak 1998 telah mengadopsi kebijakan untuk
menghapus semua persenjataan nuklir, walaupun kebijakan tersebut berjalan
lambat. Pada 26 Januari 2006, bekas menteri pertahanan, Rupert Scholz, mengatakan
bahwa Jerman mungkin membutuhkan persenjataan nuklirnya sendiri untuk
menghadapi ancaman teroris

Bom nuklir memanfaatkan reaksi nuklir isotop-isotop radioaktif untuk menghasilkan energi
eksplosif sehingga didapatkan ledakan yang sangat besar. Adapun reaksi nuklir sendiri bisa
merupakan reaksi pembelahan (fisi) atau reaksi penggabungan (fusi). Bom nuklir yang pernah
dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada saat perang dunia II dahulu merupakan bom nuklir
fisi. Sedangkan bom nuklir fusi atau biasa juga disebut sebagai bom hydrogen mungkin bisa
menghasilkan energi yang jauh lebih besar karena pada perancangannya, untuk menghasilkan
reaksi fusi, terlebih dahulu dibutuhkan energi yg sangat besar yang berasal dari reaksi fisi
uranium ataupun plutonium.

3.2 Bom Nuklir


 Bom Nuklir Fisi
Perhatikan gambar di bawah ini.

Skema bom nuklir fisi


Gambar di atas merupakan skema rancangan bom nuklir fisi serta proses terjadinya
ledakan pada bom tersebut. Secara sederhana, proses terjadinya ledakan diawali oleh TNT
(Trinitro Toluena) sebagai triger untuk menghasilkan energi kejut sehingga didapatkan
energi awal yang cukup untuk terjadinya reaksi fisi. Isotop yang digunakan sebagai bahan
peledak utama biasanya adalah plutonium-239 atau uranium-235. Ledakan awal dari TNT
ini harus didesain sedemikian rupa sehingga memicu isotop bahan peledak tersebut berada
pada kondisi superkritis, dimana pada kondisi tersebut akan dihasilkan reaksi fisi berantai
yang menyebabkan dihasilkannya energi hasil fisi yang sangat besar. untuk lebih jelasnya
diperlihatkan skema reaksi fisi berantai pada gambar di bawah ini.

Skema reaksi fisi berantai


Reaksi berantai inilah yang menjadi perbedaan mendasar antara bom nuklir dengan reaktor
nuklir sebagai pembangkit daya. Pada bom nuklir, neutron yang dihasilkan dibiarkan bahkan
dipaksa untuk memicu reaksi pada inti berikutnya. Sedangkan pada reaktor nuklir, didesain
sedemikian rupa sehingga hanya satu neutron yang dibiarkan memicu reaksi berikutnya,
sedangkan neutron lainnya diserap oleh bahan absorber atau diserap oleh isotop fertil sehingga
menjadi isotop fisil.

Jika reaksi berantai tersebut terjadi secara optimal, hanya dibutuhkan 10 kg plutonium
saja untuk ledakan setara dengan 20.000 ton TNT. Dengan masa sebesar itu, hanya dibutuhkan
ruang kosong selebar 10 cm saja jika material plutonium dibentuk berupa bola pejal. Bersama
dengan ruang untuk TNT, ukuran bom nuklir ini akan sedikit lebih besar dari bom-bom teroris di
film-film hollywood.

 Bom Nuklir Fusi (Bom Hidrogen)

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa bom hidrogen merupakan bom fusi
dimana untuk memicu terjadinya reaksi fusi tersebut dibutuhkan energi yang didapat dari reaksi
fisi uranium ataupun plutonium. Artinya, secara sederhana bom ini mirip dengan bom nuklir fisi
ditambah dengan isotop-isotop ringan untuk melakukan reaksi fusi. Untuk lebih jelasnya bisa
diperhatikan gambar di bawah ini.

Skema Bom Nuklir Fusi (Bom Hiddrogen)


Pada bom hidrogen ini, inti dari isotop hidrogen bergabung membentuk isotop yang lebih
berat yakni helium. Proses ini terjadi hanya pada kondisi suhu atau energi yang sangat tinggi.
Reaksi fusi melepas/menghasilkan energi karena ada masa yang hilang pada saat pembentukan
isotop yang lebih berat, masa yang hilang tersebutlah yang berubah menjadi energi panas. Energi
yang dihasilkan dari bom nuklir fisi ini besarnya ribuan kali lipat dibandingkan dengan bom hasil
fisi pada jumlah masa yang sama. Mengapa demikian? Silahkan lihat kurva binding energi pada
postingan-postingan sebelumnya. Pada kurva binding energi, dapat dilihat bahwa jika isotop
hidrogen membentuk isotop yang lebih berat, energi yang dilepas per atom nya akan relatif jauh
lebih besar dibandingkan dengan energi yang dilepas ketika uranium atau plutonium mengalami
fisi menjadi isotop yang lebih ringan.

Kekuatan ledakan bom hidrogen sangat kuat sekali. Sebuah bom hidrogen umumnya
memiliki kekuatan hingga 10 megaton. Bom atom (bom nuklir fisi) yang dijatuhkan di
Hiroshima dan Nagasaki, Jepang saja menewaskan lebih dari 140.000 orang dimana kekuatan
bom ini “hanya” sebesar 2 megaton saja. 20% dari kekuatan satu bom hidrogen secara umum.
Bayangkan jika bom ini dijatuhkan di suatu tempat yang padat penduduk, tentu akan banyak
sekali nyawa melayang serta kerusakan yang terjadi. Semoga bom nuklir fisi maupun fusi tidak
pernah lagi digunakan.

 Efek Bom Nuklir


Energi yang dilepaskan dari sebuah ledakan bom nuklir akan memanaskan udara secara
cepat, Udara panas mengembang dan menciptakan gelombang kejut (ledakan) yang bergerak
keluar lokasi ledakan. Ledakan ini dapat peratakan bangunan di dekat lokasi dan menyebabkan
kerusakan pada radius beberapa mil dari pusat. Ledakan juga dapat menghasilkan kawah besar di
permukaan tanah.

Ledakan ini juga akan membuat bola api besar dengan suhu jutaan derajat Celsius, suhu yang
cukup tinggi untuk menghancurkan hampir semua benda yang ada di dekat lokasi ledakan secara
cepat. Panas dari bola api dapat memicu amukan api di wilayah yang sangat luas. Sementara itu,
debu dan kotoran yang tersedot pada bola api akan membentuk awan debu berbentuk seperti
jamur dimana debu-debu tersebut akan beterbangan ke lokasi yang cukup jauh sehingga
mengkontaminasi lingkungan dengan debu dan bahkan radiasi yang dibawa oleh debu tersebut.

Sekitar setengah dari radiasi ini merupakan radiasi neutron dan sinar gamma. Radiasi
tersebut dapat membunuh orang maupun hewan di dekat lokasi ledakan. Bahkan beberapa mil
jauhnya, seseorang bisa mengalami efek dari paparan radiasi tersebut, dimana salah satunya bisa
menyebabkan kanker yang berkembang dalam beberapa tahun.

Ledakan tersebut juga akan menghasilkan pulsa elektromagnetik yang berkaitan dengan arus
listrik. Pulsa elektromagnetik ini diproduksi sebagai sinar gamma yang memansuki atmosfer dan
berinteraksi dengan gelombang elektromagnetik di atmosfer. Pulsa ini dapat menghancurkan
atau merusak listrik dan piranti elektronik, peralatan computer, televise, radio, akses internet,
rangkaian listrik di rumah atau kantor pada radius ratusan mil disekitar pusat ledakan.

3.3 Kapal Selam Nuklir

Adalah kapal selam yang menggunakan reaktor air bertekanan atau PWR (pressurizer
water reactor) sebagai sumber tenaga memutar turbin utama yang menggerakkan baling-baling
serta motoe elektrik pengisi baterai yang menghasilkan listrik untuk berbagai keperluan.
Pressurized Water Reactor untuk kapal. Reaktor ini menggunakan air laut sebagai
kondenser pendingin reaktor. Tidak seperti kapal selam diesel yang harus muncul ke permukaan
untuk menghisap udara yang dibutuhkan mesin diiesel, keunggulan kapal selam nuklir adalah
masa operasionalnya serta lebih bertenaga meskipun kapal selam mempunyai ukuran besar.

Cara Kerja Kapal Selam Nuklir


Berikut ini adalah cara kerja dari kapal selam nuklir
 Hydroplane untuk mengontrol penyelaman
Sebagai tambahan, kapal selam mempunyai perangkat-perangkat yang bisa bergerak
berbentuk sayap-sayap pendek yang disebut hydroplane di bagian buritan untuk membantu
mengatur arah penyelaman. Hydroplane akan diarahkan sedemikian rupa sehingga air akan
bergerak melewati buritan dan mendorong buritan ke atas sehingga kapal selam dapat mengarah
ke bawah. Untuk menjaga kapal selam pada suatu tingkat kedalaman, kapal selam menjaga
keseimbangan antara udara dan air di dalam tanki penyeimbang sehingga massa jenis
keseluruhannya sama besar dengan massa jenis air di sekelilingnya (gaya apung netral). Ketika
kapal selam mencapai kedalaman jelajahnya, hydroplane akan diluruskan sehingga kapal selam
bisa berjalan lurus melewati air. Air juga didorong di antara tanki penyeimbang haluan dan
buritan untuk menjaga keseimbangan Ketika kapal selam muncul ke permukaan, udara
bertekanan mengalir dari tabung-tabung udara ke tangki-tangki pemberat dan air di dalamnya
didorong keluar dari kapal selam sampai massa jenis keseluruhannya lebih kecil dari massa jenis
air di sekelilingnya (daya apung positif) dan kapal selam pun muncul. Hydroplane diarahkan
sedemikian rupa sehingga air akan bergerak ke atas buritan, dan mendorong buritan ke bawah,
akibatnya kapal selam akan mengarah ke atas. Dalam situasi darurat, tangki pemberat bisa diisi
dengan cepat dengan udara bertekanan tinggi untuk membawa kapal selam tersebut naik ke
permukaan dengan sangat cepat.
 Secondary Propulsion motor untuk berputar
Kapal selam bisa dikemudikan di dalam air dengan menggunakan kemudi ekor untuk
berbelok ke kanan atau ke kiri dan dengan hydroplane untuk mengatur arah depan-belakang
kapal. Sebagai tambahan, beberapa kapal selam dilengkapi dengan sebuah motor penggerak
cadangan yang dapat dikeluar-masukkan sehingga bisa berputar 360 derajat.
 Penanganan Penopang Hidup dalam Kapal Selam
Ada tiga masalah penting yang berkaitan dengan penopang hidup di lingkungan kapal
selam yang tertutup yaitu: menjaga kualitas udara, menjaga suplai air bersih dan menjaga suhu.
 Menjaga kualitas udara dalam kapal selam
Ada tiga hal yang harus terjadi untuk menjaga udara di dalam sebuah kapal selam agar tetap
bisa dihirup:

 Oksigen harus diisi ulang bila oksigen dikonsumsi. Jika kadar oksigen di udara terlalu
rendah, seseorang akan merasa sesak.
 Karbondioksida harus dihilangkan dari udara. Jika kadar karbondioksida naik, akan terjadi
keracunan.
 Embun dari udara yang kita hembuskan harus dihilangkan.
Oksigen disediakan dari tangki bertekanan, generator oksigen (yang bisa membentuk oksigen
dari air yang dielektrolisis) atau semacam “tabung oksigen” yang mengeluarkan oksigen dengan
sebuah reaksi kimia yang sangat panas.oksigen bisa dikeluarkan secara terus-menerus oleh
sebuah sistem terkomputerisasi yang mengontrol kadar oksigen di udara, atau bisa juga
dikeluarkan dalam beberapa waktu secara periodik dalam sehari.
 Menjaga kesinambungan suplai air bersih dalam kapal selam
Kebanyakan kapal selam mempunyai suatu perangkat penyulingan yang bisa menarik air
laut dan menghasilkan air bersih. Instalasi penyulingan tersebut memanaskan air laut menjadi
uap air yang akan menghilangkan garam, kemudian mendinginkan uap air tersebut ke dalam
sebuah tangki penampungan air bersih. Instalasi penyulingan dalam beberapa kapal selam bisa
menghasilkan 10.000-40.000 galon (38.000-150.000 liter) air bersih setiap hari. Air ini
digunakan terutama untuk mendinginkan peralatan elektronik (seperti komputer dan peralatan
navigasi), serta untuk menopang hidup para awak (misalnya, untuk minum, memasak, dan
kebersihan diri).
 Menjaga temperatur udara dalam kapal selam
Suhu lautan yang mengelilingi kapal selam biasanya sekitar 39 °F atau 4 °C. Logam dari
kapal selam menghantarkan panas dari dalam kapal ke air di sekelilingnya. Oleh sebab itu, kapal
selam harus dipanaskan secara elektrik untuk menjaga suhu yang nyaman bagi para awak.
Tenaga listrik untuk pemanas datang dari reaktor nuklir, mesin diesel, atau baterai (untuk
darurat).
 Sistem Navigasi Kapal Selam [
Cahaya tidak bisa menembus lebih jauh kedalam lautan, akibatnya kapal selam harus
dikemudikan melewati air dengan pandangan buta. Oleh sebab itu, kapal-kapal selam dilengkapi
dengan bagian navigasi dan perlengkapan navigasi yang canggih. Perlengkapan navigasi tersebut
adalah:
 Global Positioning System (GPS)
Ketika di permukaan, sebuah Sistem Pemetaan Global (GPS) yang canggih dengan akurat
menentukan letak garis lintang dan garis bujur, tetapi sistem ini tidak bisa bekerja ketika kapal
selam sedang menyelam dalam air. GPS adalah satu-satunya sistem navigasi satelit yang
berfungsi dengan baik. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang
mikro ke bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan untuk menentukan posisi,
kecepatan, arah, dan waktu. Dengan sistem navigasi GPS, kapal tidak akan tersesat. Setelah
memasukkan data tujuan, GPS akan metampakkan di layar posisi, arah tujuan, kapan harus
berbelok, dan bagaimana sampai di tujuan. GPS juga dapat menampilkan peta pada saat tidak
dijalankan.
 Inertial Guidance
Di bawah air, kapal selam menggunakan sistem pemandu inersial (listrik, mekanik) yang
menjaga jalur pergerakan kapal dari sebuah titik awal yang ditetapkan dengan menggunakan
gyroscope. Sistem pemandu inersial ini tetap akurat hingga 150 jam waktu operasi dan harus
kembali disetel kembali dengan sistem navigasi lain yang harus diakses di permukaan (GPS,
radio, radar, satelit). Dengan adanya sistem ini, maka kapal selam bisa ternavigasi dengan akurat
dan tetap berada dalam radius seratus kaki dari tujuannya.
 SONAR System
Untuk mengetahui letak suatu target, sebuah kapal selam menggunakan SONAR (Sound
Navigation and Ranging) baik secara aktif maupun pasif. Sonar merupakan sistem yang
menggunakan gelombang bawah air yang dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi dan
menetapkan lokasi objek di bawah laut atau untuk mengukur jarak bawah laut. Cara kerja
perlengkapan sonar adalah dengan cara mengirim gelombang suara bawah permukaan dan
kemudian menunggu untuk gelombang pantulan (echo). Sistem sonar bisa juga digunakan untuk
menyempurnakan kembali sistem navigasi inersia dengan mengidentifikasi fitur-fitur dasar
lautan.

Anda mungkin juga menyukai