Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN FISIOTERAPI

PADA ACNE VULGARIS

Kelompok 1
ARDIN. A
NUNUNG NOVIANTI
HARMIATI
PENGERTIAN
 Akne Vulgaris (AV) adalah penyakit swasirnaberupa peradangan menahun pada unit folikel
pilosebasea yang banyak terjadi pada remaja. Gambaran klinis AV sering pleimorfik, yaitu
berupa papul, pustul, nodul, dan jaringan parut (Zaenglien et al, 2010). Akne Vulgaris dapat
terjadi di wajah, leher, dan lengan atas. Akne Vulgaris biasanya timbul pada masa pubertas dan
merupakan tanda awal peningkatan produksi hormon seks (Anwar, 2013).

 Defenisi lain akne vulgaris atau disebut juga common acne adalah penyakit radang menahun
dari apparatus pilosebasea, lesi paling sering di jumpai pada wajah, dada dan
punggung.Kelenjar yang meradang dapat membentuk papul kecil berwarna merah muda, yang
kadang kala mengelilingi komedo sehingga tampak hitam pada bagian tengahnya, atau
membentuk pustule atau kista; penyebab tak diketahui, tetapi telah dikemukakan banyak faktor,
termasuk stress, faktor herediter, hormon, obat dan bakteri, khususnya Propionibacterium
acnes, Staphylococcus albus, dan Malassezia furfur, berperan dalam etiologi (Dorland, 2002).
Etiologi
Etiologi dan Patogenesis terjadinya acne vulgaris yang pasti belum diketahui, namun
ada berbagai faktor yang berkaitan dengan patogenesis acne yaitu;
 perubahan pola keratinisasi
 produksi sebum yang meningkat,
 peningkatan hormon androgen,
 terjadinya stress psikis,
 usia, ras, familial, makanan, cuaca.
 Pemakaian bahan kosmetika tertentu dalam jangka waktu yang lama akan dapat
menyebabkan timbulnya jerawat.
 Bahan yang dapat dansering menyebabkan acne vulgaris ini terdapat pada berbagai krim
muka sepertibedak, bedak dasar (foundation), pelembab (moisturiser), dan krim penahan
sinar matahari (sunscreen). Penyebab utama nya yaitu unsur minyakyang berlebih yang
ditambahkan dalam kandungan kosmetik agar tampak lebih halus.Kandungan minyak
ini dapat menyumbat pori pori dan menyebabkan timbulnya acne.
PATOGENESIS
1.Keratinisasi yangabnormal pada epitel folikel,
mengakibatkan pengaruh pada sel berkeratin didalam lumen.
2.Peningkatan sekresi sebum oleh kelenjar sebasea. Penderita
dengan akne vulgaris memiliki produksi sebum yang lebih
dari rata-rata dan biasanya keparahan akne sebanding dengan
produksi sebum (Pindha dalam Tumbuh Kembang Remaja
dan Permasalahanya 2004).
3. Proliferasi proprionebacteriumakne dalam folikel.
4. Radang (Darmstadt dan Al Lane dalam Nelson 2000).
GEJALA KILINIS
 Akne vulgaris ditandai dengan empat tipe dasar lesi: komedo terbuka dan tertutup, papula, pustula dan
lesi nodulokistik. Satu atau lebih tipe lesi dapat mendominasi; bentuk yang paling ringan yang paling
sering terlihat pada awal usia remaja, lesi terbatas pada komedo pada bagian tengah wajah. Lesi dapat
mengenai dada, pungguang atas dan daerah deltoid. Lesi yang mendominasi pada kening, terutama
komedo tertutup sering disebabkan oleh penggunaan sediaan minyak rambut (akne pomade). Mengenai
tubuh paling sering pada laki-laki. Lesi sering menyembuh dengan eritema dan hiperpigmentasi pasca
radang sementara; sikatrik berlubang, atrofi atau hipertrofi dapat ditemukan di sela-sela, tergantung
keparahan, kedalaman dan kronisitas proses (Darmstadt dan Al Lane dalam Nelson 1999).

 Akne dapat disertai rasa gatal, namun umumnya keluhan penderita adalahkeluhan estetika. Komedo
adalah gejala patognomonik bagi akne berupa papulmiliar yang di tengahnya mengandung sumbatan
sebum, bila berawarna hitammengandung unsure melanin disebut komedo hitam atau komedo terbuka
(blackcomedo, open comedo). Sedang bila berwarna putih
karena letaknya lebih dalamsehingga tidak mengandung unsure melanin disebut komedo putih atau
komedotertutup (white comedo, close comedo) (wasitaatmadja, 2007)
Klasifikasi Derajat Keparahan Akne Vulgaris
menurut Lehmann


Jumlah komedo tertutup dan komedo terbuka <20 buah/wajah, atau
Akne vulgaris ringan ●
Jumlah lesi inflamasi (papul, nodul, pustul) <15 buah/wajah, atau

Jumlah total lesi (jumlah komedo dan lesi inflamasi) <30 buah/wajah


Jumlah komedo tertutup dan komedo terbuka < 20-100 buah/wajah, atau
Julah lesi inflamasi (papul, nodul, pustul) < 15-50 buah/wajah, atau
Akne vulgaris sedang


Jumlah total lesi (jumlah komedo dan lesi inflamasi) < 30-125
buah/wajah

Akne vulgaris ●


Jumlah kista >5 buah/wajah
Jumlah komedo tertutup dan komedo terbuka >100 buah/wajah, atau
Jumlah lesi inflamasi (papul, nodul, pustul) >50 buah/wajah, atau

berat


Jumlah total lesi (jumlah komedo dan lesi inflamasi) >125 buah/wajah
KOMPLIKASI ACNE
VULGARIS
 Semua tipe akne berpotensi meninggalkan sekuele. Hampir
semua lesi acne akan meninggalkan akula eritema yang
bersifat sementara setelah lesi sembuh. Pada warna kulit
yang lebih gelap, hiperpigmentasi post inflamasi dapat
bertahan berbulan- bulan setelah lesi acne sembuh. Acne
juga dapat menyebabkan terjadinya scar pada beberapa
individu. Selain itu, adanya acne juga menyebabkan
dampak psikologis. Dikatakan 30–50% penderita acne
mengalami gangguan psikiatrik karena adanya akne.
PATOFISIOLOGI
Jerawat merupakan proses inflamasi kronik pada kelenjar sebasea, yang sering dialami oleh remaja dan
dewasa muda dan akanmenghilang dengan sendirinya pada usia 20-30 tahun. Walaupun demikian ada
banyak kasus orang setengah baya yang mengalami akne. Akne biasanya berkaitan dengan tingginya
sekresi sebum.

Pada system hormone, hormone androgen adalah perangsang sekresi sebum, sedangkan estrogen
mengurangi produksi sebum. Suatu awitan mendadak serangan akne yang disertai hirsutisme dan / atau
kelainan menstruasi mungkin menunjukkan adanya gangguan endokrin
pada pasien wanita. Akne pada wanita berusia sekitar 20-an. 30-an, dan 40-an sering kali disebabkan oleh
kosmetik dan pelembab yang bahan dasarnya minyak dan menimbulkan komedo.

Faktor-faktor mekanik, seperti mengusap, tekanan friksi, dapat juga mencetuskan akne. Obat-obatan juga
dapat mencetuskan akne. Kortikosteroid oral kronik yang dipakai untuk mengobati penyakit lain (seperti
lupus eritemasus sistemik atau transplan ginjal) dapat menimbulkan putula di permukaan kulit wajah,
dada, dan punggung. Kontrasepsi oral biasanya dapat membantu pengobatan akne karena mengandung
estrogen. Akan tetapi, pada beberapa wanita, kontrasepsi oral justru dapat memperburuk keadaan. Obat-
obatan lain yang diketahui dapat mempercepat atau memperberat akne adalah bromide, yodida, difetonin,
litium, dan hidrazid asam isonikotinat.
PENATALAKSANAAN
Tujuan utama dalam penatalaksanan ini adalah untuk mengurangi koloni bakteri, menurunkan aktivitas kelenjar sebasea, mencegah agar
folikel tidak tersumbat, mengurangi inflamasi, memerangi infeksi sekunder, meminimalkan pembentukan jaringan parut dan mengeliminasi
faktor-faktor predisposisi terjadinya akne (Smelter, 2001).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengobatan akne, yaitu:

a)    Perhatian terhadap keadaan emosional remaja tidak boleh diabaikan

b)   Pengobatan perlu waktu beberapa bulan dan pengobatan topical sering menyebabkan akne lebih parah dalam 3-4 minggu

c)    Diet makanan tidak meningkatkan keparahan akne sehingga pembatasan diet tidak
diperlukan, kecuali pada penderita yang mengeluhkan penyakitnya memburuk setelah mengkonsumsimakanan tertentu

d)   Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik Penderita wanita perlu diperiksa adanya
histurisme, alopsia dan obesitas. Perlu ditanyakan tentang siklus menstruasi danpenggunaan pil kontrasepsi oral (Soetjiningsih, 2004).
PENGOBATAN
 Pengobatan topikal dilakukan untuk mencegah pembentukan komedo, menekan
peradangan, dan mempercepat penyembuhan lesi. Obat topikal terdiri atas: bahan iritan
yang dapat mengelupas kulit; antibiotika topikal yang dapat mengurangi jumlah
mikroba dalam folikel akne vulgaris seperti Eritromycin dan Clindamycin anti
peradangan topikal dan lainnya seperti asam laktat 10% yang untuk menghambat
pertumbuhan jasad renik. Benzoil Peroksida memiliki efek anti bakterial yang poten
.Retinoid topikal akan menormalkan proses keratinasi epitel folikuler, sehingga dapat
mengurangi komedo dan menghambat terbentuknya lesi baru.

 Pengobatan sistemik ditujukan terutama untuk menekan pertumbuhan jasad renik di


samping juga mengurangi reaksi radang, menekan produksi sebum, dan mempengaruhi
perkembangan hormonal. Golongan obat sistemik terdiri atas: anti bakteri sistemik;
obat hormonal untuk menekan produksi androgen dan secara kompetitif menduduki
reseptor organ target di kelenjar sebasea; vitamin A dan retinoid oral sebagai
antikeratinisasi; dan obat lainnya seperti anti inflamasi non steroid.
Intervensi Fisioterapi

Ultra sound adalah suatu modalitas fisioterapi dimana alat ini digunakan untuk memasukan serum
purflying complex puremed ke kulit dengan menggunakan gelombang suara. Serum yang
dimasukkan berupa enzim yang bersifat sebagai stimulasi. Terapi dengan modalitas ini akan
mendapatkan efek thermal,sehingga bermanfaat dalam memperlancarkan pembuluh darah dan
meningkatkan metabolisme. Efek pada kulit akan lebih kenyal,serta elastisitas kulit menjadi lebih
baik.

Penggunaan Laser Therapy dalam fidioterapi juga sangat dianjurkan untuk memberikan pemulihan
dan mengendalikan kelenjar sebaceous yang memproduksi minyak di wajah yang hiperaktif. 

Dan terakhir dengan tehnik iontophoresis yang biasanya digunakan bersamaan dengan kombinasi
penggunaan Ultra Sound
TERAPI ACNE VULGARIS
Penatalaksanaan AV bisa bervariasi. Salah satu tujuan primer terapi akne jangka
panjang adalah menjaga duktus pilosebaseus tetap terbuka dan menghindari iritasi
kulit. Terapi nonfamakologis dapat berupa perawatan kulit wajah, memilih
kosmetik yang nonkomedogenik, dan menghindari pemencetan lesi secara non-
higienis. Sedangkan terapi farmakologis AV dilakukan sesuai derajat keparahannya
dan dapat dibagi menjadi terapi topikal dan sistemik. Terapi topikal merupakan
standar penanganan akne derajat ringan sampai sedang. Pemilihan bentuk sediaan
topikal yang tepat akan menurunkan efek samping dan meningkatkan kepatuhan
pasien serta memberi hasil yang lebih baik. Secara umum, prinsip terapi topikal
pada AV dikaitkan dengan tiga hal, yaitu: etio-patogenesis, tipe lesi dan derajat
keparahan, serta keadaan kulit penderita. Obat berbentuk gel, sabun, dan solusio
menimbulkan kering pada kulit dan baik digunakan pada kulit berminyak. Bentuk
lotion, krim, dan salep baik digunakan pada kulit kering tetapi mudah mengiritasi
kulit. Terapi topikal ini pada umumnya membutuhkan waktu enam sampai delapan
minggu untuk melihat efek kerjanya.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai