Anda di halaman 1dari 10

Hemostatika dan

Oksitosikum
Hemostatika
Berasal dari bahasa latin haema=darah, statis=berhenti.
Hemostatis adalah produk (darah) yang berkhasiat
menstimulir pembekuan darah dan dengan demikian
menghentikan pendarahan.
Perdarahan dapat disebabkan oleh defisien salah satu
faktor pembekuan darah dan dapat pula akibat defisiensi
banyak yang mungkin sulit untuk didiagnosis dan diobati.
Hemostatika dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Hemostatika lokal
2. Hemostatika sistemis
1. Hemostatika Lokal
Hemostatika lokal dibagi menjadi beberapa kelompok
berdasarkan mekanisme hemostatiknya:
A. Absorbable haemostatics
Obat golongan ini menghentikan perdarahan dengan
pembentukan suatu bekuan buatan atau memberikan
jaringan yang mempermudah pembekuan bila diletakan
langsung pada luka. Termasuk golongan ini spons gelatin,
selulosa oksida (oksisel)
B. Adstringen
Zat ini bekerja dengan mengendapkan protein darah sehingga
perdarahan dapat dihentikan serta menghancurkan
pembuluh darah. Contoh: ferri klorida, nitras argenti, dan
asam tanat.
C. Kaogulan
Dapat menimbulkan hemostatis dengan dua cara, yaitu
dengan mempercepat perubahan protrombin menjadi
trombin dan secara langsung mengumpulkan fibrinogen.
D. Vasokonstriktor
Dapat digunakan untuk menghentikan perdarahan kapiler dan
cara pakainya dengan mengoleskan kapas yang telah dibasahi
dengan obat ini pada permukaan luka. Contoh: epinefrin,
norapinefrin, dan vasoprin.
2. Hemostatik Sistemis
Perdarahan disebabkan oleh defisiensi faktor pembekuan darah
tertentu dapat diatasi dengan menggantikan atau memberikan
faktor pembekuan yang kurang tersebut.
Contoh :
1. Faktor antihemofik (faktor VII)
Berguna untuk mencegah atau mengatasi perdarahan pada
penderita hemofilia A (defisiensi faktor VII) dan penderita yang
darahnya mengandung inhibitor faktor VII.
2. Kompleks faktor IX
Sediaan ini mengandung faktor II, VII, IX, X. Digunakan untuk
pengobatan hemofilia B, atau bila diperlukan faktor – faktor yang
terdapat dalam sediaan tersebut untuk mencegah perdarahan.
Akan tetapi karena ada kemungkinan timbulnya hepatitis, sebaiknya
preparat ini tidak diberikan pada penderita non hemifilia.
3. Human Fibrinogen
Sediaan ini hanya digunakan bila dapat ditentukan kadar
fibrinogen dalam darah penderita, dan daya pembekuan yang
sebenernya.
4. Vitamin K
Vitamin K memerlukan wantu untuk menimbulkan efek,
sebab vitamin K harus merangsang pembentukan darah
terlebih dahulu.
5. Asam Aminokaproat
merupakan kompetitiv inhibitor dari aktivator plasminogen
dan penghambat plasmin. Plasmin sendiri berperan
menghancurkan fibrinogen, fibrin dan faktor pembekuan
lainnya.
6. Asam Traneksamat
Indikasi dan Mekanisme kerja yang sama dengan asam
aminokaproat, tetapi 10 kali lebih kuat dengan efek samping
lebih sedikit.
7. Karbozokrom
Dapat memperbaiki permaebilitas kapiler dan untuk
mencegah dan mengobati perdarahan kapiler.
oksitosikum
Oksitosikum adalah obat yang merangsang kontraksi
uterus. Obat ini berguna dalam praktek kebidanan.
1. Zat – zat tersendiri
A. Alkaloid Ergot
Adalah claviseps purpurae, suatu jamur yang hidup
sebagai parasit pada tanaman gandum. Khasiatnya yang
terpenting adalah stimulus otot polos, terutama dari
pembuluh darah perifer dan rahim, dengan efek
vasokronstriksi dan oksitosik.
Alkaloid – alkaloid ini merupakan turunan asam lisergat,
dan dapat dibagi dalam 3 kelompok, yaitu :
1. Ergotamin
2. Ergometrin
3. Ergotoksin
Terdiri dari ergokristin, ergokriptin, dan ergokonin. Yang
digunakan hanya derivat dihidronya. Terutama digunakan
pada gangguan sirkulasi dipermukaan, hipotensi ringan dan
migrain.
B. Oksitosin
Merangsang otot polos uterus dan kelenjar mamae. Fungsi
perangsangan ini bersifat selektif dan cukup kuat.

Anda mungkin juga menyukai