Anda di halaman 1dari 17

Vit K

Komposisi
Phytomenadion 10 mg/ml

Indikasi
Profilaksis dan pengobatan perdarahan pada neonatus, hipoprotrombinemia. Prefarat vitamin K
diindikasikan bagi semua keadaan defisiensi vitamin K. juga digunakan sebagai antidote pada
dosis berlebih antikoagulansia, seperti misalnya fenprokumon.

Fisiologis
Vitamin K diperlukan untuk sintesis factor II, VII, IX dan X dalam hati. Kerjanya yaitu sebagai
koenzim pada γ-karboksilasi rantai samping yang mengandungasam glutamate. Bentk
sesungguhya yang berkhasiat dari vitamin K dalah turunan hidrokuinonnya, yang pada γ-
karboksilasi dari asam glutamate dioksidasi menjadi vitamin K-2,3-epoksida dan oleh
epoksidreduktase dengan NADH sebagai koenzim akan digenerasi lagi.

Defisiensi vitamin K
Defisiensi vitamin K jaran terjadi, selama vitamin K yang masuk bersama makanan dapat
diabsorbsi. Akan tetapi absorbsi vitamin K, seperti juga vitamin larut lemak lainnya dan lemak
sendiri bergantung pada adanya empedu dalam usus, artinya absorbsi tidak terjadi, jika aliran
empedu ke usus tdak mungkin atau sangat terhalang.

Dosis
5 – 10 mg IM. Orang dewasa mendapat sebagai terapi subsitusi 10-30 mg per hari secara oral.
Hanya pada pendarahan yang membahayakan jiwa akibat dosis berlebih antikoagulansia, dapat
ditambahkan pemberian iv disamping pemberian factor pembekuan (bahaya adanya keadaan
seperti syok). Pada bayi yang baru lahir diberikan 1-2 mg vitamin K1 selama 2-3 hari.

Peringatan
tidak untuk injeksi IV
Efek samping
Hiperbilirubinemia jika terjadi overdosis, reaksi hipersensitivitas termasuk syok anafilaktis dan
kematian

Mekanisme kerja
Memelihara konsentrasi protrombin plasma darah normal. Phytomenadion bekerja untuk waktu
lama dan onset cepat.

OBAT ANTI PERDARAHAN

Obat anti perdarahan disebut juga hemostatik. Hemostatis merupakan proses penghentian
perdarahan pada pembuluh darah yang cedera. Jadi, Obat haemostatik (Koagulansia ) adalah obat
yang digunakan untuk menghentikan pendarahan.
Obat haemostatik ini diperlukan untuk mengatasi perdarahan yang meliputi daerah yang luas.
Pemilihan obat hemostatik harus dilakukan secara tepat sesuai dengan patogenesis perdarahan.
Dalam proses hemostasis berperan faktor-faktor pembuluh darah (vasokonstriksi), trombosit
(agregasi), dan faktor pembekuan darah

Mekanisme Pembekuan Darah :


Faktor jaringan
Platelets factors
Ca ++

Prothombin Thrombin

Fibrinogen Fibrin
Ca ++
Penjendalan
Secara garis besar proses pembekuan darah berjalan melalui 3 tahap yaitu :
1. aktivasi tromboplastin
2. pembentukan trombin dari protrombin
3. pembentukan fibrin dari fibrinogen
Dalam proses ini diperlukan faktor-faktor pembekuan darah yang hingga kini dikenal 15 faktor
pembekuan darah (faktor IV-Ca++ , faktor VIII-anti hemofilik, faktor IX-tromboplastin plasma,
..........dst)
Perdarahan dapat disebabkan oleh defisiensi satu faktor pembekuan darah dan dapat pula akibat
defisiensi banyak faktor yang mungkin sulit untuk didiagnosis dan diobati. Defisiensi atau factor
pembekuan darah dapat diatasi
dengan memberikan factor yang kurang yang berupa konsentrat darah
manusia. Perdarahan dapat pula dihentikan dengan
memberikan obat yang dapat meningkatkan factor-faktor pembentukan
darah misalnya vitamin K atau yang menghambat mekanisme fibrinolitik
seperti asam aminokaprot.
Obat hemostatik sendiri terbagi dua yaitu :
2. Obat hemostatik lokal
3. Obat hemostatik sistemik.

Hemostatik Lokal
Yang termasuk dalam golongan ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan
mekanisme hemostatiknya.
1. Hemostatik serap
Mekanisme kerja :
Menghentikan perdarahan dengan pembentukan suatu bekuan buatan atau memberikan jala
serat-serat yang mempermudah bila diletakkan langsung pada permukaan yang berdarah .
Dengan kontak pada permukaan asing trombosit akan pecah dan membebaskan factor yang
memulai proses pembekuan darah.
Indikasi :
Hemostatik golongan ini berguna untuk mengatasi perdarahan yang berasal dari
pemubuluh darah kecil saja misalnya kapiler dan tidak efektif untuk
menghentikan perdarahan arteri atau vena yang tekanan intra
vaskularnya cukup besar.
Contoh obat :
 Spon gelatin, oksisel ( selulosa oksida )
Spon gelatin, dan oksisel dapat digunakan
sebagai penutup luka yang akhirnya akan diabsorpsi. Hal ini
menguntungkan karena tidak memerlukan penyingkiran yang memungkinkan perdarahan ulang
seperti yang terjadi pada penggunaaan kain kasa .
Untuk absorpsi yang sempurna pada kedua zat diperlukan waktu 1- 6
jam. Selulosa oksida dapat mempengaruhi regenerasi tulang dan dapat
mengakibatkan pembentukan kista bila digunakan jangka panjang pada
patah tulang. Selain itu karena dapat menghambat epitelisasi,
selulosa oksida tidak dianjurkan untuk digunakan dalam jangka
panjang.
 Busa fibrin insani yang berbentuk spon, setelah dibasahi dengan tekanan sedikit dapat
menutupi dengan baik permukaan yang berdarah.
2. Astringen

Mekanisme kerja :
Zat ini bekerja local dengan mengendapkan protein darah
sehingga perdarahan dapat dihentikan, sehubungan dengan cara penggunaannya zat ini
dinamakan juga stypic.

Indikasi :
Kelompok ini digunakan untuk menghentikan perdarahan kapiler tetapi kurang efektif
bila dibandingkan dengan vasokontriktor yang digunakan local.

Contoh Obat :
Antara lain feri kloida, nitras argenti, asam tanat.
3. Koagulan
Mekanisme kerja :
Obat kelompok ini pada penggunaan lokal menimbulkan hemostatis dengan 2
cara yaitu dengan mempercepat perubahan protrombin menjadi trombin
dan secara langsung menggumpalkan fibrinogen.
Contoh Obat :
Russell’s viper venom yang sangat efektif sebagai hemostatik local dan dapat
digunakan umpamanya untuk alveolkus gigi yang berdarah pada pasien
hemofilia. Untuk tujuan ini kapas dibasahi dengan larutan segar 0,1
% dan ditekankan pada alveolus sehabis ekstrasi gigi, zat ini
tersedia dalam bentuk bubuk atau larutan untuk penggunaaan lokal.
Sediaan ini tidak boleh disuntikkan IV, sebab segara menimbulkan
bahaya emboli.

4. Vasokonstriktor
Mekanisme Kerja :
Epinefrin dan norepinefrin berefek vasokontriksi , dapat digunakan untuk menghentikan
perdarahan kapiler suatu permukaan.
Cara pemakaian :
Penggunaanya ialah dengan mengoleskan kapas yang
telah dibasahi dengan larutan 1: 1000 tersebut pada permukaan yang
berdarah.

hemostatik sistemik
Dengan memberikan transfuse darah, seringkali perdarahan dapat dihentikan
dengan segera. Hasil ini terjadi karena penderita mendapatkan semua
faktor pembekuan darah yang terdapat dalam darah transfusi. Keuntungan lain transfusi ialah
perbaikan volume sirkulasi. Perdarahan yang
disebabkan defisiensi faktor pembekuan darah tertentu dapat diatasi
dengan mengganti/ memberikan faktor pembekuan yang kurang.

1. Faktor anti hemoflik(faktor VIII) dan cryoprecipitated anti Hemophilic Factor


Indikasi
Kedua zat ini bermanfaat untuk mencegah atau mengatasi perdarahan pada penderita hemofilia A
( defisienxi faktor VIII) yang sifatnya
herediter dan pada penderita yang darahnya mengandung inhibitor factor VII
Efek samping
Cryoprecipitated antihemofilik factor mengandung fibrinogen dan protein plasma lain dalam
jumlah yng lebih banyak dari sediaaan konsentrat faktor IIIV, sehingga kemungkinan terjadi
reaksi hipersensitivitas lebih besar pula. Efek samping lain yang dapat timbul pada penggunaan
kedua jenis sediaan ini adalah hepatitis virus, anemi hemolitik,
hiperfibrinogenemia,menggigil dan demam.
Cara pemakaian
Kadar faktor hemofilik 20-30% dari normal yang diberikan IV biasanya
digunakan untuk mengatasi perdarahan pada penderita hemofilia.
Biasanya hemostatik dicapai dengan dosis tunggal 15-20 unit/kg BB.
Untuk perdarahan ringan pada otot dan jaringan lunak, diberikan dosis
tunggal 10 unit/kg BB. Pada penderita hemofilia sebelum operasi diperlukan kadar anti
hemofilik sekurang – kurangnya 50% dari
normal, dan pasca bedah diperlukan kadar 20-25 % dari normal untuk
7-10 hari.
2. kompleks Faktor X
Indikasi
Sediaan ini mengandung faktor II, VII, IX,X serta sejumlah kecil protein plasma lain dan
digunakan untuk pengobatan hemofilia B, atau bila
diperlukan faktor-faktor yang terdapat dalam sediaan tersebut untuk
mencegah perdarahan. Akan tetapi karena ada kemungkinan timbulnya
hepatitis preparat ini sebaiknya tidak diberikan pada pendrita nonhemofilia.
Efek samping
trombosis,demam, menggigil, sakit kepala, flushing, dan reaksi hipersensivitas berat (shok
anafilaksis).
Dosis
Kebutuhan tergantung dari keadaan penderita. Perlu dilakukan pemeriksaan pembekuan sebelum
dan selama pengobatan sebagai petunjuk untuk menentukan dosis. 1 unit/KgBB meningkatkan
aktivitas factor IX sebanyak 1,5%, selama fase penyembuhan setelah operasi diperlukan kadar
factor IX 25-30% dari normal

3. V itamin K
Mekanisme kerja :
Pada orang normal vitamin K tidak mempunyai aktivitas farmakodinamik, tetapi pada penderita
defisiensi vitamin K, vitamin ini berguna untuk meningkatkan biosintesis beberapa faktor
pembekuan darah yang berlangsung di hati. Sebagai hemostatik, vitamin K memerlukan waktu
untuk dapat menimbulkan efek, sebab vitamin K harus merangsang pembentukan faktor- faktor
pembekuan darah lebih dahulu.
Indikasi :
Digunakan untuk mencegah atau mengatasi perdarahan akibat defisiensi vitamin K.
Efek samping :
Pemberian filokuinon secara intravena yang
terlalu cepat dapt menyebabkan kemerahan pada muka, berkeringat,
bronkospasme, sianosis, sakit pada dada dan kadang menyababkan
kematian.
Perhatian :
Defisiensi vit. K dapat terjadi akibat gangguan absorbsi vit.K, berkurangnya bakteri yang
mensintesis Vit. K pada usus dan pemakaian antikoagulan tertentu. Pada bayi baru lahir
hipoprotrombinemia dapat terjadi terutama karena belum adanya bakteri yg mensintesis vit. K
Sediaan :
Tablet 5 mg vit. K (Kaywan)
Dosis :
1-3 x sehariuntuk ibu menyusui untuk mencegah pendarahan pada bayinya
3-4 x sehari untuk pengobatan hipoprotrombinemia
4. Asam aminokaproat
Mekanisme kerja :
Asam aminokaproat merupakan penghambat bersaing dari activator plasminogen dan
penghambat plasmin. Plasmin sendiri berperan menghancurkan fibrinogen/ fibrin dan faktor
pembekuan darah lain. Oleh karena itu asam amikaproat dapat mengatasi perdarahan berat akibat
fibrinolisisyang berlebihan.
Indikasi :
 Pemberian asam aminokaproat, karena dapat menyebabkan pembentukan thrombus yang
mungkin bersifat fatal hanya
digunakan untuk mengatasi perdarahan fibrinolisis berlebihan
 Asam aminokaprot digunakan untuk mengatasi hematuria yang berasal dari kandung kemih.
 Asam aminokaproat dilaporkan bermanfaat untuk pasien homofilia sebelum dan sesudah
ekstraksi gigi dan perdarahan lain karena troma didalam
mulut.
 Asam aminokaproat juga dapat digunakan sebagai antidotum untuk melawan efek trombolitik
streptokinase dan urokinase yang merupakan activator plasminogen.
Cara pemakaian :
Dapat diberikan secara peroral dan IV
Efek samping
Asam aminokaproat dapat menyebabkan prutius,eriterna konjungtiva, dan hidung tersumbat. Efk
samping yang paling berbahaya ialah trombosis umum, karena itu penderita yang mendapat obat
ini harus diperiksa mekanisme hemostatik.

5. Asam traneksamat
Mekanisme Kerja :
 Sebagai anti plasmin, bekerja menghambat aktivitas dari aktivator plasminogen dan plasmin
 Sebagai hemostatik, bekerja mencegah degradasi fibrin, meningkatkan agregasi platelet
 memperbaiki kerapuhan vaskular dan meningkatkan aktivitas factor koagulasi.
Indikasi
 Hipermenorrhea
 Pendarahan pada kehamilan dan pada pemasangan AKDR
 Mengurangi pendarahan selama dan setelah operasi
Perhatian
Bila diberikan IV dianjurkan untuk menyuntikkan perlahan-lahan (10 ml / 1-2 menit)
Efek Samping
 Gangguan gastrointestinal : mual, muntah, sakit kepala, anoreksia
 Gangguan penglihatan, gejala menghilang dengan pengurangan dosis atau penghentian
pengobatan
Sediaan : Kapsul 250 mg, 500 mg
Injeksi 5 ml/250 mg dan 5 ml/500 mg

6. Karbazokrom Na Sulfonat (ADONA)


Mekanisme Kerja :
 Menghambat peningkatan permeabilizas kapiler
 Meningkatkan resistensi kapiler
Indikasi
 Pendarahan disebabkan menurunnya resistensi kapiler dan meningkatnya permeabilizas
kapiler
 Pendarahan abnormal selama/pasca operasi akibat penurunan resistensi kapiler
 Pendarahan otak
Sediaan : Tablet 10 mg/ Forte 30 mg
Injeksi 2 ml/10 mg dan 5 ml/25 mg

Indikasi dan kontraindikasi obat anti pendarahan


1. Faktor anti hemoflik(faktor VIII) dan cryoprecipitated anti Hemophilic Factor

Indikasi

Kedua zat ini bermanfaat untuk mencegah atau mengatasi perdarahan pad

a penderita hemofilia A ( defisienxi faktor VIII) yang sifatnya

herediter dan pada penderita yang darahnya mengandung inhibitor factor VII

2. kompleks Faktor X

Indikasi

Sediaan ini mengandung faktor II, VII, IX,X serta sejumlah kecil protein plasma lain
dan digunakan untuk pengobatan hemofilia B, atau bila
diperlukan faktor-faktor yang terdapat dalam sediaan tersebut untuk
mencegah perdarahan. Akan tetapi karena ada kemungkinan timbulnya
hepatitis preparat ini sebaiknya tidak diberikan pada pendrita nonhemofilia.

Efek samping

trombosis,demam, menggigil, sakit kepala, flushing, dan reaksi hipersensivitas berat


(shok anafilaksis).

3. V itamin K
Mekanisme kerja :
Pada orang normal vitamin K tidak mempunyai aktivitas farmakodinamik, tetapi pada
penderita defisiensi vitamin K, vitamin ini berguna untuk meningkatkan biosintesis
beberapa faktor pembekuan darah yang berlangsung di hati. Sebagai hemostatik,
vitamin K memerlukan waktu untuk dapat menimbulkan efek, sebab vitamin K harus
merangsang pembentukan faktor- faktor pembekuan darah lebih dahulu.
Indikasi :
Digunakan untuk mencegah atau mengatasi perdarahan akibat defisiensi vitamin K.
Perhatian :
Defisiensi vit. K dapat terjadi akibat gangguan absorbsi vit.K, berkurangnya bakteri yang
mensintesis Vit. K pada usus dan pemakaian antikoagulan tertentu. Pada bayi baru lahir
hipoprotrombinemia dapat terjadi terutama karena belum adanya bakteri yg mensintesis
vit. K

K o n t r a i n d i k a s i : Kegagalan Hepar parah : Sebab


biasanya menyebabkan kehilangansintesis protein dan diatesis hemorlogika
yang tidak terespson Vit. K.
4. Asam aminokaproat
Mekanisme kerja :
Asam aminokaproat merupakan penghambat bersaing dari activator plasminogen dan
penghambat plasmin. Plasmin sendiri berperan menghancurkan fibrinogen/ fibrin dan
faktor pembekuan darah lain. Oleh karena itu asam amikaproat dapat mengatasi
perdarahan berat akibat fibrinolisisyang berlebihan.
Indikasi :
§ Pemberian asam aminokaproat, karena dapat menyebabkan pembentukan thrombus
yang mungkin bersifat fatal hanya
digunakan untuk mengatasi perdarahan fibrinolisis berlebihan
§ Asam aminokaprot digunakan untuk mengatasi hematuria yang berasal dari kandung
kemih.
§ Asam aminokaproat dilaporkan bermanfaat untuk pasien homofilia sebelum dan
sesudah ekstraksi gigi dan perdarahan lain karena troma didalam
mulut.
§ Asam aminokaproat juga dapat digunakan sebagai antidotum untuk melawan efek
trombolitik streptokinase dan urokinase yang merupakan activator plasminogen.

5. Asam traneksamat
Mekanisme Kerja :
Ø Sebagai anti plasmin, bekerja menghambat aktivitas dari aktivator plasminogen
dan plasmin
Ø Sebagai hemostatik, bekerja mencegah degradasi fibrin, meningkatkan agregasi
platelet
Ø memperbaiki kerapuhan vaskular dan meningkatkan aktivitas factor koagulasi.
Indikasi
§ Hipermenorrhea
§ Pendarahan pada kehamilan dan pada pemasangan AKDR
§ Mengurangi pendarahan selama dan setelah operasi
Perhatian
Bila diberikan IV dianjurkan untuk menyuntikkan perlahan-lahan (10 ml / 1-2 menit)

6. Karbazokrom Na Sulfonat (ADONA)


Mekanisme Kerja :
Ø Menghambat peningkatan permeabilizas kapiler
Ø Meningkatkan resistensi kapiler
Indikasi
Ø Pendarahan disebabkan menurunnya resistensi kapiler dan meningkatnya
permeabilizas kapiler
Ø Pendarahan abnormal selama/pasca operasi akibat penurunan resistensi kapiler
Ø Pendarahan otak

vitamin K

D. PENGERTIAN VITAMIN K
Vitamin K dari “Koagulations-Vitamin” dalam Bahasa Jerman dan Bahasa Denmark merujuk
pada sebuah kelompok lipophilic, vitamin hydrophobic yang dibutuhkan untuk modifikasi pasca-
terjemah dari berbagai macam protein, terutama banyak dibutuhkan untuk proses pembekuan
darah. Secara kimia vitamin ini terdiri dari turunan 2-methyl-1,4-naphthoquinone.
Vitamin K2 (menaquinone, menatetrenone) secara normal diproduksi oleh bakteri dalam saluran
pencernaan, dan defisiensi gizi akibat diet yang sangat jarang kecuali saluran pencernaan
mengalami kerusakan yang sangat parah sehingga tidak dapat menyerap molekul.
Vitamin K merupakan salah satu dari factor pembeku darah. Vitamin K sangat penting untuk
pembentukan protrombin yang memungkinkan darah membeku, dan ternyata kadarnya dianggap
“ rendah” pada bayi baru lahir. Kadar vitamin K “ rendah” adalah normal, dan secara fisiologis
diharapkan pada bayi baru lahir. Pada beberapa hari dan beberapa minggu awal setelah kelahiran
bayi akan membentuk pasokan vitamin K dari makanan.

E. SUMBER VITAMIN K
Ada dua jenis vitamin K alamiah yaitu berasal dari tanaman yang larut lemak dan dari flora usus
yang larut air. Asupan utama vitamin K pada bayi bersumber dari susu, hanya sebagian kecil
yang berasal dari usus si bayi. Khusus bayi yang baru lahir, vitamin K juga bisa bersumber dari
ibundanya saat persalinan. Namun, vitamin K dari ibu bisa tidak sampai bila terjadi gangguan
plasenta dan ari-ari. Selain itu, fungsi hati, tempat metabolisme vitamin K, juga belum matang
menambah risiko si kecil kekurangan vitamin K.
Ada dua kelompok preparat vitamin K:
a. Preparat yang larut air ( menadion)
Penggunaan preparat ini merupakan kontra indikasi pada neonatus, bayi, kehamilan stadium
lanjut. Merupakan vitamin buatan bagi mereka yang tak mampu menyerap dari makanan.
b. Preparat yang larut lemak (fitomenadion)
F. FUNGSI VITAMIN K
Vitamin K diperlukan untuk pembentukan tulang pada janin dan factor – factor pembekuan II,
VII, IX, X. Faktor – factor anti pembekuan protein C dan S dalam hati .vitamin K berguna untuk
mengkatkan biosintesis factor pembeku darah yaitu protrombin, factor VII / prokonvertin, factor
IX, factor X hingga membantu proses pembekuan darah dan mencegah terjadinya perdarahan
bila mengalami luka
G. DEFIENSI VITAMIN K
Defisiensi vitamin K dapat menyebabkan perdarahan. vitamin ini bersifat larut dalam lemak
disipan didalam hati dan dapat mengalami defisiensi pada keadaan malabsorbsi ( misalnya pada
pasien penyakit coeliac ). Defisiensi vitamin K berkaitan dengan:
2. Neonatus yang ibunya pernah mendapatkan obat – obat anti epilepsy,
antikoagulan/antituberculosis dalam periode antenatal.
3. Neonatus ( khususnya bayi yang prematur)
4. Defisiensi makanan yang meliputi pemberian nitrisi parenteral yang lama
5. Malabsorbsi
6. Gangguan flora usus karena pemberiaan antibiotic
7. Penyakit hepar (yang meliputi penyakit yang ada kaitannya dengan konsensi alcohol) dan
penyakit / pembedahan pada traktus biliaris
8. Terapi anti koagulan oral
Defisiensi vitamin K dapat menyebabkan:
1. Hipoprotrombinemia dan menurunnya beberapa factor pembekuan darah sehingga terjadi
perdarahan spontan
2. Mudah terjadi perdarahan, gangguan metabolisme tulang Belum diketahui. Kemungkinan
menyebabkan kuning pada bayi premature
H. KELAINAN PERDARAHAN PADA BAYI BARU LAHIR
Penyakit ini telah dibagi menjadi 3 kategori :
a. Awitan dini
Pada saat lahir atau dalam waktu 24 jam yang mengenai neonatus yang ibunya pernah
mendapatkan obat – obat yang mempegaruhi metabolisme vitamin K, misalnya warfarin,
fenitoin, barbiturate, rifampisin, isoniasid
b. Klasik
Pada usia bayi 2 – 7 hari ketika perdarahan umumnya terjadi dari umbilicus/ traktus
gastrointestinal dan biasanya sembuh sendiri
c. Awitan lanjut
Pada usia 8 hari hingga 12 bulan, yang terutama terjadi pada bayi – bayi yang mendapatkan ASI
kategori ini meliputi perdarahan intracranial dengan awitan yang mendadak dengan gejala sisa
yang serius. Defisiensi vitamin K dapat dipicu oleh diare malabsorbsi misalnya sesudah
pemberian antibiotic dalam waktu yang lama. Faktor – factor resiko lainny adalah trauma lahir,
diare kronis, kistik fibrosis, sindrom malabsorsi, penyakit hati, atresia bilier, defisiensi anti
tripsin α- 1.

I. FARMAKOKINETIK VITAMIN K
Pemberian vitamin K dapat secara oral, intramuscular, intravena. Rute intravena diberikan untuk
keadaan emergency, seperti hemoragi. Rute dan dosis pemberian vitamin K untuk neonatus
menjadi subjek kontroversi, secara oral tampaknya memberikan perlindungan baik dari awitan
HDN klasik dan lanjut.
Pemberiannya dianjurkan pada saat lahir dan pada empat sampai 10 hari untuk semua bayi,
diikuti dengan dosis lanjutan pada satu bulan untuk bayi menyusu.
Melalui penyuntikan vitamin K sebanyak 1 mg pada semua bayi baru lahir.
Kelebihan: kadar dalam darah lebih tinggi dan bertahan lama, bisa disimpan lebih lama,
penyerapannya lebih baik, dan hanya sekali pemberian.
Kekurangan: harus lewat suntikan
Melalui vitamin K yang diminum sebanyak 2 mg pada bayi baru lahir.
Kelebihan: lebih sederhana, lebih mudah, risiko lebih kecil
Kekurangan: lebih mahal, sulit untuk memberi dosis ulang, tidak bisa dipastikan penyerapannya
ke dalam tubuh.
Absorsi preparat oral mungkin terlalu lambat untuk mencegah awitan dini penyakit pada
neonatus resiko tinggi, yang harus diberi vitamin K intramuscular pada saat lahir. Perbandinggan
internasional menunjukkan bahwa pemberian oral kurang efektif dibandingkan profilaksis
intramuscular.
Metabolisme : vitamin K dengan cepat dimetabolisme dan dikeluarkan melalui hati dan ginjal.
J. EFEK SAMPING VITAMIN K
Vitamin K pada bayi baru lahir telah dikaitkan dengan anemia hemolitik, hiperbilirubenia dan
kernikterus, terutama pada bayi premature dan bayi dengan defisiensi glukosa 6 – fosfat
dehidrogenase ( G6PD) atau defiensi vitamin E. masalah ini cukup jarang dengan fitomenadion
daripada menadiol.
Vitamin K oral secara umum ditoleransi baik tetapi mungkin menyebabkan mual, sakit kepala,
atau flushing. Pada gagal hati fungsi hati akan terus terdepresi.

K. KONTRAINDIKASI
Vitamin K peranteral harus diberikan dengan kewaspadaan pada bayi dengan bayi berat kurang
dari 2,5 kg karena peningkatan resiko kernikterus.

L. PENYIMPANAN
Preparat suntikan intramuscular vitamin K harus disimpan dalam wadah yang resisten cahaya
dengan sushu dibawah 25 0C penyimpanan dalam freezer harus dihindari dan larutan yang
tampak keruh tidak boleh digunakan. Vitamin K merupakan preparat yang bersifat iritatif, karena
itu kontak kulit dengan pemberian obat dan penerimanya harus dihindari

M. CONTOH PRODUK VITAMIN K YANG SERING DIGUNAKAN


Neo-K
Phytonadione
2mg /mL INJEKSI
Komposisi:
Setiap mL larutan mengandung : phytonadione 2mg
Cara kerja obat:
Phytonadione ( vitamin K1 ) diperlukan untuk pembentukan faktor pembekuan darah dalam hati
seperti factor II ( protrombin), VII, IX, dan X.
Phytonadione ( vitamin K1) berperan sebagai koenzim pada karboksilasi rantai samping yang
mengandung asam glutamate. Senyawa karboksi glutamil yang dihasilkan mengubah precursor
menjadi factor pembekuan aktif yang kemudian dikeluarkan oleh sel hati dalam darah
Indikasi :
Profilaksis dan pengobatan hemorrhage pad bayi yang baru lahir.
Kontra indikasi :
Hipersensitifitas terhadap phytonadione ( vitamin K1)
Efek samping :
1. hiperhilirubinemia dilaporkan pernah terjadi pada bayi baru lahir jika obat diberikan melebihi
dosis yang di anjurkan
2. sianosis, kolapsvaskular perifer, muka memerah, berkeringat, rasa nyeri di dada, hiperhidrosis,
syok, reaksi hipersensitif, termasuk reaksi anafilaktik dan kematian pernah dilaporkan terjadi
melalui pemberian secara intra vena. Pemberian secara intra vena sebaiknya dihindari.
3. iritasi local seperti rasa sakit, bengkak dan perih dapat terjadi ditempat obat diinjeksikan.
4. pemberian secara parenteral pada bayi baru lahir / neonatus dapat menyebabkan anemia
hemolitik dan hemoglobinuria.

Peringatan dan perhatian :


1. efek koagulasi phytonadione ( vitamin K1) akan dihasilkan 1-2 jam setelah obat diberikan.
2. tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan
3. phytonadione ( vitamin K1) merupakan antagonis dari antikoagulan kumarin manun tidak
dapat menghambat kerja antikoagulan dari heparin.
4. phytonadione ( vitamin K1 ) mudah terdegradasi oleh cahaya, simpan sediaan yang terlindungi
oleh cahaya.
5. hindari penggunaan secara inra vena.

Interaksi obat :
Phytonadione ( vitamin K1 ) merupakan antagonis dan anti koagulan kumarin

Dosis :
1. profilaksis hemorrhage pada bayi yang baru lahir : 0,5mg – 1mg phytonadione ( vitamin K1 )
biberikan secara IM, 1-6 jam setelah bayi dilahirkan
2. pengobatan hemorrhage pada bayi baru lahir : 1mg phytonadione (vitamin K! ) diberikan
secara I.M atau S.C.

packging :
box, 5 ampul @ 1 mL
cara penyimpanan :
simpan dibawah suhu 30 C terlindung dari cahaya.

ANTIKOAGULAN ORAL
Mekanisme kerja:(5)
Antikoagulan oral merupakan antagonis vitamin K. Vitamin K adalh kofaktor yang
berperan dalam aktivasi factor pembekuan darah II, VII, IX, X yaitu dalam mengubah
residu asm glutamate menjadi residu asam gama karboksiglutamat. Untuk berfungsi
vitamin K mengalami siklus oksidasi dan reduksi di hati. Antikoagulan oral mencegah
reduksi vitamin K teroksidasi sehingga aktivasi factor-faktor pembekuan darah
terganggu/tidak terjadi.

Tabel 4. Interaksi yang terjadi antara obat Antikoagulan Oral dengan makanan(6)
Obat Makanan Mekanisme Interaksi
Warfarin Alkohol Peminum alkohol berat dapat menstimulasi enzim
hepatik yang terkait dengan metabolisme dari
warfarin, menyebabkan warfarin cepat
dieliminasi, sebagai hasil dari t ½ yang pendek
Vitamin C dosis Mencegah absorspsi antikoagulan
tinggi
cranberry juice Kemungkinan dari kompisisi cranberry juice
(mungkin flavonoid, diketahui bahwa
menghambat kerja sitokrom P450) menghambat
metabolisme warfarinmenurunkan Cl,
meningkatkan efek
Jahe Jahe menghambat agregasi platelet
Gingseng Penggunaan bersama dengan gingseng kadang-
kadang terjadi perdarahan, hal ini disebabkan
karena gingseng mengandung komponen
antiplatelet
Rokok Komponen dari roko menginduksi/menstimulasi
enzim hati , yang mana meningkatkan sedikit
metabolisme warfarinmenurunkan kerja
warfarin
Vitamin E Pemberian vitamin E sebesar 1200UI setiap hari
selama 2 bulan menyebabkan perdarahan
Pemberian 800UImenurunkan faktor
pembekuan darah dan menyababkan perdarahan
Dikumarol Vitamin E Pemberian vitamin E 42 UI setiap hari selam 1
bulanmenurunkan efek dikumarol setelah 36
jam
Antikoagulan natto (makanan pada proses pencernaan,aktivitas Bacillus natto di
jepang yang terbuat dalam natto pada usus hewan yang menyebabkan
dari fermentasi peningkatan sintesis dan kemudian peningkatan
kacang kedelai, absorbsi vitamin K
dapat menurunkan
efek dari warfarin)
Acenocoumar makanan dan - Makanan memperpanjang retensi dikumarol
ol minuman: dengan makanan-makanan bagian usus
Dicoumarol Makanan - Protein dari kacang kedelai meningkatkan
Warfarin Grapefruit juice aktivitas vitamin K pada reseptor dibagian
Avocado, ice-cream, hatimenurunkan efek dari warfarin
kacang kedelai - Alpukat yang mengandung sedikit vitamin K
(8µg/100g) mempengaruhi warfarin dengan
inhibisi kompetitif
- Grapefruit juice meningkatkan kelemahan
efek inhibitor jus anggur pada aktivitas sitokrom
isoenzim P450 CYP3A4 dalam usus.
Antikoagulan Makanan Vitamin K menaikkan bekuan darah. Dengan
mngandung adanya makanan ini, efek dari antikoagulan,
vitaminK: Hati sapi; pengencer darah menjadi menurun
Kubis, kol; Minyak;
Kol cina ; Sayuran
hijau ; Bayam

IMMUNOSUPPRESSANT
Mekanisme kerja:
Kerja dari obat-obat golongan immunosuppressan adalah menghambat atau mencegah
aktifitas sistem imun.

 Biasanya digunakan dalam pengobatan immunosuppressive.


 Mencegah penolakan transplantasi organ dan jaringan (sumsum tulang, jantung,
ginjal,hati).
 Mengobati penyakit autoimun ( rheumatoid arthritis, multiple sclerosis, myasthenia
gravis, systemic lupus erythematosus, Crohn's disease, pemphigus, and ulcerative
colitis).
 Pengobatan beberapa penyakit inflamatory non-autoimmune (long term allergic
asthma control)

Tabel 5. Interaksi yang terjadi antara obat Immunosuppressan dengan makanan(6)


Obat Mekanisme Makanan Efek yang dihasilkan
kerja
Ciclosporin Penghambatan Makanan Makanan, susu dan grapefruit juice
selektif sel T, Susu bisa meningkatkan bioavaibilitas
menurunkan Grapefriut ciclosporin.
produksi dan juice Red wine menurunkan
pelepasan Red wine bioavailabilitas ciclosporin
limfokin serta St John’s Menyebabkan penurunan kadar
menghambat wort ciclosporin dalam serum dan terjadi
ekspresi (Hypericum penolakan organ jika digunakan
interleukin 2. perforatum) dalam beberapa minggu pertama
Vitamin E trnsplantasi.
Meningkatkan absorbsi ciclosporin
Keterangan:

 ciclosporin dimetabolisme oleh cytochrome P450 3A4. Penggunaan bersama


ciclosporin dengan inhibitor cytochrome P450 3A4 dapat menimbulkan
peningkatan kadar ciclosporin dalam plasma. Besarnya interaksi dan efek potensi
bergantung pada efek variabilitas cytochrome P450 3A4.
 Grapefruit juice (naringin flavanoid) diperkirakan menghambat aktivitas dari
citokrom p450 isoenzyme CYP3A (metabolisme) pada dinding usus dan hati
sehingga kadar ciclosporin menjadi lebih tinggi , terutama dengan konsumsi
grapefruit juice yang berlebihan (>1,2 liter/hari)
 jus grapefruit mengandung bahan utama naringin, yang memberi rasa kecut serta
aroma khas. Naringin inilah yang diduga memblok "transporter" obat yang
dinamakan OATP1A2 yang mengangkut bahan aktif obat dari usus kecil ke
pembuluh darah. Pemblokiran transporter ini mengurangi absorpsi obat dan
menetralisasi potensi manfaatnya.
 Antioksidan (resveratol) pada red wine dapat menginaktivasi CYP3A4 sehingga
bisa meningkatkan kadar ciclosporin, namun red wine juga menurunkan solubilitas
ciclosporin dengan cara membentuk ikatan ciclosporin-red wine pada saluran
gastrointestinal sehingga berpotensi menurunkan bioavaibilitas ciclosporin.

Tabel 6. Interaksi yang terjadi antara obat Immunosuppressan dengan makanan(6)


Obat Mekanisme kerja Makanan Efek yang
dihasilkan
takrolimus menghambat transkripsi St.john’s wort Menurunkan kadar
gen pembentuk sitokin takrolimus
pada limfosit T, Grapefruit
menghambat pelepasan juice Meningkatkan kadar
takrolimus
histamin melalui
mekanisme anti-IgE.
Keterangan :

 Makanan yang dapat menimbulkan interaksi dengan takrolimus adalah St.john’s


wort, efek yang dihasilkannya dapat menurunkan kadar takrolimus. Cytochrome
P450 3A4 adalah enzim yang memetabolisme takrolimus. St john’s wort bekerja
dengan cara meninduksi (cytochrome P450 3A4) sehingga kadar takrolimus dalam
darah menurun.
 Sedangkan Grapefruit juice dapat meningkatkan kadar takrolimus Grapefruit juice
(naringin flavanoid) diperkirakan menghambat aktivitas dari citokrom p450
isoenzyme CYP3A (metabolisme) pada dinding usus dan hati sehingga kadar
takrolimus menjadi lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai