Perawatan Luka Post Orif Open Reduction and
Perawatan Luka Post Orif Open Reduction and
Luka akut adalah luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep
penyembuhan yang telah disepakati.
Perawatan Luka post operasi adalah perawatan luka yang dilakukan pada pasien
post operasi dengan tujuan mencegah terjadinya infeksi dan mempercepat
proses penyembuhan.
BEBERAPA YANG HARUS DIPERHATIKAN
Beberapa hal yang juga harus diperhatikan dalam luka akut pasca
pembedahan adalah
1. Evaluasi balutan primer yang digunakan,
2. Permukaan epitel,
3. Penutupan luka,
4. Garis sembuh dan perubahan lokal yang mengarah ke infeksi.
5. Balutan sangat berpengaruh dalam mendukung penyembuhan
luka sehingga pemilihan balutan pasca pembedahan sangat
penting difahami.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini telah dilakukan selama 8 hari,
tanggal 26 juni – 4 juli 2014, bertempat di desa
jetis kapuan. Metode penelitian adalah dengan
cara observasi yang dilaksanakan secara
mendalam (in-depth observation) terhadap
objek yaitu pasien pasien post orif pada Ny D. A
HASIL PENELITIAN
Pada tanggal 17 Mei 2014 pasien mengalami kecelakaan dengan
menggunakan sepeda motor pasien terjatuh karena bertabrakan
dengan sesama pengemudi bermotor, kemudian pasien dibawa ke
puskesmas terdekat lalu dari keluarga di bawa ke Rumah Sakit Mardi
Rahayu Kudus untunk dilakukan tindakan keperawatan lebih lanjut
dan pasien dilakukan pemasangan ORIF pada ekstremitas kanan
bawah, pasien di rawat di Ruma Sakit selama 8 hari
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pengkajian pada Ny.D dilakukan pada tanggal 26 mei 2014 dirumah Ny.D di desa
Jetis kapuan
Diagnosa medis : Fraktur, operasi dilakukan pada tanggal 17 mei 2014 di
rumah sakit Mardi Rahayu Kudus.
Keadaan umum pasien baik,
Didapatkan luka akut pada ekstremitas kanan bawah dengan panjang luka 26
cm
Luka bersih tidak ada eksudat,
Tindakan perawat adalah ganti balut menggunakan Nacl 0,9%
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada post operasi hari ke 10
Dilakukan tindakan keperawatan dengan
ganti balut menggunakan kompres NaCl
0,9%.
Pada perawatan luka, proses tindakan
dilakukan dengan mempertahankan
teknik aseptik.
Peneliti menggunakan primary dressing
kassa steril kemudian dibasahi dengan
NaCl 0,9% sebagai secondary dressing
dengan kassa kemudian ditutup dengan
dan diplester dengan hypafix sebagai
fiksasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada post operasi hari ke 12
• Dilakukan tindakan keperawatan dengan ganti
balut lagi menggunakan kompres NaCl 0,9%.
• Pada perawatan luka, proses tindakan
dilakukan dengan mempertahankan teknik
aseptik.
• Respon obyektif didapatkan kondisi luka
bersih, tidak ada kemerahan disekitar luka
jahitan rapat tidak terbuka, kemudian ditutup
dengan kassa steril dan diplester dengan
hypafix.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada post operasi hari ke 14
• Dilakukan tindakan keperawatan dengan ganti
balut lagi menggunakan kompres NaCl 0,9%,
• Proses tindakan dilakukan dengan
mempertahankan teknik aseptik.
• Respon obyektif didapatkan kondisi luka bersih,
• Tidak ada kemerahan disekitar luka,
• Jahitan rapat tidak terbuka,
• Kemudian ditutup dengan kassa steril dan
diplester dengan hypafix
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada post operasi hari ke 16
• Dilakukan tindakan keperawatan
dengan ganti balut lagi menggunakan
kompres NaCl 0,9%,
• Proses tindakan dilakukan dengan
mempertahankan teknik aseptik.
• Respon obyektif didapatkan kondisi
luka bersih,
• Tidak ada kemerahan disekitar luka,
• Jahitan rapat tidak terbuka,
• Kemudian ditutup dengan kassa steril
dan diplester dengan hypafix.
PEMBAHASAN
Tindakan perawatan luka yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan
kompres NaCl 0,9%. NaCl 0,9 % adalah zat yang memiliki tingkat osmotik tinggi.
NaCl 0,9%merupakan larutan fisiologis yang konsentrasinya sama dengan cairan
tubuh sehingga tidak menimbulkan reaksi hipersensitivitas.
Setelah dilakukan perawatan luka dengan kompres NaCl 0,9% pada Ny.D
selama 10 hari didapatkan kondisi luka baik, tidak ada tanda-tanda infeksi,
panjang luka 26 cm, kondisi luka bersih, jahitan luka rapat tidak terbuka, garis
luka semakin kelihatan, tidak ada kemerahan disekitar luka. Luka klien
mengalami perbaikan setelah perawatan menggunakan kompres NaCl 0,9%
karena didukung status nutrisi dan vaskularisasi luka yangbaik.
PEMBAHASAN
Dari data ditemukan bahwa luka mengalami perbaikan setelah dilakukan
perawatan luka dengan kompres NaCl 0,9% penggunaan kompres menggunakan
NaCl 0,9% pada luka direkomendasikan untuk membersihkan luka, oleh karena
NaCl 0,9% bukanlah topikal dan juga bukan dressing yang dapat mengkondisikan
lingkungan luka tetap lembab, akan lebih baik jika perawatan luka menggunakan
Tulle gras yang dapat melembabkan kondisi luka sehingga terjadi peningkatakan
angiogenesis (pembentukan jaringan baru).
Penulis menggunakan primary dressing dengan kassa yang dibasahi dengan
Nacl 0,9% dan secondary dressing dengan kassa steril dan hypafix sebagai fiksasi.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN
• Nutrisi adalah suatu faktor yang penting dalam penyembuhan luka. setiap fase dalam
penyembuhan luka memerlukan nutrisi.
• Vaskularisasi mempengaruhi luka karena luka membutuhkan peredaran darah yang
baik untuk pertumbuhan dan perbaikan sel sedangkan nutrisi merupakan unsur
utama dalam membantu perbaikan sel, terutama karena terdapat kandungan zat gizi
didalamnya.
• Anemia,
• Usia,
• Penyakit lain,
• Kegemukan,
• Obat-obatan,
• Merokok dan stres.
TERIMA KASIH ATAS
PERHATIANNYA