Anda di halaman 1dari 16

Sistem Proteksi & Distribusi Energi

Listrik

Jaringan Tegangan
Rendah
Profil
Ardaniah
442 18 007

Harrie Anugerah Rante


442 18 013

Pembimbing:
Prof. Ir. Makmur Saini, M.T.,Ph.D

Sukaddin
442 18 023
Apa Itu Jaringan Tegangan Rendah?

Jaringan Tegangan Rendah merupakan bagian hilir dari


suatu sistem tenaga listrik pada tegangan distribusi
dibawah 1000 Volt, yang langsung memasok kebutuhan
listrik tegangan rendah ke konsumen. Melalui jaringan
distribusi ini disalurkan tenaga listrik kepada para
pemanfaat / pelanggan listrik.
Menyalurkan tenaga listrik
dari gardu distribusi ke konsumen
tegangan rendah. Tegangan
Jaringan rendah yang digunakan PT.PLN
Tegangan adalah 127/220V dan 220/380V.
Rendah Pada umumnya radius pelayanan
berfungsi berkisar 350 meter. Di Indonesia
untuk (PLN) susut tegangan di izinkan
±5% - 10% dari tegangan operasi.
Konstruksi JTR

SKTR adalah panel


Saluran Udara Tegangan distribusi lokal
Rendah(SUTR)
yang menyediakan
SUTR merupakan sumber tegangan
jaringan kawat yang
berisolasi maupun
dari PLN ke panel-
tidak berisolasi. Bagian panel beban.
utama dari SUTR
Saluran Kabel Tanah Tegangan
adalah tiang listrik, Rendah(SKTR)
cross arm, isolator dan
penghantar
Aluminium/Tembaga
Konstruksi tiang
SUTR
Pada jaringan tegangan rendah yang
menggunakan tiang bersama dengan jaringan
tegangan menengah maka jarak gawang
(Span) harus di jaga agar tidak lebih dari 60
meter. Di dalam menentukan panjang tiang
beberapa faktor yang harus dipertimbangkan
adalah :
1. Jarak aman antara saluran tegangan
menengah dan tegangan rendah.
2. Posisi trafo tiang.
3. Tinggi rendahnya trafo dengan penyangga
dua tiang.

No Tegangan Rangkaia Panjang Type Span


n Tiang (m) (daN) Maksimu
m
1 Menengah Tunggal 11 350 80
13 350 120
2 Menengah Ganda 11 350 50
13 350 60
3 Rendah Tunggal 9 100 40
9 200 60
Konstruksi tiang
SUTR
Konstruksi tiang
SUTR
KONSTRUKSI TIANG SUDUT
KECIL

KONSTRUKSI TIANG
SUDUT BESAR
Konstruksi tiang
SUTR

KONSTRUKSI TIANG
PENCABANGAN

KONSTRUKSI TIANG PENEGANG


Konstruksi Perletakan Kabel
SKTR

Kabel yang digelar di bawah


tanah harus memenuhi
persyaratan jarak dengan utilitas
lain yang ada di bawah tanah.
Jarak antara kabel dengan kabel
listrik yang bersilangan tidak
boleh kurang dari 20 cm, jika
kurang dari 20 cm bagian
persilangan dilindungi dengan
pipa beton belah atau pelat beton
dengan tebal 6 cm, sekurang-
kurangnya sejauh 50 cm dari
titik silang.
Konstruksi Perletakan kabel
SKTR

Untuk mendapatkan kemampuan


hantar arus yang spesifikasi pada SNI 04-
0225-2000. Kabel ditanam sedalam 70 cm,
diselimuti pasir urug setebal 5 cm pada
permukaan kabel atau total 20 cm.
Selanjutnya, bagian atas pasir di pasang
batu pengamanan yang berfungsi sebagai
batu peringatan dengan tebal sekurang-
kurangnya 6 cm. Dan di bagian atas
tertulis “Awas Kabel PLN Bertegangan”.
Ukuran batu peringatan di sesuaikan
dengan kebutuhan, terbuat dari beton
skala 1-3, lebar galian sekurang-
kurangnya 40 cm.
Konstruksi Perlengkapan Hubung
Bagi SKTR

•   Penempatan Perlengkapan
Hubung Bagi (PHB) dilakukan pada
sisi trotoar yang tidak menganggu
pejalan kaki. PHB dilindungi dengan
pipa baja/patok, yang melindungi
kemungkinan tertabrak kendaraan
bermotor. Panel PHB dan lapisan luar
(metal sheath) kabel dan penghantar
metal dibumikan bersama. Penghantar
pembumian minimal dengan
penampang terbuat dari tembaga
dengan nilai tahanan pembumian tidak
lebih dari 10 Ohm.
Pentanahan pada Jaringan JTR
Sistem pentanahan Tujuan utama dari
atau biasa disebut adanya pentanahan
grounding adalah adalah menciptakan
sistem pengamanan jalur low impedance
terhadap perangkat- (tahanan rendah)
perangkat yang terhadap permukaan
mempergunakan listrik bumi untuk gelombang
sebagai sumber listrik dan transient
tenaga, dari lonjakan voltage.
listrik, petir, dll.
an P e l aya nan
Sambung Ketentuan-ketentuan sambungan pelayanan :

1. Dari satu tiang boleh dipasang maksimum 5 SLP

2. Dari SLP 1 boleh disambung berturut-turut (seri)


maksimum 5 pelanggan dan tetap memperhartikan
beban dan susut tegangan.
3. Jarak sambungan dari tiang ke rumah atau dari
rumah ke rumah maksimum 30 meter untuk SLP
jenis twissted dan maksimum 45 meter untuk SLP
jenis DX/QX

4. Jarak sambungan dari tiang ke rumah terakhir


maksimum 150 meter dan tetap memperhatikan
susut tegangan yang di izinkan.
5. Susut tegangan sepanjang SR yang di izinkan
maksimum 2% bila SLP disambung pada STR,
maksimum 10% bila SLP disambung pada gardu
trafo/Peti TR.

6. Pada satu tiang atap boleh dipasang maksimum 3


SLP.
• .
Gangguan Gangguan Hilang
Pembangkit
Pelayanan
Gangguan Beban Lebih

Gangguan Hubung Singkat

Gangguan Tegangan Lebih

Gangguan Instabilitas

Gangguan karena Konstruksi


Jaringan yang Kurang Baik
Sekian
Dan

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai