Anda di halaman 1dari 23

‘’TIANG

PENYANGGA
JARINGAN
TEGANGAN
RENDAH’’

Nama Kelompok :
1. Aldy Trixie Ningrat
2. Christy Cantika Ena
3. Jessika Sonia Zacharias
Latar Belakang Salah satu faktor yang
mempengaruhi kualitas
sistem kelistrikan adalah
kondisi dari konstruksi pada
jaringan distribusi tenaga
listrik, yang meliputi salah
satunya adalah Jaringan
Tegangan Rendah.
Jaringan Tegangan Rendah
(JTR) adalah bagian dari
sistem tenaga listrik pada
tegangan distribusi di bawah
1000 Volt (220 Volt), yang
berada diantara sumber daya
listrik dan pemakai tenaga
listrik (konsumen). Tentunya
salah satu hal penting yang
menjadi saluran tenaga
listrik untuk konsumen
adalah tiang listrik
Perumusan Masalah

1. Pengertian dan Fungsi Tiang Penyangga


JTR
2. Klasifikasi Tiang Penyangga Jaringan
Tegangan Rendah (JTR)
3. Ukuran Tiang Penyangga JTR
4. Cara Pemasangan Tiang Listrik
PENGERTIAN TIANG LISTRIK/ PENYANGGA JARINGAN TEGANGAN RENDAH
Suatu bahan yang dapat terbuat dari kayu, baja,
dan beton, yang merupakan salah satu komponen
utama dari konstruksi distribusi saluran udara, yang
menyangga hantaran listrik serta perlengkapan dan
pemakaiannya yang bergantung pada keadaan
lapangan.
FUNGSI TIANG LISTRIK/PENYANGGA JARINGAN TEGANGAN RENDAH
Menyambungkan kabel antar kabel sehingga dapat
sampai ke suatu wilayah yang membutuhkan jangkauan
listrik.
Untuk menyangga kabel ke tempat yang tinggi supaya
tidak menganggu kendaraan yang lewat.
Sebagai trafo daya mengubah tegangan menengah
menjadi tegangan rendah
Sebagai pengaman penyulang bila terjadi gangguan di
trafo dan melokalisir gangguan di trafo agar
peralatannya tidak rusak
Sebagai penyekat antar bagian yang bertegangan
Sebagai isolasi tegangan listrik antara kawat dengan
tiang
KLASIFIKASI TIANG PENYANGGA JARINGAN TEGANGAN RENDAH

1. Berdasarkan Bahannya

a. Tiang Kayu

Tiang kayu banyak digunakan sebagai penyangga jaringan


karena konstruksinya yang sederhana dan biaya investasi
lebih murah bila dibandingkan dengan tiang jenis yang lain.
Selain itu tiang kayu merupakan penyekat (isolator) yang
paling baik sebagai penompang saluran udara terhadap
gangguan hubung singkat.
Jenis kayu yang digunakan :
1. Kayu ulin
2. Kayu jati
3. Kayu rasamala
Keuntungan menggunakan tiang kayu

mempunyai konstruksi yang sederhana, biaya investasi lebih


murah, merupakan bahan penyekat (isolasi) yang baik buat
penopang jaringan, dapat dibentuk menurut konstruksi, biaya
perawatan rendah dan bebas dari gangguan petir.

Kerugian menggunakan tiang kayu

tergantung pada persediaan kayu yang ada, perlu pengawetan


terlebih dahulu, umur lebih pendek : 10 - 12 tahun bila tak
diawetkan dan 20 - 30 tahun bila diawetkan, tidak dapat
menyangga beban secara aman, dan apalagi
bila terjadi satu atau dua kawat terputus.
b. Tiang Baja (Steel Pole)

Tiang baja yang digunakan berupa pipa-pipa baja


bulat yang disambung dengan diameter yang berbeda
dari pangkal hingga ujungnya. Pada umumnya ukuran
penampang bagian pangkal lebih besar dari ukuran
penampang bagian atasnya (ujung). Baja bulat ukuran
3 m dipakai pada penyambungan tiang 9 m untuk JTR
c. Tiang Beton:
• Tiang beton bertulang
Tiang ini banyak digunakan untuk mendistribusikan
tenaga listrik di daerah pedesaan dan daerah terpencil atau
di tempat-tempat yang sulit dicapai.Tiang beton bertulang
juga dipilih jika dikehendaki adanya sisi dekoratif. Untuk
pembuatan beton bertulang digunakan campuran beton 1 :
1,5 : 3 dengan kerikil yang seragam berukuran diameter 15
mm

Kelebihan : Tiang beton bertulang memiliki umur yang


sangat panjang dengan perawatan yang sederhana
Kekurangan :berukuran besar dan cukup berat, tiang ini
cendrung hancur jika ditabrak kendaraan.
• Tiang beton pratekan

Jenis tiang ini lebih mahal dari tiang beton bertulang.


Pemasangannya lebih sulit dibandingkan dengan tiang kayu
karena sangat berat. Tiang beton bertulang memiliki umur yang
sangat panjang dengan perawatan yang sangat sederhana.
Tiang jenis ini tidak perlu dicat untuk pengawetannya, karena
tidak akan berkarat. Kelemahan jenis tiang ini cenderung hancur
jika terlanggar oleh kendaraan.
2. Berdasarkan Sifatnya

Tiang kaku (rigid)


Tiang kaku direncanakan untuk menahan beban penopang yang
diperkirakan besar (berat)

Tiang lentur (flexible)


Tiang lentur direncanakan untuk menahan beban penopang
yang tidak terlalu berat atau lebih ringan. Untuk tiang kayu
yang memiliki sifat lentur biasanya tidak digunakan untuk
saluran feeder utama (jaringan distribusi primer) yang memiliki
beban penopang lebih besar, tetapi banyak digunakan untuk
jaringan distribusi tegangan rendah.

Tiang setengah lentur (semi flexible) .


Tiang setengah lentur direncanakan untuk menahan beban
penopang yang tidak terlalu berat atau lebih ringan. Untuk
tiang yang memiiki sifat setengah lentur banyak digunakan
untuk jaringan distribusi sekunder atau untuk tiang service
(pelayanan) pada konsumen.
3. Berdasarkan Fungsinya :

Tiang Singgung (tangent pole)


Tiang singgung ini digunakan untuk saluran yang lurus, dan diterapkan
untuk sudut line tidak kurang dari 5 derajat. Fungsi tiang singgung ini
untuk menyangga kawat penghantar dan isolator yang memiliki beban
penopang yang lebih ringan

Tiang Ujung (deadend pole)


Pada ujung-ujung jaringan tenaga listrik dipasang tiang-tiang penarik
yang berfungsi merentangkan kawat penghantar. Jika kekuatan tarik
pada tiang ujung ini lebih besar maka digunakan dua buah atau
kadang-kadang tiga buah kawat tarikan (guy wire).

Simbol untuk tiang ujung (deadend)


Tiang Sudut (angle pole)
Tiang sudut digunakan untuk saluran yang memiliki sudut lebih besar
dari 5 derajat. karena sudut yang terjadi biasanya lebih besar, maka
tiang sudut diperkuat dengan suatu kawat tarikan (gay wire) sebagai
penahan gaya tarikan dari kawat penghantar yang membuat sudut
tersebut.

Tiang Penegang (tension pole)


Tiang penegang ini biasanya digunakan untuk memperkuat tegangan
kawat (stress) pada tiang-tiang sudut yang kawat tarikannya (guy wire)
menghadap ke jalan raya atau sungai, sehingga tidak memung-kinkan
meletakkan kawat tarikan di tengah jalan raya atau di tengah sungai.
Oleh sebab itu untuk tidak mengganggu lalu lintas jalan raya, maka
digunakan tiang penegang tersebut.

Simbol untuk tiang penegang (tension pole)


UKURAN dan JARAK TIANG PENYANGGA JARINGAN TEGANGAN RENDAH

Hal-hal yang harus diperhatikan mengenai ukuran tiang listrik ini


adalah:
1. Tinggi tiang, yang tergantung pada ukuran tegangan sistem.
2. Kedalaman pondasi tiang, yang tergantung pada kondisi
tanah setempat.
3. Jarak antara tiang (span), yang tergantung pada kepadatan
beban untuk suatu daerah pelayanan, jenis kawat penghantar
dan ketinggian tiang.

Jarak antara tiang atau gawang


Jarak antar tiang pada SUTR tidak melebihi dari 50 meter. Tiang
yang dipakai adalah tiang dengan kekuatan/beban kerja ( working
load) sebesar 200 daN, 350 daN, 500 daN dengan faktor
keamanan 2 (breaking load = 2 x working load).
 
 
Penyangga Tiang ( Pole Support )
Untuk menambah kemampuan beban kerja tiang atau
mengurangi penggunaan tiang dengan beban kerja besar,
dipakai penyangga tiang pada tiang-tiang dengan beban kerja
dasar (200 daN).

Ruang Bebas Hambatan ( Right of Way ) dan Jarak aman


( Safety Distance )
Ruang bebas hambatan atau right of way pada jaringan
tegangan rendah kabel pilin adalah jalur lintas yang dilalui
jaringan tegangan rendah tersebut.

Beban Mekanis Tiang


Beban mekanis akibat berat penghantar, pengaruh tiupan angin
dan beban-beban
mekanis lainnya perlu diperhitungkan khususnya pada tiang
awal, tiang sudut dan tiang akhir.
 
Tabel Jarak Aman ( Safety Distance )
Objek Jarak Aman

Permukaan jalan raya utama 6 meter


Permukaan jalan lingkungan 5 meter
Halaman penduduk atau tanah kosong 4 meter
Balkon rumah 1,5 meter
Menara/tower/papan reklame 2,5 meter
Atap rumah 1 meter
Saluran Telkom non optik 2,5 meter
SUTM (under built) 1,2 meter
Permukaan sungai saat air pasang 2 meter diatas tiang layar tertinggi
perahu
Sebaiknya dihindari/tidak dianjurkan

Jalan kereta api Sebaiknya dihindari/tidak dianjurkan


Tabel Kekuatan Mekanis Tiang Awal/Ujung Untuk Saluran Tunggal
Jarak gawang 45 meter, panjang andongan 1 meter, tiang 9 meter

No Ukuran penghantar Kekuatan tiang (daN)


1. ( 3 x 35 + N ) mm2 350 daN
2. ( 3 x 50 + N ) mm2 350 daN
3. ( 3 x 70 + N ) mm2 500 daN
 
Tabel Kekuatan Mekanis Tiang Sudut Untuk Saluran Tunggal
Jarak gawang 45 meter, panjang andongan 1 meter, tiang 9 meter
No. Ukuran penghantar 300 450 600 900

1. ( 3 x 35 + N ) mm2 200 daN 200 daN 350 daN 500 daN

2. ( 3 x 50 + N ) mm2 200 daN 350 daN 350 daN 500 daN

3. ( 3 x 70 + N ) mm2 350 daN 350 daN 500 daN 500 daN


CARA PEMASANGAN TIANG LISTRIK
Transportasi dan Penempatan Tiang
Pengangkatan, penurunan tiang dari kendaraan pengangkut
harus dilakukan dengan alat pengangkat (HOIST). Tiang ditumpuk
sebanyak-banyaknya 3 lapis tiang dan harus diberi penghalang
agar tidak bergerak.

Penentuan Titik Penanam Tiang ( Pole staking )


Perlu dilakukan penyesuaian jalur saluran pada lokasi-lokasi
sebagai berikut :
1) Lereng sungai / tepi saluran air
2) Titik tikungan jalan
Khusus untuk lokasi yang menyangkut kepemilikan tanah perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Titik pada garis pagar bangunan
2) Halaman rumah penduduk
3) Garis batas antara bangunan penduduk
 
Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan ini
adalah :
1) Jarak aman jaringan terhadap lingkungan (bangunan, dll.)
2) Tidak menempatkan lintasan diatas jalan raya
3) Pemotongan / crossing jalan tidak kurang dari 150.

Pendirian Tiang ( pole erection)


Sebelum pendirian tiang dilaksanakan, harus dilakukan
pengamanan lingkungan.
Pendirian dilakukan dengan mobil kran atau menggunakan
konstruksi kaki tiga dengan minimal 3 petugas. Mendirikan tiang
dilakukan dengan cara :
1) Memakai mobil kran
2) Cara manual
Lubang Galian Tiang
Lubang untuk mendirikan tiang digali dengan lebar lubang
galian dua kali diameter bagian bawah tiang. Kedalaman
lubang 1/6 kali panjang tiang + 10 cm. Pengamanan
lingkungan perlu diperhatikan khususnya pada saat pendirian
tiang. Tiang beton tidak boleh terjatuh / terbanting.
Transportasi tiang dengan trailer kecil. Pelaksanaan pendirian
harus menggunakan katrol dengan kapasitas 3 ton

Pondasi Tiang
Pemasangan pondasi (cor beton) tiang pada dasarnya
digunakan pada semua tiang, baik tiang tumpu, tiang
awal/akhir atau tiang sudut. Jenis, pondasi dan ukurannya
disesuaikan dengan kondisi/struktur tanah dimana tiang
tersebut akan didirikan.

Penyelesaian akhir ( finishing )


Penyelesaian akhir dilaksanakan dengan melakukan
pemeriksaan fisik. Pemangkasan pohon dilakukan untuk
menjaga jarak aman terhadap lingkungan. Pengerasan dudukan
tiang dan pengokohan topang tarik/topang tekan .
Kesimpulan
1. Tiang listrik adalah suatu bahan yang dapat terbuat dari kayu,
baja, dan beton, yang merupakan salah satu komponen utama
dari konstruksi distribusi saluran udara, yang menyangga
hantaran listrik serta perlengkapan dan pemakaiannya yang
bergantung pada keadaan lapangan.Tiang memiliki beberapa
fungsi, diantaranya: menyambungkan kabel antar kabel
sehingga dapat sampai ke suatu wilayah yang membutuhkan
jangkauan listrik, untuk menyangga kabel ke tempat yang
tinggi supaya tidak menganggu kendaraan yang lewat, sebagai
trafo daya mengubah tegangan menengah menjadi tegangan
rendah
2. Tiang listrik diklasifikasikan berdasarkan, yang pertama
bahannya, yang terdiri atas tiang kayu, tiang baja, dan tiang
beton. Tiang beton dibagi dua, yaitu tiang beton bertulang, dan
tiang beton pratekan. Yang kedua sifatnya, yang terdiri atas
tiang kaku, tiang lentur, dan tiang setengah lentur (semi
flexible), dan yang ketiga fungsinya, yang terdiri atas tiang
singgung, tiang ujung, tiang sudut, dan tiang penegang.
3. Tiang listrik penyangga JTR memiliki tinggi berkisar 9-12m
dan memiliki jarak antar tiang 40 sampai dengan 50 meter.
Tiang yang dipakai adalah tiang dengan kekuatan/beban kerja
(working load) sebesar 200 daN, 350 daN, 500 daN dengan
faktor keamanan 2 (breaking load = 2 x working load). Apabila
masyarakat ingin beraktivitas didekat jaringan, harus ada jarak
aman antara sambungan tenaga listrik dengan benda
atau lingkungan hidup terutama pengguna tenaga

4. Sebelum pendirian tiang dilaksanakan, harus dilakukan


pengamanan lingkungan. Pendirian dilakukan dengan mobil
kran atau menggunakan konstruksi kaki tiga dengan minimal 3
petugas. Lubang untuk mendirikan tiang digali dengan lebar
lubang galian dua kali diameter bagian bawah tiang. Kedalaman
lubang 1/6 kali panjang tiang + 10 cm. Pelaksanaan pendirian
harus menggunakan katrol dengan kapasitas 3 ton. Tiang tidak
boleh didirikan miring namun dapat diberikan toleransi
kemiringan 50. Pemadatan sekeliling tiang dilakukan dengan
mesin stamper atau pemadat.
Sekian dan Terimakasih
Sekian dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai