Anda di halaman 1dari 41

ATURAN DASAR PROBABILITAS,

PERMUTASI DAN KOMBINASI


• Secara umum beberapa kombinasi dari
kejadian dalam sebuah eksperimen
dapat dihitung probabilitasnya
berdasarkan dua aturan , yaitu aturan
penjumlahan dan aturan perkalian,
• Aturan Penjumlahan
• A. kejadian saling meniadakan
• B. kejadian tidak saling meniadakan
• Aturan Perkalian
A. Kejadian tak bebas (bersyarat)
B. probabilitas kejadian interseksi
C. Kejadian Bebas
I. Aturan Penjumlahan
A. Kejadian Saling meniadakan (mutually exclusive)
• Apabila suatu peristiwa terjadi, maka peristiwa lain tidak dapat terjadi
pada saat bersamaan.jika kejadian A terjadi , maka kejadian B tidak
akan terjadi
Rumus penjumlahan untuk kejadian-kejadian yang saling meniadakan:
• P (A U B) = P (A atau B)= P (A) + P (B)

Tiga Kejadian saling
 

meniadakan

4
Contoh:
•Probabilitas untuk keluar mata 2 atau
mata 5 pada pelemparan satu kali sebuah
dadu adalah:
•P(2 U 5) = P (2) + P (5) = 1/6 + 1/6 = 2/6

5
Sebuah mesin otomatis pengisi kantong plastic dengan campuran
beberapa jenis sayuran menunjukkan bahwa sebagian besar
kantong plastic berisi sayuran tersebut memuat berat yang benar.
Meskipun demikian, karena ada sedikit variasi dalam ukuran
sayuran yang ada, sebuah paket kantong plastic mungkin sedikit
lebih berat atau lebih ringan dari berat standar. Pengecekan
terhadap 4000 paket menunjukkan hasil sebagai berikut: hitung
probabilitas bahwa sebuah paket tertentu beratnya akan lebih
ringan atau lebih berat dari berat standar
Berat Kejadian jumlah paket Probabilitas
Lebih ringan A 100 ?
Standar B 3600 ?
Lebih berat C 300 ?
Jumlah 4000 1,000
6
••  Jawab:

• P(A atau C) = P(A )


= P(A) + P(C)
= 0,025 + 0,075
= 0,10

7
B. Kejadian Bersama/ tidak saling meniadakan (Non Mutually
Exclusive)
• Peristiwa Non Mutually Exclusive (Joint) dua peristiwa atau lebih dapat
terjadi bersama-sama (tetapi tidak selalu bersama).
Rumus penjumlahan untuk kejadian-kejadian yang tidak saling
meniadakan:
• Dua Kejadian
• P (A U B) =P(A) + P (B) – P(A ∩ B)
• Tiga Kejadian
• P(A U B U C) = P(A) + P(B) + P(C) – P(A ∩ B) – P(A ∩ C) – P(B ∩ C)
+ P(A ∩ B ∩ C)

8
9
• Peristiwa terjadinya A dan B merupakan
gabungan antara peristiwa A dan peristiwa B. Akan
tetapi karena ada elemen yang sama dalam peristiwa A
dan B, Gabungan peristiwa A dan B perlu dikurangi
peristiwa di mana A dan B memiliki elemen yang sama.
Dengan demikian, probabilitas pada keadaan di
mana terdapat elemen yang sama antara peristiwa A
dan B maka probabilitas A atau B adalah probabilitas
A ditambah probabilitas B dan dikurangi
probabilitas elemen yang sama dalam peristiwa A dan B.

10
•Contoh:
•Departemen pariwisata memilih sebuah sampel
dari 200 wisatawan yang mengunjungi Jakarta.
Dari hasil survey ternyata diperoleh bahwa 120
orang telah mengunjungi Taman Mini Indonesia
Indah, dan 100 orang telah mengunjungi Taman
Impian Jaya Ancol. Jika ada 60 orang yang
pernah mengunjungi kedua tempat tersebut.
Berapa probabilitas bahwa seorang wisatawan
yang terpilih telah mengunjungi TMII atau
Taman Impian Jaya Ancol?
11
•Jawab:
• 

P(A atau B) = P(A) + P(B) – P(A dan B)


• P (A U B) =P(A) + P (B) – P(A ∩ B)
P (Taman Mini atau Ancol) = P(Taman Mini) + P (Ancol)
– P(Taman Mini dan Ancol)
=
= 0,80

12
• Sebuah perusahaan elektronik mengambil sampel 1000 rumah
tangga dan responden yang ditanya tentang apakah mereka
merencanakan untuk membeli televisi ukuran besar atau tidak.
Setahun kemudian responden yang sama ditanya apakah
mereka benar-benar telah membeli televisi ukuran besar
tersebut atau tidak. Hitung berapa probabilitas seseorang
yang telah merencanakan untuk membeli atau benar-benar
telah membeli?
Merencanakan untuk membeli Benar-benar telah membeli Total
Ya Tidak
Ya 200 50 250
Tidak 100 650 750
Total 300 700 1000

13
••  Jawab:

misalkan A = merencanakan untuk membeli = 250


B = benar-benar telah membeli = 300

P(A ) = P(A) + P (B) – P (A )


=
= 0,35

14
II. Aturan Perkalian
 A. Kejadian Bebas (independent)
 Dua kejadian atau lebih dikatakan merupakan kejadian bebas,
yaitu  apabila suatu peristiwa terjadi tanpa harus menghalangi
peristiwa lain terjadi. Peristiwa A dan B independen, apabila
peristiwa A terjadi tidak mempengaruhi terjadinya peristiwa B
atau sebaliknya
P(A ∩ B) = P (A dan B) = P(A) x P(B) = P(B) x P(A)

15
• Contoh soal 1:
• Sebuah dadu dilambungkan dua kali, peluang keluarnya mata 5
untuk kedua kalinya adalah:
• P (5 ∩ 5) = 1/6 x 1/6 = 1/36
• Contoh soal 2:
• Sebuah dadu dan koin dilambungkan bersama-sama, peluang
keluarnya hasil lambungan berupa sisi H pada koin dan sisi 3
pada dadu adalah:
• P (H) = ½, P (3) = 1/6
• P (H ∩ 3) = ½ x 1/6 = 1/12
16
• Kejadian- kejadian bebas jarang terjadi karena, pada
dasarnya kejadian yang satu dengan yang lain saling
mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak.
Sebagai contoh, pasang surut kali ciliwung dengan
harga motor honda dijakarta apakah ada hubungannya?
Dan lain sebagainya. Sebaliknya kejadian-kejadian
tidak bebas (saling mempengaruhi ) sangat penting
untuk diketahui. Kejadian yang satu mempengaruhi
kejadian lainnya, sehingga sangat berguna untuk
peramalan. Misalnya ramalan produksi padi tahun
depan jika penggunaan jumlah pupuk dinaikkan, ramalan
hasil penjualan kalua biaya iklan dinaikkan dan
sebagainya
17
• 
B. Kejadian Tidak Bebas (Bersyarat) / (Conditional
Probability)

Probabilitas bersyarat adalah probabilitas suatu


peristiwa akan terjadi dengan ketentuan peristiwa yang
lain telah terjadi. Peristiwa A terjadi dengan syarat
peristiwa B telah terjadi P(A/B)
P(A B) = P(A) x P(B|A) atau
P(B A) = P(B) x P(A|B)

18
Contoh :
• Dua kartu ditarik dari satu set kartu bridge, peluang
untuk yang tertarik keduanya kartu as adalah sebagai
berikut:
• Peluang as I adalah 4/52 -> P (as I) = 4/52
• Peluang as II dengan syarat as I sudah tertarik adalah 3/51
• P (as II │as I) = 3/51
• P (as I ∩ as II) = P (as I) x P (as II│ as I) = 4/52 x 3/51 =
12/2652 =1/221 = 0,0045

19
•Satu bola diambil secara acak dari satu kotak
yang berisi 6 bola merah, 4 bola putih, dan 5
bola biru. Jika 3 bola diambil secara beruntun.
Berapa probabilitasnya bahwa pengambilan
pertama merah, kedua putih, ketiga biru =
P(MPB), bila
a. bola dikembalikan setelah diambil (with
replacement)
b. bola tidak dikembalikan setelah diambil
(without replacement)

20
••  Jawab:

• a. Hasil pengambilan pertama tidak mempengaruhi


hasil pengambilan kedua, dan selanjutnya pengambilan
ketiga tidak dipengaruhi oleh pengambilan-
pengambilan sebelumnya (independent event)

P(MPB) = P(M) P(P) P(B)


=
=

21
••  b.
hasil pengambilan pertama mempengaruhi hasil
pengambilan kedua, dan selanjutnya pengambilan
ketiga hasilnya dipengaruhi oleh pengambilan
sebelumnya

P (MPB) = P(M) P(P/M) P(B/MP)


P(M) =
=

22
• . Diagram Pohon Probabilitas
• Diagram pohon merupakan suatu diagram yang
menyerupai pohon dimulai dari batang kemudian menuju
ranting dan daun. diagram pohon dimaksudkan untuk
membantu menggambarkan probabilitas atau
probabilitas bersyarat dan probabilitas bersama.
diagram pohon sangat berguna untuk menganalisis
keputusan-keputusan bisnis dimana terdapat tahapan-
tahapan pekerjaan.

23
Kejadian yang mungkin:
AA : Muncul sisi angka pada kedua koin
AG : Muncul sisi angka pada koin 1 dan
sisi gambar pada koin 2
24
Dengan Tabel
Ruang sampel = {(A,A), (A,G), (G,A), (G,G)}
Banyak titik sampel ada 4 yaitu (A,A), (A,G), (G,A), dan
(G,G)

25
• Ruang sampel = {(A,A), (A,G), (G,A), (G,G)}
• Banyak titik sampel ada 4 yaitu (A,A), (A,G), (G,A), dan (G,G)

26
• Teorema Bayes
• Dalam teori probabilitas dan statistika, teorema Bayes adalah
sebuah teorema dengan dua penafsiran berbeda.
Dalam penafsiran Bayes, teorema ini menyatakan seberapa jauh
derajat kepercayaan subjektif harus berubah secara rasional
ketika ada petunjuk baru. Dalam penafsiran frekuentis teorema
ini menjelaskan representasi invers probabilitas dua kejadian.
Teorema ini merupakan dasar dari statistika Bayes dan memiliki
penerapan dalam sains, rekayasa, ilmu ekonomi (terutama ilmu
ekonomi mikro), teori permainan, kedokteran dan hukum.
Penerapan teorema Bayes untuk memperbarui kepercayaan
dinamakan inferens Bayes.
27
atau

28
• Prinsip Menghitung
Faktorial
Faktorial digunakan untuk mengetahui berapa banyak cara yang mungkin
dalam mengatur sesuatu. Hasil perkalian semua bilangan bulat positif secara
berurutan dari 1 sampai dengan n disebut n faktorial. Dari definisi faktorial
tersebut, maka dapat dituliskan prinsip menghitung faktorial sebagai berikut
:
• n ! = n x (n-1) x (n-2) x (n-3) x … 3 x 2 x 1
• n ! dibaca n faktorial
• nb: 0! = 1dan 1! = 1
• Contoh:
• 3! = 3 x 2 x 1 = 6
5! = 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 120
29
Permutasi
Permutasi ialah suatu pengaturan atau urutan beberapa elemen
atau objek (misalnya hasil suatu eksperimen), dimana urutan itu
penting. Permutasi dirumuskan sebagai berikut :

atau

30
• dimana :
• P = Jumlah permutasi atau cara objek disusun
n = jumlah total objek yang disusun
r = jumlah objek yang digunakan pada saat
bersamaan, jumlah r dapat sama dengan  n
atau lebih kecil
• ! = tanda dari faktorial

31
•Misalkan suatu daftar memuat 10 rencana
investasi yang dikemukakan oleh direksi
perusahaan kepada suatu dewan komisaris,
dimana setiap anggota dewan komisaris
diminta untuk memberikan rank atau
penilaian terhadap 5 rencana Investasi
tersebut yang dianggap feasible. Ada
berapa cara ranking dari 10 rencana
investasi kalua diambil 5 setiap kali

32
• 
Jawab:
n = 10, r = 5
= =
=
= 10.9.8.7.6
= 30.240
jadi ada 30.240 cara ranking

33
• Di kantor pusat DJBC Ada 3 orang staff yang dicalonkan untuk
menjadi mengisi kekosongan 2 kursi pejabat eselon IV.
Tentukan banyak cara yang bisa dipakai untuk mengisi jabatan
tersebut?
• jawab : Permutasi P (3,2), dengan n =3 (banyaknya staff) dan k
=2 (jumlah posisi yang akan diisi)

34
Kombinasi

Kombinasi adalah susunan dari beberapa


elemen dimana urutan tidak diperhatikan .
Jumlah kombinasi dirumuskan s berikut:

35
• Contoh:
• Saat akan menjamu Bayern Munchen di Allianz arena, Antonio
Conte (Pelatih Juventus) punya 20 pemain yang akan dipilih 11
diantaranya untuk jadi starter. Berapa banyak cara pemilihan
starter tim juventus? (tidak memperhatikan posisi pemain).

36
• suatu kotak berisi 3 bola merah ,4 putih, dan 5 Hitam
Apabila 3 bola dipilih secara acak , hitung probabilitas
a. ketiga-tiganya Hitam
b. ketiga-tiganya putih
c. dua merah, satu putih
d. paling sedikit satu putih
e. masing-masing warna diwakili
f. hasilnya mempunyai urutan: Merah, Putih, Hitam
(M1P2H3)

37
• A. cara pertama:
M1,M2,M3 = pengambilan pertama, kedua, ketiga mendapatkan bola merah

38
• Latihan
1. sebuah survei yang dilakukan terhadap 500 orang
mahasiswa Universitas Indonesia memberikan hasil
sebagai berikut:

Jenis Kelamin Jurusan Bidang Studi


Akuntansi Manajemen Keuangan Total
Laki-laki 100 150 50 300
Perempuan 100 50 50 200
Total 200 200 100 500

39
Pertanyaan:
a. Berapa probabilitas bahwa seorang mahasiswa
yang terpilih adalah perempuan
b. Berapa probabilitas bahwa seorang mahasiswa
yang dipilih secara acak belajar bidang studi
keuangan atau akuntansi
c. Berapa probabilitas bahwa seorang mahasiswa
terpilih secara acak berjenis kelamin laki-laki
atau seorang yang kuliah dijurusan keuangan

40
• 2. suatu kotak berisi 8 bola merah , 3 putih, dan 9 biru.
Apabila 3 bola dipilih secara acak , hitung probabilitas
bahwa:
a. ketiga-tiganya merah
b. ketiga-tiganya putih
c. dua merah, satu putih
d. paling sedikit satu putih
e. masing-masing warna diwakili
f. hasilnya mempunyai urutan: Merah, Putih, Biru
(M1P2B3)

41

Anda mungkin juga menyukai