personal branding?
• Ada contoh juga cerita salah satu alumni kami, begitu selesai
mengikuti training Speak To Change, beliau menjadi
‘mendadak populer’ dikalangan teman-temannya.
Mengapa? karena pada akhirnya sering diminta pimpinannya
untuk berbicara memberikan motivasi kepada rekan-
rekannya, diutus perusahaan kemana-mana untuk mewakili
bila ada kegiatan yang membutuhkan skill bicara. Banyak
masalah pekerjaan yang mulanya rumit akibat
miskomunikasi, terselesaikan ketika ia yang menjadi juru
penengahnya. Walhasil dalam waktu yang cepat, sebuah
brand melekat dalam dirinya “Pak X bicaranya yang
mengubah”
Me x Delivery x Content
Speak To Change:
Me = sebagai personal benahi adalah diri Anda sendiri dalam
hal sikap, perilaku dan penampilan. Sehingga saat berada
didepan audiens bukan hanya sekedar polesan luar saja,
tetapi inner aura, bagian dalam diri Anda akan terpancar
keluar, kata-kata anda didengar dan mengandung energy
Delivery = adalah bagaimana membawakan materi sampai
ke audience dan menancap dialam bawah sadar mereka
Content = adalah pesan yang hendak disampaikan kepada
audiens. Di dunia public speaking kami biasa menyebutnya
“materi” atau isi sambutan/pidato/training. Untuk
selanjutnya, dalam buku ini kami menyebutnya materi
Enrichment
Enrichment (pengayaan) perlu dilakukan dalam bidang apapun. Seperti
kewajiban yang kita tunaikan kepadaNya, kegiatan enrichment ada
yang perlu dilakukan harian, pekanan, bulanan dan tahunan. Membaca
kitab suci atau buku-buku bermutu seharusnya dilakukan setiap hari.
Berguru kepada orang berilmu secara tatap muka sebaiknya dilakukan
setiap pekan.
Selain itu, kita perlu memiliki anggaran khusus untuk enrichment baik
dalam kurun beberapa bulan atau setidaknya setahun sekali seperti
halnya ikut acara Speak To Change di Akademi Trainer Kedua misalnya.
Ada orang yang enggan melakukan enrichment dengan alasan,
“Ngapain ikut acara gituan, paling juga dampaknya hanya bertahan
beberapa hari.” Ada jawaban sederhana untuk alasan itu. “Kalau begitu
tidak perlu mandi, besok kotor lagi. Kalau begitu gak usah makan,
besok juga lapar lagi.”