Anda di halaman 1dari 12

PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

Bab
6 APBD
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Otonomi daerah telah diberlakukan sejak beberapa tahun yang lalu. Setiap daerah bebas untuk menggali
potensi yang dimilikinya. Setiap daerah juga diberi kewenangan untuk menyusun anggaran pendapatan Bab 6
dan belanja daerahnya. APBD disusun oleh kepala daerah selanjutnya dibahas secara bersama-sama oleh
DPRD. Pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupeten wajib menyusun anggaran pendapatan dan
belanjanya. Bagi mereka, APBD merupakan arah atau pedoman dalam melaksanakan kegiatan dan
pembangunan di daerahnya. Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

Isi Materi Bab 1

A. Pengertian APBD Bab 2


B. Fungsi dan Tujuan APBD
C. Sumber-Sumber Penerimaan Daerah
Bab 3
D. Jenis-Jenis Pengeluaran Daerah
E. Mekanisme Penyusunan APBD
Bab 4
F. Pengaruh APBD terhadap Perekonomian

Bab 5

Bab 6

Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

A. Pengertian APBD
Bab 1
 Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik dan
kesejahteraan masyarakat dan menciptakan efisiensi dan efektivitas
pengelolaan sumber daya daerah, serta memberdayakan dan Bab 2
menciptakan ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam
proses pembangunan, pemerintah Republik Indonesia sejak 1
Januari 2001 menerapkan otonomi daerah.
Bab 3
 Dengan berlakunya otonomi daerah prinsip pembangunan daerah
mengalami pergeseran dari sentralisasi menjadi desentralisasi.
 Dalam menyelenggarakan pemerintahan, daerah mempunyai hak
Bab 4
dan kewajiban yang diwujudkan dalam Rencana Kerja Pemerintah
Daerah, dan dijabarkan dalam bentuk Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD).
Bab 5
 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah suatu
daftar yang secara sistematis membuat sumber-sumber penerimaan
daerah dan alokasi pengeluaran daerah dalam jangka waktu tertentu
Bab 6
(biasanya satu tahun).
 Periode APBD sama dengan APBN, yaitu dari 1 Januari sampai
dengan 31 Desember. Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

B. Fungsi dan Tujuan APBD


Bab 1
1. Fungsi Otorisasi
Dengan APBD, seseorang atau satuan kerja diberi kekuasaan untuk
melaksanakan setiap anggaran, pendapatan, belanja dan pembiayaan Bab 2
yang telah dianggarkan dalam APBD.
2. Fungsi Perencanaan
Ketika APBD telah ditetapkan, menjadi kewajiban setiap penggunaan Bab 3
anggaran untuk membuat anggaran kas agar kegiatan yang telah
dianggarakan dalam APBD dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana
yang telah dibuat. Bab 4
3. Fungsi Pengawasan
Anggaran daerah menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan
penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan yang Bab 5
telah ditetapkan.
4. Fungsi Alokasi
Seyogyanya, ketika menyusun program dan kegiatan yang akan dianggarkan Bab 6
dalam APBD supaya lebih ditekankan pada kegiatan-kegiatan yang dapat
menyerap tenaga kerja, sehingga pada akhirnya secara signifikan akan
mengurangi pengangguran di daerah yang bersangkutan.
Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

Bab 1
5. Fungsi Distribusi
Dalam penerapan fungsi distribusi perancangan APBD harus lebih
mengutamakan kegiatan-kegiatan yang output-nya dapat dinikmati oleh Bab 2
masyarakat.
6. Fungsi Stabilisasi
Dengan fungsi stabilisasi, APBD sejatinya dapat digunakan untuk
Bab 3
menciptakan stabilitas ekonomi pada tingkat lokal.
Selain fungsi-fungsi yang telah disebutkan di atas, APBD sebagai
anggaran sektor publik juga memiliki beberapa fungsi, antara lain sebagai
Bab 4
berikut.
a. Alat kebijakan fiskal
b. Alat koordinasi dan komunikasi Bab 5
c. Alat penilaian kinerja
d. Alat motivasi untuk bekerja
Bab 6
e. Alat politik
f. Alat menciptakan ruang publik
Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

C. Sumber-Sumber Penerimaan
Daerah
Bab 1
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Sumber-sumber PAD adalah sebagai berikut.
a. Pajak Daerah Bab 2
1) Pajak daerah yang dipungut oleh provinsi, meliputi:
a) pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air,
Bab 3
b) bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air,
c) pajak bahan bakar kendaraan bermotor, dan
d) pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air
Bab 4
permukaan.
2) Pajak daerah yang dipungut oleh Kabupaten/Kota meliputi pajak
hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak Bab 5
penerangan jalan, pajak pengambilan bahan galian golongan C,
dan pajak parkir.
b. Retribusi Daerah Bab 6
Retribusi daerah adalah pungutan pemerintah daerah kepada orang
atau badan berdasarkan norma-norma yang ditetapkan.
Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

Bab 1
Retribusi daerah dapat digolongkan menjadi tiga.
1) Retribusi jasa umum, misalnya retribusi pelayanan kesehatan; retribusi
pelayanan persampahan/kebersihan; retribusi penggantian biaya cetak Bab 2
KTP dan akte catatan sipil; retribusi pelayanan pemakaman dan
pengabuan mayat; retribusi parkir di tepi jalan umum.
2) Retribusi jasa usaha, misalnya retribusi pemakaian kekayaan daerah; Bab 3
retribusi pasar grosir dan/atau pertokoan; retribusi tempat pelelangan;
retribusi terminal; retribusi tempat khusus parkir; retribusi tempat
penginapan/pesanggrahan/vila.
Bab 4
3) Retribusi perizinan, misalnya retribusi izin mendirikan bangunan (IMB);
retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol; retribusi izin
gangguan; retribusi izin trayek.
Bab 5
c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.
d. Lain-lain PAD yang sah meliputi:
1) hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan; 2) jasa giro; 3) Bab 6
pendapatan bunga; 4) keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang
asing; 5) komisi, potongan, ataupun bentuk lain akibat dari penjualan/pengadaan
barang/jasa oleh daerah.
Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

Bab 1
2. Dana Perimbangan
 Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan
APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan Bab 2
daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
 Dana perimbangan terdiri atas sebagai berikut.
a. Dana bagi hasil Bab 3
b. Dana alokasi umum
c. Dana alokasi khusus
Bab 4
d. Dana Desa
3. Lain-Lain Pendapatan
 Lain-lain pendapatan bertujuan memberi peluang kepada daerah untuk Bab 5
memperoleh pendapatan selain pendapatan dari PAD, dana
perimbangan, dan pinjaman daerah.
Bab 6
 Lain-lain pendapatan terdiri atas
a. hibah dan
b. dana darurat. Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

D. Jenis-Jenis Pengeluaran Daerah


Bab 1
1. Belanja Daerah
 Belanja daerah merupakan perkiraan beban pengeluaran daerah yang
dialokasikan secara adil dan merata agar relatif dapat dinikmati oleh Bab 2
seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi, khususnya dalam
pemberian pelayanan umum.
 Jenis-jenis belanja, antara lain sebagai berikut. Bab 3
a. Belanja tidak langsung.
b. Belanja langsung.
Bab 4
2. Pengeluaran Pembiayaan Daerah
 Pembiayaan daerah meliputi semua transaksi keuangan untuk
menutup defisit atau untuk memanfaatkan surplus.
Bab 5
 Jenis-jenis pembiayaan daerah, antara lain sebagai berikut.
a. Penerimaan Pembiayaan
b. Pengeluaran Pembiayaan Bab 6

Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

E. Mekanisme Penyusunan APBD


Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

F. Pengaruh APBD terhadap


Perekonomian
Bab 1
Dampak (pengaruh) APBD terhadap perekonomian adalah sebagai berikut.
1. APBD mampu memberikan pedoman bagi kegiatan pembangunan
Bab 2
ekonomi di daerah. Dengan adanya APBD, pemerintah daerah
memiliki pedoman yang jelas dalam melaksanakan pembangunan
ekonomi sehingga semua kegiatan dapat terarah dan perekonomian
daerah diharapkan bisa meningkat. Bab 3

2. APBD dapat digunakan sebagai alat perbaikan perekonomian. Jika


daerah mengalami gejala ekonomi yang buruk, misalnya mengalami
ekonomi biaya tinggi, APBD dapat digunakan sebagai alat untuk Bab 4
memperbaiki perekonomian. Caranya, pada penyusunan APBD tahun
berikutnya, pemerintah daerah harus mengurangi atau bahkan
menghapuskan beberapa pungutan yang memberatkan. Bab 5
3. APBD dapat memengaruhi perubahan harga di daerah, misalnya:
dalam rangka meningkatkan PAD, pemerintah daerah menaikkan tarif
beberapa pungutan, seperti tarif pendaftaran rumah sakit, tarif Bab 6
pengujian kendaraan bermotor, pajak hotel, pajak hiburan, dan pajak
sarang burung walet.
Bab 7
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT Ekonomi 2

Bab 1

4. APBD mampu memengaruhi tingkat produktivitas perusahaan.


Apabila pemerintah daerah menetapkan peraturan yang menghambat
lalu lintas barang dan jasa antardaerah, hal itu akan memengaruhi Bab 2
produktivitas perusahaan-perusahaan tertentu, seperti perusahaan
yang menjual produknya ke daerah lain atau perusahaan yang
mendatangkan bahan bakunya dari daerah lain. Bab 3
5. APBD dapat memengaruhi tingkat pemerataan distribusi pendapatan.
Misalnya, di Garut kita mengenal adanya sarang burung walet yang
tentunya membuat kaya para pemiliknya. Agar kekayaan mereka Bab 4
tidak bertumpuk dan menimbulkan kecemburuan sosial serta
menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan maka pada APBD
dianggarkan pajak sarang burung walet. Pajak yang dikenakan pada Bab 5
pemilik sarang burung walet akan digunakan pemerintah daerah
untuk kepentingan masyarakat banyak. Dengan demikian, distribusi
pendapatan di masyarakat diharapkan lebih merata.
Bab 6

Bab 7

Anda mungkin juga menyukai