TB salah satu penyebab kesakitan dan kematian yang sering pada anak.
Kendala dalan tatalaksanaan dalam TB pada anak :
“penegakan diagnose”
Gejala TB pada anak tidak khas
Diagnosis pasti dengan menemukan kuman Mycobacterium Tuberculosis (MTb) dalam
sputum.
Jumlah kuman sedikit dan pengambilan spesimen sputum pada anak sulit
Trasmisi TB
Pasien TB
dewasa
Kultur (-)
BTA (+) BTA kultur (+)
Foto Torak (+)
Tahapan Tuberkulosis pada anak
Tahapan
*pada 50% anak dengan tuberculosis paru didapatkan pemeriksaan fisik yang
normal
Manifestasi klinis
Gejala klinis
Pemeriksaan penunjang
o Uji tuber kulin / Mantoux test
o Radiologis
o Histopologik
Diagnosis pasti : mikrobiologik
Perlu kombinasi Gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang yang relevan untuk
menegakan diagnosis.
Sumber penularan : Riwayat kontak dengan pasien TB dewasa dengan BTA positif
Buktikan infeksi TB dengan uji Tuberkulin
Sistem penilaian skoring TB
Sistem penilaian skoring TB
Alur diagnose dan tatalaksana TB Anak
Skor >6
Beri OAT 2
bulan terapi
Terapi TB Rujuk ke RS
diteruskan Respon (+) Respon (-) untuk evaluasi
lanjut
Sistem penilaian skoring TB
Bicara : 0-210
partikel
Batuk : 0-3500
partikel
Bersin : 4500-1 juta
partikel
Anamnesis kemungkinan sumber infeksi (kontak TB) :
Tidak jelas = skor 0
Laporan keluarga, BTA(-)/(BTA tidak jelas/BTA tidak tahu = skor 2
BTA(+) = skor 3
Demam
Bukan merupakan gejala utama pada anak BKB ( batuk kronik berulang )
Kronik > 2 minggu
Berulang > 3 episode dalam 3 bulan
DD utama : asma
Batuk pada TB anak :
Terus menerus
Tidak membaik atau menetap > 3 minggu
Persisten (tidak pernah reda atau intensitas semakin berat)
Lanjutan . . .
Bila da gejala batuk dan sesak pada anak maka dipikirkan juga prnyakit prnyrta lainnya
seperti asma dan pneumonia
Kegiatan PAL (practical approach to lung health) diperlukan unntuk mempertimbang
kemungkinan diagnose selain dari gejala batuk dan infeksi saluran nafas lainnya.
Apabila setelah terapi TB pasien belum menunjukan perbaikan , maka perlu dipikirkan
diagnosis lain dengan strategi PAL.
Pembesaran KGB
SUGESTIF TB :
Pembesaran KGB hilus dan mediastinum
Tidak khas - Atelektasis lobus medius
Baku : AP dan lateral - Gambar milier
Rontgen : lainnya atas indikasi ( tulang belakang, - Pneumonia
sendi, dll) - Efusi pleura
- Kavtas
- pleuropneumonia
Berhati-hatilah dalam mebaca foto thoraks untuk menghindari
overdiagnosis
Usia < 5 thn : WHO Z score 2007 Usia > 5 thun :CDC 2000
BB/PB (<2thn) atau BB/TB (>2 thn) BB/TB
Kriteria (WATERLOW)
Kriteria :
>90 – 110 % = nolmal
<-3 SD : gizi buruk >80 – 90 % = mild malnutrition /gizi kurang
<-2 SD :gizi kurang >70 – 80 % = moderate malnutrition
-2 SD s.d +1 SD : gizi baik <70 % = gizi buruk
PERAN TENAGA KESEHATAN DALAM
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
STUNTING
PUSKESMAS SUKOHARJO
24
DAMPAK STUNTING
Dampak Kesehatan Dampak Pertumbuhan Dampak Ekonomi
Penduduk
Jumlah Jumlah
Penduduk 2010 Penduduk: 2030 Potensi kerugian ekonomi setiap
: 238,5 296,4 Juta
Juta tahunnya: 2-3% dari GDP
Faktor ibu selama masa kehamilan dan sebelum hamil, ikut menentukan
panjang bayi lahir
Pertambahan berat badan selama kehamilan berpengaruh pada panjang lahir
bayi
KONSEP PENANGGULANGAN STUNTING
30
PENCEGAHAN PENANGANAN
STIMULASI –
1000 HARI
PENGASUHAN dan
PERTAMA
PENDIDIKAN
KEHIDUPAN (HPK)
BERKELANJUTAN
PENYELAMATAN MELALUI 1000
HARI PERTAMA KEHIDUPAN (HPK)
Periode kritis dalam pembentukan masa emas (golden period) bagi pertumbuhan dan
perkembangan tubuh dan organ tubuh anak yang sehat daan cerdas
terjadi malnutrition pada periode ini akibatnya berjangka panjang
Perubahan yang terjadi pada 1000 HPK bersifat permanen 31
32
Mengapa 1000 HPK, Penting?
PENCEGAHAN STUNTING PEMBERDAYAAN ORANG
TERDEKAT (SUAMI,
ORANG TUA, GURU,
33
Program 1000 HPK
REMAJA PUTRA)
KUALITAS REMAJA PUTRI
HOLISTIK LINTAS
INTERVENSI SENSITIF :
INTERVENSI SOSIAL :
1. Penyediaan akses dan ketersediaan air bersih serta INTERVENSI PENDIDIKAN : 1.Penggerakan Toma (Tokoh Masyarakat) untuk
GENERASI
sarana sanitasi (jamban sehat) di keluarga
1. Pendidikan Kespro di Sekolah mensosialisasikan Keluarga Berencana
2. Pelaksanaan fortifikasi bahan pangan
INTEGRASI KEGIATAN
2. Pemberian edukasi gizi remaja 2.Penyediaan Bantuan Sosial dari Pemda untuk
3. Pendidikan dan KIE Gizi Masyarakat
3. Pembentukan konselor sebaya untuk Keluarga Tidak Mampu (Keluarga Miskin)
4. Pemberian Pendidikan dan Pola Asuh dalam Keluarga membahas seputar perkembangan remaja TERSIER
5. Pemantapan Akses dan Layanan KB PEMBERDAYAAN ORANG
6. Penyediaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan TERDEKAT (SUAMI, ORANG
Jaminan Persalinan
7. Pemberian Edukasi Kespro
SEKUNDE TUA, GURU, REMAJA PUTRA)
INTERVENSI KESEHATAN :
R
PRIMER KUALITAS REMAJA PUTRI 1. Konsultasi perencanaan kehamilan dengan
melibatkan suami dan keluarga (orang tua)
PROGRAM 1000 HPK INTERVENSI KESEHATAN : 2. Pelayanan kontrasepsi bagi Suami untuk
1. Suplementasi Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri penundaan kehamilan
INTERVENSI SPESIFIK : 2. Pemberian obat cacing pada Remaja Putri 3. Bimbingan konseling ke Bidan bersama
1. Suplementasi Tablet Besi Folat pada Bumil 3. Promosi Gizi Seimbang dengan suami untuk penentuan tempat dan
2. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Bumil KEK 4. Pemberian Suplementasi Zink penolong persalinan
3. Promosi dan Konseling IMD dan ASI Eksklusif 5. Penyediaan akses PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli 4. Pendidikan Kespro bagi Remaja Putra
4. Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) Remaja) di Puskesmas
5. Mempersiapkan konseling Calon Pengantin
5. Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu
6. Pemberian Imunisasi
7. Pemberian Makanan Tambahan Balita Gizi Kurang
8. Pemberian Vitamin A
9. Pemberian Taburia pada Baduta
10. Pemberian Obat Cacing pada Bumil
KERANGKA PENANGANAN STUNTING