Anda di halaman 1dari 12

TWO WAY ANOVA

KELOMPOK 6

Lujeng Rahayu Anggraini (1805045044)

Cahyanti Aditama (1805045052)

Nurhadi (1805045061)

Andi Syahri Mulyana A.AS (1805045065)

Yuniar Ayu Wandini (1805045076)


A. Pengertian Two Way Anova

Uji ANOVA Dua Arah (Two Way ANOVA) adalah Jenis Uji
Statistika Parametrik yang bertujuan untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan rata-rata antara lebih dari dua
group sampel. Berbeda dengan Uji One Way ANOVA yang
analisisnya hanya berlangsung satu arah yaitu antar
perlakuan, maka pada uji Two Way ANOVA arah analisisnya
berlangsung dua arah, yaitu antar perlakuan dan antar blok
(group).
B. Kegunaan Two Way Anova

Uji two way anova juga disebut dengan uji anova 2 arah atau factor ini
adalah istilah lain dari uji anova yang bertuja untuk membandingakan
perbedaan rata-rata antar kelompok yang telah dibagi pada dua variabel
factor. Persyaratan penggunaannya adalah
•Sample berasal dari kelompok yang independent/ tidak terikat satu sama
lain
•Variabel vaktor merupakan data non metrik (kategorial) dimana data non
metrik adalah data kulitatif/ bukan dalam bentuk angka
•Data dependent adalah data yang berbentuk kuantitatif (interval/ rasio)
berbentuk angka
•Nilai residual standar berdistribusi normal
•Varians antar kelompok harus homogen/ sejenis
C. Prosedur Penghitungan Two-Way ANOVA menggunakan SPSS

Seorang peneliti ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar


matematika siswa SMP berdasarkan jenjang Pendidikan terakhir orang
tuanya dan jenis kelamin siswa tersebut.
Akan diteliti tentang:
• Apakah ada perbedaan hasil belajar matematika siswa berdasarkan
jenjang Pendidikan terakhir orang tua ?
• Apakah ada perbedaan hasil belajar matematika siswa berdasarkan jenis
kelamin siswa?
• Apakah ada interaksi jenjang Pendidikan terakhir orangtua dengan jenis
kelamin dalam menentukan hasil belajar matematika siswa ?
Berikut data hasil belajar matematika siswa:
HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP

JENJANG PENDIDIKAN

NO JENIS KELAMIN SMP SLTA PT

1 L 60 70 80

2 L 40 60 60

3 L 70 80 90

4 L 50 70 80

5 L 50 80 90

6 L 60 60 80

7 L 80 70 70

8 P 70 70 70

9 P 40 80 90

10 P 60 60 80

11 P 70 70 100

12 P 80 60 90

13 P 60 50 90

14 P 50 70 70
LANGKAH 1 : untuk melakukan pengujian maka kita harus melakukan
pengkodean/ pengategorian data variabel factor seperti sebagai berikut:
KODE JENJANG PENDIDIKAN KODE JENIS KELAMIN
JENIS KELAMIN
SMP SLTA PT SMP SLTA PT

1 2 3 1 1 1
1 2 3 1 1 1
1 2 3 1 1 1
L 1 2 3 1 1 1
1 2 3 1 1 1
1 2 3 1 1 1
1 2 3 1 1 1
1 2 3 2 2 2
1 2 3 2 2 2
1 2 3 2 2 2
P 1 2 3 2 2 2
1 2 3 2 2 2
1 2 3 2 2 2
1 2 3 2 2 2

•Pengkodean data untuk jenjang pendidikan terakhir orang tua dengan ketentuan
yaitu: SMP kode 1, SLTA kode 2 dan perguruan tinggi kode 3
•Pengkodean data untuk jenis kelamin dengan ketentuan yaitu perempuan kode 1
dan laki-laki kode 2
LANGKAH 2 : input semua data kedalam SPSS
LANGKAH 3 : melakukan uji normalitas dan homogentitas sebagai syarat
dilakukannya uji anova dua arah
Uji Normalitas residual
cara melakukan uji normalitas pada spss adalah data yang telah di input
lalu pilih analyse – general linear model – univariate – input data hasil
belajar matematika ke kolom dependent variabel dan input data
Pendidikan orang tua dan gender ke kolom factor – save – centang
standardize – continue – ok.
Setelah itu pada data view di SPSS akan muncul nilai residual selanjutnya
pilih analyse – descriptive statistic – explore – input standardize residual di
kolom dependent variable – plots – normality plots with tests - OK.
Hipotesis : H0 : Residual standar berditribusi normal
H0 : Residual standar tidak berditribusi normal
Taraf sig. Pengujian : 0.05
Daerah Kritis : nilai sig statistik > 0.05 maka H0 diterima
nilai sig statistik < 0.05 maka H0 ditolak
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.


Standardized Residual for HASBEL

.095 42 .200* .981 42 .698

*. This is a lower bound of the true significance.

Keterangan:
Karena nilai sig.statistik > 0.05 yaitu 0.698 > 0.05 maka H0 di terima
sehingga residual standar berdistribusi normal.
Uji Homogenitas
Untuk melakukan uji homogenitas caranya adalah input data – pilih analyse –
general linear model – univariate - input variabel seperti pada uji normalitas
residual – save – hapus centang standardize – continue – options – centang
homogeneity tes dan descriptive statistic – continu - OK.
Hipotesis : H0 : variabel- variabel hasil belajar siswa homogen
H1 : variabel- variabel hasil belajar siswa tidak homogen
Taraf sig. Pengujian : 0.05
Daerah Kritis : nilai sig statistik > 0.05 maka H0 diterima
nilai sig statistik < 0.05 maka H0 ditolak
Hasil Output:
Levene's Test of Equality of Error Variancesa

Dependent Variable: HASBEL

F df1 df2 Sig.

.536 5 36 .748

Keterangan:
Berdasarkan out ini diperoleh nilai signifikansi 0.748 karena nilai sig > 0.05 maka H 0
diterima sehingga dapat dikatakan bahwa variabel-variabel hasbel adalah homogen.
Karena syarat normal dan homogen telah terpenuhi maka dapat dilakukan
uji uji Anova Dua Arah. Uji anova dua arah langkah spssnya sama saja dengan
homogenestisitas, output yang digunakan adalah output Tests of Between-
Subjects Effects.
Hipotesis : H0 : Terdapat Perbedaan atau Interaksi

H1 : Tidak terdapat Perbedaan atau Interaksi

Taraf sig. Pengujian : 0.05


Daerah Kritis : nilai sig statistik > 0.05 maka H0 diterima

nilai sig statistik < 0.05 maka H0 ditolak


Hasil Output :
Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: HASBEL

Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig.


Corrected Model 3497.619a 5 699.524 5.475 .001

Intercept 204402.381 1 204402.381 1599.671 .000

PENDIDIKAN 3290.476 2 1645.238 12.876 .000

GENDER 21.429 1 21.429 .168 .685

PENDIDIKAN * GENDER 185.714 2 92.857 .727 .490

Error 4600.000 36 127.778

Total 212500.000 42

Corrected Total 8097.619 41

Keterangan :
•Diperoleh nilai sig 0.00 < 0.05 maka ada perbedaan hasbel berdasarkan
jenjang Pendidikan terakhir orang tua
•Diperoleh nilai sig 0.085 > 0.05 maka tidak ada perbedaan hasbel
berdasarkan gender
•Diperoleh nilai sig 0.490 > 0.05 maka tidak ada interaksi antara jenjang
Pendidikan terakhir orang tua dengan gender dalam menetukan hasil
belajar matematika
Kesimpulan:
Jadi berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan hasil belajar matematika berdasarkan jenjang Pendidikan
terakhir orang tua, tidak ada perbedaan hasil belajar matematika
berdasarkan gender dan tidak terdapat interaksi antara jenjang
Pendidikan terakhir orang tua dengan gender dalam menetukan hasil
belajar matematika siswa.

Anda mungkin juga menyukai