Oleh :
Eko Prasetiyo, S.Pd.,E.Sp.,M.Pd
Kompetensi Dasar
3.7 Menganalisis berbagai teori tentang proses
munculnya agama dan kebudayaan Islam ke
Indonesia.
Tujuan Pembelajaran
1. Menganalisis pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Islam di
berbagai daerah di Indonesia.
2. Menganalisis pendapat para ahli tentang proses awal perkembangan
Islam di Indonesia.
3. Mengidentifikasi peta tempat dan bukti awal tersebarnya Islam di
Indonesia.
4. Menganalisis perkembangan tradisi Islam di berbagai daerah.
Teori Penyebaran Islam di Indonesia
Teori Abad ke-7 (Uka Candra Sasmita, T.W.Arnold, Syed Naguib
Alatas, dan Prof. Hamka) mendasar Tambo dinasti Tang yang
menyebutkan orang Ta Shih (orang arab/orang Islam) yang
mengurungkan niat menyerang kerajaan Holing (Kalingga) dibawah
ratu Sima (674). W.P.Groneveldt, Ta Shih adalah ejaan dari Taji
Alam yaitu nama bandar pelabuhan di Aceh (Perlak) dari Sriwijaya
(7-8) Selat Malaka sudah dilalui pedagang dari asia Timur dan Asia
Tenggara (kontak ini menghasilkan masyarakat Muslim yang
pertama).
Teori Abad ke – 11 (Umar Amir Husen, P.A.Hussein Jayadiningrat) di
dasarkan pada bukti sejarah batu nisan Fatimah Binti Maimun
(1082) di Leran, Gresik, Jawa Timur.
Teori Abad ke – 13 (Snouck Hurgronce, J.P.Moquette, R.A.Kern)
penyebaran Islam oleh orang Gujarat, perjalnan Marco Polo 1292,
Ibnu Batutah abad 14, Nisan Malik as Saleh (1297), ajaran tasawuf
dari India (abad 13) KURANG MEMPERHATIKAN adanya bukti
sejarah batu nisan Fatimah binti Maimun (1082).
Beberapa pandangan Para Ahli Mengenai Teori
Penyebaran Islam di Indonesia
Teori Abad 13 (ditentang) dianggap tidak memperhatikan ramainya
jalur perdagangan Selat Malaka dan Pesisir Barat Sumatra sebelum abad
13. hal ini didukung oleh sumber dari Cina (7), Jepang (8), berita
Chaujuka (12).
Berita Ibnu Kurdaddbih jalur pelayaran dan perdagangan Cina tahun
846 menjadi panduan Ibnu Batutah 1345 mengunjungi Samudra Pasai.
Berita Buzurg Ibnu Shahryar tahun 955 menceritakan daerah Sribizah
(Sriwijaya) dan Lamuri.
Al Biruni dalam Qanun Al Masudi (1030 M) posisi Lamuri berada di
bagian utara Katulistiwa Sirbizah di ujung selatan Pulau Sumatra.
Ibnu Rustah (903) mencatat kebiasaan menyambung ayam disenangi
oleh masyarakat Sumatra.
Masudi (918-922) melaporkan emas dari Sumatra, gunung berapi,
kamper dari Barus.
Jalur pelayaran abad ke 11 di Jawa sudah ramai, di Kompleks makam
Tuan Makhdum di daerah Barus, (Sumatra) memuat nama Siti Tuhar
Amisuri wafat tahun 602 yang lebih tua dari makam Sultan Malik
AsSalih.
Proses Penyebaran Islam di Indonesia
Ibnu Batutah, Marco Polo, Tome Pires disimpulkan jalur perdagagngan
Hindu – Buda sama dengan jalur Islam masuk.
M.J.Pusponegoro (masyarakat pedalaman statis dan mayarakat pesisir
dinamis).
Sartono Kartodirjo (masyarakat pelabuhan sering berhubungan dengan
orang asing Islam dari Srab, Persia, Gujarat, Bengali, dan Malaya. Awalnya
berdagang dengan pribumi lambat laun tinggal dan menetap (tempat
tinggak menjadi perkampungan) bangsawan memeluk Islam dan ada yang
mengambil pedagang sebagai menantunya, menghasilkan keturunan
pedagang Islam yang nantinya mengambil alih kekuasaan orang tuanya
(terjadi di daerah pesisir) : Perlak, Samudra Pasai.
Islam dibawa pedagang dan ulama dari Persia, Arab, Gujarat dengan cepat
dapat diterima masyarakat karena syarat yang mudah masuk Islam :
a) Membaca syahadat
b) Tata cara peribadatan ynag sederhana
c) Penyebaran sesuai tradisi Indonesia
d) Penyebaran Islam dengan jalur kedamaian
Saluran Penyebaran Islam di
Indonesia
Saluran perdagangan (saluran awal dan utama) Tome Pires pertemuan
antara pedagang India, Gujarat, Benggala dengan pedagang nusantara
merupakan awal Islamisasi di Indonesia.
Para pedagang yang terbuka dengan pengaruh asing mempelajari
kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan agama Islam dari para pedagang
Islam.
Selanjutnya pedagang nusantara menjadi pemeluk Islam pertama dan
pelaku aktivitas perdagangan di nusantara. Sehingga Islam menyebar
ke kota pelabuhan dan pesisir (Aceh, Johor, Jambi, Surabaya, dan
Gresik.
Setelah Majapahit kacau balau, daerah jajahan ingin melepaskan diri.
Hubungan pedagang muslim dan raja semakin erat, sehingga kalangan
bangsawan, adipati, raja di daerah pesisir masuk Islam.
Dukungan pedagang Islam mampu melepaskan diri dari Majapahit.
Maka raja – raja daerah, adipati pesisir, bangsawan, penguasa
pelabuhan Islam menjadikan masyarakatnya Islam.
Maka munculah Demak (15), Ternate (15), Gowa (16), Banjar (16).
Saluran Perkawinan, (Slamet Mulyana) kedudukan
ekonomi sosial pedagang yang menetap sudah
baik. Kemudian pedagang tersebut menikahi gadis2
dengan syarat harus masuk Islam. Terutama
menikahi kalangan bangsawan atau anak raja atau
adipati maka Islam akan lebih mudah diterima oleh
rakyatnya.
Seperti perkawinan Maulana Ishaq dengan putri raja
Blambangan melahirkan Sunan Giri, pernikahan
Raden Rahmat (Sunan Ngampel) dengan Nyai Gedhe
Manila (putri Tumenggung Wilwaktika). Pernikahan
putri Kawunganten dengan Sunan Gunung Jati di
Cirebon, dan perkawinan putri Adipati Tuban
(R.A.Teja) dengan Syekh Ngabdurahman (muslim
Arab) melahirkan Syekh Jali (Laleludin)
Saluran Tasawuf, tokoh yang terkenal adalah Hamzah Fansuri,
Syamsudin as Sumatrani, Nurrudin ar Raniri, Abdul Rauf, Sunan
Bonang, Syekh Siti Jenar, dan Sunan Bonang. Tasawuf (aliran
ketuhanan yang bercampur hal mistis dan magis serta memiliki
kemampuan luar biasa dalam pengobatan) disebarkan dari
India dan Persia yang telah beragama Islam. (penyebaran
melalui “Sanepan” yang masyarakat sudah beragama Hindu
Budha sehingga mudah dipahami orang Jawa)
https://forms.gle/3NmXrYLEUpx33Bes8