Anda di halaman 1dari 31

TEKNOLOGI FARMASI

SEDIAAN SOLID
TA B L E T E F F E RV E S C E N T
PENDAHULUAN
• Effervescent  didefinisikan sebagai timbulnya gelembung gas dari
cairan sebagai hasil dari reaksi kimia.
• Tablet Effervescent adalah tablet tidak bersalut, umumnya mengandung
senyawa asam dan karbonat atau bikarbonat yang bereaksi dengan cepat
dengan adanya air dengan melepasakan karbon dioksida.
• Menurut (Lieberman, dkk., 1992) effervescent dapat didefenisikan
sebagai bentuk  sediaan yang menghasilkan gelembung gas sebagai
hasil reaksi kimia larutan. Gas yang dihasilkan saat pelarutan 
effervescent adalah karbon dioksida sehingga dapat memberikan  efek
sparkling (rasa seperti air soda).
• Tablet khusunya dibuat dengan cara pengempaan bahan-bahan
aktif dengan campuran asam-asam organik seperti asam sitrat
atau asam tartrat dan natrium bikarbonat yang bila dimasukkan
dalam air mulai terjadi reaksi kimia antara asam dan natrium
bikarbonat sehingga terbentuk garam natrium dari asam dan
menghasilkan CO2 serta air.
• Reaksinya cukup cepat dan biasanya selesai dalam 1 menit
atau kurang, menghasilkan larutan jernih dan rasa yang enak
karena adanya karbonat yang membantu memperbaiki rasa
dari beberapa obat tertentu.
• Apabila diinginkan tablet menghasilkan larutan yang jenuh
maka obat yang terkandung dalam tablet harus dapat larut
pada pH netral atau pH sedikit alkalis dan aditif lain yang
digunakan untuk mempermudah pengempaan tablet harus
dapat larut dalam air
• Perlu diperhatikan bahwa bahan yang digunakan dalam tablet
efferves cent seharusnya mempunyai kandungan lembab yang
sangat rendah dan sewaktu pembuatan sediaan ini harus
dilakukan pada tempat yang kering.
KELEBIHAN

Penyiapan larutan dalam waktu seketika yang


mengandung dosis obat yang tepat.

Menghasilkan gas karbondioksida yang memberikan rasa yang enak


karena ada karbonat yang membantu memperbaiki rasa pada
beberapa obat tertentu.

Praktis dan mudah dibawa, cara penyajiannya lebih menarik bila


dibandingkan dengan tablet konvensional

Untuk obat-obat yang tidak stabil apabila disimpan dala m bentuk


larutan, jadi obat dapat dibuat dalam bentuk sediaan tablet
effervescent agar stabil.
KEKURANGAN
Ditinjau dari segi produksi, tablet effervescent harus dibuat dalam ruangan
khusus yang mempunyai kelembaban relatif 20-25% jadi sulit untuk
menghasilkan produk yang stabil secara kimia.

Kelembaban udara selama proses pembuatan sudah cukup memulai reaktivitas


effervescent, dengan demikian seluruh peralatan termasuk mesin cetak tablet harus
berada dalam ruangan khusus.

Tablet effervescent harus dikemas dalam wadah yang kedap udara sehingga dapat
melindungi tablet tersebut dari kelembaban (Kelembaban udara di sekitar tablet
sesudah wadahnya terbuka juga dapat menyebabkan penurunan kualitas produk,
setelah sampai di tangan konsumen

Harga relatif lebih mahal


KARAKTERISTIK KOMPONEN TABLET
EFFERVESCENT

1. Dalam memproduksi tablet efervescent sama dengan yang


digunakan untuk tablet konvensional. Banyak dari proses dan
alat proses yang sama. Demikian juga sifat umum granul yang
diperlukan untuk mendapatkan tablet yang sesuai persyaratan
seperti:
• Ukuran partikel
• Bentuk partikel
• Keseragaman distribusi
• Granul harus dapat dikompresi
2. Sifat bahan baku
• Bahan baku yang dipilih untuk digunakan dalam tablet efervescent
adalah kondisi lembabnya, artinya bahan baku yang digunakan harus
kering. Apabila bahan baku yang digunakan tidak kering (mengandung
lembab) maka terjadi reaksi asam dan karbonatnya akan menyebabkan
produk menjadi tidak stabil secara fisik dan terurai. Sekali dimulai
reaksi maka akan berlanjut lebih cepat karena produk samping reaksi
adalah pertambahan air.
• Oleh karena itu bahan baku yang digunakan harus dalam keaadan
anhidrat (kering) dengan sedikit kadar lembab yang diabsorpsi. Molekul
air memang masih ada tapi sangat sedikit karena air dibutuhkan sedikit
untuk kebutuhan mengikat granul karena granul yang terlampau kering
tidak dapat dikempa.
3.Kelarutan
• Jika komponen tablet tidak larut, reaksi efervescent tidak akan
terjadi dan tablet tidak akan terdisintegrasi secara cepat.
• Kecepatan kelarutan lebih penting dari kelarutan karena  zat
yang terlarut lambat dapat merintangi desintegrasi tablet dan
larut lambat menghasilkan residu yang tidak disukai setelah
tablet terdisintegrasi.
BAHAN DASAR TABLET EFFERVESCENT

Bahan-bahan yang digunakan harus tahan panas, mudah


dikempa dan larut dalam air. Bahan dasar pembuatan tablet
effervescent berasal dari bahan yang bersifat asam seperti asam
sitrat dan karbonat seperti natrium bikarbonat sebagai sumber
karbondioksida.
1. Sumber Asam
a.    Asam Makanan, antara lain :
• Asam Sitrat, merupakan asam yang paling sering digunakan karena
harganya yang murah. Asam sitrat adalah asam tribasik hidroksi yang
bergranul atau bubuk putih, tidak berbau, memiliki rasa sangat asam,
mudah larut dalam air. Asam sitrat dapat larut dengan mudah dan
cepat, dan dalam bentuk granul dapat mengalir dengan bebas.
Terdapat juga bentuk anhidratnya sehingga mempunyai sifat
higroskopis.
• Asam Tartrat, asam ini mempunyai kelarutan yang lebih besar dari
asam sitrat. Asam Tartrat memiliki bentuk hablur, tidak berwarna,
tidak berbau, rasa asam, stabil diudara, serta memiliki daya larut yang
tinggi dalam air.
b. Asam anhidrat
Jika asam anhidrat dilarutkan dalam air maka akan terjadi
hidrolisis yang membebaskan bentuk asamnya yang dapat
bereaksi dengan sumber karbondioksida. Contohnya adalah
suksinat anhidrat dan sitrat anhidrat.
c.    Garam Asam
Garam ini dapat digunakan karena dalam larutan garam ini dapat
menghasilkan proton dan menghasilkan larutan dengan pH
dibawah 7. Contohnya adalah natrium hidrogen fosfat, natrium
dihidrogen fosfat, dan natrium bisulfit.
2. Sumber Karbondioksida
• Sumber karbondioksida dari tablet efervescent didapat dari garam-garam
karbonat, karena garam ini dapat menghasilkan 53 % karbondioksida.
Garam yang sering digunakan adalah natrium bikarbonat dan natrium
karbonat. Natrium Bikarbonat merupakan serbuk kristal berwarna putih
yang memiliki rasa asin, mudah larut air dan tidak higroskopis.
• Natrium bikarbonat dengan kosentrasi dalam air 0,85% menunjukan pH
8,3. natrium karbonat dengan konsentrasi 1% dalam air mempunyai pH
11,5. Natrium karbonat menunjukan pula efek stabilisasi di dalam tablet
efervescen karena kemampuannya mengabsorbsi lembab terlebih dahulu
yang dapat mencegah permulaan reaksi efervescen. Oksigen dapat pula
menjadi sumber efervescent dengan sumbarnya dapat digunakan natrium
perborat anhidrat.
3. Bahan Tambahan Lainnya
Bahan tambahan lainnya pada tablet efervescent antara lain:
• Bahan pengikat
• Bahan pengisi
• Lubrikan.
Bahan-bahan ini penggunaannya dalam jumlah yang terbatas. Seperti halnya
pengisi, hanya digunakan sedikit saja, karena dalam formula tablet efervescent
sudah banyak mengandung karbonat dan asam.
a. Pengikat dan zat penggranul
• Untuk pembuatan tablet efervescent dengan metode granulasi
penggunaan pengikat seperti gelatin, amilum dan gom tidak
dapat digunakan karena kelarutan lambat atau karena
kandungan residu air tinggi yang dapat mempercepat
ketidakstabilan tablet efervescent.
• Pengikat efektif untuk tablet efervesen adalah PVP. PVP
ditambahkan pada serbuk yang digranulasi dalam keadaan
kering kemudian dibasahi oleh cairan penggranulasi yaitu
isopropanol, etanol atau hidroalkohol. Alkohol tidak bersifat
pengikat tapi ditambahkan sebagai zat penggranulasi untuk
pelarut PVP.
b. Pengisi
• Bahan pengisi biasanya hanya dibutuhkan sedikit pengisi karena zat yang
menghasilkan efervesent sudah cukup besar. Natrium bikarbonat
merupakan pengisi yang baik, bahan pengisi lainnya adalah Na. Klorida,
Na. Sulfat dan Na. Bikarbonat.
• Syarat yang harus dipenuhi bahan pengisi dalam sediaan  tablet
effervescent adalah mudah larut dalam air sehingga dapat membentuk
larutan yang jernih.
c. Lubrikan
• Lubrikan untuk produk effervescent haruslah non toxic, tidak
berasa, dan larut air.
• Polietilenglikol 8000 (PEG 8000) merupakan salah satu
lubrikan tablet effervescent yang paling efisien, karena sebagai
lubrikan PEG 8000 dapat terdispersi dalam air sehingga dapat
menghasilkan larutan effervescent yang jernih.
• Konsentrasi yang biasa digunakan berkisar 1-5%. PEG 8000
berbentuk serbuk putih, dapat larut dengan mudah dalam air
serta memiliki tingkat higroskopis yang sangat rendah
dibandingkan PEG jenis lain dengan nomor yang lebih rendah.
d.   Bahan tambah lain
• Meliputi bahan obat, bahan pewarna serta perisa.
• Bahan pemberi rasa, pewarna, dan pemanis biasanya
digunakan untuk memperbaiki penampilan dan rasa yang
kurang menyenangkan sehingga membuat produk menjadi
lebih menarik.
• Jenis pemanis yang sering digunakan adalah sukrosa, sakarin,
aspartam dan manitol.
METODE DALAM PEMBUATAN TABLET
EFFERVESCENT
• Tablet effervescent dibuat dengan beberapa metode yaitu
dengan cara granulasi basah, granulasi kering, dan dengan
metode fluidisasi.

**Pada metode fluidisasi dengan metode wurster, menggunakan


suatu alat semprot khusus yang dilangkapi dengan saluran
penyemprot bahan pengikat dan saluran udara pemanas.
1. GRANULASI BASAH
• Bahan yang akan dicetak dilembabkan dengan larutan pengikat
sehingga serbuk terikat bersama dan terasa seperti tanah yang lembab.
• Serbuk tersebut dikeringkan dengan menggunakan oven, setelah
kering ukurannya diperkecil dengan pengayakan dan siap untuk
dicetak.
• Proses pembuatan tablet dengan metode ini meliputi beberapa tahap
yaitu penimbangan, pencampuran awal, pembuatan larutan ikat,
penambahan larutan ikat, pengayakan I, pengeringan, pengayakan II,
pencampuran lubrikan dan pencetakan.
2. Granulasi Kering
• Pembuatan tablet dengan metode ini meliputi beberapa tahap yaitu
penghalusan, pencampuran awal, pengempaan, granulasi, pencampuran
akhir dan pengempaan menjadi tablet.
• Komponen-komponen tablet dikempa dengan mesin cetak tablet lalu
ditekan ke dalam die dan dikempakan dengan punch sehingga diperoleh
massa yang disebut slug.
• Pada proses selanjutnya slug diayak dan diaduk untuk mendapatkan
granul yang daya mengalirnya lebih baik dari campuran awal
bila slug didapat belum memuaskan maka prosesnya dapat diulang
kembali.
• Teknik ini cukup baik digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis
efektifitas yang terlalu tinggi untuk dicetak langsung atau zat aktif yang
peka terhadap pemanasan dan kelembaban.
TEKNIK FORMULASI TABLET
EFFERVESCENT
a).  Proses pencampuran
• Pada semua metode pembuatan tablet, setelah proses penimbangan
komponen-komponen tablet, selalu diikuti dengan proses
pencampuran berupa partikel-partiel padat. Proses ini bertujuan
untuk mendapatkan massa tablet yang homogen. Tujuan ini bisa
dicapai apabila sifat fisik partikel penyusun campuran dan faktor
lain yang mempengaruhi proses  pencampurannya adalah sama.
• Sifat fisik partikel yang mempengaruhi proses pencampuran adalah
ukuran, bentuk, densitas dan kelembaban partikel. Sedangkan
faktor lainnya adalah kadar partikel . Baik proses pencampuran
maupun pentabletan dilakukan pada kelembaban yang rendah
(kelembaban relative atau RH dibawah 30 %).
B).  Proses pencetakan tablet
• Pada prinsipnya tablet dapat dibuat melalui cetak langsung atau
granulasi, baik granulasi basah maupun granulasi kering. Untuk
menentukan metode pembuatannya apakah dibuat cetak langsung atau
granulasi sangat tergantung pada dosis dan sifat zat aktifnya. Untuk
metode cetak langsung semua komponen tablet baik zat aktif, bahan
pengisi, pengikat, dan penghancur harus mempunyai sifat alir dan
kompresibilitas yang baik.
• Pada proses pencetakan untuk zat aktif dengan dosis kecil hal ini tidak
menjadi masalah selama homogenitasnya diperhatikan. Tetapi untuk zat
aktif dengan dosis besar, jika sifat alir dan kompresibilitasnya tidak baik
maka diperlukan bahan tambahan yang efektif untuk mengatasi sifat alir
dan kompresibilitasnya.
c).  Proses penghancuran tablet
• Agar tablet dapat hancur, maka harus ada cairan yang mampu menembus masuk
ke dalam tablet secara kapiler. Efek kapiler ini dapat diperbesar dengan adanya
bahan penghancur. Selain bahan penghancur, efek kapiler juga dipengaruhi oleh
porositas tablet. Besarnya porositas menyebabkan cairan yang masuk ke dalam
tablet semakin banyak.
• Porositas tablet antara lain dipengaruhi oleh distribusi ukuran atau partikel massa
tablet dan tekanan yang diberikan saat proses pencetakan. Cairan yang sudah
masuk dalam tablet akan merusak ikatan antar partikel dan mengakibatkan bahan
penghancur mengembang yang kemudian menyebabkan hancurnya tablet.
•  Tetapi adanya bahan penghancur yang mengembang ini juga dapat menghasilkan
massa yang kental dan lengket yang akan menghalangi masuknya cairan ke
dalam tablet sehingga dapat memperpanjang waktu hancur.
EVALUASI TABLET EFFERVESCENT

1. Evaluasi Massa Tablet


a) Waktu alir
Waktu alir massa tablet menunjukkan mudah tidaknya massa tablet mengalir
dalam mesin pencetak tablet. Massa tablet dikatakan memiliki waktu alir yang
baik bila pada pengisian keruang cetak akan berlangsung secara kontinyu,
sehingga akan menghasilkan massa tablet yang tepat dan ketepatan takaran
yang tinggi.
b) Sudut diam
Sudut diam merupakan sudut maksimal yang mungkin terjadi antara
permukaan suatu tumpukan serbuk dan bidang horizontal. Besar
kecilnya harga sudut diam sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya
gaya tarik dan gaya gesek antar partikel.
c) Bobot jenis produk
Uji ini dilakukan untuk mengetahui bobot jenis dari massa tablet yang dibuat

d) Indeks kompresibilitas
Indeks kompresibilitas atau persentase pengetapan dilakukan untuk
mengetahui sifat alir dari suatu massa tablet atau granul. Pengukurannya
dilakukan dengan menggunakan alat tap bulk-density tester.

e) Uji kadar air


Uji ini dilakukan untuk mengetahui kadar air yang terdapat dalam sediaan
granul effervescent. Kadar air penting dalam sediaan tablet effervescent,
karena jumlah air dapat mempengaruhi reaksi kimia dini dari effervescet.
Syarat kadar air sediaan effervescent dengan bahan herbal maksimum 10%.
2.   Evaluasi Tablet
a) Pemeriksaan penampilan fisik tablet dan larutan effervescent
Penampilan fisik suatu tablet adalah parameter kualitas tablet yang penting
diperhatikan untuk menjamin penerimaan oleh konsumen. Seluruh tablet harus
memiliki penampilan fisik yang baik. Tablet effervescent pada umumnya harus dapat
menghasilkan larutan effervescent yang jernih.
b) Uji waktu larut
Uji ini dilakukan untuk memeriksa apakah tablet dapat larut dengan cepat sesuai
persyaratan resmi dimana waktu larut tablet effervescent adalah kurang dari 5 menit.
c) Keseragaman ukuran
Uji ini dilakukan untuk menjamin keseragaman fisik sediaan yang akan mempengaruhi
kadar obat yang terkandung di dalamnya dan factor kepercayaan konsumen atas
keseragaman penampilan produk tersebut. Pengukuran keseragaman ukuran tablet
menggunakan alat jangka sorong.
d)    Keseragaman bobot
Evaluasi ini dilakukan untuk penentuan awal keseragaman kandungan obat di
dalam sediaan tersebut. Dengan terjaminnya keseragaman bobot sediaan,
diharapkan pula terjaminnya keseragaman kandungan obat di dalamnya.
e)    Kekerasan tablet
Kekerasan tablet sangat berpengaruh pada waktu larut tablet. Kekerasan tablet
ditentukan dengan alat hardness tester, untuk menguji kekerasan suatu tablet dan
menentukan tekanan kempa yang sesuai. Untuk tablet effervescent dengan diameter
2,5 cm adalah lebih besar dari 100 N.
f) Keregasan tablet
Keregasan tablet ditentukan dengan menggunakan alat friability tester. Evaluasi ini
dilakukan untuk menjamin ketahanan produk selama massa distribusi dan
penyimpanan agar produk yang dihasilkan tidak mudah pecah. Tablet dinyatakan
memenuhi persyaratan jika memiliki keregasan kurang dari 1%.
g) Uji pH
Uji pH perlu dilakukan karena jika larutan effervescent yang terbentuk terlalu asam
dapat mengiritasi lambung, sedangkan jika terlalu basa menimbulkan rasa pahit dan
tidak enak. Hasil pengukuran dikatakan baik bila pH larutan effervescent mendekati
netral.
h) Uji kadar air
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kadar air yang terdapat dalam sediaan tablet
effervescent, kadar air penting dalam sediaan effervescent karena jumlah air dapat
mempengaruhi reaksi effervescent. Syarat kadar air granul effervescent dengan bahan
herbal maksimum 10%.
i) Uji statistik kesukaan
Uji statistik kesukaan adalah suatu uji statistic mengenai formula mana yang
paling banyak disukai oleh para responden dengan menggunakan kuesioner
yang kemudian hasilnya di uji secara statistic menggunakan Kruskal-Wallis
dengan memakai program SPSS.
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN

1. Bahan baku
Umumnya higroskopik sehingga harus dilakukan pada kondisi khusus
2. Pemilihan bahan tambahan
Harus memiliki kriteria senyawa yang tidak mengandung air
3. Kondisi ruangan dan area produksi
• Tingkat kelembaban relatif maksimum 25% dengan suhu ruangan
<25oC
• Ruang produksi diatur sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan.
• Mesin produksi diletakkan pada area berdekatan untuk
menghindarikontak udara yang terlalu lama
4. Pengemasan (packaging)
Pengemasan maupun material harus memiliki penutup atau tertutup rapat
DAFTAR PUSTAKA

• Ansel, Howard C. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi


keempat. Universitas Indonesia. Jkaarta. 1989
• Dirjen POM. Farmakope Indonesia. Edisi IV. :Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 1995
• Lachman, Leon. Herbert A Lieberman. Joseph L. Kanig. Teori dan
Praktek Farmasi Industri Edisi ketiga. Jakarta. Universitas
Indonesia. 2008.
• Siregar, C & Wikarsa, S. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet: Dasar-
Dasar Praktek, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2010
The Pharmaceutical CODEX, “Principle and Practice of
Pharmaceutics”. 12nd ed. The Pharmaceutical Press. London. 1994

Anda mungkin juga menyukai