Anda di halaman 1dari 19

TABLET EFFERVESCENT

Oleh :
Dhian Rachma Maulida
PENGERTIAN

 Tablet Effervescent adalah tablet tidak bersalut,


umumnya mengandung senyawa asam dan
karbonat atau bikarbonat yang bereaksi dengan
cepat dengan adanya air dengan melepasakan
karbon dioksida. Tablet effervescent diharapkan
bisa terlarut dalam air sebelum digunakan.
 Tablet effervescent merupakan salah satu bentuk sediaan
tablet dengan cara pengempaan bahan-bahan aktif
campuran asam-asam organik, seperti asam sitrat atau asam
tartarat dan natrium bikarbonat. Bila tablet ini dimasukkan ke
dalam air, mulailah terjadi reaksi kimia antara asam dan
natrium bikarbonat sehingga terbentuk garam natrium dari
asam dan menghasilkan gas karbondioksida serta air.
Reaksinya cukup cepat dan biasanya berlangsung dalam
waktu satu menit atau kurang. Di samping menghasilkan
larutan yang jernih, tablet juga menghasilkan rasa yang
enak karena adanya karbonat yang dapat membantu
memperbaiki rasa obat-obat tertentu (Banker dan Anderson,
1986).
KEUNTUNGAN
 Memungkinkan penyiapan larutan dalam waktu seketika,
yang mengandung dosis yang tepat.

 Rasa menyenangkan karena karbonasi membantu menutup


rasa zat aktif yang tidak enak.

 Ukuran tablet biasanya cukup besar dan dapat dikemas


secara individual sehingga bisa menghindari masalah
ketidakstabilan zat aktif dalam penyimpanan.

 Mudah menggunakannya karena tablet dilarutkan terlebih


dahulu dalam air, baru diminum.

 Bentuk sediaan dengan dosis terukur tepat.


KERUGIAN
 Kesukaran untuk menghasilkan produk yang stabil
secara kimia.

 Kelembaban udara selama pembuatan produk mungkin


sudah cukup untuk memulai reaksi effervescent.
KARAKTERISTIK KOMPONEN TABLET
EFERVESEN:
1. Dalam banyak hal prinsip yang digunakan dalam memproduksi tablet
efervesen sama dengan yang digunakan untuk tablet konvensional.
Banyak dari proses dan alat proses yang sama. Demikian juga sifat
umum granul yang diperlukan untuk memdapatkan tablet yang sesuai
persyaratan seperti:

 Ukuran partikel

 Bentuk partikel

 Granulometri

 Keseragaman distribusi

 Aliran bebas granul

 Granul harus dapat dikompresi


2. Satu sifat bahan baku yang dipilih untuk digunakan
dalam tablet efervesen yang lebih penting dari tablet
konvensional yaitu kondisi lembabnya, artinya bahan
baku yang digunakan harus kering.
Apabila bahan baku yang digunakan tidak kering
(mengandung lembab) maka terjadi reaksi asam dan
karbonatnya akan menyebabkan produk menjadi tidak
stabil secara fisik dan terurai. Sekali dimulai reaksi maka
akan berlanjut lebih cepat karena produk samping reaksi
adalah pertambahan air.
3. Kelarutan merupakan sifat bahan baku yang
penting dalam tablet efervesen. Jika komponen
tablet tidak larut, reaksi efervesen tidak akan terjadi
dan tablet tidak akan terdisintegrasi secara cepat.
Kecepatan kelaurtan lebih penting dari kelarutan
karena zat yang terlarut lambat dapat merintangi
desintegrasi tablet dan larut lambat menghasilkan
residu yang tidak disukai setelah tablet
terdisintegrasi.
BAHAN TAMBAHAN LAINNYA

 Bahan tambahan lainnya pada tablet efervesen


antara lain seperti bahan pengikat, bahan pengisi,
dan lubrikan. Namun bahan-bahan ini
penggunaannya dalam jumlah yang terbatas.
Seperti halnya pengisi, hanya digunakan sedikit
saja, karena dalam formula tablet efervesen sudah
banyak mengandung karbonat dan asam.
a) Pengikat dan zat penggranul
Untuk pembuatan tablet efervesen dengan metode
granulasi penggunaan pengikat seperti gelatin, amilum dan
gom tidak dapat digunakan karena kelarutan lambat atau
karena kandungan residu air tinggi yang dapat mempercepat
ketidakstabilan tablet efervesen. Pengikat efektif untuk tablet
efervesen adalah PVP. PVP ditambahkan pada serbuk yang
digranulasi dalam keadaan kering kemudian dibasahi oleh
cairan penggranulasi yaitu isopropanol, etanol atau
hidroalkohol. Alkohol tidak bersifat pengikat tapi ditambahkan
sebagai zat penggranulasi untuk pelarut PVP.
b) Pengisi

Biasanya hanya dibutuhkan sedikit pengisi


karena zat yang menghasilkan efervesen sudah
cukup besar. Natrium bikarbonat merupakan
pengisi yang baik. Pengisi lain adalah Na. Klorida,
Na. Sulfat dan Na. Bikarbonat.
 C) Lubrikan

Lubrikan yang larut air atau zat yang dapat


terdispersi dalam air dapat digunakan sebagai
lubrikan. Serbuk natrium benzoat dan PEG 8000
merupakan lubrikan larut air yang efektif.
TEKNIK FORMULASI
 Proses pencampuran

Pada semua metode pembuatan tablet, setelah proses penimbangan


komponen-komponen tablet, selalu diikuti dengan proses pencampuran
berupa partikel-partiel padat. Proses ini bertujuan untuk
mendapatkanmassatablet yang homogen. Tujuan ini bisa dicapai apabila
sifat fifis partikel penyusun campuran dan faktor lain yang mempengaruhi
proses pencampurannya adalah sama. Sifat fisis partikel yang
mempengaruhi proses pencampuran adalah ukuran, bentuk, densitas dan
kelembaban partikel. Sedangkan faktor lainnya adalah kadar partikel.

Baik proses pencampuran maupun pentabletan dilakukan pada


kelembaban yang rendah (kelembaban relative atau RH dibawah 30 %)
 Pada prinsipnya tablet dapat dibuat melalui cetak langsung atau
granulasi, baik granulasi basah maupun granulasi kering. Untuk
menentukan metode pembuatannya apakah dibuat cetak langsung
atau granulasi sangat tergantung pada dosis dan sifat zat aktifnya.
Untuk metode cetak langsung semua komponen tablet baik zat aktif,
bahan pengisi, pengikat, dan penghancur harus mmpunyai sifat alir
dan kompresibilitas yang baik. Pada proses pencetakan untuk zat
aktif dengan dosis kecil hal ini tidak menjadi masalah selama
homogenitasnya diperhatikan. Tetapi untuk zat aktif dengan dosis
besar, jika sifat alir dan kompresibilitasnya tidak baik maka
diperlukan bahan tambahan yang efektif untuk mengatasi sifat alir
dan kompresibilitasnya.
 Proses penghancuran tablet

Agar tablet dapat hancur, maka harus ada cairan yang mampu
menembus masuk ke dalam tablet secara kapiler. Efek kapiler ini dapat
diperbesar dengan adanya bahan penghancur. Selain bahan
penghancur, efek kapiler juga dipengaruhi oleh porositas tablet. Besarnya
porositas menyebabkan cairan yang masuk ke dalam tablet semakin
banyak. Porositas tablet antara lain dipengaruhi oleh distribusi ukuran
atau partikel massa tablet dan tekanan yang diberikan saat proses
pencetakan. Cairan yang sudah masuk dalam tablet akan merusak ikatan
antar partikel dan mengakibatkan bahan penghancur mengembang yang
kemudian menyebabkan hancurnya tablet. Tetapi adanya bahan
penghancur yang mengembang ini juga dapat menghasilkan massa yang
kental dan lengket yang akan menghalangi masuknya cairan ke dalam
tablet sehingga dapat memperpanjang waktu hancur.
PEMBUATAN TABLET
EFFERVESCENT
 Pembuatan tablet effervescent memerlukan kondisi dan metode khusus dalam
pembuatannya karena dalam tablet ini terdapat bahan asam dan bahan basa, di
mana dengan adanya air kedua bahan ini akan bereaksi dan menghasilkan CO2.
Oleh karena itu, sebelum tablet digunakan tidak boleh ada air sedikitpun yang
kontak dengan tablet. Selain itu suhu yang tinggi juga mempercepat kerusakan
tablet sehingga suhu ruangan juga harus rendah. Syarat kelembaban relatif
ruangan untuk pembuatan tablet effervescent adalah ≤ 25 % dan suhu ruangan
harus kurang dari 25 ˚C (Lachman tablet h.294).

 Tablet effervescent dibuat dengan beberapa metode yaitu dengan cara granulasi
basah, granulasi kering, dan dengan metode fluidisasi. Metode fluidisasi
dengan metode wurster, menggunakan suatu alat semprot khusus yang
dilangkapi dengan saluran penyemprot bahan pengikat dan saluran udara
pemanas.
GRANULASI BASAH
Umumnya sama dengan tablet konvensional

Prosesnya:

 Cara Pemanasan

Melibatkan pembebasan air dari bahan dalam bentuk hidrat pada suhu yang
rendah untuk membentuk masa. Bahan yang sering digunakan adalah asam sitrat hidrat.
Proses ini sangat sulit untuk dikontrol. Jarang digunakan (Lachman tablet h.295)

 Granulasi dengan Cairan Reaktif

Bahan penggranulasi yang efektif adalah air. Proses berdasarkan penambahan


sedikit air (0,1- 0,5%) yang disemprotkan pada campuran yang dipilih (harus yang dapat
membebaskan air yang diadsorbsi ke sisa dari komponen yang lain daripada
mengadsorbsi dan mengikatnya secara internal). Granul yang masih lembab ditransfer ke
mesin tablet kemudian dikempa lalu tablet masuk ke dalam oven terjadi proses
pengeringan untuk menghilangkan air atau mengikatnya secara internal sebagai air
kristal sehingga tablet menjadi stabil. Kerugiannya tidak dapat digunakan untuk bahan
yang rentan terhadap lembab/panas (Lachman tablet h.296).
 Granulasi dengan Cairan Non Reaktif
Cairan yang digunakan adalah etanol atau
isopropanol. Cairan ditambahkan perlahan-lahan ke
dalam campuran pada mesin pencampur. Pengikat
dapat ditambahkan dalam bentuk kering dan kemudian
masa dibasahi. PVP dapat dilarutkan dalam cairan
penggranulasi sebelum penambahan ke dalam masa.
Cara ini lebih efektif dan efek negatifnya lebih sedikit
daripada PVP ditambahkan sebagai pengikat kering.
Setelah masa dibasahi semua, masa granul dimasukkan
ke dalam oven lalu dikeringkan. Kemudian ukuran
partikel dikurangi lagi baru dicetak (Lachman tablet
h.295-296).
GRANULASI KERING

Dilakukan dengan dua cara:


 Cara Slugging
Dibuat bongkah-bongkah tablet ukuran besar
menggunakan mesin tablet kemudian tablet
dihaluskan menjadi ukuran granul yang dikehendaki
 Cara Kompaktor
Menggunakan mesin khusus rol kompaktor yang
mengempa serbuk premix menjadi bentuk pita/lempeng
diantara dua rol yang berputar berlawanan. Bahan
dihaluskan menjadi granul dalam mesin granul.

Anda mungkin juga menyukai