Anda di halaman 1dari 13

KONSEP DASAR MEDIS

OSTEOPOROSIS
Defenisi Osteoporosis
◦ Osteoporosis adalah suatu kondisi berkurangnya massa tulang
secara nyata yang  berakibat pada rendahnya kepadatan tulang,
sehingga tulang menjadi keropos dan rapuh. “Osto” berarti
tulang, sedangkan “porosis” berarti keropos. Tulang yang
mudah patah akibat Osteoporosis adalah tulang belakang,
tulang paha, dan tulang pergelangan tangan (Endang
Purwoastuti : 2009) .

◦ Osteoporosis yang dikenal dengan keropos tulang menurut


WHO adalah penyakit skeletal sistemik dengan karakteristik
massa tulang yang rendah dan perubahan mikroarsitektur dari
jaringan tulang dengan akibat meningkatnya fragilitas tulang
dan meningkatnya kerentanan terhadap tulang patah.
Klasifikasi Osteoporosis
1. Osteoporosis Postmenopause (Tipe I) Merupakan
bentuk yang paling sering ditemukan pada wanita
kulit putih dan Asia. Bentuk osteoporosis ini
disebabkan oleh percepatan resopsi tulang yang
 berlebihan dan lama setelah penurunan sekresi
hormon estrogen pada masa menopause.

2. Osteoporosis involutional (Tipe II) Terjadi pada


usia diatas 75 tahun pada perempuan maupun
laki-laki. Tipe ini diakibatkan oleh
ketidakseimbangan yang samar dan lama antara
kecepatan resorpsi tulang dengan kecepatan
pembentukan tulang.
3. Osteoporosis idiopatik Adalah tipe osteoporosis primer
yang jarang terjadi pada wanita  premenopouse dan pada
laki-laki yang berusi di bawah 75 tahun. Tipe ini tidak
 berkaitan dengan penyebab sekunder atau faktor resiko
yang mempermudah timbulnya penurunan densitas
tulang.

4. Osteoporosis juvenil Merupakan bentuk yang paling


jarang terjadi dan bentuk osteoporosis yang terjadi pada
anak-anak prepubertas.

5. Osteoporosis sekunder. Penurunan densitas tulang yang


cukup berat untuk menyebabkan fraktur atraumatik
akibat faktor ekstrinsik seperti kelebihan kortikosteroid,
atraumatik reumatoid, kelainan hati/ ginjal kronis,
sindrom malabsorbsi, mastisitosis sistemik,
hipertiriodisme , varian status hipogonade dan lain-lain.
Etiologi Osteoporosis

 Osteoporosis  postmenopouse terjadi karena


kekurangan estrogen (hormon utama  pada
wanita
 Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan
akibat dari kekurangan kasium yang
berhubungan dengan usia dan
ketidakseimbangan diantara kecepatan
hancurnya tulang dan pembentukan tulang
yang baru.
 Kurang dari lima persen penderita
osteoporosis juga mengalami osteoporosis
sekunder, yang disebabkan oleh keadaan
medis lainnya atau oleh obet-obatan
 Penyakit ini bisa disebabkan oleh gagal
ginjal kronis dan kelainan hormonal
(terutama tiroid,  paratiroid, dan
adrenal) dan obat- obatan (misalnya
kortikosteroid, barbiturat, anti-kejang,
hormon tiroid yang berlebihan).

 Faktor genetik juga berpengaruh


terhadap timbulnya osteoporosis.
Patofisiologi Osteoporosis

Genetik, nutrisi, gaya hidup (misal merokok, konsumsi


kafein, dan alkohol), dan aktivitas mempengaruhi puncak
massa tulang. Kehilangan masa tulang mulai terjadi setelah
tercaipainya puncak massa tulang. Pada pria massa tulang
lebih besar dan tidak mengalami perubahan hormonal
mendadak. Sedangkan pada perempuan, hilangnya estrogen
pada saat menopouse dan pada ooforektomi mengakibatkan
percepatan resorpsi tulang dan berlangsung terus selama
tahun-tahun pasca menopouse (Lukman, Nurma  Ningsih :
2009).
Diet kalsium dan vitamin D yang sesuai harus mencukupi
untuk mempertahankan remodelling tulang selama bertahun-
tahun mengakibatkan pengurangan massa tulang dan fungsi
tubuh. Asupan kasium dan vitamin D yang tidak mencukupi
selama bertahun-tahun mengakibatkan pengurangan massa
tulang dan pertumbuhan osteoporosis. Asupan harian
kalsium yang dianjurkan (RDA : recommended daily
allowance) meningkat pada usia 11  – 24 tahun (adolsen dan
dewasa muda) hingga 1200 mg per hari, untuk
memaksimalakan puncak massa tulang
. RDA untuk orang dewasa tetap 800 mg, tetapi  pada
perempuan pasca menoupose 1000-1500 mg per hari.
Sedangkan pada lansia dianjurkan mengkonsumsi kalsium
dalam jumlah tidak terbatas. Karena penyerapan kalsium
kurang efisisien dan cepat diekskresikan melalui ginjal
(Smeltzer, 2002).
Demikian pula, bahan katabolik endogen (diproduksi oleh
tubuh) dan eksogen dapat menyebabkan osteoporosis.
Penggunaan kortikosteroid yang lama, sindron Cushing,
hipertiriodisme dan hiperparatiriodisme menyebabkan
kehilangan massa tulang. Obat- obatan seperti isoniazid,
heparin tetrasiklin, antasida yang mengandung alumunium,
furosemid, antikonvulsan, kortikosteroid dan suplemen tiroid
mempengaruhi  penggunaan tubuh dan metabolisme kalsium.
Imobilitas juga mempengaruhi terjadinya osteoporosis.
Ketika diimobilisasi dengan gips, paralisis atau inaktivitas
umum, tulang akan diresorpsi lebih cepat dari
 pembentukannya sehingga terjadi osteoporosis.
Manifestasi Klinis Osteoporosis
 Kepadatan tulang berkurang secara perlahan,
sehingga pada awalnya osteoporosis tidak
menimbulkan gejala pada beberapa penderita

 Jika kepadatan tulang sangat berkurang yang


menyebabkan tulang menjadi kolaps atau hancur,
maka akan timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk.
Biasanya nyeri timbul secara tiba-tiba dan
dirasakan di daerah tertentu dari pungung yang
akan bertambah nyeri jika penderita berdiri atau
berjalan

 Tulang lainnya bisa patah, yang sering kali


disebabkan oleh tekanan yang ringan atau karena
jatuh.
Penatalaksanaan Osteoporosis

Terapi medis
• Obat pereda sakit Pada tahap awal setelah terjadinya patah tulang

Terapi hormone pada wanita


 Hormone Replacement Theraphy (HRT)

 Kalsitonin.

 Testosterone

Terapi non-hormonal
 Bisfosfonat

 Etidronat

 Alendronat Alendornat

Terapi alamiah
 Terapi alamiah adalah terapi yang diterapkan untuk mengobati

osteoporosis tanpa menggunakan obat-obatan atau hormone


Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan radiologic
Pemeriksaan radioisotope
Pemeriksaan Quantitative
magnetic resonance
imaging (MRI)
Quantitative Ultra Sound
(QUS)
Densitometer (X-ray
absorptiometry)
Tes darah dan urine
Komplikasi

◦ Nyeri, terutama fraktur tulang belakang

◦ Gangguan fungsi, sehingga mobilitas dan


aktivitas menurun

◦ Mobilitas jangka panjang selanjutnya


menimbulkan komplikasi seperti dekubitus
dan gangguan paru. Penyakit paru
merupakan penyebab kematian tersering
pada pasien osteoporosis (WHO,2003).
PATHWAY

Anda mungkin juga menyukai