Anda di halaman 1dari 19

Prosedur pemeriksaan

Kolangiografi, Interpretasi
dan Kelainan Patologis
Definisi

Kolangiografi T-tube merupakan pemeriksaan


radiologi yang dilakukan setelah operasi
kolesistektomi untuk melihat sisa batu yang
tidak terdeteksi saat operasi. Kateter T-tube
dipasang saat operasi.
Anatomi

Fundus Bagian ujung distal, bagian terlebar

Berbentuk
Korpus Bagian utama
Buah pir

Leher Bagian ujung proksimal menyempit  Duktus


sistikus
Duktus Hepatikus
Simpan (Kandung
kanan
Empedu empedu) melalui
Duktus duktus sistikus
dibentuk
Hepatikus
oleh sel
Komunis
Hepar
Duktus Hepatikus
Sekresi
kiri
(Dudodenum pars
descenden) melalui
duktus koledokus
Ujung distal dari duktus koledokus dikendalikan oleh sfingter ampula
hepatopankreatik (sfinger Oddi)
• Kantung empedu memiliki
panjang 7-10cm dan lebar
3cm yang dapat menyimpan
30-40mL empedu
• Duktus hepatikus memiliki
panjang sekitar 4cm dan
diameter 2-3mm
• Duktus hepatikus komunis
memiliki panjang 2,5-3cm
dan diameter 6mm
• Duktus sistikus memiliki
panjang 3-4cm dan diameter
1,8mm
• Duktus koledokus memiliki
panjang 7,5cm dan diameter
6mm

Pada penderita pasca-


kolesistektomi duktus koledokus
normal dapat memiliki diameter
kurang dari 19mm.
Indikasi dan Kontraindikasi

Indikasi
• Untuk melihat sisa batu di saluran empedu pasca
kolesistektomi.
• Mengevaluasi keadaan sistem bilier (striktur atau
dilatasi).

Kontraindikasi
• Alergi kontras
• Kehamilan
Persiapan Pasien

1. Kateter T-tube diklem sehari sebelum pemeriksaan


agar kateter terisi sekret empedu sebagai langkah
pencegahan terhadap gelembung udara yang
memasuki duktus.
2. Jadwal makan sebelum pemeriksaan sebaiknya
ditangguhkan.
3. Zat kontras yang digunakan adalah zat kontras water
soluble dengan konsentrasi tidak lebih 25-30% agar
tidak menutupi batu kecil. Volume yang diinjeksikan
adalah 20-30cc.
Zat kontras water soluble : air = 1:1 (Rshs)
Alat dan Bahan

1. Kassa
2. Betadine
3. Spuit 10 cc, 20 cc
4. Handscoon steril
5. Plester/Hipafix
6. Kontras water soluble
7. Aquabides
8. Gunting
9. Klem
APD

1. Gown
2. Face shield/Gogles
3. Facemask
4. Handschoen
5. Apron
6. Thyroid shielding
Prosedur pemeriksaan
1. Ambil foto polos sebelum dimasukkan zat kontras.
2. Drainase sisa sekret empedu dari kateter T-tube.
3. Klem kateter T-tube lalu masukkan zat kontras melalui
kateter T-tube, hati- hati agar tidak ada udara yang
masuk karena bayangan lusen ini dapat disalahartikan
sebagai batu lusen.
4. Ambil foto posisi AP dan RPO setelah kontras masuk ke
duodenum (jika tidak ada hambatan).
5. Lepas klem pada T-tube, kemudian tunggu ±15 menit.
6. Ambil foto posisi AP untuk melihat sisa kontras pada
sistem bilier
Komplikasi

Injeksi zat kontras dengan


tekanan tinggi pada saluran
Alergi
bilier yang obstruksi
dapat menyebabkan septikemia.
Interpretasi Hasil

• Hal yang dinilai adalah pasase kontras dan ada tidaknya


ekstravasasi.
• Besar, bentuk, posisi, dan adanya luput isi (filling defect)
atau bayangan tambahan (filling affect) juga dinilai.
Hasil pemeriksaan Kolangiografi
Ekspertise

Cholangiography T- tube:
Kontras dimasukkan lk 20 cc melalui selang T-tube, tampak kontras ke superior
mengisi duktus hepatikus komunis, dukstus biliaris intrahepatal kanan dan kiri
serta cabang-cabangnya, ke arah inferior mengisi duktus choledochus kemudian
masuk ke duodenum. Pasase kontras lancer. Tidak tampak filling defect/afect.
Ductus biliaris intrahepatal kanan dan kiri, ductus hepaticus communis serta
ductus choledochus masih tampak melebar. Ujung proksimal T-tube berada di
ductus choledochus. Tampak terpasang colostomy bag di abdomen kanan atas.

Kesan :
 Pasase kontras lancer.
 Masih tampak pelebaran ductus biliaris intrahepatal kanan dan kiri, ductus
hepaticus communis serta ductus choledochus.
 Tidak tampak filling defect/affect.
Choledocholithiasis

Post cholecystectomy T-tube cholangiogram :


Partial obstructing CBD stone, free spillage of contrast is seen
in the duodenum.
Cholodocholiathiasis

F, 35 YO, Post cholecystectomy with T-tube insertion


T-tube cholangiogram performed.
Filling defect in keeping with a retained stone, proximal to a distal CBD stricture.

Persistent filling defect in the distal duct in keeping with a CBD stone.
The distal CBD is narrowed, with proximal dilatation in keeping with a
stricture

Anda mungkin juga menyukai