Ary Yanuar S
1410211141
Definisi
• Anemia hemolitik adalahberkurangnya kadar
hemoglobin dari nilai normal akibat kerusakan
sel eritrosit yang lebih cepat dari kemampuan
sumsum tulang untuk menggantikannya.
Etiologi
• AIHA atipik
4.
• Kortikosteroid 1-1,5mg/KgBB/hari
• Splenektomi bila kortikosteroid tidak adekuat
• Imunosupresi azathioprin dengan dosis 50-
Terapi 200mg/hari
• Terapi lain danazol 600-800mg/hari
• Transfusi darah
2. Anemia Hemolitik Autoimun Tipe Dingin
• Anemia ringan
• Sferositosis
Laboratorium • Polikromatosia
• Coomb’s test positif
2. Anemia Hemolitik Autoimun Tipe Dingin Cont.
• Jarang dijumpai
• Hemolisis terjadi secara masih setelah terpapar suhu
Patofisiologi dingin secara berulang.
• Dahulu berhubungan dengan penyakit siphilis
• Hemoglobinuria
• Sferositosis
Laboratorium •
•
Eritrofagositos
Coomb’s test positif
• Antibodi Donath-Landsteiner terdisosiasi dari RBC
3. Paroxysmal Cold Hemoglobinuri
• Pengobatan terhadap penyakit
yang mendasari akan
Prognosis memperbaiki prognosis
dan Survival • Prognosis pada kasus idiopatik
pada umumnya membaik dengan
survival yang panjang
3. Induksi
autoantibodi • Obat memicu pembentukan autoantibodi
terhadap RBC.
yang bereaksi • Methyldopa menginduksi pembentukan
terhadap RBC autoantibodi terhadap antigen Rh pada
tanpa pemicu permukaan RBC.
obat lagi
• Hemoglobin yang mengikat oksigen akan
mengalami oksidasi dan mengalami
4. Oksidasi kerusakan karena zat oksidatif.
Hemoglobin • Tanda : methemoglobin, sulfhemoglobin,
Heinz bodies, blister cell, bites cell, dan
eccentrocytes.
4. Anemia Hemolitik Imun Diinduksi Obat
• Terdapat riwayat pemakaian obat tertentu.
• Hemolisis ringan sampai sedang pada mekanisme autoantibodi atau
Gambaran hapten.
Klinis • Hemolisis berat dan gagal ginjal pada mekanisme ternary
• anemia
• Retikulosis, MCV tinggi, Coomb’s test positif
• Leukopenia, trombositopenia, hemoglobinemia, dan hemoglobinuria
Laboratorium pada mekanisme ternary
2. Hemolisis Ekstravas
Trauma mekanik, fiksasi komplemen, atau infeksi
Eritrosit mengalami
perubahan membran
Destruksi eritrosit di sirkulasi darah
Etiologi dan ●
Kelainan gen yang terletak pada kromosom X
epidemiolo ●
●
sehinggan terjadi defisiensi G6PD
Laki-laki sering terkena.
Wanita hanya sebagai carier dan asimptomatik
gi
Manifest ●
●
Obat pemicu : primakuin, pamakui, vit K, dll.
Hemolisis bersifat self limited karena destruksi pada
sel yang tua.
Hemolisis akut : penurunan Ht, peningkatan Hb dan
asi Klinis
●
bilirubin indirect
1. Defisiensi G6PD Cont
Diagnosi ●
●
Terjadi pada laki-laki.
Pada anamnesis terdapat riwayat penggunaan
obat.
Pemeriksaan aktivitas enzim dan diulang 2-3
s
●
bulan setelahnya.
●
Tidak perlu terapi khusus.
Etiologi dan ●
Defisiensi piruvat kinase (95%), glukosa fosfat
isomerase (4%).
epidemiolo ●
●
Diturunkan secara autosomal resesif.
Kelainan ini mengakibatkan kekurangan ATP dan ion
kalium keluar sel, serta RBC menjadi kaku.
gi
Manifest ●
Hemolisis berat pada masa kanak-kanak
dengan anemia, icterik, dan splenomegali.
●
Pada perempuan hamil berupa pucat.
asi Klinis ●
Anemia normositik.
2. Defek Jalur Embden Meyerhof Cont
Diagnosi ●
Pemeriksaan
s enzimatik.
●
Tidak butuh terapi kecuali dengan hemolisis berat
harus diberikan asam folat 1 mg/hari.
Terapi ●
●
Transfusi darah diberikan jika terjadi krisis hipoplastik.
Splenektomik untuk meningkatkan retikulosit di
sirkulasi.
3. Paroxysmal Nocturnal Haemoglobinuria
(PNH)
Etiologi
●
Defisiensi enzim PIG-A
(phosphatidylinositol glycan class
A).
●
Diperlukan untuk sintesis protein
pengikat sel.
3. Paroxysmal Nocturnal Haemoglobinuria (PNH)
Patofisiologi.
• Terapi :
1. Transfusi darah merupakan terapi terbaik
karena selain meningkatkan Hb, tetapi juga
menekan produksi RBC di sumsum tulang
selama keadaan hemoglobinuria.
2. Hemodialisa disarankan untuk mencegah
peningkatan hemolisis.
3. Glukokortikoid (prednison 60mg/hari) dapat
menurunkan kecepatan hemolisis.
4. Infeksi Mikroorganisme
• Mekanisme :
1. Secara langsung : malaria, babesiosis, dan
bartonellosis.
2. Pengeluaran toksin hemolisis : Clostridium
perfingens, pembentuk antibodi, atau
otoantibodi terhadap RBC.
3. Deposit antigen mikroba atau rekasi
kompleks imun pada RBC.
4A. Malaria
Derajat anemia tidak sesuai dengan jumlah sel yang terinfeksi, tetapi
penyebabnya belum jelas.
●
Dengan mengeradikasi parasit penyebab
Terapi ●
●
anemia.
Transfusi darah dianjurkan untuk Hb <7 g/dl.
Pemberian asam folat.
4B. Bartonellosis
• Diagnosis :
1. Dengan menemukan B bacilliforms pada sel
eritrosit.
2. Dengan perwarnaan giemsa didapatkan
bentuk batang berwarna merah jingga.
• Terapi : pemberian penisilin, streptomisin,
kloramfenikol, dan tetrasiklin memberikan
respon yang sangat baik.
4C. Babesiosis
• Babesia merupakan protozoa intraeritrosit yang
ditularkan melalui gigitan kutu rambut, yang
dapat menginfeksi hewan ternak atau liar.
• Pada manusia dapat ditularkan juga melalui
transfusi darah.
• Diagnosis melalui apus darah tebal dengan
pewarnaan giemsa, uji serologi dengan antibodi
Babesia, serta uji PCR.
• Terapi : klindamisin dan kuinin.
5. Anemia Sel Spur
Prosesnya :
a. Eritrosit mengalami destruksi dalam sirkulasi darah. Lalu Hb
haptoglobin
Prosesnya :
a. Eritrosit dikeluarkan dari pembuluh darah oleh makrofag