1310211196
Bangkitan epilepsi?
Etiologi epilepsi:
Faktor resiko epilepsi
• Adanya kelainan perkembangan saraf
sebelum kejang pertama
• Kejang demam kompleks
• Adanya riwayat epilepsi dalam keluarga
Penyebab & Pemicu Kejang
2. Bangkitan umum:
a. Lena (absens)
b. Mioklonik
c. Klonik
d. Tonik
e. Tonik-Klonik (grand mal)
f. Atonik (astatis)
3. Tak tergolongkan
Klasifikasi epilepsi
WHO
1. Epilepsi umum
– Epilepsi umum primer
– Epilepsi umum sekunder
2. Epilepsi parsial
– Dengan simtomatologi elemnter
– Dengan simtomatologi kompleks
– Dengan penjalaran menjadi epilepsi umum
3. Epilepsi tidak ter-klasifikasi
GEJALA KLINIS
1. Kejang
2. Gangguan aktivitas dan gerakan abnormal
3. Gangguan/gerakan abnormal pada mata
4. Nyeri
5. Jenis-jenis serangan epilepsi lainnya
Diagnosis gejala dan tanda klinik dalam bentuk
bangkitan epilepsi berulang (minimal 2 kali) yang
ditunjang oleh gambaran epileptiform pada EEG
Pemeriksaan penunjang sesuai
indikasi
Diagnosis Banding
1. Sinkope
2. Gangguan Jantung (Cardiac Output )
3. Gangguan peredaran darah otak
4. Hipoglikemia
5. Histeria
6. Sleep paralysis
7. Intoksikasi
8. Gangguan Elektrolit (Mg dan Ca)
9. Tetanus
Dampak Epilepsi
Komplikasi Saat Serangan
PENGOBATAN EPILEPSI
Prinsip pemberian terapi
farmakologis pada epilepsi :
• Diagnosis epilepsi sudah dipastikan
(confirmed)
• Faktor pencetus bangkitan dapat dihindari
(misal : alkohol, stress, kurang tidur)
• Terdapat minimal 2 bangkitan dalam setahun
• Penderita dan keluarga sudah dijelaskan
tujuan pengobatan dan efek samping dari oae
Mekanisme aksi obat-obat anti
epilepsi
• Mencegah/menurunkan lepas muatan listrik
yang berlebih
• Mengurangi penyebaran pacuan dari fokus
serangan dan mencegah cetusan serta putusnya
fungsi agregasi normal neuron
*dengan cara :
• Mengurangi aliran ion Na+ dan K+
• Potensiasi penghambatan pre-sinaps/post sinaps
Golongan Obat Anti Epilepsi
1. Golongan Hidantoin: Fenitoin, Mefenotoin, Etotoin.
2. Golongan Barbiturat seperti Fenobarbital, Primidon.
3. Golongan Oksazolidindion: Trimetadion.
4. Golongan Suksimid: Etosuksimid, Karbamazepin, Ox
Carbazepine
5. Golongan Benzodiazepin: Diazepam, Klonazepam,
Nitrazepam, Levetiracetam
6. Golongan Asam Valproat dan garamnya (Divalproat Na)
7. Golongan Phenyltriazine; Lamotrigine.
8. Golongan Gabapentin dan turunannya (Pregabalin).
9. Lainnya: Fenasemid, Topiramate.
Mekanisme Kerja dan Tempat Ekskresi
OAE
Obat Mekanisme kerja Ekskresi
eksitabilitas glutamat,
menurunkan konduktan
natrium, kalium, dan kalsium
Mekanisme Kerja dan Tempat Ekskresi
OAE
Obat Mekanisme kerja Ekskresi
Tipe Bangkitan OAE Lini I OAE Lini II / Tambahan OAE Lini III / Tambahan
Atonik Valproat Lamotrigin Felbamat
Topiramat
Parsial Carbamazepin Valproat Tlagabine
Fenitoin Levetiracetam Vigabatrin
Fenobarbital Zonisamid Felbamat
Okskarbazepin Pregabalin Pirimidon
Lamotrigin
Topiramat
Gabapentin
Tidak terklasifikasikan Valproat Lamotrigin Topiramat
Levetiracetam
Zonisamid
Penanganan status epileptikus konvulsivus
Memperbaiki fungsi kardio dan
Stadium I
respirasi
(0-10 menit) Memperbaiki jalan nafas, oksigenasi
dan resusitasi bilamana diperlukan
Pemeriksaan status neurologik
Stadium II
Pengukuran tekanan darah, nadi dan
(1-60 menit) suhu
Pemeriksaan EKG
Pasang infus
Ambil 50-100cc darah untuk
pemeriksaan laboratorium
Pemberian OAE cito :
diazepam 10-20 mg iv (kecepatan
pemberian 2-5 mg/menit atau rectal
Penanganan status epileptikus konvulsivus
Menentukan etiologi
Stadium III
Bila kejang terus berlangsung setelah
(0-60/90 menit)
pemberian lorazepam/diazepam, beri
phenitoin IV 15-20mg/kg dengan
kecepatan kurang lebih 50mg/menit
sambil monitoring tekanan darah,
Atau dapat pula diberikan Phenobarbital
10 mg/kg dengan kecepatan kurang lebih
10 mg/menit (monitoring pernafasan saat
pemberian)
Terapi vasopresor (dopamin) bila
diperlukan.
Mengoreksi komplikasi
Bila tetap kejang, pindah ke ICU
Stadium IV
Beri propofol (2mg/kgBB bolus iv,
(30-90 menit)
diulang bila perlu)