Anda di halaman 1dari 63

GANGGUAN

BERHUBUNGAN DENGAN
ZAT
Farida Ananda Nasution
Anastasia Saskia
Gangguan
Berhubungan
dengan Alkohol
Epidemiologi :
 Penyalahgunaan zat tersering
 85% semua penduduk Amerika Serikat  1x konsumsi
 51% penduduk dewasa AS  pengguna
 Menjadi kebiasaan umum
 35-45% penduduk dewasa AS  1 episode masalah akibat alkohol
sementara
 10%wanita dan 20%laki-laki  penyalahgunaan alkohol
 3-5%wanita dan 10%laki-laki  ketergantungan alkohol
 Penyalahgunaan alkohol  200.000 kematian/tahun, menurunkan
harapan hidup 10tahun
 Penyebab kematian yang sering akibat alkohol  bunuh diri, kanker,
penyakit jantung, dan penyakit hati
Komorbiditas dengan Gangguan Mental Lain

 Gangguan kepribadian antisosial : sering pada laki-laki


 Gangguan mood : 30% gangguan alkohol akan memenuhi
kriteria diagnostik untuk gangguan depresi berat pada suatu
waktu dalam hidupnya, depresi lebih sering pada wanita
 Gangguan kecemasan : 25-50% gangguan alkohol, fobia
dan gangguan panik
 Bunuh diri : 10-15% gangguan alkohol, adanya gangguan
depresi berat, sistem pendukung psikososial yang lemah,
kondisi medis berat yang menyertai, pengangguran, dan
hidup sendirian
Etiologi :
 Riwayat masa kanak-kanak
 Faktor psikoanalitis
 Faktor Sosial dan Kultural
 Faktor Perilaku dan Pelajaran
 Faktor Genetika dan Biologi lainnya
Efek Fisiologis :
 Absorpsi :
-10% diabsorpsi di lambung, sisanya di usus kecil
- Konsentrasi puncak alkohol dlm darah 45-60menit
- Konsentrasi puncak tergantung diminum saat lambung
kosong atau tidak, waktu selama alkohol dikonsumi
- Alkohol tinggi  mukus dieksresikan  katup pilorik
ditutup  memperlambat absorbsi dan menghalangi masuk
ke usus kecil ; pilorospasme  mual dan muntah
 Metabolisme
- 90% dioksidasi di hati, 10% dieksresikan tanpa diubah
Efek pada Otak :
1. Biokimiawi
- Jangka pendek : alkohol mengikatkan diri ke dalam membran
 fluiditas membran meningkat
- Jangka panjang : membran menjadi kaku
2. Efek Perilaku
- 0.3%  konfusi/stupor
- 0.4-0.5%  koma
- LEBIH TINGGI  KEMATIAN
3. Efek pada Tidur
- Menurunnya tidur REM, tidur dalam dan lebih
banyak/lamanya episode terbangun
Efek Fisiologis Lain :
 Hati : kerusakan hati
 GIT : perkembangan esofagitis, gastritis, dan ulkus
lambung
Intoksikasi Alkohol :
 Diagnosis dan Gambaran Klinis
- Parahnya  koma, depresi pernapasan, dan
kematian
- Berhubungan dengan konsentrasi alkohol di
dalam darah, mencerminkan konsentrasi darah di
dalam otak
- Beberapa menjadi suka berbicara dan
berkelompok, menarik diri dan cemberut, suka
berkelahi, labilitas mood, cenderung terinfeksi
Putus Alkohol :
 Diagnosis dan Gambaran Klinis :
- Tanpa delirium, bersifat serius dan dapat termasuk
kejang dan hiperaktivitas otonomik
- Predisposisi : kelelahan, malnutrisi, penyakit fisik, dan
depresi
- Tanda klasiknya gemetar, bisa meluas ke gejala
psikotik dan persepsi, kejang, dan delirium
- Gemetar muncul 6-8jam setelah berhenti, gejala
psikotik dan persepsi 8-12jam, kejang 12-24jam, dan
delirium 72jam
Delirium:
 Pasien delirium :
Berbahaya bagi dirinya sendiri maupun orang lain
karena perilaku mereka yang tidak dapat
diperkirakan. Mungkin menyerang atau bunuh diri
atau mungkin berkelakuan terhadap waham atau
halusinasi.
Demensia Menetap Akibat Alkohol
:
 Kontroversial
 Pembesaran ventrikel dan atrofi kortikal
Gangguan Amnestik Menetap Akibat Alkohol :

 Diagnosis dan Gambaran Klinis


- Gangguan daya ingat jangka pendek akibat
penggunaan alkohol berat jangka panjang
- Sindrom Wernicke dan Korsakoff
- Blackouts
Gangguan Psikotik Akibat Alkohol
:
 Diagnosis dan Gambaran Klinis
- Halusinasi, paling sering auditoris
- Berlangsung kurang dari satu minggu
Gangguan Berhubungan dengan Alkohol Lainnya :

 Gangguan mood : manik, depresif, campuran


 Gangguan kecemasan : kecemasan menyeluruh,
serangan panik, gejala obsesif-kompulsif, gejala
fobik
 Disfungsi seksual
 Gangguan tidur
 Tak dapat ditentukan
Gangguan Neurologis Berhubungan Alkohol
Lainnya :

 Ensefalopati pelagra alkoholik


- Gejala : Konfusi, pengaburan kesadaran,
miokklonus, hipertonia oposisional, kelelahan,
apati, iritabilitas, anoeksia, inosmnia, dan kadang
delirium
Sindrom Alkohol Fetal :
 Terpaparnya janin dengan alkohol intoksikasi in
utero
 Penyebab utama retardasi mental di AS
 Menghambat pertumbuhan intrauterine dan
perkembangan setelah kelahiran
 Menyebabkan mikrosefali, defek tungkai dan
jantung, perawakan pendek saat dewasa, dll
 Resiko wanita alkoholik punya anak cacat 35%
Gangguan
Berhubungan
dengan
Amfetamin
Bentuk-bentuk :
 Dextroamphetamine, methamphetamine, dan
methylphenidate
 Amfetamin tipikal  meningkatkan daya kerja
ddan meninduksi perasaan euforik
 Merupakan obat yang adiktif
 Ephedrine dan propranolamine
 Ice  bentuk murni, diinhalasi, diisap seperti
rokok, disuntikkan iv, efek psikologis beberapa jam
kemudian dan kuat
Epidemiologi :
 Tahun 1991, 7%populasi AS menggunakan 1x
 <1% pengguna hingga saat ini
 Usia 18-25 tahun  9% menggunakan 1x, 1%
pengguna hingga saat ini
 Dalam semua kelas ekonomi
 Dokter harus menyadari resiko penggunaan oleh
orang lain
Diagnosis :
 DSM-IV : banyak gangguan akibat amfetamin, tapi
hanya intoksikasi dan putus amfetamin yang masuk
kriteria diagnostik
Keuntungan dan Penyalahgunaan :
 Ketergantungan menyebabkan penurunan cepat
kemampuan seseorang mengatasi kewajiban dan
ketegangan yang berhubungan dengan pekerjaan
dan keluarga.
 Akan membutuhkan dosis amfetamin yang semakin
tinggi untuk menimbulkan perasaan melambung.
 Tanda fisik adalah penurunan BB dan ide paranoid
Intoksikasi :
 DSM III  intoksikasi kokain dan amfetamin
serupa
 DSM III-R  sedikit perbedaan
 DSM IV  Dusah dipisahkan
 Pelepasan dopamin
 Gejala hampir menghilang sama sekali setelah
24jam dan hilang secara lengkap setelah 48jam
Putus Amfetamin :
 Kecemasan, gemetar, fatigue, mimpi menakutkan,
nyeri kepala, keringat banyak, otot kram, lambung
kram, dan rasa lapar
 Gejala memuncak dalam 2-4hari dan menghilang
dalam seminggu
 Depresi  penggunaan lebih banyak lagi  bunuh
diri
 Suatu mood disforik dan sejumlah perubahan
fisiologis  untuk diagnosis putus amfetamin
Delirium Intoksikasi Amfetamin :
 Penggunaan amfetamin abnormal  pengaruhi
presentasi klinis
 Kombinasi dengan zat lain dan riwayat cedera otak
berpengaruh pada perkembangan delirium
Gangguan Psikotik :
 Mirip skizofrenia paranoid
 Tanda utamanya adalah paranoia
 Menonjolnya halusinasi visual, afek biasanya
sesuai, hiperaktivitas, hiperseksualitas, dan sedikit
gangguan berpikir
Gangguan Mood :
 Intoksikasi : manik/campuran
 Putus amfetamin : depresif
Gangguan Kecemasan :
 Gejala yang terlihat : mirip dengan gangguan
obsesif-kompulsif, gangguan panik dan gangguan
fobik
Disfungsi Seksual :
 Seringkali digunakan untuk meningkatkan
pengalaman seksual
 Disertai impotensi dan disfungsi seksual lainnya
Gangguan Tidur :
 Intoksikasi : insomnia dan tidur yang buruk
 Putus amfetamin : hipersomnolensi dan mimpi
menakutkan

Gangguan yang Tidak Ditentukan


Ganguan
Berhubungan
dengan Kafein
Pendahuluan :
 Zat psikoaktif yang paling luas digunakan di negara
Barat dalam bentuk teh dan kopi
 80% Amerika Utara dewasa menggunakan secara
rutin
Epidemiologi :
 Dewasa AS 200mg kafein/hari
 Kopi : 100-150mg kafein, Teh : sepertiga
 Beberapa obat migrain dan stimulan mengandung
kafein
 Terdapat juga dalam kokoa, cokelat, dan minuman
ringan
Kafein sebagai Zat yang Disalahgunakan :

 Pada dosis rendah : pendorong positif


 Penggunaan 100mg : euforia ringan
 Penggunaan 300mg : peningkatan kecemasan dan
disforia
Efek pada Aliran Darah Otak :
 Menyebabkan vasokontriksi serebral global dan
mengakibatkan penurunan alran darah otak
Diagnosis :
 Penggalian riwayat lengkap tentang asupan kafein
 Diagnosis banding :
- Gangguan kecemasan menyeluruh
- Gangguan tidur
- Hiperaktivitas
- Peyalahgunaan obat bebas berkafein
Intoksikasi Kafein :
 DSM IV : melebihi 250mg
 Insidensinya adalah 10%
 Gejala yang timbul : kecemasan, agitasi psikomotor,
kegelisahan, mual, wajah kemerahan, diuresis,
gangguan GIT, keringat berlebihan, dan insomnia
 >1g menyebabkan pembicaraan yang melantur, aritmia
jantung, kelelahan, dan halusinasi visual ringan
 >10g menyebabkan kejang tonik klonik umum, gagal
pernapasan, dan kematian
Putus Kafein :
 Tidak dimasukkan oleh DSM IV
 Muncul pada 50-75% penderita yang putus kafein
 Gejala : nyeri kepala dan kelelahan sebagai gejala utama,
kecemasan, iritabilitas, mual, muntah, dan kekakuan otot
 Onset gejalanya 12-48jam setelah dosis terakhir
 Puncaknya pada 24-48jam
 Menghilang dalam satu minggu
 Karena iatrogenik
 Dilarang pada beberapa pasien dengan kelainan khusus
 Penurunan secara bertahap
Gangguan Berhubungan dengam Kafein Lain :

 Gangguan kecemasan  kasar, senang bericara


berlebihan, iritabel, mengeluh tidak tidur dengan
baik
 Gangguan tidur akibat kafein  Keterlambatan
dalam tertidur, ketidakmampuan pertahankan tidur,
dan terbangun dini hari
 Gangguan yang tidak ditentukan
Gangguan Berhubungan dengan Zat Lain :

 Duapertiga pengguna kafein juga menggunakan


obat sedatif dan hipnotik
Efek Merugikan :
 Peningkatan sekresi asam lambung
 Penyakit fibrinolitik pada payudara wanita
Gangguan
Berhubungan dengan
Kanabis
Pendahuluan :
 Kanabis biasanya dipotong, dikeringkan, dipotong
keci-kecil, digulung menjadi rokok kemudian dihisap.
 Nama umum : mariyuana, grass, tea, dan Mary Jane
 Efek medis : analgesik, antikonvulsan dan hipnotis
sejak abad 19 dan 20
 Digunakan untuk mengobati mual sekunder karena
obat terapi kanker dan mnestimulasi nafsu makan
pada pasien AIDS
Epidemiologi :
 Paling sering digunakan di AS
 Tahun 1991, sepertiga keseluruhan populasi telah
menggunakan minimal 1x, 5% pemakai
 Dalam 18-25tahun, 50% menggunakan kanabis 1x,
13% pemakai
Diagnosis dan Gambaran Klinis :
 Efek yang paling sering muncul adalah dilatasi
pembuluh darah konjungtiva dan takikardi ringan
 Sering makan dan mulut kering akibat intoksikasi
kanabis
 Resiko mengalami penyakit pernapasan kronis dan
kanker paru-paru
 Penggunaan jangka panjang : atrofi serebral,
kerentanan kejang, dll
Intoksikasi Kanabis :
 Meninggikan kepekaan pemakai terhadap tsimuli
eksternal, mengungkapkan perincian yang baru,
membuat warna tampak lebih terang, dan
perlambatan waktu.
 Keterampilan motorik terganggu pada pemakaian
zat ini
 8-12 jam  gangguan motorik
 Aditif dengan efek alkohol
Delirium Intoksikasi Kanabis :
 Gangguan kognitif dan tugas kinerja
 Dosis kecil  gangguan daya ingat, waktu reaksi,
persepsi, koordinasi motorik ,dan pemusatan
peratian
 Dosis tinggi  efek pada tingkat kesadaran
pemakai dan efek nyata pada pengukuran kognitif
Gangguan Psikotik Akibat Kanabis :

 Ide paranoid
 Berhubungan dengan kepribadian sebelum terkena
Gangguan Kecemasan Akibat Kanabis :

 Serangan panik dapat diinduksi, didasarkan pada


rasa takut yang tak jelas dan terorganisir
Gangguan
Berhubungan
dengan Kokain
Pendahuluan :
 Zat paling adiktif yang sering disalahgunakan dan
paling berbahaya
 Kokain disebut snow, coke, dll
 Efek stimulan
 Masih digunakan untuk anestetik lokal
 Efek vasokontriksif
 Tahun 1914, kokain adalah suatu narkotik karena
efek aditif dan merugikan telah dikneali
Epidemiologi :
 1.9juta orang Amerika, termasuk anak sekolah
menengah atas menggunakan kokain
 Tahun 1991, 12% populasi pernah 1x
 Tertinggi usia 18-25tahun, 18% pernah mencoba
dan 2% pemakai
 Laki-laki 2 : 1 Perempuan
Diagnosis dan Gambaran Klinis :
 Pasien menunjukkan perubahan yang tidak dapat
dijelaskan pada kepribadiannya
 Perubahan meliputi iritabilotas, gangguan
kemampuan berkonsentrasi, insomnia berat, dan
penurunan BB
Komorbiditas :
 Gangguan depresif berat, bipolar II, siklotimi dan
kepribadian antisosial.
Efek Merugikan :
 Efek serebrovaskular : infark hemoragik
 Kejang
 Efek jantung : infak miokardium dan aritmia
 Kematian
Intoksikasi Kokain :
 Gangguan persepsi
 Penggunaan dosis rendah disertai perbaikan kinerja
 Penggunaan dosis tinggi mengakibatkan iritabilitas,
agresi, agitasi, perilaku seksual yang impulsif, dan
kadang-kadang agitasi
 Gejala penyerta adalah takikardi, hipertensi, dan
midriasis
Putus Kokain :
 Ditandai dengan disforia, anhedonia, kecamasan,
iritabilitas, kelelahan, hipersomnolensi, dan kadang-
kadang agitasi.
 Pemakaian ringan-sedang, gejala putus kokain menghilang
dalam 18jam
 Gejala dapat berlangsng seminggu, mencapai puncak hari
kedua sampai keempat
 Dapat disertai dengan bunuh diri
 Orang yang putus kokain, sering mengobati dirinya sendiri
dengan alkohol, sedatif, hipnotik, atau obat abtiansietas
Delirium Intoksikasi Kokain :
 Dosis tinggi, periode singkat  peningkatan kadar
kokain di darah cepat, atau jika dicampur zat
psikoaktif lainnya
 Orang dengan kerusakan otak sebelumnya beresiko
tinggi mengalami delirium
Gangguan Psikotik Akibat
Kokain :
 Waham paranoid dan halusinasi pada 50% pemakai kokain
 Tergantung dosis, lama pemakaian, dan kepekaan
individual
 Gangguan psikotik paling sering pemakai intravena
 Laki-laki lebih sering
 Sensasi seperti kutu yang berjalan dibawah kulit
 Perkembangan gangguan disertai perilaku seksual yang
sangat tidak sesuai, perilaku kacau menyeluruh, perilaku
membunuh dan kekerasan lainnya berkaitan dengan
waham paranoid atau halusinasi
Gangguan Mood Akibat Kokain :
 Hipomanik atau manik
 Depresi
Gangguan Kecemasan Akibat Kokain :

 Gangguan obsesif-kompulsif
 Gangguan panik
 Fobia
Disfungsi Seksual Akibat Kokain :
 Kokain sebagai penghambat orgasme
 Pemakaian berulang menyebabkan impotensi
Gangguan Tidur Akibat Kokain :
 Intoksikasi : ketidakmampuan tidur
 Putus kokain : tidur terputus atau hipersomnolensi

Gangguan Berhubungan dengan


Kokain yang Tidak Ditentukan

Anda mungkin juga menyukai