Anda di halaman 1dari 15

LBM 3 SGD 3

1. Wina Novianti_30101900204  KETUA


2. Vanesha Erdhiana_30101900195  SCRIBER
3. Alzurasya bintang_30101900016
4. Amalia nurazima fatikhasari_30101900017
5. Devi Ika Nurfadila_30101900056
6. Indra bayu Aditya Effendi_30101900103
7. Inge Elsa Tianka_30101900104
8. Intan noor layli_30101900105
9. Maharani Aulia Putri_30101900118
10. Muh.Nabhan R.K_30101900130
11. Yu’la Muhmmad Arshy Haszi_30101900206

STEP 1
1. Anoreksia
- Gangguan makan yg ditandai dg rasa takut berlebihan bila bb bertambah, dan ggn
persepsi pd bentuk tubuhnya
- Ggn secara emosional yg berkaitan dngn bb
- Gejala ; upaya mempertahankan bb dibawah normal dgn menahan lapar dan olahraga
berlebihan
2. Insomnia
- Ggn tidur yg menyebabkan sulit tidur / tidak cukup tidur meskipun punya banyak
waktu untuk melakukannya
- Gejala ; mengantuk pd siang hari, mudah lelah, sulit fokus
- Kualitas dan kuantitas tidur tidak efektif
3. Sindroma ketergantungan
- Sikap dan keyakinan bahwa kelompok tidak bisa memecahkan masalah sndiri tanpa
bantuan org lain
- Keinginan untuk amat kuat untuk menggunakan obat psikoaktif, alkohol, tembakau
- Mempengaruhi fisiologis, perilaku, kognitif pengguna napza, riwayat pengguna napza
dan mudah kambuh
4. Cemas
- Keadaan khawatir yg mengeluhkan sesuatu yg buruk akan terjadi
- Keadaan emosional yg tidak menyenangkan ; respon fisiologis yg timbul sbg
antisipasi bahaya yg tidak nyata / hayalan
- Tangan dan kaki berkeringat dingin, jantung berdebar
5. Psikis
- Kondisi mental yg mmpengaruhi emosi, pikiran, hingga cara kerja otak

STEP 2
1. Mengapa pasien kejang setelah minum alkohol ?
2. Apakah gejala dan tanda sindroma ketergantungan ?
3. Apakah etiologi dan faktor resiko kasus di skenario ?
4. Apa saja tatalaksana farmakologi dan psikoterapi pada skenario ?
5. Apa yg membuat pasien ingin mengkonsumsi alkohol dan kesulitan menghentikannya ?
6. Mengapa pasien mengalami mual, anorkesia, berkeringat, cemas, dan insomnia ?
7. Apa diagnosis multiaksial dan diagnosis banding pada skenario ?
8. Apa saja klasifikasi ggn mental dan perilaku akibat penggunaan zaat psikoaktif ?
9. Apa saja efek yg ditimbulkan alkohol ?
10. Mengapa setelah minum alkohol gejala2 tersebut mereda ?

STEP 3
1. Apakah gejala dan tanda sindroma ketergantungan ?
- Keinginan kompusif untuk menggunakan zat psikoaktif
- Kesulitan untuk mengendalikan perilaku ; sejak mulai menggunakan, usaha
menghentikan, tingkat saat menggunkan
- Keadaan secara fisiologis dimana ketika penghentian zat tsbt dgn tujuan
menghilangkan gejala putus zat
- Toleransi berupa peningkatan zat psikoaktif yg digunakan punya efek yg sama dri
dosis yg lebih rendah
- Terdapat manofestasi psikiatri seperti ;
Depresi yg dpt dicetuskan alkohol  alkohoisme dg memacu org untuk meminum
sbgi usaha mengurangi gejala depresi
Anxietas ; gejala yg sering muncul saat putus obat parsial sprt ggn panik >
mengkonsumsi alkohol berlebihan sbg mengurangi gejala
Perubahan kepribadian ; trjadi penurunan standar kepekaaan sosial dan perawatan dri
sndiri
Halusinasi ; baik auditorik / visual saat putus obat > gmbaran seperti delirium
- Scra progresif mengabaikan kesenangan trhdap minat yg diakibatkan karna
peningkatan jumlah waktu untuk menggunakan zat psikoaktif / yg lainnya
- Sadar mengkonsumsi hal trsbut bahaya tetapi ia ttp menggunakannya ex ; konsumsi
alkohol > ggn mental
- Penggunaan obat > efek menenangkan yg menurunkan kecemasan > menyebabkan
ketergantungan baik scra fisik/psikis. Jika berlanjut > tubuh toleransi, tubuh butuh
dosis besar untuk efek yg sama. Jika dihentikan scara tiba2 akan mengalami gejala
withdrawl seperti gelisah, cemas, insomnia, kematian. Scara psikis ; merasa harus
menggunakan obat2 itu untuk melakukan aktivitas

2. Mengapa pasien kejang setelah minum alkohol ?


Alkohol > kondisi hipoglikemia > meningkatnya kadar Nadh > menganggu proses
glukoneogenesis > saart ada hambatan, glukosa menurun. Otak hanya menggunakan
glukosa sebagai sumbernya > mengakibatkan penurunan fungsi otak > terganggu
neurotransmiternya. Kejang ; org tsbt putus zat > muncul gejala ; takikardia.

NT tidak seimbang gaba-ach ; menurunkan aktivitas gaba, ach depolarisasi jika


berlebihan > kejang

Faktor kecanduan alkohol ;


- Faktor psikologis ; stress, depresi, kesuliatn beradaptasi
- Faktor sosial ; dorongan dr orag lain untuk minum alkohol, persediaan alkohol di
sekitar
- Lingkangan ; anggapan minum alkohol scr normal berlebihan
- Genetik

3. Mengapa pasien mengalami mual, anorkesia, berkeringat, cemas, dan insomnia ?


Mual ;
- Konsentrasi alkohol di lambung tinggi > mukus yg disekresi dan katup nya menutup
> memperlambat absorbsi > mencegah alkohol masuk usus halus > alkohol ttp di
lambung slama berjam2 > spasme pilorus > mual dan muntah
Anoreksia ;
- Alkohol mmpengaruhi sistem opioid endogen di otak > bertanggung jawab sensasi
menyenangkan. Opioid > dopamin di otak. Alkohol > keinginan makan, minum, aktv
seksual, alkohol jg mengganggu sist dopamin salah satunya kehilangan nafus makan
dan minum
Berkeringat ;
- Alkohol berlebih > rasa hangat karna sifatnya vasodilator di kapiler bawah
permukaan kulit > vol darah meningkat di permukaan kulit > merubah suhu di pemb
darah > diteruskan simpatis ke kelenjr keringat > tubuh berkringat > wajahnya jg
kemerahan saat minum alkohol
Cemas ;
- Alkohol berlebihan > ketergantungan fisik > menurunkan konstrasi etanol dlm darah
> sindrom putus zat > berkeringat, takikardi, mual muntah, cemas, kejang
Insomnia
-
4. Apa yg membuat pasien ingin mengkonsumsi alkohol dan kesulitan menghentikannya ?
- Karna saat mengkonsumsi alkohol timbul rasa nyaman dan mengurangi rasa sakit
- Sulit berhenti ; faktor lingkungan, ex ; di lingkungannya hal normal untuk
mengkonsumsi alkohol
- Alkohol punya kandungan etanol > tembus sawar darah otak > efeknya aktivasi
dopamin di mesolimbik > efeknya kesenangan. Jg bisa menghambat nt gaba >
efeknya euforia. Saat dilakukan trs menerus > ketergantungan fisik dan psikis shngga
sulit untuk berhenti.
- Alkohol berlebihan > level toleransi meningkat melalui neuro adaptation> reseptor di
otak beradaptasi dr efek alkohol, sehingga jumlah efek nya akan berkurang dr wkatu
ke waktu > org yg mengonsumsi akan menambah jumlah alkohol untuk efek yg
diinginkan, karna efeknya tidak sama. Dipengaruhi ; reseptor gaba dan glutamat dan
konsumsi alkohol > ketidakseimbangan aktivitas gaba dan nnda, tipenya semakin
lama semakin overatif di otak pengonsumsi jika ingin berhenti scara tiba2. Gejala
withdrawall akan muncul.

5. Mengapa setelah minum alkohol gejala2 tersebut mereda ?


- Berkaitan dgn toleransi alkohol. Tubuh menyesuaikan diri dngn alkohol td> struktur
dan fungsi otak perubahan kimiawi > toleransi withdrawall. Saat konsumsi alkohol
gejala alkohol. Jika toleransi meningkat, adaptasi tubuh meningkat > efek yg sama dr
sebelumnya
- Saat berhenti ; gejala fisik dan psikis td > dikurangi dosisnya dan ketergantungan
untuk konsumsi kembali.
-
6. Apa saja efek yg ditimbulkan alkohol ?
- Tergantung kandungan etanol ; kesenagan, candu, pd SSP ; mempengaruhi suasana
hati, memori, koordinasi.
- Adanya kerusakan hati karna memacu hati bekerja berlebihan > sirosis hati
- Kerusakan pankreas > pankreatitis
- Ketergantungan / adiksi > sulit lepas dr alkohol
- Mengacaukan siklus tidur ; tidur tidak nyenyak, bangun saat malam hari
- Menganggu pencernaan, merusak pertahanan, perlambat metabolisme ; kembung,
diare, peningkatan asam lambung, hearburn, melukai lambung, iritasi lambung.
Peradangan esofagus.
- Terganggunya penyerapan nutrisi
- Jantung sulit memompa darah > gagal jantung, serangan jantung, tekanan darah
tinggi, stroke
- Merusak fungsi otak dan sistem saraf scr permanen
- Di hati ; radang hati / hepatitis, sirosis, kanker hati
- Efek deuretik ; peningkatan jumlah urine > kerusakan ginjalnya
- Meningkatkan gairah seksual, jika dikonsumsi berlebihan bisa impoten
- Pd perempuan ; ggn menstruasi, fungsi seksual. Saat konsumsi pd kehamilan >
keguguran / cacat pd anakanya.
- Penglihatan ; pergerakan mata tidak terkendali / nistagmus
- Komplikasi diabetes ; ggn pelepasan glukosa dr hati > hipoglikemia pd org diabetes
- Kerusakan tulang ; menghambat sel tulang baru > osteoporosis
- Mudah terserang infeksi karna sist imun tubuh menurun ; infeksi paru / pneumonia
- Tergantung kadar alkohol yg dikonsumsi ;
- 50-100 mg/dl ; sedasi, respon menurun
- 100-200 ; ggn fungsi motorik, bicara tidak jelas, ataksia
- 200-300 ; emesis, stupor
- 300-400 ; koma

7. Apa saja klasifikasi ggn mental dan perilaku akibat penggunaan zaat psikoaktif ?
Ppdgj ; f10-f19
F10 ; akibat penggunaan alkohol
F11 ; akibat opioida
F12 ; akibat kanabinoida
F13 ; akibat sedativa / hipnotika
F14 ; akibat kokain
F15 ; akibat stimulansia lain termasuk kafein
F16 ; akibat halusinogenika
F17 ; akibat penggunaan tembakau
F18 ; akibat pelarut yg mudah menguap
F19 ; akibat penggunaan zat multipel dan zat psikoaktif lain

8. Apakah etiologi dan faktor resiko kasus di skenario ?


 Organobiologik
Primer ;
- Penyakit otak ; ggn degeneratif, serebrovaskuler
Sekunder ; pnyakit sistemik
 Psikologik ; tidak terpenuh nya rasa aman, nyaman, dan kasih sayang
 Sosio kultral ; problem keluarga, problem lingkungan, pendidikan, pekerjaan.
Situasi sosial mengarah ke alkohol merupakan hal normal.
 Teori psikodinamik ; superego > terlalu kuat dan keras > mendorong org tsb
berpaling menggunakan alkohol untuk mengurangi stress
 Disalahgunakan sbg obat cemas, nyeri psikis, peningkatan harga diri dan rasa
percaya dirinya
 Jangka pendek ; resiko kecelakaan dan cedera > butuh perawatan di rs,
perilaku kekerasan, hubungan seks tanpa kondom yg menyebabkan kehamilan
yg tidak direncanakan. Keracunan alkohol ; kejang, pingsan
 Jangka panjang ; penyakit jantung, stroke, kanker, pankreatitis,
ketergantungan yg mempengaruhi kualitas hidup dan hubungan seseorang
Faktor resiko ;
o Usia ; sekitar 18 th, beranjak dewasa
o Pendidikan ; paling bnyak smp-sma
o Tingkat pengetahuan ; tingkat pengetahuan rendah > bnyak konsumsi alkhol
o Sikap ; sikap anak yg negatif, pola asuh ortu, pengaruh teman sebaya, lingkungan

9. Apa diagnosis multiaksial dan diagnosis banding pada skenario ?


Axis I ; Sindrom ketergantungan alkohol (intoksikasi, withdrawall)
Axis II ; -
Axis III ; -
Axis IV ; bertenngkar dengn keluarga dan membolos sekolah  (simptom / stressor)
Axis V ; GAF 60

Diagnosis banding ;

10. Apa saja tatalaksana farmakologi dan psikoterapi pada skenario ?


- Terapi ; konseling > fokus pd masalah kehidupan sehari2 untuk membantu
mempertahankan tingkat motivasi tidak konsumsi alkohol
- Rehabilitasi ; 3 komponen ; upaya berkelanjutan mempertahankan motivasi
untuk tidak konsumsi alkohol, menyesuaikan diri tanpa alkohol, jaga kambuh
- Psikoterapi ; terapi perilaku > pd seseorang di skenario seperi cara
menurunkan kecemasan, dilatih relaksasi, latihan mengendalikan diri,
modifikasi perilaku agar berhenti minum alkohol
- Farmakologi ; benzodiazepin > mengikat gaba pd reseptornya, dan
menghambat etanolnya

11. Tahapan penggunaan napza ?

STEP 4
STEP 5
1. Apakah gejala dan tanda sindroma ketergantungan ?
Diagnosis ketergantungan yang pasti ditegakkan jika ditemukan 3 atau lebih gejala dibawah ini
dialami dalam masa 1 tahun sebelumnya :
(a) adanya keinginan yang kuat atau dorongan yang memaksa (kompulsi) untuk menggunakan
zat psikoaktif;
(b) kesulitan dalam mengendalikan perilaku menggunakan zat, termasuk sejak mulainya, usaha
penghentian, atau pada tingkat sedang menggunakan;
(c) keadaan putus zat secara fisiologis (lihat Flx.3 atau Flx.4) ketika penghentian penggunaan zat
atau pengurangan, terbukti dengan adanya gejala putus zat yang khas, atau orang tersebut
menggunakan zat atau golongan zat yang sejenis dengan tujuan untuk menghilangkan atau
menghindari terjadinya gejala putus zat;
(d) terbukti adanya toleransi, berupa peningkatan dosis zat psikoaktif yang diperlukan guna
memperoleh efek yang sama yang biasanya diperoleh dengan dosis lebih rendah (contoh yang
jelas dapat ditemukan pada individu dengan ketergantungan alkohol dan opiat yang dosis
hariannya dapat mencapai taraf yang dapat membuat tak berdaya atau mematikan bagi
pengguna pemula;
(e) secara progresif mengabaikan menikmati kesenangan atau minat lain disebabkan
penggunaan zat psikoaktif, meningkatnya jumlah waktu yang diperlukan untuk mendapatkan
atau menggunakan zat atau untuk pulih dari akibatnya;
(f) tetap menggunakan zat meskipun ia menyadari adanya akibat yang merugikan kesehatannya,
seperti gangguan fungsi hati karena minum alkohol berlebihan, keadaan depresi sebagai akibat
dari suatu periode penggunaan zat yang berat, atau hendaya fungsi kognitif berkaitan dengan
penggunaan zat; upaya perlu diadakan untuk memastikan bahwa pengguna zat sungguh-
sungguh, atau dapat diandalkan, sadar akan hakekat dan besarnya bahaya

Sumber: Buku Saku PPDGJ III


2. Mengapa pasien kejang setelah minum alkohol ?
3. Mengapa pasien mengalami mual, anorkesia, berkeringat, cemas, dan insomnia ?
Seseorang yang ketergantungan secara fisik terhadap alkohol, akan mengalami gejala putus
alkohol apabila menghentikan atau mengurangi jumlah penggunaannya. Gejala biasanya terjadi
mulai 6-24 jam setelah konsumsi yang terakhir. Gejala ini dapat berlangsung selama 5 hari,
diantaranya adalah gemetar, mual, cemas, depresi, berkeringat, nyeri kepala dan sulit tidur.

Gejala fisik bervariasi sesuai dengan zat yang digunakan. Gangguan psikologis (misalnya
anxietas, depresi dan gangguan tidur) merupakan gambaran umum dari keadaan putus zat ini.

Sumber: Dawson DA, Goldstein RB, Moss HB, Li TK, Grant BF. Gender Differences in the
Relationship of Internalizing and Externalizing Psychopathology to Alkohol Dependence:
Likelihood, Expression and Course. Drug Alkohol Depend. 2010; 112(1- 2): 9-17
4. Apa yg membuat pasien ingin mengkonsumsi alkohol dan kesulitan menghentikannya ?
Alkohol, umumnya dalam bentuk ethyl alcohol atau etanol
Etanol yang dikonsumsi akan diabsorbsi oleh lambung dan usus lalu terdistribusi dalam cairan
tubuh. Etanol yang telah dikonsumsi akan masuk ke dalam hepar. Tepat di bagian sitosol
(komponen sel di dalam sitoplasma berupa cairan) dari sel hepar, etanol akan mengalami
oksidasi oleh bantuan enzim ADH menjadi asetaldehid (le et al., 2001). Asetaldehid yang
dihasilkan bersifat toksik, karsinogenik, sangat reaktif dan menyebabkan ketergantungan
(Shukla and Saleem, 2006).

Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 74 Tahun 2013 minuman keras terbagi atas
3 golongan berdasarkan persentase kandungan etanol per volume pada suhu 20 0C, yaitu
 golongan A dengan kadar etanol 1-5%,
 golongan B dengan kadar etanol 5-20% dan
 golongan C dengan kadar etanol 20-55%.
5. Mengapa setelah minum alkohol gejala2 tersebut mereda ?

Keadaan putus zat merupakan salah satu indikator dari sindrom ketergantungan (lihat Flx.2) dan
diagnosis sindrom ketergantungan zat harus turut dipertimbangkan.

6. Apa saja efek yg ditimbulkan alkohol ?

 Penggunaan alkohol yang terus menerus dapat menimbulkan toleransi dan


ketergantungan. Toleransi adalah keadaan dimana seseorang yang mengkonsumsi
alkohol harus meningkatkan dosis penggunaan alkohol dari jumlah kecil menjadi jumlah
besar, untuk mendapatkan pengaruh yang sama. Ketergantungan adalah keadaan
dimana alkohol menjadi bagian yang penting dalam kehidupan seseorang yang
mengkonsumsinya, dimana apabila konsumsi tersebut dihentikan, dapat menyebabkan
berbagai rentang gangguan kesehatan fisik dan psikis serta penurunan produktivitas
hidup pada orang dengan ketergantungan terhadap konsumsi alkohol tersebut.
 Seseorang yang ketergantungan secara fisik terhadap alkohol, akan mengalami gejala
putus alkohol apabila menghentikan atau mengurangi jumlah penggunaannya. Gejala
biasanya terjadi mulai 6-24 jam setelah konsumsi yang terakhir. Gejala ini dapat
berlangsung selama 5 hari, diantaranya adalah gemetar, mual, cemas, depresi,
berkeringat, nyeri kepala dan sulit tidur
 Penggunaan alkohol selama kehamilan dapat menyebabkan Fetal Alcohol Syndrome
yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin. Jumlah minum alkohol
yang aman pada kehamilan belum diketahui, sehingga konsumsi alkohol tidak
dianjurkan dalam keadaan hami
Sumber: World Health Organization. Global status report on alkohol and health 2014.
Luxembourg: World Health Organization Press; 2014.

 Jalur utama untuk metabolisme alkohol melibatkan alkohol dehidrogenase (ADH),


golongan cytosolic enzyme yang mengkatalisis konversi alkohol menjadi acetaldehyde.
Enzim ini terletak terutama di hepar, namun sejumlah kecil ditemukan di organ lain
seperti otak dan lambung. Selama konversi etanol oleh ADH menjadi acetaldehyde, ion
hidrogen ditransfer dari etanol ke kofaktor nicotinamide adenine dinucleotide (NAD+ )
untuk membentuk NADH. Oksidasi alkohol yang dihasilkan melebihi reducing
equivalents di hepar. Kelebihan produksi NADH berkontribusi pada gangguan
metabolisme pada alkoholisme kronis, dan merupakan penyebab dari asidosis laktat
maupun hipoglikemia pada keracunan alkohol akut.
 Efek terhadap Hati
Alkohol dapat menimbulkan penyakit hati : fatty liver (perlemakan hati),
alcoholic hepatitis, dan liver cirrhosis.
 Efek terhadap SSP
 Efek terhadap kardiovaskular
Menyebabkan menurunkan pembentukan plak arteri, penyebab terjadinya
penyakit jantung coroner. Konsumsi alcohol sedang menurunkan agregasi
platelet menghambat pembekuan darah, meningkatkan disolusi bekuan
darah.
Konsumsi alcohol akut tingkat sedang memiliki efek anti inflamasi yaitu
penambahan sitokin IL-10 dan peredaman respons inflamasi monosit yang
melibatkan inhibisi NF-kappaB. Mekanisme ini dapat memberikan
manfaar perlindungan oleh konsumsi alcohol sedang terhadap
aterosklerosis (Mandrekar et al, 2006)
Konsumsi alcohol berat memberikan efek buruk terhadap sistem
kardiovaskular antara lain iregularitas ritme denyut jantung
(missal:aritmia), tekanan darah tinggi dan stroke.
 Efek terhadap sistem darah
Konsumsi alcohol berat menekan produksi sel darah serta menyebakan
abnormalitas sel pembentuk darah.
 Efek terhadap sistem pencernaan
Alcohol dapat melemahkan fungsi sfingter yang berada di esophagus dang
aster sehingga menimbulkan sensasi dada terasa terbakar. Kerusakan
mukosa esophagus oleh alcohol dapat meningkatkan resiko terkena
esophagitis dan kanker esophagus. Konsumsi alcohol kronis menyebabkan
atrofi mukosa lambung dan penurunan sekresi cairan lambung sehingga
menurunkan kemampuan menghancurkan bakteri pathogen dalam
makanan.
 Efek terhadap pancreas
Perusakan sel pancreas oleh Hasil metabolism alcohol dalam organ
pancreas menyebabkan pankreatitis (radang pancreas)
 Efek terhadap terhadap kesimbangan elektrolit
Alcohol bersifat diuretic alami, dimana menekan produksi ADH (Anti
Diuretic Hormone) oleh kelenjar hipofisis di otak. Ketika ADH ditekan,
terjadi peningkatan kehilangan air melalui saluran kencing. Satu kali teguk
alcohol dapat menimbulkan respon diuretic (Dasgupta,2011).
 Efek terhadap penyerapan gizi
Konsumsi alcohol dapat terjadi defisiensi Vit A, Vit c, dan B. (Kim dan
Driskell,2009)
 Efek terhadap perkembangan Janin
Anak yang terpapar alcohol ketika dalam kandungan dapat mengalami
gangguan Fetal Alcohol Spectrum Disorder (FASD) termasuk dalam
FASD diantaranya adalah Fetal Alcohol Syndrome (FAS). Gangguan
organ yang terkena pada FASD antara lain pada aspel intelegensi.
Biasanya berdampak skor IQ didapat 70 pada anak yang terdiagnosis FAS
dan 80 pada anak yang termasuk FASD.
Selain FASD terdapat juga gangguan Attention Deficit Hyperactive
Disorder (ADHD) yaitu gangguan dalam menyebut materi verbal (Crocker
et al,2011)

Sumber: Crocker, N Valurio,dkk, 2011.


Jurnal Putra Adnyana.2012.Pengaruh Alkohol Terhadap
Kesehatan.UNDIKSHA.
7. Apa saja klasifikasi ggn mental dan perilaku akibat penggunaan zaat psikoaktif ?
8. Apakah etiologi dan faktor resiko kasus di skenario ?
9. Apa diagnosis multiaksial dan diagnosis banding (diagnosis banding menurut ppdgj apa
aja) pada skenario ?
Aksis I  F10.3 Gangguan mental dan perilaku akibat keadaan putus alcohol

Aksis II Z03.2 Tidak ada Diagnosis ( Gambaran Kepribadian Dissosial )

Aksis III Tidak ada ( None )

Aksis IV Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial

Aksis V 11 ( Mutakhir )

10. Apa saja tatalaksana farmakologi dan psikoterapi pada skenario ?


Penatalaksanaan
1. Pemberian cairan atas dasar hasil pemeriksaan elektrolit dan keadaan umum
2. Atasi kondisi gelisah dengan golongan benzodiazepin (diazepam 5 mg IM atau IV yang dapat
diulang tiap 30 menit sampai dosis maksimal 20 mg/hari)
3. Bila ada kejang akibat putus zat maka atasi dengan benzodiazepin (diazepam 5 mg yang
disuntikan IV secara perlahan) 4. Dapat juga diberikan thiamine 100 mg ditambah 4 mg
magnesium sulfat dalam 1 liter 5% Dextrose/normal saline selama 1-2 jam

Sumber: DIREKTORAT BINA KESEHATAN JIWA KEMENTERIAN KESEHATAN RI. Penatalaksanaan


Kegawatdaruratan Psikiatrik di Fasilitas Kesehatan Tingkat Primer (FKTP)2015.
11. Tahapan penggunaan napza ?

STEP 6
STEP 7

Anda mungkin juga menyukai