Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Pengaruh Narkoba Terhadap Sistem Koordinasi dan


Gangguan Sistem Koordinasi

Disusun oleh:
Kelompok 6
1. Dwi Aryo Bimo Saputra
2. Indah Nurjanah
3. Nazwa Almalika Azzahra
4. Ryan Hermawan
5. Salwa FAdillah
6. Wandira Mumpuni Arti
Pengaruh Narkoba Terhadap Sistem Koordinasi

A. Pengertian

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya.


Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, NAPZA yang merupakan
singkatan dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif. Narkoba mengacu
terhadap kelompok senyawa yang umumnya memiliki resiko kecanduan bagi
penggunanya.

B. Jenis-Jenis Narkoba

1. Depreson
Obat-obatan yang termasuk dalam kelompok ini menekan pada kerja sistem
saraf. Zat yang terkandung dalam depreson dapat menghilangkan rasa nyeri,
menimbulkan rasa nyaman, dan dapat menenangkan. Depreson terdapat pada
Alkohol, Opium, Heroin, Kodein, dan Nikotin.

2. Stimulan
Stimulan terdapat pada Kokai, Aphetamine, Nikotin, dan Kafein.
Pengaruhnya terhadap sistem saraf manusia adalah menimbulkan rasa riang,
mengurangi rasa penat dan lapar, menghilangkan rasa ngantuk, serta mampu
tidak tidur selama berhari-hari.

3. Halusinogen
Halusinogen terdapat pada Mariuna, Ganja, Meskalin, dan LSD (Asam
Lisergat Dietilamida). Pengaruhnya terhadap sistem saraf manusia adalah
merasakan halusinasi atau merasa berada di dunia lain, dan mempunyai
keberanian yang berlebih tanpa adanya perhitungan dan kekhawatiran.

4. Sedatif
Sedatif dapat mengakibatkan menurunnya aktivitas normal otak. Penggunaan
sedatif ini berfungsi sebagai obat penenang. Zat sedatif ini terkandung dalam
obat Valium.
5. Painkiler
Painkiler terdapat pada Heroin. Zat ini dapat menahan rasa nyeri karena
menekan bagian otak yang mengatur pusat rasa sakit ini.

C. Pengaruh Narkoba Terhadap Sistem Saraf


Penggunaan narkoba memiliki pengaruh terhadap kerja sistem saraf,
obat-obatan tersebut menyebabkan tidak menghasilkan dopamine. Dopamine
merupakan neurotransmitter yang terdapat di otak dan dapat berperan penting
dalam merambatkan impuls saraf ke sel saraf lainnya. Apabila Impuls saraf
sampai pada bongkol sinapsis, maka gelembung-gelembung sinapsis akan
mendekati membran presinapsis.
Namun, karena dopamine tidak dapat dihasilkan, neurotransmitter tidak
dapat melepaskan isinya ke celah sinapsis, sehingga impuls saraf yang dibawa
tidak dapat menyeberang ke membran post sinapsis. Kondisi tersebut dapat
menyebabkan impuls saraf tidak dapat merambat ke neuron berikutnya.

D. Dampak Negatif Narkoba Terhadap Sistem Saraf

1. Gangguan Pada Koordinasi Saraf Tubuh


Dapat menyebabkan getaran tremor pada anggota tubuh

2. Gangguan Saraf Sensorik


Dapat menimbulkan rasa kebas, penglihatan buram, hingga menyebabkan
kebutaan.

3. Gangguan Saraf Otonom


Dapat menyebabkan Gerakan yang tidak dikehendaki melalui gerak motorik.

4. Gangguan Saraf Motorik


Gerakan tanpa sadar koordinasi dengan sistem motoriknya.

5. Gangguan Saraf Vegetatif


Bahasa yang keluar di luar kesadaran, ngelantur, dan gaya bicara yang pelo.
Gangguan Sistem Koordinasi

(Saraf dan Hormon)

1. Epilepsi
- Penyakit ini dikenal sebagai kejang-kejang.
- Penyebab: Faktor genetik, tumor otak, dan luka dibagian kepala.
- Gejala: Kejang-kejang, kehilangan kesadaran, dan mengalami sensasi
abnormal.
- Cara pencegahan: Olahraga secara teratur, pola hidup sehat, dan tidak
mengkonsumsi alkohol.

2. Meningitis
- Penyakit ini merupakan radang pada selaput otak
- Penyebab: Infeksi bakteri, virus, jamur, atau parasit.
- Gejala: Sakit kepala, demam, dan leher kaku.
- Cara pencegahan: Konsumsi antibiotik atau kortikosteroid untuk membunuh
bakteri, dan penerapan gaya hidup sehat.

3. Alzheimer
- Penyakit ini merupakan penyakit kematian sel otak secara bersamaan
sehingga daya ingat menjadi berkurang.
- Penyebab: Penumpukan protein abnormal yang mengganggu kinerja sel-sel
saraf di otak.
- Gejala: Kesulitan dalam berkomunikasi, kesulitan mengenali wajah serta
orang di sekitarnya.
- Cara pencegahan: Melakukan psikoterapi, tidak merokok, mengonsumsi
makanan bergizi seimbang, dan melakukan olahraga.

4. Stroke
- Pasokan darah ke otak mengalami gangguan dan terdapat penyumbatan atau
pecahnya pembuluh darah.
- Penyebab: Pembuluh darah mengalami penyempitan dan pembuluh darah di
otak pecah.
- Gejala: Sakit kepala disertai dengan kaku pada bagian leher, merasakan
pusing, dan mengalami gangguan pada keseimbangan dan koordinasi.
- Cara Pencegahan: Konsumsi obat-obatan dan melakukan operasi, dan hindari
penggunaan NAPZA.

5. Amnesia
- Merupakan penyakit yang mengalami ketidakmampuan dalam mengingat
peristiwa untuk jangka waktu tertentu.
- Penyebab: Kerusan pada bagian sistem limbik yang ada di otak.
- Gejala: Hilangnya ingatan pada masa lalu dan sulit mengingat hal-hal baru.
- Cara pencegahan: Melakukan terapi okupasi, mengonsumsi makanan bergizi
seimbang, dan meminum obat sesuai aturan dokter.

6. Parkinson
- Merupakan suatu gangguan sistem saraf pusat yang mempengaruhi gerakan,
sering disertai dengan gejala tremor.
- Penyebab: Kerusakan atau kematian terhadap sel-sel saraf yang terdapat di
otak.
- Gejala: Tangan menjadi tremor, kaku saat bergerak, dan gerakan yang
melambat.
- Cara pencegahan: Melakukan terapi, menjalani operasi, mengikuti senam
otak, dan rutin untuk berolahraga.

7. Geger Otak
- Penyakit ini merupakan cedera otak traumatis yang mempengaruhi fungsi
otak.
- Penyebab: Disebabkan oleh pukulan ke kepala atau terbenturnya kepala
dengan benda yang keras.
- Gejala: Menjadi kebingungan atau linglung, menjadi canggung, bicara cadel,
dan hilang ingatan.
- Cara pencegahan: Melakukan operasi jika ada pembengkakan otak, istirahat
yang cukup, dan banyak mengonsumsi air putih.

8. Kretinisme
- Penyakit ini merupakan keterbelakangan mental dan kelainan terhadap
pertumbuhan pada anak.
- Penyebab: Disebabkan oleh penyakit hipotiroidisme bawaan pada janin
akibat kelenjar tiroid yang gagal terbentuk atau tidak dapat berfungsi dengan
baik.
- Gejala: Mengalami sembelit, gagal pertumbuhan, dan kelelahan.
- Cara pencegahan: Memenuhi kebutuhan hormon tiroid pada tubuh anak
dengan menggunakan hormon tiruan.

9. Gigantisme
- Merupakan gangguan pertumbuhan yang menyebabkan anak-anak tumbuh
sangat tinggi dan besar.
- Penyebab: Terjadinya produksi hormon pertumbuhan atau growth hormone
(GH) yang berlebihan.
- Gejala: Ukuran tangan dan kaki yang sangat besar dan tebal, dan masa
pubertas yang terlambat.
- Cara pencegahan: Melakukan operasi dan meminum obat, seperti obat
lanreotide, dan pasireotide.

10. Akromegali
- Gangguan pada orang dewasa saat kelenjar hipofisis menghasilkan terlalu
banyak hormon pertumbuhan.
- Penyebab: Disebabkan oleh tumor.
- Gejala: Terjadinya pembesaran wajah, tangan, dan kaki.
- Cara pencegahan: Obat dapat mengurangi efek dari hormon pertumbuhan.
Jika diperlukan, operasi dan radiasi dapat digunakan untuk menghilangkan
sel-sel tumor.

11. Albino
- Seseorang dengan kondisi genetik yang menyebabkan warna rambut atau
kulitnya lebih pucat.
- Penyebab: Disebabkan karena kurangnya produksi melanin dalam tubuh,
yaitu pigmen yang memberi warna kulit, rambut, dan mata.
- Gejala: Mengalami mata yang tidak dapat melihat ke arah yang sama pada
waktu yang sama atau terlihat juling, dan rambut yang berwana putih.
- Cara pencegahan: Melakukan pemeriksaan mata menyeluruh, dan meninjau
riwayat medis anak.

12. Addison Disease


- Merupakan gangguan saat kelenjar adrenal tidak menghasilkan cukup
hormon.
- Penyebab: Ketidakmampuan korteks adrenalis memproduksi hormon
kortisol dan aldosterone.
- Gejala: Merasakan kelelahan, mual, penggelapan kulit, dan pusing saat
berdiri.
- Cara pencegahan: Meningkatkan asupan garam, mengontrol diabetes, dan
mengobati infeksi bakteri.

13. Gondokan
- Merupakan suatu infeksi virus yang mempengaruhi kelenjar ludah.
- Penyebab: Disebabkan oleh infeksi virus dari golongan paramyxovirus.
- Gejala: Mengalami bengkak disekitar bagian leher, nyeri pada kelenjar ludah,
demam, sakit kepala, kelelahan, dan hilangnya nafsu makan.
- Cara pencegahan: Memberikan imunisasi MMR (Measles, Mumps, Rubella)
pada anak-anak.
14. Bell’s Palsy
- Merupakan kelumpuhan sementara pada otot-otot di bagian wajah.
- Penyebab: Disebabkan oleh pembengkakan dan peradangan saraf yang
mengontrol otot-otot di satu sisi wajah.
- Gejala: Mengakibatkan terjadinya nyeri telinga pada sisi wajah yang lumpuh,
dan rasa sakit pada sekitar rahang.
- Cara pencegahan: Melakukan terapi fisik untuk merangsang saraf wajah, dan
analgesic untuk menghilagkan rasa sakit.

15. Ensefalitis
- Merupakan radang pada jaringan otak, umumnya karena infeksi.
- Penyebab: Disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur.
- Gejala: Terjadinya penurunan kesadaran, kejang, dan gangguan dalam
bergerak.
- Cara pencegahan: Melakukan vaksin MMR, melakukan terapi, dan biopsi
otak.

Anda mungkin juga menyukai